Anda di halaman 1dari 35

Kelompok-2 Annisa Sundari Arif Munandar Dhani Hanifah Ela Nurlela Fitriyani Silfana N Guriang Karsiti

Platyhelminthes adalah cacing daun yang umumnya bertubuh pipih. Cacing ini merupakan yang paling sederhana diantara semua hewan simetris bilateral. Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, Platy = Pipih dan Helminthes = cacing. Oleh sebab itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup dengan cara parasit.

Ciri-ciri Platyhelminthes: Memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik) Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata) Simetri bilateral Memiliki sistem syaraf (tangga tali) berupa Ganglion anterior Sistem pencernaan satu lubang Tidak memiliki sitem sirkulasi, respirasi, dan ekskresi Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh hewan lain.

Bentuk tubuh Tubuh Platyhelminthes simetri bilateral yang berbentuk pipih. Ukuran platyhelmintes sangat beragam, mulai dari yang hampir mikroskopis sampai yang panjangnya 20 meter.

Struktur tubuh Filum Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang terdiri dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom), jadi mereka disbut hewan aselomata. Sistem pencernaan pada Platyhelminthes terdiri dari mulut, faring dan usus. Usus tersebar ke seluruh tubuh. Karena Platyhelminthes tidak memiliki anus, maka sistem pencernaan Platyhelminthes disebut juga sistem pencernaan satu lubang. Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan ekskresi. Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuh Platyhelminthes. Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga tali terdiri dari sepasang simpu saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercaang melintang seperti tangga. Organ reproduksi jantan dan betina berada di dalam satu individu Platyhelminthes sehingga disebut hermafrodit.

Reproduksi Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada Reproduksi seksual terjadi fertilisasi di dalam tuubuh Platyhelminthes. Fertilisasi dapat dilakukan oleh sendiri atau dua individu. Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan cara faragmentasi. Setelah membelah, bagian potongan tubuh tersebut mengalami regenerasi dan tumbuh menjadi individu baru.

Cara hidup Platyhelminthes bisa hidup bebas ataupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan organisme lain. Sedangkan Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan inangnya (manusia, siput, babi, sapi, dll).

Turbellaria (berambut getar) Contoh: Planaria sp Trematoda (cacing hisap) Contoh: Fasciola hepatica (cacing hati) Cestoda (cacing pita) Contoh: Taenia solium, Taenia saginata

Turbellaria (berambut getar) Contoh: Planaria sp

Trematoda (cacing hisap) Contoh: Fasciola hepatica (cacing hati)

Cestoda (cacing pita) Contoh: Taenia solium, Taenia saginata

Menurut Jordan dan Verma (1979) klasifikasi planaria adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Platyhelminthes Class : Turbellaria Ordo : Tricladida Sub Ordo : Paludicola Family : Planariidae Genus : Euplanaria Species : Euplanaria sp.

Kingdom : Animalia Phylum : Platyhelminthes Klas : Trematoda Ordo : Echinostomida

Family: Fasciolidae
Genus : Fasciola Spesies : Fasciola Hepatica

Kingdom: Animalia Phylum: Platyhelminthes Class: Cestoda Ordo: Cyclophyllidea Family: Taeniidae Genus: Taenia Species: Taenia solium

Kingdom: Animalia Phylum: Platyhelminthes Class: Cestoda Ordo: Cyclophyllidea Family: Taeniidae Genus: Taenia Species: Taenia saginata

Para acoelomorpa terdiri dari kelas Acoela dan Nemertodermatida. The acoelomorphs are gutless little flatworms which used to be thrown in with "Platyhelminthes" for lack of a better place to put them. That is, they were two of the many classes in the garbage taxon Platyhelminthes: Acoela and Nemertodermatida. After Platyhelminthes fell apart, these orphans were shuffled into an indifferent foster home between Urbilateria and the base of the protostomes, while the Authorities decided what to do with them. Recently, they seem to have been evicted from Bilateria altogether and live on the streets, as it were, unafilliated with any larger Metazoan group. Cook et al. (2004); Jimnez-Guri et al. (2006)(collectively, the "Barcelona Group").

