Anda di halaman 1dari 46

Nematoda

Pada Tanaman
Mata Kuliah
Keanekaragaman Hewan
oleh Tiara
Ramadhani
Nemathelminthes
Pengertian Nemathelminthes
Nemathelminthes adalah kelompok
mind map Sistem Organ Nemathelminthes
Sistem Pencernaan, seperti penjelasan diatas, suatu sistem pencernaan
hewan cacing yang mempunyai tubuh dari nemathelminthes terdiri atas mulut, faring, usus, dan anus.
bulat panjang dengan ujung yang Sistem Eksresi, Sebuah Sistem eksresi terdiri atas 2 saluran utama yang
akan bermuara pada sebuah lubang ditubuh bagian ventral.
runcing. Secara bahasa, Kata Sistem Reproduksi, Nemathelminthes umumnya melakukan sebuah
Nemathelminthes berasal dari bahasa reproduksi secara seksual, sistem reproduksi bersifat gonokoris, yakni
organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda,
yunani, yakni “Nema” yang artinya
artinya setiap individu hanya mempunyai satu organ kelamin.
benang, dan “helmintes” yang artinya Sistem sirkulasi (peredaran darah) dan sistem pernapasannya tidak ada,
cacing. Nemathelminthes sudah sehingga pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi secara difusi,
yakni dengan mekanisme pertukaran zat dari tempat yang
memiliki rongga pada tubuhnya berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
walaupun rongga tersebut bukan Sistem Persarafan, adalah sebuah sistem saraf cicin yang mengelilingi
esofagus dan mempunyai 6 cabang saraf utama.
rongga tubuh sejati.

Ciri Nemathelminthes struktur tubuh 1.Kelas Nematoda


Sesudah penjelasan diatas, maka kita dapatkan ciri-ciri 1.Ascaris lumbricoides (cacing perut pada manusia)
nemathelminthes yaitu: 2. Necator americanus = Ancylostoma duodenale (cacing
--Merupakan cacing dengan tubuh bulat panjang seperti benang dengan tambang pada manusia)
kedua ujung tubuh yang runcing 3. Enterobius vermicularis
-Memiliki tiga lapisan tubuh (Triploblastik) yaitu lapisan tubuh luar
4. Filaria bancrofti (Wuchereria bancrofti)
(ektoderm), tengan (mesoderm), dan lapisan tubuh dalam (Endoderm).
5. Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia)
-Tubuhnya memiliki rongga, namun bukan rongga tubuh sejati sehingga
rongga ini disebut Pseudoaselomata. 2. K elas N ematomorf a
-Kulitnya halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi oleh kutikula yang Neoechi norhynchus emydis yang menyerang penyakit
berfungsi melindunginya dari enzim pencernaan inang. kura-kura, dan bulus bangsa Crustacea (udang dan
-Sistem pencernaannya sudah lengkap Insecta (serangga), misalnya Neoechi norhynchus emydis
-Belum memiliki sistem sirkulasi dan sistem respirasi (pernapasan). yang menyerang penyakit kura-kura, dan bulus.
Sistem saraf merupakan saraf cincin.
Filum Nematoda
Ditemukan dibanyak
tempat
-Dilaut ( bebas atau
parasit )
-kutub
-Sumber air panas
-Tanah

