LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata,
dengan dosen pengampu :
oleh :
Kelompok 3A 2018
Aviva Salma Nadhira 1807793
Dewi Siti Andiyani 1806247
Imam Syahid Hudzaifah 1701275
Listia Andriani 1800055
Nadya Putri Nur Alawiyah 1808471
Tiara Damarayu Wulandari 1804024
a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan dari Platyhelminthes terdiri atas mulut, faring
dan usus. Faring dapat keluar dari mulut untuk menangkap
makanan, kemudian masuk ke mulut dan dicerna di dalam usus
yang bentuknya bercabang-cabang kemudian didistribusikan ke
seluruh tubuh, sisa makanan dari Platyhelminthes akan dibuang dan
dikeluarkan melalui mulut karena cacing pipih tidak memiliki anus.
b. Sistem Saraf
Sistem Saraf Sistem saraf pada Platyhelminthes diatur oleh otak
yang terdapat pada bagian depan tubuh, otak ini akan bercabang
menjadi dua ganglion. Kemudian ganglion tersebut akan bercabang
lagi hingga mempersarafi tubuh, dan sel-sel saraf tersebut
terkonsentrasi pada bagian tepi tubuh. Sehingga sistem saraf pada
Platyhelmintes membentuk sistem tangga tali dengan otak pada
bagian depan tubuh yang menjadi pusatnya.
c. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada Platyhelminthes berupa dua saluran
memanjang yang akan bermuara pada pori-pori tubuh. Kedua
saluran tersebut akan bercabang-cabang pada bagian punggung dan
berakhir pada sel api yang memiliki silia sebagai pusatnya.
d. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi, pada Platyhelminthes, proses reproduksi dapat
berlangsung secara seksual maupun aseksual. Umunya hewan ini
bersifat hermafrodit, yaitu memiliki dua kelamin dalam satu
individu, namun demikian perkawinan tetap terjadi antara 2
individu yang berbeda, tapi ada juga sumber yang mengatakan
bahwa hewan ini dapat bereproduksi sendiri secara seksual.
Setelah bertemunya sperma dan ovum, maka akan dihasilkan sel
telur yang miksroskopik, pembuahan terjadi di dalam tubuh.
Sedangkan proses reproduksi secara aseksual terjadi melalui
fragmentasi.
e. Sistem Pernapasan dan Sistem Sirkulasi
Sistem pernapasan, pada Platyhelminthes tidak terdapat kedua
sistem ini. Sehingga proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida
dilakukan melalui proses difusi, yaitu proses pertukaran zat dari
tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi
rendah.
a. Classis Turbellaria
Turbellaria merupakan classis pada platyhelminthes yang dapat
bergerak dengan menggetarkan bulu getarnya. Cacing pipih jenis
ini hidup secara bebas (bukan parasit) dan tidak memiliki alat
hisap. Tempat hidupnya di air atau tempat lembab, dan tidak hidup
pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Salah satu
hewan jenis ini yang sangat dikenal adalah planaria (Dugesia sp).
Tubuh Planaria memiliki panjang 1-2 cm. Planaria memakan
protista dan hewan kecil lainnya, planaria memakan mangsanya
dengan menggunakan faring. Setelah ditangkap, makanan akan
dipecah dan didorong masuk ke lambung oleh faring. Umumnya
hewan jenis ini melakukan reproduksi secara seksual. Warna
tubuhnya gelap dan pada bagian kepala terdapat bintik mata untuk
membedakan keadaan gelap dan terang. Mulutnya terdapat di
permukaan ventral juga bisa di tengah tubuh. Pada mulut terdapat
struktur seperti taring yang disebut probosis, probosis berfungsi
untuk menangkap mangsa. Turbellaria mampu beregenerasi
dengan cara memotong tubuh, dan daya regenerasi ini sangat baik.