Acoela sangat kecil (panjang kira-kira 3mm) dan sederhana. Mereka tidak memiliki rongga usus, namun jaringan endodermal terdalam adalah lapisan pencernaan yang dapat membentuk setelah makan. Jaringan ini mungkin 'syncitial', dengan inti tersebar dalam sitoplasma dan tidak ada batasbatas sel. mesoderm dalam bentuk sel-sel otot muncul dari sel-sel endoderm; seperti platyhelminths tidak ada sumber ectodermal dari mesoderm. Acoela tidak memiliki protonephridia atau struktur ekskretoris lainnya. Telur dan sperma tidak terkandung dalam gonad. Koordinasi dicapai oleh jaringan saraf dengan beberapa tali saraf yang berbeda.

Nematoda berasal dari kata nematos yang artinya benang dan oidos yang artinya bentuk. cacing ini juga sering disebut cacing gilik/gilig, diantara filum yang lain, filum ini mempunyai anggota yang terbanyak baik jenis maupun individunya.

CIRI-CIRI UMUM : mempunyai saluran pencernaan dan rongga badan, rongga badan tersebut dilapisi oleh selaput seluler sehingga disebut SPEUDOSEL atau PSEDOSELOMA. Potongan melintangnya berbentuk bulat, tidak bersegmen dan ditutupi oleh kutikula yang disekresi oleh lapisan hipodermis (lapisan sel yang ada dibawahnya). panjang dari 200 mm sampai 40 cm.

Sistem lokomosi silia Sel-sel yang sangat besar

SISTEM INTEGUMEN, permukaan luar tubuh cacing diselubungi oleh kutikula yang merupakan ikatan paling sedikit tersusun oleh 5 macam protein dan dapat dibedakan menjadi 3 lapis mulai dari permukaan secara berturutan adalah sebagai berikut : korteks, matriks dan basal. Dibawah integumen adalah hipodermis dan lapisan otot.

SISTEM DIGESTI, dimulai dari mulut pada ujung anterior tubuh yang dikelilingi oleh bibir, stoma atau rongga bukal/mulut (tidak selalu ada), esofagus, katup esofagointestina, intestinum atau mesonteron, sekum (ada/tidak), rektum (cacing betina) dan kloaka (cacing jantan) dan anus.

SISTEM SYARAF, sejumlah ganglia dan syaraf membentuk cincin yang mengelilingi ismus esofagus, dari cincin syaraf tersebut keluar 6 batang syaraf menuju ke anterior dan 4 ke posterior.

SISTEM REPRODUKSI, jenis kelamin kebanyakan nematoda adalah terpisah (uniseksual). Pada cacing jantan terdiri dari satu atau kadang-kadang dua testis tubuler. Secara berturutan setelah testis, vas eferens, vesikulum seminalis (sebagai tempat menyimpan sperma), vas deferens dan terakhir kloaka. Disebelah dorsal kloaka ditemukan kantung spikulum yang biasanya ditemukan 1atau 2 atau tidak spikula (alat untuk kopulasi). Disekeliling anus ditemukan beberapa papila yang kadang-kadang bertangkai serta susunan berbeda pada setiap jenis cacing. Ekor cacing jantan dapat dibedakan menjadi dua tipe , yaitu yang berupa sayap yang terbentuk dari kutikula sepanjang ekor cacing dan tidak terlalu melebar disebut ALA CAUDAL sedangkan yang melebar membentuk bentukan yang disebut BURSA (berfungsi untuk memegang cacing betina saat kopulasi).

Sistem reproduksi cacing betina terdiri dari 2 atau 1 ovarium tubuler, berikutnya masing-masing oviduks, uterus (bagian uterus ada yang meluas membentuk Reseptakulum Seminalis yaitu kantung sperma) , vagina dan terakhir vulva.

ORDO ASCARIDIDA ORDO RABDITIDA ORDO STRONGYLIDA ORDO SPIRURIDA ORDO ENOPLIDA

Genus Ascaris, Genus Parascaris, Genus Toxocara, Genus Toxascaris, Genus Oxyuris, Genus Ascaridida, Genus Heterakis. Genus Strongyloides Genus Stronglus, Genus Haemonchus, Genus Oesophagustomum, Genus Stephunurus, Genus Bonustomum, Genus Syngamus,

Genus Ancylostoma, Genus Metastrongylus, Genus Dyctyocaulus. Genus Dirofilaria, Genus Habronema, Genus Thelazia, Genus Oxyspirura, Genus Acuaria. Genus Trichuris, Genus Trichinella, Genus Capillaria

Ancylostoma sp. Ascaris sp. Trichuris sp. Dirofilaria sp. Thelazia sp. Metastrongylus sp. acuaria sp.

Anda mungkin juga menyukai