PENDAHULUAN
Parasitologi merupakan ilmu yang berisi kajian tentang organisme (jasad hidup) yang
hidup dipermukaan atau didalam tubuh organisme lain untuk sementara waktu atau selama
hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari organisme
lain tersebut. Adapun bebrapa kajian tentang parisit diantaranya yaitu helmithes/helmatologi.
Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing. berdasarkan
Pltyhelminthes dibagi menjadi kelas Trematoda (cacing daun) dan kelas Cestoda
(cacing pita). cacing Trematoda berbentuk daun, badannya tidak bersegmen, mempunyai alat
pencernaan. cacing cestoda mempunyai badan yang berbentuk pita dan teridiri dari skoleks.
leher dan badan (starbila) yang bersegmen (proglotid) ; makanan diserap melalui kulit
(kutikulum) badan.
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu nematoda yang memiliki sistem
pencenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung
anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior.Nemathelminthes yang hidup bebas
1
berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan
berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek
dan di dasar perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
I.2 Tujuan
a. Mengenal bentuk morfologi dari helmithes (bentuk telur, tubuh, ronga mulut dan
ekor)
b. membedakan jenis-jenis helminthes berdasarkan 3 kelompok besar (nematode,
I.3 Manfaat
a. Dapatmembedakantigajeniskelas helminthes
b. Dapat mengetahui bentuk-bentuk morfologi pada kelas nematode, trematode, dan
castoda
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
Platyhelminthes adalah cacing daun yang umumnya bertubuh pipih.. Cacing daun
bersifat triploblastik, tetapi tidak berselom. Ruang digesti berupa ruang gastrovaskular yang
tidak lengkap. Cacing pita tidak mempunyai saluran digesti. Walaupun hewan-hewan itu
bersifat simetri bilateral, namun mereka mempunyai sistem ekstretorius, saraf, dan reproduksi
Platyhelminthes dapat dibagi atas beberapa kelas yaitu kelas Trematoda yang
merupakan hewan yang parasit, tidak mempunyai mata kecuali pada larvanya, tidak bercilia
kecuali pada larvanya, mempunyai kutikula mulut disebelah anterior, faring tidak berotot,
tidak ada anus usus berbentuk garpu, mempunyai pengisap, hermaprodit, mempunyai
makanan, merupakan endoparasit pada hewan vetebrata, Mempunyai saraf pada bagian kedua
sisi tubuhnya yang berhubungan dengan kepala. Mempunyai saluran ekskresi yang
diperlengkapi dengan protonefrida. Tiap progtida mengandung organ-organ alat jantan dan
Sistem pencernaan pada Platyhelminthes belum sempurna, cacing ini telah memiliki
mulut tapi tidak memiliki anus, hewan ini memiliki rongga gastrovaskuler yang merupakan
saluran pencernaan yang bercabangcabang yang berperan sebagai usus. Sistem saraf
memiliki dua ganglion pada ujung ventral tubuh. Pada ujung ventral tubuh keluar satu pasang
Sebagian dari anggota filum Platyhelminthes contohnya anggota dari spesies cacing
daun biasanya hidup secara parasitis pada manusia dan hewan. Planaria hidup dalam air
tawar dan ia menjadi pendeteksi suatu daerah masih asri atau sudah tercemar. Cacing hati dan
3
cacing pita bersiklus hidup majemuk dan menyangkut pada beberapa inang sementara.
Cacing-cacing Nemertian hidup mandiri di laut dan terkenal sebagai cacing ikat
khas dimana tubuhnya pipih (seperti daun) dengan susunan tubuh yang triboplastik. Lapisan
Endokterm (tipis, mengandung sisik kitin) dan sel-sel tunggal kelenjar, dilapisi kutikula yang
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh atau selom sehingga disebut hewan aselomata.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus). Usus bercabang-cabang
Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi. Pernapasan dilakukan
secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya. Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih (Arifin,
2006).
Siklus hidup dari Platyhelminthes dimulai dari telur akan menetas dan mengeluarkan
mirasidium bila termakan hospes perantara I keong air. Dalam keong air akan berturut-turut
berkembang menjadi sporokista redia I, redia II, dan serkaria. Serkaria keluar dari keong air
dan mencari hospes perantara II (famili Cyprinidae). Serkaria menembus hospes perantara
dua dan melepaskan ekornya. Dalam tubuh hospes perantara II serkaria membentuk kista
yang disebut metaserkaria (bentuk infektif). Dalam duodenum metaserkaria pecah kemudian
mengeluarkan larva dan kemudian masuk kedalam saluran empedu.Setelah satu bulan
Perubahan patologi terutama terjadi pada sel epitel saluran empedu. Pengaruhnya
terutama bergantung pada jumlah cacing dan lamanya menginfeksi, untungnya jumlah cacing
yang menginfeksi biasanya sedikit. Pada daerah endemik jumlah cacing yang pernah
ditemukan sekitar 20-200 ekor cacing. Infeksi kronis pada saluran empedu menyebabkan
4
terjadinya penebalan epitel empedu sehingga dapat menyumbat saluran empedu.
Pembentukan kantong-kantong pada saluran empedu dalam hati dan jaringan parenkim hati
sari-sari makanan dari inangnya jadi cacing ini sangatlah berbahaya karena merupakan
parasit. Parasit pada usus halus manusia, hewan yang memiliki tubuh simetris bilatera.
Cacing ini bersifat dioesius, yaitu cacing jantan dan cacing betina. Nemathelminthes
memiliki sistem pencernaan yang sempurna, saluran pencernaan memanjang dari mulut
sampai ke anus dan cacing ini belum memiliki sistem peredaran darah. Platyhelminthes
tidak berselom. Pada umumnya spesies dari platyhelminthes adalah parasit pada hewan.
