1 Taeniasis20
Definisi
Taeniasis atau penyakit cacing pita ialah infeksi pada manusia oleh cacing pita
dewasa yang tergolong dalam genus taenia.Terbagi 2 jenis yaitu,taeniasis oleh karena
infeksi taenia solium (cacing pita babi,pork tapeworm), dan taeniasis oleh karena infeksi
taenia saginata (cacing pita sapi atau beef tapeworm).Akhir-akhir ini ditemukan spesies
baru yang berhubungan erat (sister species) dengan taenia saginata,disebut dengan taenia
asaiatica.Pada manusia bentuk larva taenia solium dapat menimbulkan infeksi yang
dikenal sebagai sistiserkosis.Apabila sistiserkosis mengenai jaringan otak maka disebut
sebagai neurosistiserkosis (NCC).20
Epidemiologi
Taeniasis tersebar diseluruh dunia.Daerah endemik berat dilaporkan diafrika
sebelah selatan,gurun sahara,bagian timur mediterania,dan sebagian uni
sofyet.Sedangkan india,asia selatan,jepang,Filipina, dan amerika latin tergolong daerah
endemic sedang.Pravelensi infeksi T.saginata lebih tinggi dibandingkan dengan
T.solium.Pravelensi terutama tinggi di daerah pedesaan.Sekitar 50 juta pasien taeniasis
dijumpai diseluruh dunia.Sekitar 50.000 pasien meninggal karena neurosistiserkosis.
Taeniasis karena T.saginata dijumpai dengan prevalensi tinggi > 10% di Asia
tengah,Timur Tengah, Afrika Tengah dan Timur.Sedangkan daerah dengan prevalensi
rendah < 1 % adalah Asia Tenggara, Eropa dan Amerika Tengah serta Selatan.T.Solium
endemic di Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara,India, Filipina, Afrika, Eropa
Timur, dan Cina.20
Etiopatomekanisme
Untuk kelangsungan hidupnya cacing Taenia spp. memerlukan 2 induk semang
yaitu induk semang definitif (manusia) dan induk semang perantara (sapi untuk T.
saginata dan babi untuk T. solium). T. saginata tidak secara langsung ditularkan dari
manusia ke manusia, akan tetapi untuk T. solium dimungkinkan bisa ditularkan secara
langsung antar manusia yaitu melalui telur dalam tinja manusia yang terinfeksi langsung
ke mulut penderita sendiri atau orang lain. Di dalam usus manusia yang menderita
Taeniasis (T. saginata) terdapat proglotid yang sudah masak (mengandung embrio).
Apabila telur tersebut keluar bersama feses dan termakan oleh sapi, maka di dalam usus
sapi akan tumbuh dan berkembang menjadi onkoster (telur yang mengandung larva).
Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh
limpa, kemudian sampai ke otot/daging dan membentuk kista yang disebut C. bovis
(larva cacing T. saginata). Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang
disebut sistiserkus.20
Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau
setengah matang. Dinding sistiserkus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan
skoleks menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh menjadi cacing
dewasa yang tubuhnya bersegmen disebut proglotid yang dapat menghasilkan telur.
Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian termakan oleh sapi.20
Selanjutnya, telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas
menjadi larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus
hidup seperti di atas. Siklus hidup T. solium pada dasarnya sama dengan siklus hidup T.
saginata, akan tetapi induk semang perantaranya adalah babi dan manusia akan
terinfeksi apabila memakan daging babi yang mengandung kista dan kurang
matang/tidak sempurna memasaknya atau tertelan telur cacing. T. saginata menjadi
dewasa dalam waktu10 – 12 minggu dan T. solium dewasa dalam waktu 5-12 minggu.
Telur T. solium dapat bertahan hidup di lingkungan (tidak tergantung suhu dan
kelembaban) sampai beberapa minggu bahkan bisa bertahan sampai beberapa bulan.