Beberapa jenis berperan


penting dalam siklus
nutrien sebagian parasit
hewan, manusia,
tumbuhan
Nematoda
Menurut Dropkin (1991), nematoda (nama tersebut berasal dari kata
Yunani, yang artinya benang) berbentuk memanjang, seperti tabung,
kadang- kadang seperti kumparan, yang dapat bergerak seperti ular.
Mereka hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar, di dalam film
air, di dalam tanah, di dalam jaringan jasad hidup berair. Filum nematoda
merupakan kelompok besar kedua setelah serangga apabila didasarkan
atas keanekaragaman jenisnya. Nematoda telah dikenal sejak zaman
purba sebagai parasit pada manusia. Namun ketika mikroskop yang lebih
baik ditemukan dan par a ahli hewan abad kesembilan bela
mengeksplorasikan makhluk dalam lingkup yang luas, s
nematoda dilupakan. hidu maka
p
Nematoda
Nematoda berbentuk seperti cacing kecil. Panjangnya
sekitar 20 0 -1.0 0 0 mikron ( 1.0 0 0 mikr on = 1 mm).
N amun, ada beber apa yang panjangnya sekitar 1
cm. nematoda biasa hidup di dalam atau di atas
tanah.
Umumnya nematoda yang hidup di atas tanah sering
terdapat di dalam tanah terdapat di dalam
jaringan tanaman atau di antara daun-daun yang
melipat, di tunas daun, di dalam buah, di batang,
atau di bagian tanaman lainnya. Nematoda juga
ada yang hidup di dalam tanaman (endoparasit)
dan ada juga yang di luar tanaman (ektoparasit).
Morfologi Nematoda
Morfologi Nematoda
Ciri Ciri
N ematod
a
Tubuh triploblastik, memiliki rongga
semu/pseudoselom, simetri bilateral.
Bentuk tubuh gilik (meruncing di bagian
ujung tubuhnya).
Alat kelamin jantan dan betina terpisah
atau bersifat gonokoris.
Tubuh tertutup kutikula, tidak bersegmen.
Umumnya hidup parasit di hewan, manusia
dan tumbuhan.
1.Tubuh triploblastik, memiliki rongga semu/pseudoselom, simetri bilateral.
2. Bentuk tubuh gilik (meruncing di bagian ujung
tubuhnya).
3.Alat kelamin jantan dan betina terpisah atau bersifat gonokoris.
4. Tubuh tertutup kutikula, tidak bersegmen.
Umumnya hidup parasit di hewan, manusia dan tumbuhan.

tubuh
tertutup
kutikula tidak
bersegmen

Umumnya hidup parasit hewan, manusia dan tumbuhan.


C A R A NEMATODA MENYERANG T A N A M A N
Nematoda
Di Indonesia sudah diidentifikasi sebanyak 26 spesies nematoda
parasit yang menyerang tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan ( lada, nilam , jahe, tembakau, kopi).
Diantara nematoda tersebut Meloidogyne, Pratylenchus,
Radopholus dan Globodera merupakan nematoda parasit yang
paling merusak.
M A S A L A H N E M A T O D A P A R A S I T P A D A T A N A M A N P E R K E B U N A N DI INDONESIA D A N
STATUS PENGENDALIANNYA

-
Lada-
Beberapa spesies nematoda parasit telah ditemukan pada pertanaman lada di
Indonesia (Bangka, Lampung, Jawa Barat dan Kalimantan Barat), di
antaranya adalah R. similis, Meloidogyne incognita, M. javanica, M. arenaria,
Pratylenchus coffeae, Macrophostonia ornata, Xiphinema insigne, X. australiae,
Tylenchus, Aphelenchus sp., Ditylenchus sp. dan Dorylaimus (Mustika, 1990). Di
antara nematoda parasit tersebut, Radopholus similis dan Meloidogyne
incognita adalah nematoda yang paling merusak dan merupakan penyebab
utama penyakit kuning pada tanaman lada di Bangka (Vecht, 1953; Mustika,
1990)
A. Nematoda terinfeksi P. penetrans
B.Nematoda terinfeksi Arthrobotrys
Nematoda terinfeksi penyakit
kuning pada tanaman lada
-Nilam-

