yang artinya ikat pinggang. Cestoda adalah cacing yang langsing memanjang dengan bahan yang pipih seperti pita atau ikat pinggang, karena itu dinamakan cacing pita. Semua cestoda adalah endoparasit, cacing dewasa berada di dalam usus vertebrata dan larva dalam jaringan hospes perantara. MORFOLOGI Tubuh cacing pita dibagi atas tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian leher, dan bagian rangkaian segmen. Bagian kepala yang dinamakan skoleks merupakan suatu alat pelekat atau pemegang dan merupakan bagian yang kecil dan tipis di ujung badan cacing. Bagian kepala yang dinamakan skoleks merupakan suatu alat pelekat atau pemegang dan merupakan bagian yang kecil dan tipis di ujung badan cacing. Segmen- segmen yang berikutnya, masing- masing mempunyai organ reproduktif jantan dan betina. Jadi, cestoda tersebut adalah hermaprodit. CONTOH CESTODA Taenia saginata (cacing pita pada sapi) Taenia adalah nama latin dari cacing pita. Ada tiga jenis cacing pita di Indonesia yakni : - Cacing pita anjing (Taenia echinoccus) - Cacing pita sapi (Taenia saginata) - Cacing pita babi (Taenia solium). Dikatakan cacing pita karena panjang dan bentuknya menyerupai pita. Kepalanya kecil dan terdapat kait sebagai alat meletakkan dirinya pada dinding usus. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Taenia ini biasanya disebut dengan Taeniasis atau Cestodes. Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah cacing pita sapi (Taenia saginata), cacing ini menyebabkan infeksi saluran pencernaan jika cacing telah dewasa. Taenia saginata atau cacing pita sapi baru dapat teridentifikasi secara jelas setelah pada tahun 1782 berkat Goeze dan Leuckart. Pada saat itu diketahui adanya hubungan antara infeksi cacing Taenia saginata dengan larva sistisercus bovis yang ditemukan pada daging babi dan daging sapi. Hospes definitive dari cacing pita Taenia saginata adalah manusia, sedangkan hewan memamah biak dari keluarga Bovidae, seperti sapi dan kerbau adalah hospes perantaranya . Taenia saginata bersifat kosmopolit. Paling banyak terdapat di daerah Afrika, Timur Tengah, Eropa Barat, Meksiko dan Amerika Selatan Ukuran cacing ini tergolong dalam kategori besar. Ukuran tubuhnya yang panjang dapat mencapai 4 s.d. 12 meter. Terdiri dari kepala yang disebut skoleks, leher dan strobila Strobilus terdiri rangkaian proglotid yang teribagi menjadi tiga bagian, proglotid yang belum dewasa (immature), dewasa (mature) dan yang mengandung telur (gravid). Cacing dewasanya menempati saluran usus vertebrata dan larvanya hidup di jaringan vertebrata dan invertebrate. tidak mempunyai alat cerna atau saluran askular dan biasanya terbagi menjadi segmen-segmen yang disebut proglotid yang apabila dewasa nanti, akan berisi alat-alat reproduksi baik jantan maupun betina. Ujung-ujung bagian anterior berubah menjadi sebuah alat pelekat, disebut skoleks. Skoleks dilengkapi dengan alat penghisap dan kait-kait. Spesies penting yang dapat menimbulkan kelainan pada manusia umumnya adalah : - Diphyllobothrium latum - Hymenolepis nana -Echinococcus granulosus - Echinococcus multilocularis - Taenia saginata - Taenia solium. Pengertian dan Siklus Hidup Taenia Saginata Taenia saginata adalah raksasa di antara semua cacing parasit. Panjang taenia saginata bisa mencapai 8 meter, hampir sepanjang saluran pencernaan manusia dewasa. Cacing pita ini berwarna putih pucat, tanpa mulut, tanpa anus dan tanpa saluran pencernaan. Taenia saginata bisa hidup sampai 25 tahun di dalam usus inangnya. Siklus hidup Taenia Saginata: Cacing pita sapi memiliki siklus yang rumit dan berakhir pada manusia sebagai inang tetapnya.