Proglotid T. saginata biasanya lebih aktif (motile) daripada T. solium, dan bisa bergerak
keluar dari feses menuju ke rumput. Telur T. saginata dapat bertahan hidup dalam air
dan atau pada rumput selama beberapa minggu/bulan. Pada hewan, Taeniasis
disebabkan oleh T. ovis, T. taeniaeformis, T. hydatigena, T. multiceps, T. serialis dan T.
brauni. Ini terjadi karena hewan memakan daging dari induk semang perantara
termasuk ruminansia, kelinci dan tikus. Pada sapi (C. bovis) mulai mati dalam waktu
beberapa minggu, dan setelah 9 bulan akan mengalami kalsifikasi. Sedangkan,
sistiserkus dari spesies lain bisa bertahan hidup sampai beberapa tahun. T. solium pada
babi, sistiserkus bisa ditemukan pada jaringan/otot jantung, hati dan otak. Pada babi,
sistiserkus juga bisa ditemukan pada daging bagian leher, bahu, lidah, jantung dan otak .
Pada manusia, sistiserkus ini sering ditemukan di jaringan bawah kulit, otot skeletal,
mata dan otak.20
Pada kasus yang serius disebabkan oleh adanya sistiserkus pada jaringan otak
bisa menyebabkan neurocysticercosis dan bisa menyebabkan kejang-kejang pada
manusia. Sistiserkus T. saginata pada sapi dan sistiserkus T. ovis pada kambing
ditemukan pada jaringan otot (muscles). Sistiserkus T. asiatica dan sistiserkus T.
taeniaeformis biasanya ditemukan pada hati, sedangkan sistiserkus T. hydatigena
ditemukan dalam peritoneum.20
Manifestasi Klinis
Gejala klinis Taeniasis sangat bervariasi dan tidak patognomonik, sebagian besar
karier bersifat asimtomatik,hanya mengetahui dirinya mnederita infeksi setelah
keluarnya proglotid dalam tinja. Pada pasien pasien timbul keluhan gastrointestinal
ringan seperti nausea atau nyeri perut. Berdasarkan analisis 3110 kasus, Pawloski dan
Schultz mendapatkan urutan gejala sebagai berikut: keluarnya proglotid dalam tinja,
rasa tidak enak pada lambung, mual, badan lemah, berat badan menurun, nafsu makan
meningkat, sakit kepala, konstipasi, pusing, diare, dan pruritus ani.20
Diagnosis
Diagnosa Taenia saginata dapat menggunakan pita perekat (tes Graham). Untuk
Taenia saginatatest ini sangat sensitif, namun tidak pada Taenia solium Pemeriksaan
diagnostik terbaik untuk taeniasis intestinal adalah deteksi koproantigen ELISA yang
dapat mendeteksi molekul spesifik dari taenia pada sampel feses yang menunjukkan
adanya infeksi cacing pita. Sensitivitas dari ELISA sekitar 95% dan efektivitasnya sekitar
99%.20
Penatalaksanaan20
Berbagai macam obat dapat dipakai sebagai terapi taeniasis. Obat pilihan untuk
infeksi cacing pita sat ini ialah prazikuantel dan niklosamid.
Prazikuantel (Biltricide,cesol)
Sebelumnya obat ini dipakai pada penyakit skistosomiasis dan saat ini
merupakan obat pilihan untuk cestodiasis .Untuk infeksi cacing pita dewasa (taeniasis)
obat ini diberikan sebagai dosis tunggal 10 mg/kg BB dosis tunggal, 2 jam kemudian
dapat diberikan laksans ( magnesium sulfat).Efektifitas prazikuantel untuk T.saginata
dilaporkan mendekati 100%.20
Albendazole ( Albenza )
Mebendazole
Obat lain : Obat-obat yang sebelumnya dipakai untuk taeniasis tapi sekarang
jarang digunakan ialah atabrin (mepakrin),bitionol (bitin), dan diklorofen.
Prognosis
Infeksi T.saginata mempunyai prognosis baik,jarang sekali menimbulkan
komplikasi. Infeksi oleh T.solium dapat memberi komplikasi serius terutama sistiserkosis
pada susunan saraf pusat yang dapat memberi prognosis kurang baik.20
Preventif
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai tindakan dengan cara
menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati pasien taeniasis, pendidikan
kesehatan untuk mengubah kebiasaan penduduk dalam pembungan kotoran tinja yang
sembarangan dan kebiasaan memakan daging yang tidak di masak dengan sempurna
,serta pengawasan rumah potong yang baik.20