Beberapa jenis nematoda parasit yang menyerang tanaman nilam di antaranya


adalah Pratylenchus brachyurus, M. incognita, M. hapla, Scutellonema,
Rotylenchulus, Helicotylenchus, Hemi-criconemoide dan Xiphinema (Djiwanti dan
Momota, 1991) dan Radopholus similis (Mustika dan Nuryani, 1993; Mustika et al.,
1991). Serangan nematoda pada tanaman nilam dijumpai di Jawa Barat (Djiwanti dan
Momota, 1991), Sumatera Barat (Pupuk Iskandar Muda, 1991) dan Aceh (Sriwati,
1999). Kerusakan akibat serangan nematoda dapat mencapai 75% (Mustika et al,
1995). Serangan nematoda P. brachyurus dapat menurunkan kadar minyak dan
kandungan khlorofil (Sriwati, 1999).
Tanaman Nilam yang terserang nematoda
-Jahe-
Pada pertanaman jahe di Indonesia ditemukan beberapa jenis nematoda parasit di
antaranya adalah R. similis, M. incognita, Rotylenchulus reniformis, Scutellonema
spp., Helicotylenchus dyhestera, Ditylenchus sp. dan Aphelenchus sp. (Mustika,
1992). R. similis dan M. incognita merupakan nematoda yang dominan karena
tingkat populasi dan frekwensi keberadaannya pada tanaman jahe, lebih tinggi
dibandingkan dengan nematoda lainnya. Di Fiji, serangan R. similis dapat mengurangi
produksi jahe sebesar 40%, sedangkan di Queensland, serangan M. incognita dapat
mengurangi produksi jahe sebesar 77% (Vilsoni et al., 1978). Di Indonesia, serangan
nematoda pada jahe banyak dijumpai di daerah Jawa Barat, Bengkulu dan
Sumatera Utara (Mustika, 1992). Pengendalian nematoda pada tanaman jahe saat
ini masih dilakukan dengan menggunakan nematisida kimia. Beberapa musuh alami
seperti bakteri P. penetrans, jamur Arthrobotrys, Dactylella dan Dactylaria juga
efektif untuk mengurangi populasi nematoda di dalam akar dan rimpang jahe,
terutama Meloidogyne spp. (Nazarudin dan Mustika, 1996).
Jahe yang terserang nematoda
-Tembakau-
Salah satu masalah penting dalam upaya meningkatkan produksi tembakau di Indonesia
adalah serangan kompleks patogen bakteri Pseudomonas solanacearum, jamur
Phytophthora nicotianae, yang berasosiasi dengan nematoda Meloidogyne spp.
(Dalmadiyo et al., 1998a).
Tanaman Tembakau yang terserang nematoda
-Kopi-
Nematoda parasit merupakan kendala utama pada tanaman kopi di Indonesia, terutama untuk
jenis kopi Arabika. Spesies penting yang dijumpai di Indonesia adalah Pratylenchus coffeae, R.
similis dan Meloidogyne spp. (Wiryadiputra, 1992).
Tanaman kopi yang terserang nematoda
Nematoda Pada Tumbuhan
-Ak ar tanaman : Heterodera radicicola, menganggu
penyerapan air
-Pratylenchus sp. merupakan nematoda endoparasit yang
berpindah-pindah dan merusak akar
-Nematoda luka akar ( Pratylenchus sp. ) adalah nematoda
yang dapat menyebabkan kerusakan berbagai tananaman
penting seperti; nanas, jeruk,kentang, tembakau, kapas,
jagung, pisang, kopi,apel , ubijalar, teh, alpukat, kacang dan
strawberry
Nematoda Pada Tumbuhan

A k a r tanaman Heterodera radicicola menggangu penyerapan air


Nematoda Pada Tumbuhan

Pratylenchus sp. merupakan nematoda endoparasit yang berpindah-pindah dan merusak akar
Nematoda Pada Tumbuhan

Pratylenchus sp. merupakan nematoda endoparasit yang berpindah-pindah dan merusak akar
Filum Nematoda

Kelas Chromadorea Kelas Enoplea Kelas Secernentea

.
Nematodapuruakar (Meloidogyne spp.)

Nematodapuruakar (Meloidogyne spp.) pertama kali ditemukan di Inggristahun 1885 , tetapi


sebelumnya dilaporkan bahwa nematoda tersebut di temukan pada daerah yang beriklim tropis
dan subtropis.

Nematoda puruakar dapat menyebar secara lokal dengan perantara partikel tanah, alat
pertanian, air irigasi, banjir atau drainase, kaki hewan dan badai debu. Sedangkan untuk yang
jarak jauh didapat melalui produk pertanian atau bibit tanaman.
Nematodapuruakar (Meloidogyne
spp.)
Agrios (1996) menyatakan bahwa Meloidogyne spp. Merupakan salah satu nematoda parasit pada
tanaman. Nematoda ini memiliki banyak jangkauan inang dan dapat menyerang sebagian besar tanaman
penting pertanian, hampir semua tanaman sayuran dan lebih dari 1700 spesies tanaman lainnya.

Kerugian yang telah ditimbulkan oleh nematoda ini sangat besar, tanaman tomat yang terserang menjadi
kurus, kerdil, dan hasil panen menurun drastis. Untuk mengurangi dan menanggulangi kerusakan yang
ditimbulkan oleh nematoda ini, diperlukan penelitian tentang morfologi dan anatomi tubuh, siklus
hidupnya, musuh alami, dan lain-lain untuk penanggulangannya di waktu mendatang.
CIRI - CIRI C H R O M A D O R E A

yaitu organ kemoreseptor (amphids) berbentuk seperti cincin, kerongkongan berbentuk spiral, dan
memiliki sistem ekskresi berujung tiga. Memiliki satu subkelas yaitu Chromadoria, terdapat delapan
ordo yaitu Araeolaimida, Ascaridida, Chromadorida, Desmodorida, Desmoscolecida, Monhysterida,
Rhabditida, & Rhigonematida.
Nematoda Pada Tumbuhan
KLASIFIKASI
C HR O M A DO R EA

