Kelompok 3 :
Sunnatul Ainiyah (15010644032)
Ridha Shafa Aulia (15010644095)
Agung Jeahan Try Antoro (15010644109)
Kata Vermes berasal dari bahasa latin yang artinya cacing. Pada tubuhnya
terdapat ujung posterior (ujung belakang, ekor), permukaan dorsal (perut)
permukaan ventral (permukaan bawah perut), sedangkan tubuhnya dibagi
menjadi bagian kanan dan bagian kiri yang sama, dengan kata lain tubuh
cacing itu simetri bilateral.
Menurut Para Ahli
Terdapat 3 Golongan Filum :
PLATHYHEL
ANNELIDA
MITES
NERMATHE
LMINTHES
1. Filum Plathyhelmites
Platyhelminthes disebut cacing pipih.
Tubuh cacing ini berukuran sangat kecil,
namun Panjang tubuhnya dapat mencapai
beberapa mater
Hidup di air tawar serta di tempat lembab.
Anggota platyhelminthes banyak yang hidup
sebagai parasit. Platyhelminthes mempunyai alat
penghisap.
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada
reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di
dalam tubuh(internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan
lain. Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.
Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut
menjadi individu baru
Ciri-ciri Platyhelminthes
Tubuhnya berbentuk pipih dengan beberapa bentuk seperti pita, keadaan
Sistem ekresinya dibangun oleh sel-sel berbulu getar yang disebut sel api
(selenosit) dengan saluran-saluranekresinya.
Memiliki kulit luar yang lunak, bersilia atau tertutup oleh lapisan kutikula yang
dilengkapi dengan alat penghisap.
Sistem saraf terdiri atas ganglion otak dengan saraf-saraf tepi.
Umumnya ditemukan sebagai parasit yang hidup bebas, turbellaria yang hidup
tidak sebagai parasit
Klasifikasi Platyhelminthes
KELAS KELAS
TURBE CEST
LARIA ODA
KELAS
TREMA
TODA
1) Kelas Turbelaria (Cacing berbulu getar)
Planaria Dugesia sp biasanya hidup di air tawar yang jernih,
melekat pada batu-batuan, atau daun.
mempunyai sistem ekskresi dari sel-sel api (Flame Cell)
bersifat Hermafrodit dan berdaya regenerasi sangat tinggi.
Panjang tubuh planaria dapat mencapai2-3 cm. Pada
epidermis bagian permukaan ventralterdapat silia yang bangun
untuk pergerakan.
Bagian kepala planaria tampak berbentuk segitiga terdapat
dua bintik mata yang berfungsi untuk membedakanintensitas
cahaya. Kedua bintik mata tersebut belum dikatakan sebagai
alat penglihatan.
Planaria umumnya berkembang biak secara aseksual dan seksual. Monoecious organ kelamin testes dan
ovariumnya membentuk ovotestes atau lebh dikenal dengan Hermaphhroditus, sehingga melakukan
pembuahan sendiri.
Perkembangan cacing ini ada duamacam, yaitu langsung(telur menetas menjadi cacing kecil tetapi
menyerupai cacing dewasa) dan tidak langsung (melalui bentuk larva yang bersilia). Asexual nya dengan
fragmentasimemutuskan bagian tubuhnya membentuk individu baru atau meregenerasi dengan cepat seperti
yang terlihat pada planaria dan cacing pita
System pencernaan makanan planaria terdiri atas mulut, kerongkongan dan usus Faring dapat dijulurkan
untuk menangkap makanan.
Memiliki usus yang bercabang tiga, satu cabang kearah anterior dan dua cabang kea rah posterior
2) Kelas Trematoda (cacing hisap)
Kelas Trematoda termasuk cacing kait (flukes) baik dalam darah, hati maupun paru-
paru.
Alat pengisap (Sucker) terdapat pada mulut di bagian anterior untuk menempel pada
tubuh inangnya berupa ternak, dan jika hati ternak yang ada cacingnya ini kita
makan maka kita akan terkena Fasciolasis.
Kebanyakan merupakan hewan parasit karena berada pada tubuh mahkluk hidup,
dan merugikan karena mengambil bahan organik yang tersedia di inangnya pada
umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah
vertebrata Ternak , Ikan , Manusia. Permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.
Contoh Trematoda adalah cacing hati Fasciola hepatica pada ternak , Chlonorsis
sinensis pada Ikan
- Fasciola hepatica
Cacing hati ini memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya
dua jenis inang yaitu inang utama berupa ternak / ikan dan manusia dan inang
sebagai perantara adalah siput air Lymnea truncatula .
Daur hidup Cacing hati : Telur - Mirasidium - Sporosis - Redia -Cercaria
MetaCercaria > Metacercaria berekor berenang ke tanaman sekitar air dimakan
Inang utama - masuk menjadi Cacing Dewasa.
Hirudo
medicinalisdanHirudina
ria javanica(Lintah)
3) Kelas Cestoda (Cacing Pita)
POLYCHAETA HIRUDINEA
OLIGOCHAETA
1. Polychaeta
Polychaeta berasal dari kata poly yang berarti banyak dan chaeta yang
berarti rambut.
Polychaeta adalah cacing berambut banyak. Kebanyakan
Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae.
Parapodia adalah kaki seperti dayung (sirip) digunakan untuk berenang
sekaligus bertindak sebagai alat pernafasan.
Setae adalah bulu-bulu yang melekat pada parapodia, yang membantu
polychaeta melekat pada substrat dan juga membantu mereka bergerak.
Tubuhnya berwarna menarik seperti hijau, merah, merah muda, atau
campuran warna-warna lain.
Memiliki insang.
Panjang 5 10 cm. hidup di laut. Reproduksi seksual diluar tubuh. Fase
hidup : Telur, Larva Trokovor, Dewasa. Contoh : Kelabang laut, cacing
palolo, cacing wawo.
2. Oligochaeta
Oligochaeta contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae
yang bergerombol secara langsung dari tubuhnya.
Cacing tanah memiliki kepala atau parapodia yang kurang berkembang.
Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari otot-otot tubuh dibantu dengan
setae.
Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan yang lemnan digunakan
untuk pertukaran udara.
Cacing tanah adalah pemakan sampah yang mengekstraks sisa-sisa bahan organic
dari tanaha yang dimakan.
Faring berotot menarik makanan ke mulut, makanan yang sudah dicerna disimpan
di tembolok lalu ke rempela.
Sistem pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap segmen
dengan dua lubang.
Cacing tanah bersifat hermaphrodit, memilliki testis dengan saluran semen, dan
ovarium dengan penerima semen.
Setiap cacing memiliki klitellum yang mengeluarkan lendir, untuk melindungi
sperma dan telur dari kekeringan.
3. Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Anggota kelas
hirudinea hidup di lingkungan akuatik dan terrestrial. Panjang Hirudinea
bervariasi dari 130 cm.
Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh
inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea
parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea
bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.
Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah).
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik
(penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya
gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan
darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah
sebanyak mungkin.
Peranan Annelida
Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu
menghancurkan tanah dan membantu aerasi tanah.