Anda di halaman 1dari 39

CESTODA

BY : DWI RACHMAWATY DASWI


PENDAHULUAN

 Cestoda berasal dari bahasa Yunani, cestos


yang artinya ikat pinggang. Cestoda adalah
cacing yang langsing memanjang dengan
bahan yang pipih seperti pita atau ikat
pinggang, karena itu dinamakan cacing pita.
Semua cestoda adalah endoparasit, cacing
dewasa berada di dalam usus vertebrata dan
larva dalam jaringan hospes perantara.
MORFOLOGI
 Tubuh cacing pita dibagi atas tiga bagian, yaitu
bagian kepala, bagian leher, dan bagian
rangkaian segmen.
 Bagian kepala yang dinamakan skoleks
merupakan suatu alat pelekat atau pemegang
dan merupakan bagian yang kecil dan tipis di
ujung badan cacing.
 Bagian kepala yang dinamakan skoleks
merupakan suatu alat pelekat atau pemegang
dan merupakan bagian yang kecil dan tipis di
ujung badan cacing.
 Segmen- segmen yang berikutnya, masing-
masing mempunyai organ reproduktif jantan
dan betina. Jadi, cestoda tersebut adalah
hermaprodit.
CONTOH CESTODA
Taenia saginata
(cacing pita pada sapi)
Taenia adalah nama latin dari cacing pita.
Ada tiga jenis cacing pita di Indonesia yakni :
- Cacing pita anjing (Taenia echinoccus)
- Cacing pita sapi (Taenia saginata)
- Cacing pita babi (Taenia solium).
Dikatakan cacing pita karena panjang dan
bentuknya menyerupai pita.
Kepalanya kecil dan terdapat kait sebagai alat
meletakkan dirinya pada dinding usus.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Taenia ini
biasanya disebut dengan Taeniasis atau
Cestodes.
Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah
cacing pita sapi (Taenia saginata), cacing ini
menyebabkan infeksi saluran pencernaan jika
cacing telah dewasa.
Taenia saginata atau cacing pita sapi baru dapat
teridentifikasi secara jelas setelah pada tahun
1782 berkat Goeze dan Leuckart.
Pada saat itu diketahui adanya hubungan
antara infeksi cacing Taenia saginata dengan
larva sistisercus bovis yang ditemukan pada
daging babi dan daging sapi.
Hospes definitive dari cacing pita Taenia
saginata adalah manusia, sedangkan hewan
memamah biak dari keluarga Bovidae,
seperti sapi dan kerbau adalah hospes
perantaranya .
Taenia saginata bersifat kosmopolit. Paling
banyak terdapat di daerah Afrika, Timur
Tengah, Eropa Barat, Meksiko dan Amerika
Selatan
Ukuran cacing ini tergolong dalam kategori
besar. Ukuran tubuhnya yang panjang dapat
mencapai 4 s.d. 12 meter. Terdiri dari kepala
yang disebut skoleks, leher dan strobila
Strobilus terdiri rangkaian proglotid yang
teribagi menjadi tiga bagian, proglotid yang
belum dewasa (immature), dewasa (mature)
dan yang mengandung telur (gravid).
Cacing dewasanya menempati saluran usus
vertebrata dan larvanya hidup di jaringan
vertebrata dan invertebrate.
tidak mempunyai alat cerna atau saluran
askular dan biasanya terbagi menjadi
segmen-segmen yang disebut proglotid yang
apabila dewasa nanti, akan berisi alat-alat
reproduksi baik jantan maupun betina.
Ujung-ujung bagian anterior berubah menjadi
sebuah alat pelekat, disebut skoleks. Skoleks
dilengkapi dengan alat penghisap dan kait-kait.
Spesies penting yang dapat menimbulkan
kelainan pada manusia umumnya adalah :
- Diphyllobothrium latum
- Hymenolepis nana
-Echinococcus granulosus
- Echinococcus multilocularis
- Taenia saginata
- Taenia solium.
Pengertian dan Siklus Hidup
Taenia Saginata
Taenia saginata adalah raksasa di antara semua
cacing parasit. Panjang taenia saginata bisa
mencapai 8 meter, hampir sepanjang saluran
pencernaan manusia dewasa.
Cacing pita ini berwarna putih pucat, tanpa
mulut, tanpa anus dan tanpa saluran
pencernaan.
Taenia saginata bisa hidup sampai 25 tahun di
dalam usus inangnya.
Siklus hidup Taenia Saginata:
Cacing pita sapi memiliki siklus yang rumit dan
berakhir pada manusia sebagai inang
tetapnya.

