Anda di halaman 1dari 28

HELMINTH

dr. Teuku Muhammad Ilzana, M.Sc Med


Ed
Ilzan_scope@yahoo.co.id
Parasitologi 
adalah ilmu yang mempelajari parasit, inangnya, dan
hubungan di antara keduanya

Helmintologi
ilmu yang mempelajari tentang cacing yangg hidup sebagai parasit
pada manusia 2

 Bahasa yunani ; “helminth” berarti cacing


TAKSONOMI HELMINTH
Cacing adalah hewan yang biasanya memiliki tubuh seperti
tabung panjang, tidak punya anggota tubuh bagian luar seperti
tangan atau kaki, dan tidak punya mata.
3
KLASIFIKASI
4
—Berdasarkan Taksonomi Helminth
dibagi 2 :
 Platyhelminthes (cacing pipih) :
 Trematoda dan Cestoda

 Nemathelmintes (cacing gilik/benang) :
 Nematoda
Platyhelminthe
s
Platyhelminthes ini ialah cacing berbentuk halus dan juga pipih, tripoblastik
(memiliki 3 lapisan embrionik) serta juga aselomata (tidak mempunyai rongga
tubuh).
5
Cacing ini terdapat pada air tawar, air laut dan juga di tanah yang lembab. Cacing
trematoda serta Cacing pita ini ialah contoh cacing pipih yang memiliki sifat
parasit pada manusia serta hewan.

Penyakit yang bisa atau dapat ditimbulkan oleh kedua cacing ini ialah Taeniasis
serta Trematodiasis.
Ciri Ciri
Platyhelminthes
memiliki sifat tripoblastik aselomata yakni
mempunyai 3 lapisan embrionik terdiri dari
ectoderm, mesoderm serta endoderm, dan juga
tidak memiliki rongga tubuh

Rongga pencernaan tidak mempunyai anus

Mempunyai tubuh simetri bilateral


6

Pernapasan dilakukan dengan permukaan


tubuh serta ruang gastrovaskuler

Reproduksi dengan secara vegetative


serta juga generative

Memiliki sifat hemafrodit


(yakni mempunyai 2 alat kelamin disatu tubuh)
Struktur Tubuh
Platyhelminthes
Tubuhnya bersimetri bilateral dan tersusun atas tiga lapisan, yaitu
sebagai berikut :

● Ektoderma (lapisan luar)


Dalam perkembangan selanjutnya, ektoderma akan membentuk
epidermis dan kutikula. Epidermis lunak dan bersilia serta berfungsi
untuk membantu alat gerak. Seringkali epidermis tertutup kutikula
dan sebagian lagi dilengkapi dengan alat yang dapat dipakai untuk
melekatkan diri pada inang. Ada pula yang berupa alat kait dari kitin. 7

● Mesoderma (lapisan tengah)


Dalam perkembangan selanjutnya, mesoderm akan membentuk alat reproduksi, jaringan otot dan jaringan ikat.

● Endoderma (lapisan dalam)


Dalam perkembangan selanjutnya, endoderma akan membentuk gastrodermis /gastrovaskuler sebagai saluran pencernaan
makanan.
Sistem Organ Platyhelminthes

1. Sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari dua ganglia otak yang dilengkapi dengan
saraf-saraf tepi sehingga membentuk sistem saraf tangga tali

2. Sistem Ekskretoris
Sistem ekskresinya bersifat sederhana dan terutama berfungsi
untuk memelihara keseimbangan osomosis antara hewan dengan
lingkungannya. Sistem ini tersusun dari sel-sel bersilia, yaitu sel
api atau sel-sel bulu getar (solenosit) 8
3. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan pada hewan ini tidak sempurna, yaitu
berupa gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh dan
berperan sebagai usus. Akan tetapi, ada juga platyhelminthes
yang tidak memiliki saluran pencernaan
Klasifikasi Platyhelminthes

9
1. Kelas Turbellaria
Cacing pipih yang bergerak dengan menggetarkan bulu getarnya. Umumnya hidup bebas di air asin dan tawar. Cacing ini
merupakan indicator terhadap suatu pencemaran air. Cacing ini mempunyai bintik di kepalanya yang bisa atau dapat
membedakan terang serta gelap. Cacing ini juga memiliki sifat menjauhi cahaya. 

