Nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim Khalaf Ibn al-Abbas Al-Zahrawi. Ditemukan pula pada referensi lain bahwa nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim az-Zahrawi al- Qurtubi. Kisah masa kecilnya tak banyak terungkap. Sebab, tanah kelahirannya Al-Zahra telah dijarah dan dihancurkan. Sosok dan kiprah Al-Zahrawi barulah terungkap setelah ilmuwan Andalusia Abu Muhammad bin Hazm (993M-1064M) menjadikannya sebagai salah seorang dokter bedah terkemuka di Spanyol. Sejarah hidupnya baru muncul dalam Al-Humaydi’s Jadhwat al Muqtabis yang baru rampung setelah enam dasa warsa kematiannya. Ia dilahirkan pada tahun 936 M di kota al-Zahra pada zaman kerajaan di Andalus, sebuah kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol. Al-Zahrawi merupakan keturunan Arab Ansar (Ansar Madinatul Munawwarah) yang berhijrah ke Andalusia dan menetap di Spanyol. Di kota Cordoba itulah dia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat , serta mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga ia tutup usia. Di Barat Al-Zahrawi dikenal sebagai Albucasis. Dia dikenal sebagai bapak ilmu bedah modern, bukan hanya itu, bahkan dia juga disebut sebagai ahli bedah pertangahan Islam terhebat. Karena kemahiranya dalam ilmu bedah dan penemuan-penemuan alat-alat bedahnya hingga dia disebut sebagai cahaya dikegelapan masa pertengahan di Eropa. Az- Zahrawi adalah seorang dokter bedah yang amat fenomenal. Abu al-Qasim al-Zahrawi adalah ahli bedah dan kulit, telinga dan dokter gigi muslim Spanyol yang hidup pada abad ke-11 yaitu pada masa pemerintahan Abdurrahman III (890-961). Kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia adalah sebuah Ensiklopedia berjudul at-Tasrif li man ‘ajiza ‘an al-Ta’lif yang terdiri dari 30 jilid. a. Bidang Urologi Al-Zahrawi merupakan salah satu dokter yang tak hanya mampu mendeteksi dan mengobati beragam penyakit urologi, yakni cabang ilmu kedokteran yang khusus menangani bedah ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi, tetapi juga telah menemukan sederet peralatan dan teknologi pengobatannya. Salah satu alatnya adalah alat untuk memotong batu dalam kantung kemih. b. Bidang THT Sementara itu, al-Zahrawi – Bapak Ilmu Bedah Modern – banyak membahas operasi telinga, hidung dan tenggorokan secara perinci dalam kitab al-Tasrif. Menurut Arsyad (1989), al-Zahrawi dikenal baik sebagai perintis ilmu pengenalan penyakit (diagnostic) dan cara penyembuhan (therapeutic) penyakit telinga. Dialah yang telah merintis dilakukannya pembedahan telinga untuk mengembalikan fungsi pendengaran, dengan jalan memperhatikan secara saksama anatomi saraf-saraf halus (arteries), pembuluh- pembuluh darah (veins), dan otot-otot (tendons). c. Kedokteran Gigi Al-Zahrawi juga tercatat sebagai dokter yang mempelopori penggunaan gigi palsu atau gigi buatan yang terbuat dari tulang sapi. Kemudian gigi palsu itu dikembangkan lagi dengan menggunakan kayu – seperti yang digunakan oleh presiden pertama Amerika Serikat, George Washington 700 tahun kemudian. d. Anestesi Dokter Muslim perintis Anestesi adalah Ibn Zuhr dan Al-Zahrawi. Di Spanyol Islam mereka dikenal sebagai pengembang Anestesi modern (Anestesiolog). csalah satu anestesi yang dikembangkan peradaban Islam adalah “Spon Obat Tidur” (Soporific Sponge). Tekhnik tersebut bahkan tidak dikenal pada peradaban sebelum Islam. Spon obat tidur itu terbuat dari campuran hanish, papver, dan hyocymine. Campuran itu kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Ketika akan digunakan, campuran itu kemudia dilembabkan dan ditempatkan di hidung pasien yang akan menjalani operasi. Seketika pasien akan tertidur dan tak akan merasakan sakitnya operasi. 8. Ibnu Sina Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سيناAbu Ali Sina, Arab : )أبو علي الحسين بن عبد هللا بن سينا. Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan dan meninggal bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran). Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai "Avicenna" di dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif yang sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran. Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Kedokteran Modern". Karyanya yang sangat terkenal adalah al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Qanun fi Thib yang dalam bahasa Inggris telah diterjemahkan dengan nama The Canon of Medicine, berisi tentang berbagai macam cara penyembuhan dan obat-obatan. Didalamnya tertulis jutaan item tentang pengobatan dan oabt-obatan. Karena itu, ada pula yang menamakan kitabnya ini sebagai Ensiklopedia Pengobatan. Penemuan-penemuan Ibnu Sina dan kontribusinya dalam dunia kedokteran : a. Teori Penularan TB dan efek penyakit placebo Ibnu Sina adalah ilmun yang pertama kali mengemukakan teori penularan virus TBC dan efek placebo. Namun selama berabad-abad teorinya ini tidak atau belum diterima oleh ilmuan barat. Barulah setelah ditemukannya mikroskop dunia barat baru menerima teorinya dan baru pada 1960 efek placebo teori ibnu sina baru diterima kebenarannya setelah mulai majunya teknologi kedokteran. b. Teori pikiran manusia mempengaruhi kondisi fisik Belum lama ini peneliti melakukan penelitian antara kondisi fisik manusia dan pikirannya. Teori ini baru dibuktikan sekarang padahal Ibnu Sina telah berpendapat demikian seribu tahun yang lalu. Ia selalu berpesan kepada muridnya "jangan pernah katakan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat diobati, sesungguhnya sugesti kalian merupakan obat bagi pasien". c. Penemu termometer Ibnu sina merupakan penemu termometer dan dia selalu menggunakan termometer tersebut untuk untuk mengukur suhu udara pada setiap penelitiannya. d. Etanol dapat membunuh mikroorganisme Seperti yang kita ketahui etanol sekarang banyak digunakan dalam dunia kedokteran untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien. Ternyata yang pertama kali menemukan manfaat etanol tersebut adalah Ibnu Sina. Setiap hendak menangani pasien atau meracik obat ia selalu mencuci tangannya dengan khamr atau alkohol. 9. Ibnu Zuhr Ibnu Zuhr dilahirkan di Sevilla Spanyol tahun 1091 M. Setelah menamatkan pendidikannya di Cordoba, ia bertempat tinggal di Baghdad Irak dan Kairo Mesir. Namun pada akhirnya ia lebih memilih Spanyol sebagai tempat pengabdiannya di bidang kedokteran. Pada jaman dinasti Al Murabatun atau Almoravides ia diangkat menjadi dokter istana. Dan pada waktu pemerintahan Abd Al Mukmin dari dinasti Muwahid ia diangkat menjadi menteri. Ibnu Zuhr banyak melakukan terobosan dalam bidangnya seperti melakukan uji coba terlebih dari obat yang ia temukan kepada binatang sebelum digunakan kepada manusia. Ia juga membahas secara detail terhadap penyakit gatal-gatal sehingga dikenal sebagai Bapak Parasitologi. Penemuannya yang fenomenal adalah terhadap pasien yang tidak bisa makan secara normal, Ibnu Zuhr menemukan cara dengan menyalurkan makanan langsung melalui gullet dimana seorang pasien bisa menyalukan melalui tenggorokan. Penelitiannya yang membahas terapeutik dan diet ia tuangkan dalam bukunya yang berjudul At-Taisir fi Al- Mudawat wa Al-Tadbir. Karyanya ini selalu menjadi acuan dalam ilmu kedokteran. Ada beberapa salinan manuskrip dari buku ini, salah satunya ditemukan di Bibliotheque Nationable de Paris. Salinan ini diselesaikan di Barcelona tahun 1165 M dan juga ditemukan di Bodleian Library of Oxford namun tidak diketahui tahunnya. Sedangkan yang ditemukan di Biblioteca Medicea-Laurenziana, Floren Italia dan di Al-Maktabe Al- Abdaliya Tunisia hilang. Buku karya Ibnu Zuhr berikutnya berjudul Al-Iqtisad fi Islah Al-Anfus wa Al-Ajsad, yang membahas hubungan jiwa dan tubuh, yang mana pertama kali ilmu psikologi dimasukkan dalam ilmu kedokteran. Disamping itu dalam buku ini juga dibahas mengenai berga penyakit, terapeutik dan higienitas. Buku tersebut ditulis dalam bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami orang yang awan dalam imu kedokteran. Karya Ibnu Zuhr yang terakhir berjudul Al-Aghziya membahas mengenai obat-obatan dan pentingnya makanan sehat dan mempunyai kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh. Berbagai penelitiannya tidak hanya dilakukan dalam laboratorium melainkan juga langsung melihat kasus dalam praktek kehidupan sehari-hari. Ibnu Zuhr meninggal di Sevilla tahun 1161 M. 1. http://www.kolom-biografi.blogspot.com/2009/04/biografi-al-zahrawi-936-m-1013- m.html 2. https://hidrosita.wordpress.com/2013/01/06/al-zahrawi-sang-dokter-legendaris- dari-spanyol/ 3. https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Sina 4. https://www.gomuslim.co.id/read/khazanah/2017/03/17/3528/ibnu-sina-penemu- dasar-ilmu-kedokteran-dengan-segudang-karya.html 5. https://pilgrim74.wordpress.com/2012/08/04/ibnu-zuhr-dan-al-zahrawi-perintis- ilmu-kedokteran-dari-dunia-islam/