Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fasciola Hepatica dan Taenia

a.      Taenia saginata


Cacing pita Taenia tersebar secara luas di seluruh dunia. Penyebaran Taenia dan kasus
infeksi akibat Taenia lebih banyak terjadi di daerah tropis karena daerah tropis memiliki
curah hujan yang tinggi dan iklim yang sesuai untuk perkembangan parasit ini. Taeniasis dan
sistiserkosis akibat infeksi cacing pita babi Taenia solium merupakan salah satu zoonosis di
daerah yang penduduknya banyak mengkonsumsi daging babi dan tingkat sanitasi
lingkungannya masih rendah, seperti di Asia Tenggara, India, Afrika Selatan, dan Amerika
Latin. Adapun kasus infeksi cacing pita Taenia di negara tropis . Adapun Klasifikasi ilmiah
dari Taenia saginata yaitu :
Kerajaan : animali
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Family : Taeniidae
Genus : Taenia Saginata
Cacing pita Taenia dewasa hidup dalam usus manusia yang merupakan induk semang
definitif. Segmen tubuh Taenia yang telah matang dan mengandung telur keluar secara aktif
dari anus manusia atau secara pasif bersama-sama feses manusia. Bila inang definitif
(manusia) maupun inang antara (sapi dan babi) menelan telur maka telur yang menetas akan
mengeluarkan embrio (onchosphere) yang kemudian menembus dinding usus. Embrio cacing
yang mengikuti sirkulasi darah limfe berangsur-angsur berkembang menjadi sistiserkosis
yang infektif di dalam otot tertentu. Otot yang paling sering terserang sistiserkus yaitu
jantung, diafragma, lidah, otot pengunyah, daerah esofagus, leher dan otot antar tulang rusuk.
b.      Fasciola hepatica
Cacing ini merupakan penyebab fasioliasis  (sheep liver fluke).
Fasciolahepatica  p e n y e b a r a n n y a d i e r o p a , A f r i k a , A s i a , d a n O s e a n i a , a t a u
Fasciola gigantica distribusi utamanya di afrika dan asia (Ideham, 2007).
D i b e r b a g a i d a e r a h d i d u n i a  Fasciola hepatica Dan Fasciola gigantica dapat
menimbulkan kematian pada hewan, terutama biri – biri dan sapi. Infeksi  Fasciola hepatica
p a d a m a n u s i a d i l a p o r k a n d a r i b e r b a g a i n e g a r a , s e d a n g k a n infeksi dengan
Fasciola gigantica p a d a m a n u s i a p e r n a h j u g a d i l a p o r k a n d a r i Rusia, Hawaii, dan
Vietnam serta beberapa negara Afrika (Soedarto, 2003).
Pada manusia menginfeksi saluran empedu, kandung empedu
ataueksrahepatik. Perkembangan cacing hati ini sangat tergantung pada
k o n d i s i lingkungan yang cocok untuk kehidupan siput  Lymnea d i a l a m b e b a s
s e c a r a alamiah sebagai hospes perantara. Adapun klasifikasi dari cacing ini yaitu :
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Subclass : Digenea
Order : Echinostomiformes
Family : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Species : Fasciola hepatica
Pada cacing hati misalnya, cacing dewasa hidup di dalam duktus biliferus dalam hati
domba, sapi, babi dan kadang-kadang manusia. Dikatakan narasumber dari kalangan dokter
hewan itu, bentuk tubuh cacing hati seperti daun dengan ukuran 30 x 2 - 12 mm dengan
bentuk luarnya tertutup oleh kutikula yang resisten, merupakan modifikasi dari epidermis dan
mulut disokong atau dibatasi. Kemudian, cacing dewasa bergerak dengan berkontraksinya
otot-otot tubuh, memendek, memanjang dan membelok, mirasidium berenang dengan
silianya dan serkaria dengan ekornya. Cacing ini merupakan entoparasit yang melekat pada
dinding duktus biliferus atau pada epithelium intestinum atau pada endothelium venae
dengan alat penghisapnya. Makanan diperoleh dari jaringan-jaringan, sekresi dan sari-sari
makanan dalam intestinum hospes dalam bentuk cair, lendir atau darah. Di dalam tubuh,
makanan dimetabolisir dengan cairan limfe, kemudian sisa-sisa metabolisme tersebut
dikeluarkan melalui selenosit. Perbanyakan cacing ini melalui auto-fertilisasi yang
berlangsung pada Trematoda bersifat entoparasit, namun ada juga yang secara fertilisasi
silang melalui canalis laurer.