b. Classis Trematoda
c. Classis Cestoda
E. Langkah Kerja
F. Hasil Pengamatan
1. Regnum : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Classis : Turbellaria
Ordo : Tricladida
Familia : Dugesidae
Genus : Dugesia
Gambar 2.1.1 Gambar 2.2
Species : Dugesia tigrina
Sayatan Melintang Dugesia tigrina
Dugesia tigrina (Mauricio Munoz,
(Dokumentasi 2003)
Kelompok 3A, 2019)
Gambar 2.1.2
Dugesia tigrina
(Dokumentasi
Kelompok 3A, 2019)
2. Regnum : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Classis : Turbellaria
Ordo : Tricladida
Familia : Geoplanidae
Genus : Bipalium
Gambar 3.1 Gambar 3.2
Species : Bipalium sp
Bipalium sp Bipalium sp
(Dokumentasi (Laura Bellmore,
Kelompok 3A, 2019) 2015)
G.
3. Regnum : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Classis : Trematoda
Ordo : Echinostomida
Familia : Fasciolidae
Genus : Fasciola Gambar 4.1.1 Gambar 4.2
Species : Fasciola hepatica Fasciola hepatica Fasciola hepatica
(Dokumentasi (Sinnclair Stammers,
Kelompok 3A, 2019) 2013)
Gambar 4.1.4
Fasciola hepatica
(Dokumentasi
Regnum : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Classis : Trematoda
Ordo : Plagiorchiida
Familia : Dicrocoeliidae
Genus : Eurytrema
Gambar 5.1 Gambar 5.2
Species : Eurytrema
Eurytrema Eurytrema
pancreaticum
pancreaticum pancreaticum
(Dokumentasi (Tai Soon Yong,
Kelompok 3A, 2019) 2003)
5. Regnum : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Classis : Cestoda
Ordo : Taeninoidea
Familia : Taeniidae
Genus : Taenia
Gambar 6.1 Gambar 6.2
Species : Taenia saginata
Taenia saginata Taenia saginata
(Dokumentasi (Carolyne Temanson,
Kelompok 3A, 2019) 2009)
H.
6. Regnum : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Classis : Cestoda
Ordo : Taeninoidea
Familia : Taeniidae
Genus : Taenia
Gambar 7.1.1 Gambar 7.2
Species : Taenia sp
Preparat Taenia sp Taenia sp
(Dokumentasi (R E Pugh, 2001)
Kelompok 3A, 2019)
Gambar 7.1.2
Taenia sp
(Dokumentasi
Kelompok 3A, 2019)
7. Regnum : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Classis : Cestoda
Ordo : Taeninoidea
Familia : Taeniidae
Genus : Taenia
Gambar 8.1 Gambar 8.2
Species : Taenia pisiformis
Taenia pisiformis Taenia pisiformis
(Dokumentasi (Alan Pederson,
Kelompok 3A, 2019) 2014)
I.
8 Regnum : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Classis : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Familia : Anoplucephalidae
Genus : Thysanosoma
Gambar 9.1 Gambar 9.2
Species : Thysanosoma
Thysanosoma Thysanosoma
actinoides
actinoides actinoides
(Dokumentasi (P. Junquera, 2007)
Kelompok 3A, 2019)
9 Regnum : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Classis : Cestoda
Ordo : Taeninoidea
Familia : Taeniidae
Genus : Echinococcus
Gambar 10.2
Species : Echinococcus
Echinococcus
granulosus Gambar 10.1
granulosus
Echinococcus
(Dr. SM Sajjadi,
granulosus
2011)
(Dokumentasi
Kelompok 3A, 2019)
J.
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap preparat awetan,awetan basah,
awetan kering, dan spesimen. Maka terdapat banyak hewan
Platyhelminthes. Hewan-hewan yang ditemukan pada sampel digolongkan
ke dalam tiga classis berdasarkan bentuk tubuh pipih, pipih seperti daun
dan pipih seperti pita, antara lain :
1. Classis Turbellaria
a. Bipalium sp
Bipalium sp adalah salah satu spesies Platyhelminthes yang
memiliki bentuk tubuh pipih dan bersimetri bilateral. Hewan ini
tidak memiliki anus, sucker dan proglotid. Tetapi, Bipalium sp
memiliki mulut, intestin, dan alat reproduksi. Oleh karena itu,
Bipalium sp termasuk ke dalam classis Turbellaria.