Turbellaria ini adalah kelompok platyhelminthes yang bisa atau dapat bergerak dengan menggetarkan bulu getarnya.
Cacing pipih jenis ini hidup dengan secara bebas (bukan parasit) serta tidak mempunyai alat hisap.
•Contoh : Planaria sp

10
2. Kelas Trematoda
Trematoda ini ialah cacing pipih yang memiliki sifat parasit pada manusia serta hewan. Cacing ini mempunyai alat hisap
yang memiliki kait yang fungsinya untuk melekatkan diri pada tubuh inangnya. Cacing ini mempunyai kutikula yang
fungsinya ini untuk mencegah dirinya itu untuk ikut terhisap oleh sel inangnya.
• Contoh : Fasciola hepatica

11
3. Kelas Cestoda
Cestoda ini ialah kelompok platyhelminthes yang memiliki bentuk seperti pita serta sifatnya parasit.Pada bagian kepala
hewan ini juga terdapat kait yang memiliki fungsi untuk mengaitkan tubuhnya pada usus inang. Kepala cacing pita
tersebut disebut dengan skoleks serta untuk bagian bawah kepala itu disebut dengan strobilus. Bagian Strobilus ini
memiliki fungsi untuk membentuk progtolid pada hewan ini. Progtolid sendiri ialah bagian tubuh yang akan menjadi
individu baru dikemudian hari. 
• Contoh : Taenia saginata

12

“ Peranan Platyhelminthes (cacing pipih)

Umumnya platyhelminthes ini adalah suatu cacing yang merugikan disebabkan cacing ini bersifat parasit pada manusia
serta hewan, namun terdapat dari spesies platyhelminthes ini yang tidak merugikan manusia maupun hewan yakni 13
planaria. Planaria ini mempunyai peranan yang dimanfaatkan yakni sebagai makanan ikan. Platyhelminthes ini lebih
banyak memberikan dampak kerugian bagi manusia maupun juga hewan. Pada saat manusia mengkonsumsinya,
dampaknya tersebut dapat merugikan manusia disebabkan karna terinfeksi cacing yang bisa atau dapat menyebabkan
masalah-masalah bagi kesehatan manusia.
Nemathelminthes
Nemathelminthes adalah kelompok hewan cacing yang mempunyai tubuh
bulat panjang dengan ujung yang runcing. Secara bahasa, Kata Nemathelminthes
berasal dari bahasa yunani, yakni “Nema” yang artinya benang, dan “helmintes”
yang artinya cacing. Nemathelminthes sudah memiliki rongga pada tubuhnya 14
walaupun rongga tersebut bukan rongga tubuh sejati.

Rongga tubuh pada Nemathelminthes disebut pseudoaselomata. Cacing ini


mempunyai tubuh meruncing pada kedua ujung sehingga disebut dengan cacing
gilig. Ukuran tubuh Nemathelminthes umumnya miksroskopis, tapi ada juga yang
mencapai ukuran 1 m. Cacing Nemathelminthes kebanyakan hidup parasit pada
tubuh manusia, hewan, atau tumbuhan, namun adapula yang hidup bebas. Ukuran
dari cacing betina lebih besar dari cacing jantan.
Ciri Ciri
Nemathelminthes
Merupakan cacing dengan tubuh bulat
panjang seperti benang dengan kedua
ujung tubuh yang runcing

Memiliki tiga lapisan tubuh (Triploblastik)


yaitu lapisan tubuh luar, tengan, dan lapisan
tubuh dalam.

