Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PLATYHELMINTHES (Cacing Pipih)

Disusun oleh Kelompok 3:

Nama anggota : Yupita anjelica dinissjah (103220014)

Suzanna Melia (103220018)

Mata Kuliah : Zoologi Invertebrata

Dosen Pengampu : Destien Atmi Arisandy, M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

2023
BAB PEMBAHASAN
A.Pengertian Platyhelminthes (Cacing Pipih).
Platyhelminthes adalah salah satu filum dalam kingdom Animalia. Penamaan filum ini berasal
dari bahasa Yunani, yakni platy yang bermakna pipih serta helminthes yang berarti cacing.
Dinamakan filum cacing pipih sebab anggota hewan pada filum ini merupakan kelompok hewan
invertebrata yang pada umumnya berjenis cacing pipih. Platyhelminthes merupakan filum ketiga
pada kingdom Animalia setelah Porifera dan Coelenterata. Platyhelminthes adalah kelompok
hewan triploblastik yang paling sederhana. Meskipun disebut paling sederhana, filum ini
memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan hewan dalam filum porifera dan
coelenterata. Hewan pada filum Platyhelminthes disebut tripoblastik sebab hanya memiliki tiga
lapisan sel tubuh, yakni ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm
(lapisan dalam) . Platyhelminthes memiliki beberapa sistem dalam tubuhya, di antaranya adalah
sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem saraf, dan sistem reproduksi

B.Ciri-ciri Platyhelminthes .

Salah satu ciri-ciri hewan Platyhelminthes adalah tidak mempunyai rongga tubuh yang
sebenarnya. Adapun ciri ciri Plathyhelminthes :

1. Memiliki bentuk tubuh yang pipih dosoventral dan tidak bersegmen.

2. Biasanya berhabitat di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit dalam tubuh makhluk
hidup lainnya.

3. Cenderung sensitif terhadap cahaya.

4. Tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya.

5. Memiliki bentuk tubuh yang bersimetri bilateral.

6. Memiliki tiga lapisan tubuh atau triploblastik.

7. Tidak mempunyai organ yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.


8. Ada jenis cacing pipih yang hidup secara bebas, tetapi sebagian besar hidup sebagai
parasit.

9. Memiliki panjang tubuh yang sangat bervariasi.

A. Struktur dan fungsi tubuh Platyhelminthes


 Alat pencernaan
Gastrovakuler adalah sistem pencernaan pada cacing pipih. Peredaran makanan pada
sistem pencernaan cacing pipih melalui usus, yang dimulai dari mulut faring dan
kerongkongan. Dibelakang kerongkongan terdapat usus yang memiliki cabang keseluruh
tubuh, yang berarti makanan disebarkan ke seluruh tubuh. Gas oksigen dan
karbondioksida dikeluarkan melalui proses difusi. Cacing pipih tidak memiliki sistem
peredaran darah dan rongga tubuuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata.

 Indera
Beberapa cacing pipih mempunyai oseli di kepala. Oseli adalah bintik mata yang
mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya. Cacing pipih memiliki indra peraba
dan sel kemoresptor. Beberapa jenis lainnya juga memiliki indra tambahan seperti
aurikula (telinga), statosista (pengatur keseimbangan), dan reoreseptor (berfungsi untuk
mengetahui arah aliran sungai)
 Reproduksi

Walaupun cacing pipih merupakan hewan hemafrodif. Beberapa cacing pipih tidak bisa
melakukan perkawinan secara individu. Reproduksi dilakukan aseksual dan seksual.
Reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum terjadi didalam tubuh.
Fertilisasi biasanya dilakukam sendiri atau dengan pasangan. Sedangkan reproduksi
aseksual dilakukan dengan membelah diri.

D. Klasifikasi Platyhelminthes.
 Turbellaria ( Cacing berambut getar )

Hampir Semua Turbellaria hidup bebas di alam.sebagian besar hidup di dasar


laut,pasir,lumpur,atau di bawah batu kurang.ada pula yang hidup bersimbiosis dengan
ganggang,serta bersimbiosis komensalisme di rongga mantel mollusca dan di insang
trusceae.beberapa jenis turbellaria hidup parasit di dalam usus mollusca dan rongga tubuh
Echinodermata.Planaria atau Dugesia banyak hidup di kolam dan perairan air tawar yang
belum terpolusi.Planaria hidup sebagai karnivor dengan memakan hewan-hewan yang
berukuran lebih kecil atau hewan yang sudah mati.salah satu jenis turbellaria
Pseudophaenocora dapat hidup di perairan dengan kadar oksigen yang
rendah.Pseudophaenocora banyak di temukan di daerah beriklim tropis.