Segmen ini bila mengering di udara luar akan
melepaskan telur-telur cacing yang dapat termakan oleh sapi saat merumput. Enzim pencernaan sapi membuat telur menetas dan melepaskan zigot yang kemudian menembus lapisan mukosa saluran pencernaan untuk memasuki sirkulasi darah. Dari pembuluh darah, zigot akan menetap di otot membentuk kista, seperti pada cacing cambuk. Bila daging sapi berisi kista tersebut dimakan manusia dalam keadaaan mentah atau setengah matang, enzim-enzim pencernaan akan memecah kista dan melepaskan larva cacing. Selanjutnya, larva cacing yang menempel di usus kecil akan berkembang hingga mencapai 5 meter dalam waktu tiga bulan. Daur Hidup Taenia Saginata
Sebuah proglotid gravid berisi kira-kira 100.000
buah telur. Pada saat proglotid terlepas dari rangkaiannya dan menjadi koyak, terdapat cairan putih susu yang mengandung banyak telur mengalir keluar dari sisi anterior proglotid tersebut. Telur-telur ini akan melekat pada rumput bersama dengan tinja, bila orang berdefekasi di padang rumput atau karena tinja yang hanyut dari sungai pada saat banjir. Ternak yang makan rumput ini akan terkontaminasi dan dihinggapi cacing gelembung, karena telur yang tertelan bersama rumput tersebut akan dicerna dan embrio heksakan akan menetas di dalam tubuh ternak. Patologi dan Gejala Klinis
Cacing dewasa taenia saginata (cacing pita
sapi) biasanya menyebabkan gejala klinis yang ringan, seperti sakit ulu hati, perut merasa tidak enak, mual, muntah, mencret, pusing atau gugup. Gejala-gejala tersebut disertai dengan ditemukannya proglotid cacing yang bergerak-gerak lewat dubur bersama dengan atau tanpa tinja. Gejala yang lebih berat dapat terjadi, yaitu apabila proglotid menyasar masuk apendiks, atau terdapat ileus yang disebabkan obstruksi usus oleh strobilla cacing. Berat badan tidak jelas menurun. Meskipun infeksi ini biasanya tidak menimbulkan gejala, beberapa penderita merasakan nyeri perut bagian atas, diare dan penurunan berat badan. Kadang-kadang penderita bisa merasakan keluarnya cacing melalui duburnya. Diagnosis dan Pemeriksaan Laboratorium Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan ditemukannya cacing di dalam tinja. Sepotong selotip ditempelkan di sekeliling lubang dubur, lalu dilepas dan ditempelkan pada sebuah kaca obyek dan diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat adanya telur parasit. Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan laboratorium. Anamnesis: penderita pernah mengeluarkan benda pipih berwarna putih seperti “ampas nangka” bersama tinja atau keluar sendiri dan bergerak-gerak. Benda itu tiada lain adalah potongan cacing pita (proglotid). Cara keluarnya proglotid Taenia saginata, proglotidnya keluar satu-satu bersama tinja dan bahkan dapat bergerak sendiri secara aktif hingga keluar secara spontan. Dampak Terhadap Kesehatan
Gejala klinis terbanyak yang dikeluhkan adalah:
· Pengeluaran segmen tubuh cacing dalam fesesnya (95%) · Gatal-gatal pada anus (77%) · Peningkatan nafsu makan (30%) · Diare (18%) · Merasa lapar (16%) · Sembelit (11%) · Penurunan berat badan (6%) Sistiserkosis pada otak Taenia saginata pada usus buntu Sistiserkosis menimbulkan gejala dan efek yang beragam sesuai dengan lokasi parasit dalam tubuh. Manusia dapat terjangkit satu sampai ratusan sistiserkus di jaringan tubuh yang berbeda-beda. Sistiserkus pada manusia paling sering ditemukan di otak (disebutneurosistiserkosis), mata, otot dan lapisan bawah kulit. Dampak kesehatan yang paling ditakuti dan berbahaya akibat larva cacing Taenia yaitu Neurosistiserkosis yang dapat menimbulkan kematian. Pengobatan Dan Pencegahan
Cara pengobatan berbagai penyakit parasit
usus berbeda, harus memakai obat cacing menurut resep dokter. Obat-obat untuk memberantas cacing pita dapat digolongkan menjadi dua, yaitu taeniafuge dan taeniacide. Taeniafuge ialah golongan obat yang menyebabkan relaksasi otot cacing sehingga cacing menjadi lemas. Contohnya: kuinakrin hidroklorid (atabrin), bitionol dan aspidium oleoresin. taeniacide adalah golongan obat yang dapat membunuh cacing. Contohnya: niklosamid (yomesan), mebendazol dan diklorofen. Tujuan pengobatan taeniasis ialah untuk mengeluarkan semua cacing beserta scolex- nya dan juga mencegah terjadinya sistiserkosis,
Selain itu, ada beberapa obat tradisional yang
cukup ampuh buat membasmi cacing pita, yaitu biji labu merah dan getah buah manggis muda. Pencegahan
Tidak makan makanan mentah
(sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar. lanjutan
Tidak boleh buang air kecil/besar di
sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air. Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.