Assalamuaalaikum wr.wb
Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya
makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah yang berjudul Chiralitas Obat ini
membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama Ibu Sisilia T. R. Dewi, S. Si.,
M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan tugas dan teman-
teman satu kelompok yang telah menyelesaikan makalah ini dengan baik.
belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
Sekian.
Wassalamualaikum wr.wb
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan . 17
3.1 Saran.... 17
Daftar Pustaka .. 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral dan
zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit,
Pentingnya stereokimia dalam aksi obat mendapat perhatian yang lebih besar
dalam praktek medis, dan pengetahuan dasar tentang subjeknya akan diperlukan
dari obat-obatan. Banyak obat pada saat ini digunakan dalam praktek psikiatri
enansiomer dapat memberikan selektivitas yang lebih besar untuk target biologis
obat dan implikasi farmakologis akan membantu pihak medis dalam memberikan
3
4. Bagaimana senyawa kiral yang dijadikan obat?
4.1. Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
struktur yang sama tetapi berbeda susunan ruang dan konfigurasinya. Atom yang
menjadi pusat kiralitas dikenal dengan istilah atom kiral. Penyebab adanya
Bagian kimia yang berhubungan dengan struktur dalam tiga dimensi disebut
stereokimia. Salah satu aspek dari stereokimia adalah stereoisomer: rumus kimia
Molekul kiral adalah molekul dengan pusat karbon tetrahedral yang memiliki
cermin itu secara nyata tidak bisa dihimpitkan secara sempurna, seperti
5
Kiralitas adalah materi yang ditemukan dalam sistem biologi dari dasar
kehidupan seperti asam amino, karbohidrat dan lipid. Sintesis kiral (chiral
synthesis) adalah suatu proses sintesis organik yang menghasilkan suatu senyawa
dengan elemen kiralitas yang dinginkan. Fenonema stereokimia yang penting dan
menarik dari atom karbon molekul organik adalah kiralitas dari karbon tetrahedral
digambarkan dengan tangan kiri dan kanan dimana tangan kiri dan tangan kanan
tidak dua pusat asimetris (satu diantaranya mempunyai konfigurasi yang sama)
dan bukan merupakan bayangan cerminnya. Sebagian besar umumnya pusat kiral
diwakili oleh karbon tetrahedral, meskipun atom lain, seperti nitrogen, sulfur, dan
terpolarisasi kearah yang berbeda, berlawanan arah jarum jam (levo) dan searah
jarum jam (dektro) atau L(-)- isomer dan D(-)- isomer. Menurut ketentuan
Fischer, secara luas senyawa gula dan asam amino menggunakan symbol D dan L,
6
Rotasi optik untuk dua enantiomer dalam campuran rasemik adalah sama
(tidak memutar arah cahaya polarisasi). Sementara untuk diastereomer tidak sama
pengembangan, dan desain obat baru dalam sepuluh tahun terakhir ini. Banyak
laporan yang menunjukkan bahwa efektivitas suatu bahan obat sangat tergantung
pada kekiralan senyawa tersebut. Dari pengujian beragam bahan obat kiral dalam
dasar ini, penggunaan bahan obat kiral dalam bentuk enansiomer tunggal akan
berdampak pada peningkatan efektivitas, penurunan dosis dan juga efek samping
tetapi dalam lingkungan kiral seperti reseptor dan enzim dalam tubuh, mereka
7
adalah campuran dari jumlah yang sama dari kedua enantiomer obat kiral.
Kiralitas dalam obat yang paling sering muncul dari atom karbon yang melekat
pada 4 kelompok yang berbeda, tapi kiralitas bisa juga berasal dari sumber lain.
kimia yang berbeda dan perilaku farmakologis dari enantiomer lainnya. Karena
sistem kehidupan itu sendiri kiral, masing-masing enansiomer dari obat kiral
dapat berperilaku sangat berbeda in vivo. Dengan kata lain, R-enansiomer obat
belum tentu berperilaku dengan cara yang sama seperti S-enansiomer dari obat
yang sama ketika diambil oleh pasien. Untuk obat kiral yang diberikan harus tepat
8
Perbedaan antara 2 enantiomer obat diilustrasikan dalam Gambar 1
menggunakan interaksi hipotetis antara obat kiral dan situs pengikatan kiralnya.
Dalam hal ini, salah satu enansiomer biologis aktif sedangkan enantiomer lain
tidak. Bagian dari obat berlabel A, B, dan C harus berinteraksi dengan daerah
yang sesuai dari situs pengikatan berlabel a, b, dan c untuk obat yang memiliki
efek farmakologis. Enansiomer aktif dari obat memiliki struktur 3-dimensi yang
dengan c. Sebaliknya, enansiomer tidak aktif tidak dapat berikatan dengan cara
yang sama tidak peduli bagaimana diputar dalam ruang. Meskipun enansiomer
enansiomer aktif. Dalam beberapa kasus, bagian dari sebuah molekul yang
mengandung pusat kiral (s) dapat berada dalam wilayah yang tidak memainkan
Dalam hal ini tampilan enansiomer sangat mirip atau bahkan farmakologi
setara di situs target mereka. Bahkan dalam kasus ini, enantiomer mungkin
berbeda dalam profil metabolisme serta kedekatan untuk reseptor lain, transporter,
atau enzim.
Senyawa kiral adalah suatu jenis senyawa kimia organik yang memiliki
9
menggunakannya sebagai bahan baku aktif dan 25% diantaranya dalam bentuk
enantiomer tunggal.
Sekitar 50% dari obat yang dipasarkan adalah kiral dan dari jumlah ini sekitar
50% adalah campuran enantiomer daripada enansiomer tunggal. Pada bagian ini,
potensi keuntungan dari menggunakan enansiomer tunggal obat kiral dibahas dan
beberapa contoh spesifik dari obat enantiomer tunggal yang saat ini dipasarkan.
Sintesis bahan obat kiral dalam bentuk enantiomer tunggal merupakan salah
satu tantangan yang paling sulit diwujudkan dengan metode sintesis asimetris
konvensional. Sebagai akibatnya, banyak obat kiral yang dipasarkan saat ini
obat yang unggul dan mungkin lebih disukai daripada bentuk rasemat obat.
pengobatan asma, dan (S) -omeprazole, proton pump inhibitor untuk pengobatan
gastroesophageal reflux, telah terbukti lebih unggul dari formulasi rasemat dalam
uji klinis. Dalam kasus lain, bagaimanapun, baik enantiomer obat kiral dapat
kurang efektif atau bahkan kurang aman daripada bentuk rasemat. Sebagai contoh,
10
adrenergik antagonis. Selain itu, R-enansiomer dari fluoxetine, pada dosis
fenotiazin juga tersedia sebagai rasemat. Dari jumlah tersebut, formulasi tunggal
Obat rasemat yang dipilih digunakan dalam praktek psikiatri tercantum dalam
Tabel 1 .
11
1. Thalidome
Obat ini dipasarkan di Eropa sekira tahun 1959-1962 sebagai obat penenang.
Obat ini memiliki dua enantiomer, di mana enantiomer yang berguna sebagai
bayi cacat pada tahun 1960-an. Hal ini merupakan tragedi besar yang tidak
12
2. Epinefrin
tambahan. L-Epinephrine juga lebih tersedia di seluruh dunia, lebih murah, dan
Epinefrin rasemik baik untuk mengobati croup derajat sedang dan berat.
dipulangkan jika dalam 3 jam, tidak terdapat stridor saat istirahat, udara yang
3. Ibuprofen
13
digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat artritis. Nama kimia ibuprofen
yang dinamakan COX-1 dan COX-2. COX-1 terdapat pada pembuluh darah,
inhibisi COX-2, dan adapun efek samping seperti perdarahan saluran cerna dan
14
arakidonat menjadi prostaglandin H2 (PGH2). Prostaglandin H2, pada gilirannya,
diubah oleh enzim lain untuk prostaglandin bentuk lain (sebagai mediator nyeri,
penghambatan COX-1 akan bertanggung jawab untuk efek yang tidak diinginkan
pada agregasi platelet dan saluran pencernaan. Namun, peran isoform COX untuk
15
analgetik, anti inflamasi, dan efek kerusakan lambung dari OAINS tidak pasti dan
16
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
obat mungkin memiliki sifat yang berbeda dari perumusan rasemat dari obat yang
sama. Ketika kedua enantiomer tunggal dan formulasi rasemat obat yang tersedia,
informasi dari uji klinis dan pengalaman klinis harus digunakan untuk
2.2 Saran
dalam hal ini aspek farmakodinamik harus terus di tingkatkan dengan proses
kiralitas obat dalam tubuh juga sebagai upaya meningkatkan displin ilmu yang
lebih kompeten, berjiwa pengetahuan dan selalu berfikir kritis terhadap ilmu
tersebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
Riffiani, Rini. 2010. Pengucilan Gen Penyandi Nitrilase dari Beberapa lsolat
18