B. Siklus Hidup Fasciola Hepatica dan Taenia


a. Siklus Hidup Fasciola Hepatica
Kejadian fasciolosis pada ternak ruminansia berkaitan dengan daur hidup cacing Fasciola
sp.. Ternak mendapatkan infeksi karena memakan sayuran hijau yang mengandung
metaserkaria (larva infektif cacing hati). Enambelas minggu kemudian cacing tumbuh
menjadi dewasa dan tinggal di saluran empedu. Cacing dewasa memproduksi telur dan keluar
bersama feses. Pada kondisi yang cocok telur cacing menetas dan mengeluarkan mirasidium.
Telur cacing F. hepatica akan menetas dalam 9-12 hari pada suhu 26°C
Mirasidium memiliki silia (rambut getar) dan aktif berenang untuk mencari induk
perantara yang sesuai, yaitu siput Lymnaea sp., kemudian akan menembus ke dalam tubuh
siput. Dalam waktu 24 jam di dalam tubuh siput, mirasidium akan berubah menjadi sporosis
dan 8 hari kemudian akan berkembang menjadi redia (1 sporosis tumbuh menjadi 1-6 redia).
Redia kemudian siap keluar dari siput, bersama serkaria yang dilengkapi ekor untuk
berenang, dan akan menempel pada benda yang terendam air seperti jerami, rumput atau
tumbuhan air yang lain. Tidak lama kemudian serkaria melepaskan ekornya dan membentuk
kista yang disebut metaserkaria. Metaserkaria ini merupakan bentuk infektif cacing Fasciola
sp.. Bila metaserkaria termakan oleh ternak, metaserkaria tersebut akan pecah dan
mengeluarkan cacing muda di dalam usus, kemudian menembus dinding usus dan menuju ke
hati. Dalam waktu ± 16 minggu akan tumbuh menjadi dewasa dan mulai memproduksi telur
b. Siklus Hidup Taenia Saginata

Siklus hidup taenia saginata atau siklus hidup cacing pita dapat dilihat pada gambar
dibawah yang merupakan siklus hidup cacing pita pada sapi. Cacing pita atau nama lainnya
Taenia adalah jenis cacing pita yang masuk kedalam marga Kerajaan Animalia, Filum
Platyhelminthes, Kelas Cestoda, Bangsa Cyclophyllidea, Suku Taeniidae.

Taenia yang sering menular dan hidup dalam usus manusia adalah sejenis cacing pita
yang pada mulanya berasal dari hewan. Ada dua jenis Taenia yang biasa menyerang manusia
yaitu spesies Taenia solium atau dikenal dengan cacing pita babi, dan Taenia saginata
dikenal juga sebagai cacing pita sapi.

Berikut ini gambar siklus hidup Taenia saginata atau cacing pita.

Penularan cacing pita disebabkan karena beberapa sumber diantaranya adalah


makanan atau minuman yang tercemar oleh telur cacing pita, maka jika dikonsumsi oleh
manusia dapat menjangkiti usus dan berkembangbiak disana.

Hewan seperti sapi dan babi yang mengandung larva cacing juga dapat menyebabkan
penularan embrio cacing sehingga menjangkiti manusia. Selain itu tinja pasien penderita
cacing pita juga dapat menyebabkan penularan penyakit ini.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Hasil Pengamatan dan Pembahasan

a. Waktu dan Pengamatan


Praktikum ini dilaksankan pada hari selasa, 14 April 2015 pada pukul 10.00 sampai
dengan pukul 12.00 WIB, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, jurusan DIV
kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
b. Alat dan bahan
adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini kaca pembesar, mikroskop,
perparat dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu Fasciola
Hepatica dan Taenia sp.
c. Cara kerja
Amati cacing tersebut secara seksama dan bedakan bagian-bagian tubuhnya secara
morfologi. Hasil digmbar dan diberi keterangan.

Hasil pengamatan :

NO NAMA SPESIES MORFOLOGI GAMBAR

1. Fasciola sp  Bentuknya menyerupai daun


 Mempunyai tonjolan konus
(chepalis chone)pada bagian
ateriornya
 Memiliki batil isap mulut dan
batil isap perut
 Uterus pendek berkelok-kelok
 Tetis bercabang banyak letaknya
dipertenghan badan berjumlah 2
buah

2. Taenia sp  Tubuhnya bersegmen , tiap


segmen namanya proglotid
 Panjangnya bias mencapai 15
meter

3. Telur Taenia  Berbentuk bulat


 memiliki ukuran 30-40 µm
 kulit sangat tebal, halus, dengan
garis-garis silang.
 warna kulit kuning gelap-coklat.
isi terang abu-abu.
 Berisi masa bulat bergranula yang
diliputi dengan membran yang
halus, dengan tiga pasang kait
berbentuk lanset yang membias,
kadang-kadang telur berada
mengambang didalam kantung
yang transparan

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
2. Cacing pita taenia saginata dewasa hidup didalam usus manusia yang merupakan
induk semang definitif

DAFTAR ISI
http://id.wikipedia.org/wiki/Taenia_%28cacing_pita%29
http://jalanbaron.com/2014/04/siklus-hidup-taenia-saginata/
http://cynthiajuni10.blogspot.com/2013/10/siklus-hidup-taenia-solium-dan-siklus.html
http://abasitmustofa.blogspot.com/2012/01/parasitologi-teknik-pemeriksaan-parasit.html

Anda mungkin juga menyukai