Anda di halaman 1dari 19

CESTODA

KELOMPOK 2 :
1. ANISA FATIMATUL FIRDHAUSI
2. DWI LIANAWATI
Cacing dalam kelas cestoidea disebut juga cacing pita karena
bentuk tubuhnya yang panjang dan pipih menyerupai pita.
Cacing ini tidak mempunyai saluran pencernaan ataupun
pembuluh darah. Tubuhnya memanjang terbagi atas segmen-
segmen yang disebut proglotida dan segmen ini bila sudah
dewasa berisi alat  reproduksi jantan dan betina.
MORFOLOGI CESTODA

Ukuran cacing dewasa pada Cestoda Cestoda adalah cacing hermafrodit


bervariasi dari yang panjangnya
hanya 40 mm sampai yang
panjangnya 10-12 meter. Cacing ini terdiri atas scolex (kepala)
yang berfungsi sebagai alat untuk
mengaitkan diri pada dinding intestinum.
Di belakang leher tumbuh proglotid Di belakang scolex terdapat leher,
yang semakin lama semakin banyak merupakan bagian cacing yang tidak
yang menyebabkan cacing menjadi bersegmen.
semakin panjang dan bersegmen-
segmen.
Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus
vertebrata dan tanpa alat pencernaan.
Contoh : Taenia solium dan Taenia Saginata
TAENIA Sp.
TAENIA SOLIUM
Kingdom : Animalia

Filum : Platyhelminthes
Taenia solium merupakan parasit yang termasuk dalam
Kelas : Cestoda kelas cestoda yang hidup dalam usus manusia dan
dapat menyebabkan penyakit Taeniasis solium dan
Ordo : Cyclophyllidea
larvanya menyebabkan penyakit cysticercosis
Famili : Taeniidae cellulosae. Taenia solium disebut juga dengan the pork
tapeworm atau cacing pita babi. Hospes definitifnya
Genus : Taenia adalah manusia sedangkan hospes intermediernya
adalah babi atau beruang hutan.
Spesies : Taenia solium
MORFOLOGI TAENIA SOLIUM
● Cacing dewasa mempunyai panjang 2 – 4 meter,
kadang sampai 8 m Cacing ini terdiri dari scolex, leher,
dan strobila
● Scolex dilengkapi dengan 2 baris kait yang terdiri atas
kait panjang dan pendek, jumlahnya mencapai 25 –
30 buah.
● Diameter scolex ± 1 mm terdapat 4 buah batil isap
yang berbentuk mangkok
● Mempunyai 800 – 1000 segmen dengan lubang
kelamin pada sisi lateral kanan ata kiri tidak beraturan
Uterus gravid mempunyai cabang lateral mengandung
30 – 50 butir telur
● Ovarium terdiri atas 2 lobus lateral dan satu lobus
kecil
TAENIA SAGINATA
Kingdom : Animalia

Filum : Platyhelminthes
Taenia saginata merupakan parasit yang termasuk
Kelas : Cestoda dalam kelas cestoda yang hidup dalam usus manusia
dan dapat menyebabkan penyakit Taeniasis saginata.
Ordo : Cyclophyllidea
Cacing ini disebut juga dengan Taeniarhynchus
Famili : Taeniidae saginata dan cacing pita sapi. Hospes definitif dari
parasit ini adalah manusia sedangkan hospes
Genus : Taenia intermediernya adalah sapi.

Spesies : Taenia saginata

Sumber : https://medlab.id/taenia-saginata/
MORFOLOGI TAENIA SAGINATA
Ciri-ciri cacing dewasa Taenia saginata :
● Cacing dewasa mempunyai panjang 5 – 10 meter
● Cacing ini terdiri dari scolex, leher, dan strobila Scolex
berbentuk piriform berukuran 1 – 2 mm dilengkapi
dengan 4 batil isap yang menonjol
● Strobila terdiri dari 1000 – 2000 proglotid atau
segmen dimana makin ke distal proglotid semakin
matang
● Proglotid gravid berukuran 16 – 20 x 5 – 7 mm
dengan cabang uterus berjumlah 15 – 20 buah tiap
sisi dimana uterus gravid ini mengandung 80.000 –
100.000 telur
● Lubang kelamin atau porus genitalis terletak di
sebelah lateral dan letaknya berselang-seling di kanan
dan kiri tidak teratu
SIKLUS HIDUP TAENIA Sp.

1. Telur cacing lepas ke lingkungan


Cacing pita adalah hewan parasit, sehingga
hewan ini memerlukan tubuh inang agar dapat
berkembang biak. Usus halus manusia adalah
satu-satunya tuan rumah bagi T. saginata dan T.
solium untuk bertahan hidup.

