Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Eva Susanti NPM 1904300042
2. Lia Palantia NPM 1904300047
3. Rayiseh Andriani NPM 1904300057
4. Tari Aprilla NPM 1904300067
5. Windiani NPM 1904300071
Pengertian
Platyhelminthes
Platyhelminthes berasal dari Bahasa Yunani, dari
kata Platy = pipih dan helminthes = cacing. Jadi
berarti cacing bertubuh pipih. Platyhelminthes ini ialah
cacing berbentuk halus dan juga pipih, tripoblastik
(memiliki 3 lapisan embrionik) serta juga aselomata
(tidak mempunyai rongga tubuh). Cacing ini terdapat
pada air tawar, air laut dan juga di tanah yang
lembab.
Ciri-Ciri Umum Platyhelminthes
Platyhelmintes (cacing pipih) memiliki beberapa ciri-ciri/karakteristik umum antara lain sebagai berikut:
Memiliki bentuk tubuh pipih, simetris dan tidak bersegmen
Ukuran tubuh mikroskopis dan ada juga yang memiliki panjang tubuh 20 cm yaitu cacing pita.
Memiliki satu lubang yaitu di mulut tanpa dubur
Mempunyai daya regenerasi yang tinggi, dan bersifat hermafodit (dua kelamin)
Hidup parasit dan ada juga yang hidup bebas
Habitat di air tawar, air laut, tempat lembab, atau dalam tubuh organisme lain.
Melakukan perkembangbiakan (bereproduksi) secara generatif dengan perkawinan silang dan
bereproduksi secara vegetatif yaitu membelah diri
Sensitif dengan cahaya
Tidak memiliki sistem pernapasan. Cacing pipih menggunakan pori-pori sebagai tempat masuknya
oksigen. Masuknya oksigen ke pori-pori dengan cara difusi.
Tidak mempunyai rongga sejati, namun memiliki simetri bilateral
Tidak memiliki sistem pencernaan lengkap. Pencernaan platyhelmintes (cacing pipi) melalui rongga
gastrovaskular
Mempunyai sistem saraf tanggal tali dan memiliki mata
Platyhelminthes (cacing pipih) tidak mempunyai pembuluh darah. Sehingga rongga gastrovaskular
beperan mendistribusikan nutrisi ke seluruh tubuh.
Platyhelminthes (cacing pipih) bersifat triploblastik (memiliki tiga lapisan embrional), yaitu epidermis
(lapisan luar), mesodermis (lapisan tengah), dan endodermis (lapisan dalam).
Klasifikasi Platyhelminthes
1. Kelas Turbellaria (Cacing Berambut Getar)
Kingdom : Animalia
Filum :
Platyhelminthes
Class : Turbellaria
Ordo : Tricladida
Famila : Paludicola
Cacing pipih yang bergerak yakni Genus : Euplanaria
dengan menggetarkan bulu getarnya.
Umunya itu hidup bebas di air Species : Euplanaria
asinserta air tawar. Contohnya pada
planaria sp yang hidup di sungai yang
sp
jernih, laut dan juga tempat yang
lembab.
2. Kelas Trematoda (Cacing Hisap)
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Class : Trematodoa
Ordo : Echinostomida
Familia : Fasciolidae
Trematoda ini ialah cacing pipih Genus : Fasciola
yang memiliki sifat parasit pada Species
manusia serta hewan. Cacing ini
: Fasciola
mempunyai alat isap yang hepatica
memiliki kait yang fungsinya
untuk melekatkan diri pada tubuh
inangnya. Cacing ini mempunyai
kutikula yang fungsinya ini untuk
mencegah dirinya itu untuk ikut
terhisap oleh sel inangnya. Contoh
dari cacing jenis ini ialah Fasciola
hepatica yang hidup di organ hati
domba.
3. Kelas Cestoda (Cacing Pita)
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Class : Trematodoa
Ordo : Taeninoidea
Familia : Taeniidae
Cestoda atau cacing pita ini ialah
cacing berbentuk pipih yang parasit Genus : Taenia
pada manusia serta hewan. Pada
kepala cacing ini terdapat kait yang
Species : Taenia
memiliki fungsi untuk melekatkan
diri diusus inangnya. Cacing pita ini
saginata
mempunyai tubuh yang dapat atau
bisa terbagi menjadi beberapa
bagian yang disebut dengan
proglotid. Contoh dari cacing jenis
ini ialah Taenia Saginata.
Habitat Platyhelminthes
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes
yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat
organic lainnya seperti organisme. Platyhelminthes parasit hidup pada
jaringan atau cairan tubuh inangnya. Habitat platyhelminthes yang hidup
bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembab.
Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya
(endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
Reproduksi Platyhelminthes
Platyhelminthes bisa bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual.
Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuh. Tiap-tiap hasil
pembelahan akan meregenerasi bagian tubuh yang hilang. Cara
reproduksi aseksual tersebut biasanya dilakukan oleh Tubellaria sp.
Platyhelminthes juga bisa bereproduksi secara seksual dengan cara
perkawinan silang meskipun cacing pipih bersifat hermafrodit. Zigot dan
kuning telur yang terbungkus kapsul akan menempel pada batu atau
tumbuhan, kemudian menetas menjadi embrio yang mirip induknya.
Peranan
Platyhelminthes
Karena kebanyakan platyhelminthes hidup sebagai parasit, pada umunya filum ini akan merugikan
manusia, selain manusia, ada pula cacing pita inang domba dan anjing, dulu amat banyak orang-
orang cina, jepang dan korea yang menderita karena penyakit parasit, clonorchis, disamping belum
berkembang ilmu kesehatan, maka mereka juga suka makan ikan mentah atau setengah matang.
Usaha-usaha untuk mencegah infeksi cacing pita pada manusia dan pada inang lain biasanya
dengan memutuskan daur cacing pita, baik dengan cara mencegah jangan sampai inang perantara
terkena infeksi maupun dengan jalan mencegah jangan sampai inang sendiri terkena infeksi, selain
itu juga pembuangan tinja manusia perlu diatur menurut syarat-syarat kesehatan sehingga tidak
memungkinkan heksakan yang keluar bersama tinja-tinja itu sampai tertelan babi, sementara itu
semua daging babi, sapi dan ikan yang mungkin mengandung sisteserkus harus dimasak sebaik-