Ektoderm adalah tipis yang dilapisi oleh kutikula yang berfungsi melindungi jaringan di
bawahnya dari cairan hospes. Sistem ekskresi hanya saluran utama yang mempunyai lubang
pembuangan keluar tidak memiliki sistem sirkulasi, maka bahan makanan itu di edarkan oleh
sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang.
Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati.
Filum Nemathelminthes terdiri dari bebrapa ratus ribu spesies, kebanyakan hidup
bebas meskipun beberapa ada yang parasit. Nematoda kurang dalam sistem peredaran darah
5
1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel dengan coelom (pseudocoelom), tubuhnya
3. Alat pencernaan komplit dan permanen berupa saluran lurus dengan mulut di bagian
5. Tidak memiliki rangka, sistem respirasi, dan sistem peredaran darah 6. Sistem ekskresi
sederhana berupa sel Renette atau sistem H dengan lubang ekskresi yang terletak di bawah
6. Cincin saraf yang mengelilingi esophagus merupakan pusat sistem saraf, yang
dihubungkan oleh 6 tali saraf longitudinal ke arah anterior dan posterior. 8. Alat reproduksi
jantan dan betina terpisah (berumah dua), jantan lebih kecil dibandingkan dengan betina,
fertilisasi internal, telur memiliki pembungkus kitin, larva mengalami beberapa kali
7. Hidup di perairan tawar, parairan latu, di tanah, dan sebagai parasit di tubuh.
serta tidak memiliki lapisan otot yang mengelilingi saluran pencernaan (usus). Hewan
berongga seperti itu sekarang dimasukkan ke dalam Aschelminthes. Akan tetapi nama
Nemathelminthes lebih sering digunakan karena hanya satu kelompok besar yaitu Nematoda
sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan. Tubuh
berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
6
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula
ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula
Nemathelminthes memiliki sistem pencenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring,
usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung
memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan
yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya.
Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut.
seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah
pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat
membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
Alat kelamin terpisah, cacing betina lebih besar dari cacing jantan dan yang jantan
mempunyai ujung berkait. Gonad berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi
oleh kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual.
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda. Pada uraian berikut akan
dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia.
7
Kelas nematodaada yang hidup bebas dan ada yang hidup parasit nematoda juga
tersebar laus dia air dan di darat . Jenis nematoda yang berparasit hidup pada tumbuan,
Moluska, Annelida, Atropoda dan Vertebrata sudah dikenal lebih dari 80.000 spesies.
Nematoda yang ber parasit pada Vertebrata. Spesies yang berparasit terdapat pada manusia
berukuran dari 2 mm sampai kurang dari 1 meter. Kelaminnya sudah terpisah. Biasanya yang
jantan lebih kecil dari yang betina . Ujung posterior yang jantan mlengkung dan pada
BAB III
8
METODE KERJA
a. Pemeriksaan Telur
Sampel yang mengandung/ terkontaminasi helmithesdibuatmenjadi
suspense.SedapatmungkinmenggunakanpelarutNaClfisologis. (kelebihangaramdan pH
akanmenyebabkantelur cacingmati)
Cara langsung
Pada gelas objek diletakan satu tetes NaCL fisiologis pada salah satu ujung dan ujung lain
diteteskan larutatan iodi. Teteskan suspensi sampel uji pada masing-masing pelarut dan
dihomogenka. Selanjutnya preparat ditutup dangan kaca penutup dabdan diseratt dengan tisue
40x. Pengamatan bentuk telur, larva dan mikrofilaria disesuaikan dengan bentuk umum dari
9
BAB IV
Sampel Kesimpulan
10
Cacing Enterbius vermicularis
A
IV.2 Pembahasan
a. Sampel 1
11
Dari pengamatan yang dilakukan di laboratorium parasitologi dengan menggunakan
mikroskop elektrik, kita bisa melihat pada hasil pengamatan, gambar cacing yang kedua
ujungnya runcing,bentuk badan yang lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cacing ini
2. Ukuran cacing jantan adalah 2-5 mm,cacing jantan mempunyai sayap yang dan
mm x 0,4mm, cacing betina mempunyai sayap , bulbus esofagus jelas sekali, ekornya
3. Uterus cacing betina berbentuk gravid melebar dan penuh dengan telur.
4. Bentuk khas dari Enterobius vermicularis dewasa adalah tidak terdapat rongga mulut
tetapi dijumpai adanya 3 buah bibir, bentuk esofagus bulbus ganda (double bulb
mikron). Telur berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai dinding yang tembus
2. Sampel 2
mikroskop elektrik, kita bisa melihat pada hasil pengamatan bentuk yang didapatkan yaitu
12
cacing yang memiliki ujung posterior runcing, mempunyai sarung, inti tubur kasar,tersusun
tidak teratur sampai ujung posterior. Cirri-ciri ini sama dengan cirri-ciri dari mikrofilaria
4. Inti tubur kasar, tersusun tidak teratur sampai ujung posterior denan 2 nukleus
terminalis
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada gambar pertama merupakan
cacing kremi, sedangkan pada gambar kedua merupakan cacing mikrofilaria brugia malay
13
V.2 Saran
Dalam melakukan praktikum kita harus mengenakan alat-alat pelindung diri seperti
masker dan handscoon agar lebih steril dan mempermuda pengujian agar tidak
DAFTAR PUSTAKA
(https://analiskesehatan08kdi.wordpress.com/2011/11/14/platehelminhes/). Jakarta.
14
Ramadhan Nino. 2015. MakalahNemathelminthes.
(https://analiskesehatan08kdi.wordpress.com/2011/11/14/nemathelmintes/). Jakarta.
15