b. Dugesia tigrina
Dugesia tigrina merupakan salah satu species Platyhelminthes
yang masuk ke dalam classis Turbellaria. karena memiliki beberapa
karakteristik, yaitu pada permukaan tubuhnya terdapat silia (rambut
getar) yang digunakan untuk bergerak atau berenang, memiliki
sepasang bintik mata yang berfungsi untuk membedakan keadaan
gelap dan terang, pada umumnya tubuhnya berpigmen, memiliki
mulut di bagian ventral, tidak memiliki alat penghisap dan tidak
memiliki ruas pada tubuhnya, hal tersebut yang membedakan
antara Classis Turbellaria dengan classis lain dari Phylum
Platyhelminthes. Dugesia tigrina ini kami temukan di perairan
tawar, karena memang hewan ini biasanya hidup di kolam, danau,
atau mata air. Manfaat dari hewan ini yaitu dapat dijadikan pakan
ikan dan indikator air bersih.
1. Classis Trematoda
a. Fasciola hepatica
Fasciola hepatica adalah salah satu spesies Platyhelminthes yang
memiliki bentuk tubuh pipih daun dan bersimetri bilateral. Hewan
ini tidak memiliki anus dan proglotid. Tetapi Fasciola hepatica
memiliki alat penghisap (sucker), intestin, dan alat reproduksi.
Oleh karena itu, Fasciola hepatica termasuk ke dalam classis
Trematoda.
b. Eurytrema pancreaticum
Eurytrema pancreaticum adalah salah satu spesies
Platyhelminthes yang memiliki bentuk tubuh pipih daun dan
bersimetri bilateral. Eurytrema pancreaticum memiliki sucker
(alat penghisap), faring, intestin. Memiliki alat reproduksi dan
memiliki lubang ekskresi (anus). Oleh karena itu, Eurytrema
pancreaticum termasuk ke dalam classis Trematoda.
2. Classis Cestoda
a. Taenia saginata
Taenia saginata umumnya dikenal sebagai cacing pita sapi.
Hewan ini termasuk ke dalam kelas cestoda. Hewan ini memiliki
simetri tubuh bilateral, bentuk tubuhnya pipih pita, memiliki
proglotid dan sucker. Reproduksinya bersifat hermaprodit yaitu
memiliki sistem reproduksi jantan dan betina. Taenia saginata ini
dapat menyebabkan sistiserkosis pada manusia.
b. Taenia sp
Taenia sp adalah salah satu spesies Platyhelminthes yang
memiliki bentuk tubuh pipih pita dan bersimetri bilateral. Hewan
ini tidak memiliki mulut, anus, dan intestin. Tetapi, Taenia sp
memiliki proglotid dan sucker. Oleh karena itu, Taenia sp
termasuk ke dalam classis Cestoda.
c. Taenia pisiformis
Cacing ini merupakan cacing pipih pita, tidak berpigmen, tidak
mempunyai saluran pencernaan, mempunyai kepala (scolex) di
bagian anterior dengan dilengkapi sucker dan kait untuk
menempel pada inangnya, tubuhnya memiliki ruas-ruas. Tubuh
Taenia pisiformis ini terdiri atas tiga bagian proglotid, yakni
proglotid muda, proglotid dewasa, dan proglotid gravid, besar dan
panjang setiap bagian proglotid semakin ke ujung semakin
bertambah.
d. Thysanosoma actinoides
Cacing ini berbentuk pipih pita, memiliki scolex, tidak
berpigmen, dan tubuhnya memiliki segmen atau proglotid. Itu
sebabnya dikelompokkan ke dalam classis Cestoda. Tergolong
cacing pita tebal (familia Anocephalidae). Tubuhnya memiliki
proglotid dan scolex.
e. Echinococcus granulosus
Echinococcus granulosus memiliki simetri tubuh bilateral,
termasuk ke dalam kelas cestoda, tubuhnya memiliki proglotid
dan sucker. Reproduksinya bersifat hermaprodit atau memiliki
system reproduksi jantan dan betina.
Daftar Pustaka
http://grauhall.com/catalog/product_info.phpmanufacturers_id=42&produ
cts_id=1568