Cacing pita dewasa berkembang biak dengan


cara bertelur. Telur cacing yang telah matang
berkembang menjadi larva oncospheres yang
masih mengandung telur, kemudian terlepas dari
tubuh cacing pita dewasa dan keluar dari anus
bersama feses manusia.
SIKLUS HIDUP TAENIA Sp.
2. Infeksi hewan ternak
Saat telur cacing pita keluar dari tubuh manusia, ada kemungkinan telur cacing ini
dapat berpindah ke inang lain.
Babi dan sapi adalah dua jenis hewan yang sering menjadi inang dari cacing taenia.
Sapi dan babi terinfeksi cacing ini dengan mengonsumsi pangan ternak yang
terkontaminasi telur cacing pita.
Di dalam usus binatang, larva oncospheres menetas menjadi embrio cacing, kemudian
menyerang dinding usus dan masuk dalam sistem peredaran darah pada hewan
tersebut.
Larva kemudian menyebar ke bagian bagian tubuh hewan yang lain, seperti di otot
lidah, jantung, hati, sistem limfatik, dan bahu. Embrio cacing pita dapat bertahan
selama beberapa tahun pada hewan tersebut.
SIKLUS HIDUP TAENIA Sp.
3. Infeksi manusia
Manusia dapat menelan larva cacing pita yang tersembunyi pada daging hewan yang
mentah atau dimasak tidak matang.

Cacing pita juga bisa tertelan pada saat mengonsumsi makanan atau minuman yang
tercemar kotoran manusia atau hewan yang mengandung terinfeksi oleh cacing.

Setelah tertelan, scolex (kepala) cacing pita akan menempel kuat ke dinding usus halus
dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang menumpahkan telur di kotoran manusia
yang terinfeksi.

Setelah telur-telur baru bermigrasi ke anus dan masuk ke dalam tinja, kemudian siklus
hidup cacing akan berulang kembali
Gejala klinis taeniasis solium

Cacing dewasa biasanya hanya menyebabkan peradangan


setempat pada mukosa usus, kerusakan yang lebih berat
ditimbulkan oleh bentuk larvanya (cysticercus cellulosae).
Penderita taeniasis solium mungkin  hanya mengeluh tentang
gangguan pencernaan yang sifatnya ringan tetapi menahun,
misalnya rasa sakit perut yang tidak begitu nyata, diare, konstipasi
bergantian, serta dapat terjadi eosinofilia mencapai 28%.
Pencegahan taeniasis solium

1. Memasak daging babi sampai matang sempurna


2. Memeriksa daging babi akan adanya  cysticercosis
3. Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati dan
mencegah kontaminasi tanah dengan tinja manusia
Pengobatan taeniasis solium

Praziquantel adalah obat yang paling sering digunakan


untuk mengobati taeniasis. Dosis yang diberikan
adalah 5-10 mg/kg secara oral untuk sekali minum
pada orang dewasa . Obat alternatifnya adalah
Niklosamida, yang diberikan pada 2 gram secara oral
untuk sekali minum pada orang dewasa dan 50 mg/kg
pada anak-anak. Setelah pengobatan, tinja harus
dikumpulkan selama 3 hari untuk mencari proglotid
cacing pita untuk identifikasi spesies. Pemeriksaan
tinja harus dikaji ulang untuk telur taenia dalam waktu
1 dan 3 bulan setelah pengobatan untuk memastikan
sudah tidak terinfeksi taeniasis.
Gejala Klinis Taeniasis saginata

Cacing dewasa jarang menimbulkan gejala yang nyata,


keluhan yang mungkin dijumpai adalah rasa sakit di
epigastrium. diare, rasa tidak enak di perut yang tidak nyata.
Proglotid dapat bergerak aktif, kadang dapat ditemukan pada
pakaian dalam atau tempat tidur dan ini dapat menimbulkan
gangguan misalnya rasa bingung, jijik dan lain-lain.
Kemungkinan cysticercosis sangat kecil dan prognosa
taeniasis adalah baik.
Cara Diagnosis Taeniasis saginata

Sumber : https://medlab.id/taenia-
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan proglotid gravid
atau telur dalam tinja atau daerah perianal dengan cara
saginata/
swab. Telur Taenia saginata sulit dibedakan dengan telur
Taenia solium tetapi proglotid gravidnya dapat dibedakan
berdasarkan jumlah lateral uterus atau scolexnya yang tidak
mempunyai kait-kait.
Pencegahan Taeniasis saginata

Sumber : https://medlab.id/taenia-
1. Memasak daging sapi sampai matang sempurna
2. Memeriksa daging sapi akan adanya cysticercosis
saginata/
3. Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati dan
mencegah kontaminasi tanah dengan tinja manusia
4. Melakukan pendinginan daging sap
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai