Anda di halaman 1dari 5

7.

Abu al-Qasim Khalaf Ibn al-Abbas Al-Zahrawi


Nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim Khalaf Ibn al-Abbas Al-Zahrawi. Ditemukan
pula pada referensi lain bahwa nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim az-Zahrawi al-
Qurtubi. Kisah masa kecilnya tak banyak terungkap. Sebab, tanah kelahirannya Al-Zahra
telah dijarah dan dihancurkan. Sosok dan kiprah Al-Zahrawi barulah terungkap setelah
ilmuwan Andalusia Abu Muhammad bin Hazm (993M-1064M) menjadikannya sebagai
salah seorang dokter bedah terkemuka di Spanyol. Sejarah hidupnya baru muncul dalam
Al-Humaydi’s Jadhwat al Muqtabis yang baru rampung setelah enam dasa warsa
kematiannya.
Ia dilahirkan pada tahun 936 M di kota al-Zahra pada zaman kerajaan di Andalus,
sebuah kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol. Al-Zahrawi merupakan keturunan
Arab Ansar (Ansar Madinatul Munawwarah) yang berhijrah ke Andalusia dan menetap di
Spanyol. Di kota Cordoba itulah dia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran,
mengobati masyarakat , serta mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga ia tutup usia.
Di Barat Al-Zahrawi dikenal sebagai Albucasis. Dia dikenal sebagai bapak ilmu
bedah modern, bukan hanya itu, bahkan dia juga disebut sebagai ahli bedah pertangahan
Islam terhebat. Karena kemahiranya dalam ilmu bedah dan penemuan-penemuan alat-alat
bedahnya hingga dia disebut sebagai cahaya dikegelapan masa pertengahan di Eropa. Az-
Zahrawi adalah seorang dokter bedah yang amat fenomenal.
Abu al-Qasim al-Zahrawi adalah ahli bedah dan kulit, telinga dan dokter gigi muslim
Spanyol yang hidup pada abad ke-11 yaitu pada masa pemerintahan Abdurrahman III
(890-961). Kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia adalah sebuah Ensiklopedia
berjudul at-Tasrif li man ‘ajiza ‘an al-Ta’lif yang terdiri dari 30 jilid.
a. Bidang Urologi
Al-Zahrawi merupakan salah satu dokter yang tak hanya mampu mendeteksi dan
mengobati beragam penyakit urologi, yakni cabang ilmu kedokteran yang khusus
menangani bedah ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi, tetapi juga telah
menemukan sederet peralatan dan teknologi pengobatannya. Salah satu alatnya adalah
alat untuk memotong batu dalam kantung kemih.
b. Bidang THT
Sementara itu, al-Zahrawi – Bapak Ilmu Bedah Modern – banyak membahas operasi
telinga, hidung dan tenggorokan secara perinci dalam kitab al-Tasrif. Menurut Arsyad
(1989), al-Zahrawi dikenal baik sebagai perintis ilmu pengenalan penyakit (diagnostic)
dan cara penyembuhan (therapeutic) penyakit telinga. Dialah yang telah merintis
dilakukannya pembedahan telinga untuk mengembalikan fungsi pendengaran, dengan
jalan memperhatikan secara saksama anatomi saraf-saraf halus (arteries), pembuluh-
pembuluh darah (veins), dan otot-otot (tendons).
c. Kedokteran Gigi
Al-Zahrawi juga tercatat sebagai dokter yang mempelopori penggunaan gigi palsu
atau gigi buatan yang terbuat dari tulang sapi. Kemudian gigi palsu itu dikembangkan
lagi dengan menggunakan kayu – seperti yang digunakan oleh presiden pertama
Amerika Serikat, George Washington 700 tahun kemudian.
d. Anestesi
Dokter Muslim perintis Anestesi adalah Ibn Zuhr dan Al-Zahrawi. Di Spanyol Islam
mereka dikenal sebagai pengembang Anestesi modern (Anestesiolog). csalah satu
anestesi yang dikembangkan peradaban Islam adalah “Spon Obat Tidur” (Soporific
Sponge). Tekhnik tersebut bahkan tidak dikenal pada peradaban sebelum Islam.
Spon obat tidur itu terbuat dari campuran hanish, papver, dan hyocymine. Campuran
itu kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Ketika akan digunakan, campuran
itu kemudia dilembabkan dan ditempatkan di hidung pasien yang akan menjalani
operasi. Seketika pasien akan tertidur dan tak akan merasakan sakitnya operasi.
8. Ibnu Sina
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ‫ابوعلى‬
‫سينا‬Abu Ali Sina, Arab : ‫)أبو علي الحسين بن عبد هللا بن سينا‬. Ibnu Sina lahir pada 980 di
Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan dan meninggal bulan Juni
1037 di Hamadan, Persia (Iran). Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai "Avicenna" di
dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia
juga seorang penulis yang produktif yang sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi
dan kedokteran. Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Kedokteran Modern". Karyanya
yang sangat terkenal adalah al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb yang merupakan rujukan di bidang