Segmen ini bila mengering di udara luar akan


melepaskan telur-telur cacing yang dapat
termakan oleh sapi saat merumput.
Enzim pencernaan sapi membuat telur menetas
dan melepaskan zigot yang kemudian
menembus lapisan mukosa saluran
pencernaan untuk memasuki sirkulasi darah.
Dari pembuluh darah, zigot akan menetap di
otot membentuk kista, seperti pada cacing
cambuk.
Bila daging sapi berisi kista tersebut dimakan
manusia dalam keadaaan mentah atau
setengah matang, enzim-enzim pencernaan
akan memecah kista dan melepaskan larva
cacing. Selanjutnya, larva cacing yang
menempel di usus kecil akan berkembang
hingga mencapai 5 meter dalam waktu tiga
bulan.
Daur Hidup Taenia Saginata

Sebuah proglotid gravid berisi kira-kira 100.000


buah telur. Pada saat proglotid terlepas dari
rangkaiannya dan menjadi koyak, terdapat
cairan putih susu yang mengandung banyak
telur mengalir keluar dari sisi anterior
proglotid tersebut.
Telur-telur ini akan melekat pada rumput
bersama dengan tinja, bila orang berdefekasi
di padang rumput atau karena tinja yang
hanyut dari sungai pada saat banjir. Ternak
yang makan rumput ini akan terkontaminasi
dan dihinggapi cacing gelembung, karena
telur yang tertelan bersama rumput tersebut
akan dicerna dan embrio heksakan akan
menetas di dalam tubuh ternak.
Patologi dan Gejala Klinis

Cacing dewasa taenia saginata (cacing pita


sapi) biasanya menyebabkan gejala klinis
yang ringan, seperti sakit ulu hati, perut
merasa tidak enak, mual, muntah, mencret,
pusing atau gugup.
Gejala-gejala tersebut disertai dengan
ditemukannya proglotid cacing yang
bergerak-gerak lewat dubur bersama dengan
atau tanpa tinja.
Gejala yang lebih berat dapat terjadi, yaitu
apabila proglotid menyasar masuk apendiks,
atau terdapat ileus yang disebabkan
obstruksi usus oleh strobilla cacing. Berat
badan tidak jelas menurun.
Meskipun infeksi ini biasanya tidak
menimbulkan gejala, beberapa penderita
merasakan nyeri perut bagian atas, diare dan
penurunan berat badan. Kadang-kadang
penderita bisa merasakan keluarnya cacing
melalui duburnya.
Diagnosis dan Pemeriksaan
Laboratorium
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan
ditemukannya cacing di dalam tinja.
Sepotong selotip ditempelkan di sekeliling
lubang dubur, lalu dilepas dan ditempelkan
pada sebuah kaca obyek dan diperiksa
dibawah mikroskop untuk melihat adanya
telur parasit.
Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan atas
anamnesis dan pemeriksaan laboratorium.
Anamnesis: penderita pernah mengeluarkan
benda pipih berwarna putih seperti “ampas
nangka” bersama tinja atau keluar sendiri dan
bergerak-gerak. Benda itu tiada lain adalah
potongan cacing pita (proglotid).
Cara keluarnya proglotid Taenia saginata,
proglotidnya keluar satu-satu bersama tinja
dan bahkan dapat bergerak sendiri secara
aktif hingga keluar secara spontan.
Dampak Terhadap Kesehatan

Gejala klinis terbanyak yang dikeluhkan adalah:


· Pengeluaran segmen tubuh cacing dalam
fesesnya (95%)
· Gatal-gatal pada anus (77%)
· Peningkatan nafsu makan (30%)
· Diare (18%)
· Merasa lapar (16%)
· Sembelit (11%)
· Penurunan berat badan (6%)
Sistiserkosis pada otak
Taenia saginata pada usus buntu
Sistiserkosis menimbulkan gejala dan efek yang
beragam sesuai dengan lokasi parasit dalam
tubuh. Manusia dapat terjangkit satu sampai
ratusan sistiserkus di jaringan tubuh yang
berbeda-beda.
Sistiserkus pada manusia paling sering
ditemukan di otak
(disebutneurosistiserkosis), mata, otot dan
lapisan bawah kulit.
Dampak kesehatan yang paling ditakuti dan
berbahaya akibat larva cacing Taenia yaitu
Neurosistiserkosis yang dapat menimbulkan
kematian.
Pengobatan Dan Pencegahan

Cara pengobatan berbagai penyakit parasit


usus berbeda, harus memakai obat cacing
menurut resep dokter. Obat-obat untuk
memberantas cacing pita dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu taeniafuge dan taeniacide.
Taeniafuge ialah golongan obat yang
menyebabkan relaksasi otot cacing sehingga
cacing menjadi lemas.
Contohnya: kuinakrin hidroklorid (atabrin),
bitionol dan aspidium oleoresin.
taeniacide adalah golongan obat yang dapat
membunuh cacing. Contohnya: niklosamid
(yomesan), mebendazol dan diklorofen.
Tujuan pengobatan taeniasis ialah untuk
mengeluarkan semua cacing beserta scolex-
nya dan juga mencegah terjadinya
sistiserkosis,

Selain itu, ada beberapa obat tradisional yang


cukup ampuh buat membasmi cacing pita,
yaitu biji labu merah dan getah buah manggis
muda.
Pencegahan

 Tidak makan makanan mentah


(sayuran,daging babi, daging sapi dan daging
ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah
dicuci bersih dengan air.
 Minum air yang sudah dimasak mendidih
baru aman.
 Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku,
membiasakan cuci tangan menjelang makan
atau sesudah buang air besar.
lanjutan

 Tidak boleh buang air kecil/besar di


sembarang tempat, tidak menjadikan tinja
segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola
dengan tangki septik, agar tidak mencemari
sumber air.
 Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar
harus secara rutin diadakan pemeriksaan
parasit, sedini mungkin menemukan anak
yang terinfeksi parasit dan mengobatinya
dengan obat cacing.

Anda mungkin juga menyukai