Tubuhnya memiliki rongga, namun


bukan rongga tubuh sejati sehingga
rongga ini disebut Pseudoaselomata 15
Kulitnya halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi
oleh kutikula yang berfungsi melindunginya dari
enzim pencernaan inang

Belum memiliki sistem sirkulasi dan


sistem respirasi. Sistem saraf merupakan
saraf cincin.

Sistem pencernaannya sudah lengkap


Struktur Tubuh
Nemathelminthes
Tubuh dari cacing ini tidak memiliki segmen dan lapisan luar
tubuhnya licin serta dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh
oleh enzim inangnya.

Tubuhnya dilapisi oleh tiga lapisan (tripoblastik), yakni :


● lapisan luar (Ektodermis)
● lapisan tengah (Mesoderm)
● lapisan dalam (Endoderm) 16

Kulit hewan ini tidak berwarna dan licin.

Nemathelminthes sudah memiliki suatu organ saluran pencernaan yang lengkap, yakni mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat
pada ujung depan dan anus terdapat pada ujung belakang. Sesudah makanan dicerna, sari makanan tersebut akan diedarkan ke seluruh
tubuh melalui cairan pada rongga tubuhnya. Tubuhnya belum memiliki sebuah sistem pembuluh darah, sehingga tidak memiliki
sebuah sistem respirasi, pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi, yakni perpindahan zat dari tempat
konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah.
Sistem Organ
Nemathelminthes
1. Sistem Pencernaan
suatu sistem pencernaan dari nemathelminthes terdiri atas mulut,
faring, usus, dan anus. Makanan masuk ke dalam tubuh melalui
mulut pada bagian depan tubuh, kemudian masuk ke faring, dan
dicerna di usus, setelah dicerna, sari makanan tersebut akan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh cairan pada rongga tubuh
pseudoaselomata, kemudian sisa-sisa makanan akan dikeluarkan
melalui anus.

17
2. Sistem Reproduksi
Nemathelminthes umumnya melakukan sebuah reproduksi secara seksual, sistem reproduksi bersifat gonokoris, yakni organ kelamin
jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda, artinya setiap individu hanya mempunyai satu organ kelamin. Fertilisasi (pertemuan
sperma dan ovum) terjadi di dalam tubuh, kemudian akan menghasilkan telur yang sangat banyak (ribuan). Kumpulan telur ini akan
membentuk kista yang bisa bertahan hidup pada keadaan lingkungan yang buruk.

3. Sistem Persarafan
sebuah sistem saraf cicin yang mengelilingi esofagus dan mempunyai 6 cabang saraf utama.

4.Sistem Eksresi
Sebuah Sistem eksresi terdiri atas 2 saluran utama yang akan bermuara pada sebuah lubang ditubuh bagian ventral.
Klasifikasi Nemathelminthes
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yakni sebagai berikut :

1. Kelas Nematoda
Nematoda mempunyai kutikula tubuh yang transparan. memiliki mulut dan lubang
ekskresi, alat reproduks pada jantan dengan testis dan betina dengan ovarium. Umur
cacing pada umumnya mencapai 10 bulan

Contoh Nematoda yaitu: 18


• Ascaris lumbricoides (cacing pern pada manusia),
• Anguila aceti (cacing cuka)
2. Kelas Nematomorfa
Nematomorfa adalah cacing yang hidup dalam usus Vertebrata dan biasa melekat pada dinding usus dengan belalai
bengkok berkan duri. Cacing ini memiliki sebuah alat pencernaan makanan yang sempurna dan alat reproduksinya
terpisah. Nematomorfa memiliki hospes intermedier, yakni bangsa Crustacea (udang dan Insecta), misalnya Neoechi
norhynchus emydis yang menyerang penyakit kura-kura, dan bulus.

Contoh:
• Gordius sp
19

“ Peranan Peranan Nemathelminthes

Pada umumnya Nematoda merugikan karena hidup parasit dan mengakibatkan penyakit pada manusia dan menjadi parasit pada
tumbuhan, diantaranya sebagai berikut.
20
• Globodera rostochiensis,
yang menjadi parasit pada tanaman kentang dan tomat, dan sebagai vektor virus pada beberapa tanaman pertanian.