Adapun Klasifikasi Nematoda


Meloidogyne spp. menurut (Luc
et al, 1995) adalah sebagai
berikut :
Filum :N emathelminthes
K elas : N ematoda
S ub K elas
:S ecer nenteae O r do
: Thylenchina
Famili :
Heter oder idae Genus
: Meloidogyne S
pesies : M eloidogyne
SIKLUS HIDUP C H R O M A D O R E A
Umumnya perkembangan nematoda parasit tanaman terdiri dari tiga fase
yaitu fase larva I sampai larva IV dannematodadewasa. Siklus hidup
nematoda puruakar sekitar 18–21 hari atau 3–4 minggu dan menjadi lama
pada suhu yang dingin. Jumlah telur yang dihasilkan seekor betina
tergantung pada kondisi lingkungannya. Pada kondisi biasa betina dapat
menghasilkan 300-800 telur dan kadang-kadang dapat menghasilkan lebih
dari 2800 telur.
Larva tingkat II menetas dari telur yang kemudian bergerak menuju
tanaman inang untuk mencari makanan, terutama bagian ujungakar di
daerah meristem, larva kemudian menembus korteks akibatnya pada
tanaman yang rentanter jadi
infeksi dan menyebabkan pembesaran sel-sel.
Di dalam akar larva menetap dan menyebabkan perubahan sel-sel yang menjadi makanannya, larva
menggelembung dan melakukan pergantian kulit dengan cepat untuk kedua dan ketiga kalinya, selanjutnya
menjadi jantan atau betina dewasa yeng berbentuk memanjang di dalam kutikula, stadium ke empat muncul
dari jaringan akar dan menghasilkan telur secara terus menerus selama hidupnya. Nutrisi yang tersedia
serta jumlah larva per unit area jaringan inang. Larva jantan lebih banyak jika akar terserang berat dan
zat makanan kurang, jika sedikit larva pada jaringan inang maka hampir semua menjadi betina, tetapi
reproduksinya kebanyakan partenogenesis, walaupun exudat akar mampu memacu penetasan telur, tetapi
senyawa tersebut tidak diperlukan untuk keberhasilan siklus hidupnya (Anafzhu, 2009).
Kelas Enoplea

Enoplea diperkirakan lebih tua


ketimbang Chromadorea, dan para
peneliti menyebutnya "nematoda
tertua", dibandingkan dengan
"nematoda sekarang" dari
Chromadorea.
Kelas Secernentea

Secernentea adalah kelas dalam filum nematoda,


ditandai dengan banyak papila ekor dan sistem ekskresi
memiliki kanal lateral. Seperti semua nematoda,
mereka tidak memiliki sistem peredaran darah atau
pernapasan.

Secernentea berisi beberapa spesies parasit yang


signifikan dalam Rhabditia dan Spiruria. Caenorhabditis
elegans, hewan laboratorium yang terkenal, adalah
salah satu dari banyak anggota tidak berbahaya dari
Rhabditia.
Pengendalian Nematoda

komponen pengendalian nematoda pada berbagai


jenis tanaman diantaranya:
-varietas tahan ( toleran )
-teknik budidaya ( pemupukan bahan organik,
pergiliran tanaman, penutup tanah)
-pestisida nabati ( tepung biji mimba, bungkil
jarak )
-agen hayati ( jamur kimia dan karantina
( mencegah penyebaran nematoda dari
daerah terinfeksi ke daerah lain. )
Pengendalian Nematoda
Pengendalian Nematoda

Varietas tahan atau toleran


Umumnya, kehilang-an hasil akibat serangan
nematoda, dapat ditekan melalui pergiliran tanaman.
Tanaman yang sangat peka hanya boleh ditanam
sekali dalam 2—8 tahun. Oleh karena itu, untuk
menekan perkembangbiakan nematoda tertentu,
kultivar tahan harus selalu tersedia. Di Indonesia
varietas tahan (toleran) terhadap nematoda baru
dihasil-kan pada beberapa jenis tanaman
perkebunan, antara lain padi,kopi, lada, nilam, dan
tembakau
Pengendalian Nematoda

Pergiliran tanaman dan tanaman perangkap

Di beberapa negara maju, khususnya di Eropa


diharuskan melaksanakan pergiliran tanaman un tuk mengendalikan G. rostochiensis (Schots,
1988).
Solanum sisymbriifolium sejenis tomat liar,
dilaporkan efektif untuk mengendalikan G. rosto chiensis. Tanaman tersebut mempercepat
pene tasan telur nematoda, setelah dewasa dan meng gerogoti akar tomat liar tersebut,
siklus hidup
nematoda terputus (Duryatmo, 2003).
Pengendalian Nematoda
Pestisida nabati

Berbagai jenis tanaman yang mengandung


senyawa toksik terhadap nematoda sangat
potensial untuk dikembangkan sebagai
pestisida nabati. Di antara tanaman tersebut
adalah
mimba, tagetes (T. erecta, T. minuta), srikaya,
jarak, serai wangi, serai dapur, lempuyang pahit,
lempuyang wangi, dan lempuyang gajah
(Grainge dan Ahmed, 1988; Alam dan
Jairajpuri, 1990). Kandungan bahan aktif
mimba terutama
adalah azadir achtin (Schmuterr er , 1995).
B ungkil jarak mengandung senyawa aktif ricin
yang sangat beracun terhadap nematoda.
Ekstrak biji mimba dan ekstrak bungkil jarak
sangat efektif untuk mengurangi populasi
nematoda (Mustika dan Harni, 2001). Srikaya
mengandung bahan aktif nematisidal utama
asimisin dan anonin (Mustika, 1999), sedangkan
Pengendalian Nematoda

Agen hayati

Pemanfataan agen hayati (musuh alami) telah terbukti efektif untuk mengendalikan nematoda pada
berbagai kasus. Di antara agen hayati tersebut adalah jamur (Arthro botrys oligospora., Dactylaria
brochopaga., Dactylella spp., Paecilomyces lilacinus, Catenaria spp., Nemato phthora gynophila) dan bakteri
P. penetrans (Sayre, 1980a; Hewlett et al., 1997). Di Indonesia, pengen dalian nematoda dengan
menggunakan jamur dan bakteri tersebut, saat ini baru pada stadia awal perkembangan, selanjutnya masih
perlu untuk ditingkatkan terutama pada identifikasi parasit dan predator yang potensial, formulasi, serta
cara-cara praktis dalam menggunakannya. Agar agen hayati tersebut tetap dalam keadaan viabel di dalam
tanah, metoda aplikasi dan formulasi agen hayati masih perlu dikembang kan.
DAFTAR PUSTAKA

Gommers, F.J. 1973. Nematicidal Principles in Compositae. Dissertation Wageningen Agric. Univ. The Netherland. 73 pp.
____________ and J. Baker. 1993. Biotechnology in Nematology. Dalam : Zadoks, J.C. (ed). Modern crop
protection developments and perspectives. Wageningen Pers. p. 123-131.

Hadisoeganda, A. dan W. Widjaja. 1984.Nematoda parasitkentangdancarapengendaliannya. hlm. 151-163. Dalam A.A. Asandhi,
S. Sastrosiswojo, Suhardi, Z. Abidin, danSubhan (Ed.). Kentang (edisikedua). BalaiPenelitianHortikulturaLembang, Jawa Barat.

Hadisoeganda, A. 1990. NematodaBengkakAkar (Meloidogynespesies) padaSayuranDatarantinggi: Identifikasi,


pencarandanpenelitian-penelitianuntukmemperkuatkonsepsiPengendalianNematodaTerpadu. Disertasi Program Pascasarjana,
UniversitasPadjadjaran, Bandung. 353 hlm.

Wallace, H.R. 1987. Effects of nematode parasites on photosynthesis. Vistas on Nematology. A commemoration of the
Twenty- fifth Anniversary. Soc. of Nematology. P. 253- 259.
Webster, J.M. 1985. Interaction of Meloidogyne with fungi on crop plants. Dalam Sasser, J.J and C.C. Carter (Eds). A n
Advanced Treatise on Meloidogyne. Vol. I. Biology and Control. P. 183-192. North Carolina State Univ. Graphics, Box
7226.
Raleigh, North Carolina 2769-7226 USA.
Wiryadiputra, S. 1992. Strategi dan hasil pene[1]litian nematoda parasit pada tanam-an kopi di Indonesia. Makalah pada
“Semi[1]nar Nematologi Se-Jawa di Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta, 3-5 Agustus 1992. 13 hlm.
Nematoda
Pada Tanaman

SY UK RO N

Anda mungkin juga menyukai