 Monogenea

Monogenea hidup ektoparasit pada ikan air laut,ikan air tawar,amfibi,dan reptilia.cacing
ini memakan lendir dan sel-sel permukaan tubuh inang. Cacing dewasa berukuran 0,2-0,5
mm.pada umumnya, monogenea bersifat hermafrodit dan mengalami pembuahan
sendiri.cacing ini memiliki alat penempel pada bagian anterior yang di sebut prohaptor
dan apistaptor di bagian posterior.opistaptor di lengkapi dengan duri, kait,jangkar, atau
alat penghisap,dan biasanya lebih sering di gunakan untuk menempel pada tubuh
inang.contohnya Gyrodactylus salaris.
 Trematoda (Cacing isap)
Trematoda di sebut juga flukes.mereka memiliki tubuh berbentuk lonjong hingga
panjang yang di lapisi kutikula.Cacing dewasa berukuran 0,2 mm- 6 cm.trematoda
hidup endoparasit pada ikan,amfibi,reptilia,burung,mamalia,termasuk juga
manusia.Namun ada pula yang ektoparasit .pada daur hidupnya,cacing ini memiliki
inang utama sebagai tempat hidup saat dewasa dan inang prantara sebagai tempat
hidup di stadium larva. Termatoda memiliki satu atau 2 alat penghisap untuk
menempel pada tubuh inang.Cacing ini memakan serpihal sel,lendir,dan darah
inang.contohnya cacing hati pada hewan ternak herbivor (Fasciola hepatica) cacing
hati pada manusia (Clonorchis sinensis).dan blood flukes (Schistosoma
japonicum.Schistosoma mansori). Fasciola pastica inang prantara siput air tawar
(Radix auricularia,sinonim Lymnaea auricularis rubiginosa) pada saat dewasa
menjadi parasit di hati hewan ternak,dan bisa hidup di hati manusia.

 Cestoda (Cacing Pita)

Cacing pita hidup parasit di usus vertebrata, misalnya pada manusia, sapi, babi, ayam,
dan ikan. tubuh cacing pita di tutupi oleh kutikula, tidak memiliki mulut dan alat
pencernaan, serta tidak memiliki alat indra. Tubuh cacing dewasa terdiri atas kepala
(Skoleks), leher pendek (Strobilus),dan proglotid. Skoleks di lengkapi alat penghisap
(Sucker) dan alat kait (Rostellum) untuk melekat pada organ tubuh inang.

Daur hidup cacing pita membutuhkan satu atau dua inang prantara contohnya taenia
solium yang hidup parasit pada manusia dan hewan karnivor.dengan inang prantara
babi.Dibothriocphalus latus memiliki inang utama manusia dan hewan karnivor.sedangkan
inang prantaranya ikan Taenia seginata merupakan parasit di usus manusia dengan inang
prantara sapi. Skoleksnya tidak memiliki alat kait sehingga mudah di berantas
Echinococcus granulosus parasit di usus anjing dan Choanotaenia infundibulum parasit di
usus ayam.
E. Peranan atau fungsi Platyhelminthes.
kebanyakan platyhelminthes hidup sebagai parasit, pada umumnya filum ini akan
merugikan manusia, selain manusia ada pula cacing pita inang domba dan anjing, dulu
amat banyak orang-orang cina, jepang dan korea yang menderita karena penyakit parasit,
clonorchis, disamping karena belum berkembang ilmu kesehatan, maka mereka juga suka
makan ikan mentah atau setengah matang. Usaha-usaha untuk mencegah infeksi cacing
pita pada manusia dan pada inang lain biasanya dengan memutuskan daur cacing pita,
baik dengan cara mencegah jangan sampai inang perantara terkena infeksi maupun
dengan jalan mencegah jangan sampai inang sendiri terkena infeksi, selain itu juga
pembuangan tinja manusia perlu diatur menurut syarat-syarat kesehatan sehingga tidak
memungkinkan heksakan yang keluar bersama tinja-tinja itu sampai tertelan babi,
sementara itu semua daging babi, sapi dan ikan yang mungkin mengandung sisteserkus
harus dimasak sebaik-baiknya oleh manusia.
BAB PENUTUP
A. Kesimpulan.
Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana,yang memiliki ciri-
ciri,bertubuh pipih, kadang-kadang seperti pita, lunak, simetri bilateral, triploblastik, dan
acoelomate,dan tidak bersegmen,belum memiliki sistem peredaran darah,alat pencernaan
kadang-kadang agak kompleks dan tidak memiliki anus,alat eksresi berupa sel-sel api dengan
saluran yang berhubungan dengannya,umumnya bersifat parasit pada tubuh hewan lainnya.
Platyhelminthes memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderma, mesoderma, dan
endoderma. Endoderm membatasi rongga gastrovaskuler. Diantara ekstoderm dan endoderm
terdapat lapisan mesoderm. Mesoderm terdiri dari jaringan ikat yang longgar.dan pada
mesoderm terdapat organ-organ misalnya organ kelamin jantan dan betina. Cacing pipih
memiliki usus yang bercabang-cabang menuju seluruh tubuh sehingga peredaran makanan
tidak melalui pembuluh darah, tetapi langsung diedarkan dan diserap tubuh dari cabang usus
tersebut. Platyhelminthes bisa bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuh dan secara seksual dengan cara perkawinan
silang.
DAFTAR PUSTAKA
Aditiya, B. 2017. Phlum platyhelminthes. Slideshare. Diakses tanggal 1 maret 2023.

Pabendon, D. 2015. Filum Platyhelminthes.


https://www.academia.edu/23157557/Makalah_Filum_Platyhelminthes. Diakses tanggal 1
maret 2023

Sridianti. 2014. Ciri Cacing Pipih Platyhelminthes. http://www.sridianti.com/ciri-cacing-pipih-


platyhelminthes.html.

Taufan. 2014. Pengertian Ciri-Ciri Klasifikasi Dan Struktur Tubuh Platyhelminthes.

http://taufan-web.blogspot.com/2014/04/pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-dan.html.

Anda mungkin juga menyukai