Pada Tanaman
Mata Kuliah
Keanekaragaman Hewan
oleh Tiara
Ramadhani
Nemathelminthes
Pengertian Nemathelminthes
Nemathelminthes adalah kelompok
mind map Sistem Organ Nemathelminthes
Sistem Pencernaan, seperti penjelasan diatas, suatu sistem pencernaan
hewan cacing yang mempunyai tubuh dari nemathelminthes terdiri atas mulut, faring, usus, dan anus.
bulat panjang dengan ujung yang Sistem Eksresi, Sebuah Sistem eksresi terdiri atas 2 saluran utama yang
akan bermuara pada sebuah lubang ditubuh bagian ventral.
runcing. Secara bahasa, Kata Sistem Reproduksi, Nemathelminthes umumnya melakukan sebuah
Nemathelminthes berasal dari bahasa reproduksi secara seksual, sistem reproduksi bersifat gonokoris, yakni
organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda,
yunani, yakni “Nema” yang artinya
artinya setiap individu hanya mempunyai satu organ kelamin.
benang, dan “helmintes” yang artinya Sistem sirkulasi (peredaran darah) dan sistem pernapasannya tidak ada,
cacing. Nemathelminthes sudah sehingga pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi secara difusi,
yakni dengan mekanisme pertukaran zat dari tempat yang
memiliki rongga pada tubuhnya berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
walaupun rongga tersebut bukan Sistem Persarafan, adalah sebuah sistem saraf cicin yang mengelilingi
esofagus dan mempunyai 6 cabang saraf utama.
rongga tubuh sejati.
tubuh
tertutup
kutikula tidak
bersegmen
-
Lada-
Beberapa spesies nematoda parasit telah ditemukan pada pertanaman lada di
Indonesia (Bangka, Lampung, Jawa Barat dan Kalimantan Barat), di
antaranya adalah R. similis, Meloidogyne incognita, M. javanica, M. arenaria,
Pratylenchus coffeae, Macrophostonia ornata, Xiphinema insigne, X. australiae,
Tylenchus, Aphelenchus sp., Ditylenchus sp. dan Dorylaimus (Mustika, 1990). Di
antara nematoda parasit tersebut, Radopholus similis dan Meloidogyne
incognita adalah nematoda yang paling merusak dan merupakan penyebab
utama penyakit kuning pada tanaman lada di Bangka (Vecht, 1953; Mustika,
1990)
A. Nematoda terinfeksi P. penetrans
B.Nematoda terinfeksi Arthrobotrys
Nematoda terinfeksi penyakit
kuning pada tanaman lada
-Nilam-
Pratylenchus sp. merupakan nematoda endoparasit yang berpindah-pindah dan merusak akar
Nematoda Pada Tumbuhan
Pratylenchus sp. merupakan nematoda endoparasit yang berpindah-pindah dan merusak akar
Filum Nematoda
.
Nematodapuruakar (Meloidogyne spp.)
Nematoda puruakar dapat menyebar secara lokal dengan perantara partikel tanah, alat
pertanian, air irigasi, banjir atau drainase, kaki hewan dan badai debu. Sedangkan untuk yang
jarak jauh didapat melalui produk pertanian atau bibit tanaman.
Nematodapuruakar (Meloidogyne
spp.)
Agrios (1996) menyatakan bahwa Meloidogyne spp. Merupakan salah satu nematoda parasit pada
tanaman. Nematoda ini memiliki banyak jangkauan inang dan dapat menyerang sebagian besar tanaman
penting pertanian, hampir semua tanaman sayuran dan lebih dari 1700 spesies tanaman lainnya.
Kerugian yang telah ditimbulkan oleh nematoda ini sangat besar, tanaman tomat yang terserang menjadi
kurus, kerdil, dan hasil panen menurun drastis. Untuk mengurangi dan menanggulangi kerusakan yang
ditimbulkan oleh nematoda ini, diperlukan penelitian tentang morfologi dan anatomi tubuh, siklus
hidupnya, musuh alami, dan lain-lain untuk penanggulangannya di waktu mendatang.
CIRI - CIRI C H R O M A D O R E A
yaitu organ kemoreseptor (amphids) berbentuk seperti cincin, kerongkongan berbentuk spiral, dan
memiliki sistem ekskresi berujung tiga. Memiliki satu subkelas yaitu Chromadoria, terdapat delapan
ordo yaitu Araeolaimida, Ascaridida, Chromadorida, Desmodorida, Desmoscolecida, Monhysterida,
Rhabditida, & Rhigonematida.
Nematoda Pada Tumbuhan
KLASIFIKASI
C HR O M A DO R EA
Agen hayati
Pemanfataan agen hayati (musuh alami) telah terbukti efektif untuk mengendalikan nematoda pada
berbagai kasus. Di antara agen hayati tersebut adalah jamur (Arthro botrys oligospora., Dactylaria
brochopaga., Dactylella spp., Paecilomyces lilacinus, Catenaria spp., Nemato phthora gynophila) dan bakteri
P. penetrans (Sayre, 1980a; Hewlett et al., 1997). Di Indonesia, pengen dalian nematoda dengan
menggunakan jamur dan bakteri tersebut, saat ini baru pada stadia awal perkembangan, selanjutnya masih
perlu untuk ditingkatkan terutama pada identifikasi parasit dan predator yang potensial, formulasi, serta
cara-cara praktis dalam menggunakannya. Agar agen hayati tersebut tetap dalam keadaan viabel di dalam
tanah, metoda aplikasi dan formulasi agen hayati masih perlu dikembang kan.
DAFTAR PUSTAKA
Gommers, F.J. 1973. Nematicidal Principles in Compositae. Dissertation Wageningen Agric. Univ. The Netherland. 73 pp.
____________ and J. Baker. 1993. Biotechnology in Nematology. Dalam : Zadoks, J.C. (ed). Modern crop
protection developments and perspectives. Wageningen Pers. p. 123-131.
Hadisoeganda, A. dan W. Widjaja. 1984.Nematoda parasitkentangdancarapengendaliannya. hlm. 151-163. Dalam A.A. Asandhi,
S. Sastrosiswojo, Suhardi, Z. Abidin, danSubhan (Ed.). Kentang (edisikedua). BalaiPenelitianHortikulturaLembang, Jawa Barat.
Wallace, H.R. 1987. Effects of nematode parasites on photosynthesis. Vistas on Nematology. A commemoration of the
Twenty- fifth Anniversary. Soc. of Nematology. P. 253- 259.
Webster, J.M. 1985. Interaction of Meloidogyne with fungi on crop plants. Dalam Sasser, J.J and C.C. Carter (Eds). A n
Advanced Treatise on Meloidogyne. Vol. I. Biology and Control. P. 183-192. North Carolina State Univ. Graphics, Box
7226.
Raleigh, North Carolina 2769-7226 USA.
Wiryadiputra, S. 1992. Strategi dan hasil pene[1]litian nematoda parasit pada tanam-an kopi di Indonesia. Makalah pada
“Semi[1]nar Nematologi Se-Jawa di Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta, 3-5 Agustus 1992. 13 hlm.
Nematoda
Pada Tanaman
SY UK RO N