• Ascaris lumbricoides (cacing usus) dan Enterobius vermicularis (cacing kremi)


menjadi parasit pada manusia dan menyebabkan penyakit.
• Daur Hidup Cacing Hati 21
( Platyhelminthes )
Platyhelmintes

Fasciola hepatica adalah anggota Trematoda dari Platyhelminthes yang lebih akrab kita kenal sebagai
cacing hati.

Tempat tumbuh Fasciola hepatica pada inang perantara biasanya ditemukan pada domba, sapi, atau
jenis hewan ternak lainnya. 22

Fasciola hepatica akan keluar dari tubuh ternak melalui kotoran dari saluran empedu atau usus.

Pada tempat yang basah, telur akan menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium.

Namun apabila berada pada keadaan lingkungan tidak baik, misalnya kering maka kulitnya akan
menebal dan akan berubah menjadi metaserkaria.

Kemudian tumbuh kembali dalam daur hidup Fasciola hepatica.


• Daur Hidup Cacing
23
Gelang
( Nemathelminthes )
Nemahelmintes

Cacing gelang atau Ascaris lumbricoides termasuk ke dalam klasifikasi animalia.

Cacing ini menginfeksi sistem pencernaan pada manusia sebagai inang utamanya.

Cacing gelang juga disebut sebagai cacing perut karena menginfeksi pada bagian usus
manusia, infeksi ini biasa disebut sebagai askariasis.
24
Cacing ini menginfeksi manusia dengan cara mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi telur cacing yang telah berkembang (telur berembrio).

Distribusi penyebaran cacing ini paling luas dibanding cacing lain karena kemampuan
cacing betina dewasa menghasilkan telur dalam jumlah banyak dan relatif tahan
terhadap kekeringan atau temperatur yang panas, terutama di daerah tropis dan sub
tropis yang kelembapan udaranya tinggi.
Helminth Parasit

25

Selain dari mulut, infeksi parasit juga bisa terjadi melalui kulit.

Hal ini karena parasit dapat menembus kulit seperti cacing tambang
atau karena gigitan serangga yang mengandung parasit, kemudian
masuk ke dalam pembuluh darah, atau hidup di bawah lapisan kulit.
“ 1. Cacing Pipih 
Cacing pipih alias Platyhelminthes terbagi menjadi 3 jenis, tapi yang dapat mengganggu kesehatan hanya 2 jenis.

Pertama, jenis Trematoda yang memiliki alat hisap dan kait untuk menempel di organ tertentu pada manusia. Beberapa contoh
cacing jenis ini, yaitu cacing hati (fasciola dan Clonorchis) dan cacing darah (Schistosoma).

Kedua, jenis Cestoda atau dikenal dengan cacing pita yang tubuhnya dilapisi zat kitin, sehingga tidak rusak oleh enzim pencernaan dan 26
dapat bertahan hidup dalam usus manusia.

 Cacing pita ini merupakan penyebab dari penyakit taeniasis


“ 2. Cacing Gilig
Cacing gilig atau nematoda, seperti cacing gelang, cacing tambang, cacing kremi

Contoh dari cacing gilig ini adalah:

• Enterobius vermicularis (Cacing Kremi)

•Cacing inilah yang sering menginfeksi anak-anak. 27


•Cacing ini putih, berukuran kecil, dan hidup di usus besar manusia, tepatnya dekat anus.
•Cacing ini menyebabkan rasa gatal di sekitar anus.
•Setelah digunakan untuk menggaruk, tangan harus segera dicuci. Apabila tidak telur cacing yang ikut terbawa di
dalam kuku-kuku tangan akan ikut termakan ketika memakan makanan.
•Cacing kemudian akan masuk dan menetas di dalam perut.
•Keadaan ini disebut dengan autoinfeksi.
ANY
QUESTION? 28

Anda mungkin juga menyukai