kedokteran selama berabad-abad. Qanun fi Thib yang dalam bahasa Inggris telah
diterjemahkan dengan nama The Canon of Medicine, berisi tentang berbagai macam cara
penyembuhan dan obat-obatan. Didalamnya tertulis jutaan item tentang pengobatan dan
oabt-obatan. Karena itu, ada pula yang menamakan kitabnya ini sebagai Ensiklopedia
Pengobatan.
Penemuan-penemuan Ibnu Sina dan kontribusinya dalam dunia kedokteran :
a. Teori Penularan TB dan efek penyakit placebo
Ibnu Sina adalah ilmun yang pertama kali mengemukakan teori penularan virus
TBC dan efek placebo. Namun selama berabad-abad teorinya ini tidak atau belum
diterima oleh ilmuan barat. Barulah setelah ditemukannya mikroskop dunia barat baru
menerima teorinya dan baru pada 1960 efek placebo teori ibnu sina baru diterima
kebenarannya setelah mulai majunya teknologi kedokteran.
b. Teori pikiran manusia mempengaruhi kondisi fisik
Belum lama ini peneliti melakukan penelitian antara kondisi fisik manusia dan
pikirannya. Teori ini baru dibuktikan sekarang padahal Ibnu Sina telah berpendapat
demikian seribu tahun yang lalu. Ia selalu berpesan kepada muridnya "jangan pernah
katakan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat diobati, sesungguhnya sugesti
kalian merupakan obat bagi pasien".
c. Penemu termometer
Ibnu sina merupakan penemu termometer dan dia selalu menggunakan termometer
tersebut untuk untuk mengukur suhu udara pada setiap penelitiannya.
d. Etanol dapat membunuh mikroorganisme
Seperti yang kita ketahui etanol sekarang banyak digunakan dalam dunia kedokteran
untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien.
Ternyata yang pertama kali menemukan manfaat etanol tersebut adalah Ibnu Sina.
Setiap hendak menangani pasien atau meracik obat ia selalu mencuci tangannya
dengan khamr atau alkohol.
9. Ibnu Zuhr
Ibnu Zuhr dilahirkan di Sevilla Spanyol tahun 1091 M. Setelah menamatkan
pendidikannya di Cordoba, ia bertempat tinggal di Baghdad Irak dan Kairo Mesir. Namun
pada akhirnya ia lebih memilih Spanyol sebagai tempat pengabdiannya di bidang
kedokteran. Pada jaman dinasti Al Murabatun atau Almoravides ia diangkat menjadi
dokter istana. Dan pada waktu pemerintahan Abd Al Mukmin dari dinasti Muwahid ia
diangkat menjadi menteri. Ibnu Zuhr banyak melakukan terobosan dalam bidangnya
seperti melakukan uji coba terlebih dari obat yang ia temukan kepada binatang sebelum
digunakan kepada manusia. Ia juga membahas secara detail terhadap penyakit gatal-gatal
sehingga dikenal sebagai Bapak Parasitologi.
Penemuannya yang fenomenal adalah terhadap pasien yang tidak bisa makan secara
normal, Ibnu Zuhr menemukan cara dengan menyalurkan makanan langsung melalui
gullet dimana seorang pasien bisa menyalukan melalui tenggorokan. Penelitiannya yang
membahas terapeutik dan diet ia tuangkan dalam bukunya yang berjudul At-Taisir fi Al-
Mudawat wa Al-Tadbir. Karyanya ini selalu menjadi acuan dalam ilmu kedokteran. Ada
beberapa salinan manuskrip dari buku ini, salah satunya ditemukan di Bibliotheque
Nationable de Paris. Salinan ini diselesaikan di Barcelona tahun 1165 M dan juga
ditemukan di Bodleian Library of Oxford namun tidak diketahui tahunnya. Sedangkan
yang ditemukan di Biblioteca Medicea-Laurenziana, Floren Italia dan di Al-Maktabe Al-
Abdaliya Tunisia hilang.
Buku karya Ibnu Zuhr berikutnya berjudul Al-Iqtisad fi Islah Al-Anfus wa Al-Ajsad,
yang membahas hubungan jiwa dan tubuh, yang mana pertama kali ilmu psikologi
dimasukkan dalam ilmu kedokteran. Disamping itu dalam buku ini juga dibahas mengenai
berga penyakit, terapeutik dan higienitas. Buku tersebut ditulis dalam bahasa yang
sederhana sehingga mudah dipahami orang yang awan dalam imu kedokteran.
Karya Ibnu Zuhr yang terakhir berjudul Al-Aghziya membahas mengenai obat-obatan
dan pentingnya makanan sehat dan mempunyai kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh.
Berbagai penelitiannya tidak hanya dilakukan dalam laboratorium melainkan juga
langsung melihat kasus dalam praktek kehidupan sehari-hari. Ibnu Zuhr meninggal di
Sevilla tahun 1161 M.
1. http://www.kolom-biografi.blogspot.com/2009/04/biografi-al-zahrawi-936-m-1013-
m.html
2. https://hidrosita.wordpress.com/2013/01/06/al-zahrawi-sang-dokter-legendaris-
dari-spanyol/
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Sina
4. https://www.gomuslim.co.id/read/khazanah/2017/03/17/3528/ibnu-sina-penemu-
dasar-ilmu-kedokteran-dengan-segudang-karya.html
5. https://pilgrim74.wordpress.com/2012/08/04/ibnu-zuhr-dan-al-zahrawi-perintis-
ilmu-kedokteran-dari-dunia-islam/

Anda mungkin juga menyukai