Anda di halaman 1dari 17

JURNAL PERKULIAHAN 5

MATAKULIAH : ZOOLOGI INVERTEBRATA

SKS/SEMESTER : 3 / Ganjil

NAMA DOSEN : Ibu Hifni Septina Carolina, M.Pd

WAKTU : 16 : 36 WIB (19/10/21)

OLEH : Dimas Ario Setiawan

NPM : 2001082003

A. PROSES:
Pada pertemuan kali ini membahas tentang “Filum Nemathelminthes”.
Penyajian serta pembahasan video dan makalah oleh Refi Umami dan Revi
Nurlillah. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Setelah itu
perkuliahan diakhiri dengan salam penutup.

B. ISI
1. Pemaparan Penyaji
a. Pengertian Nemathelminthes
Nemathelminthes ialah cacing yang berbentuk bulat panjang serta
tidak bersegmen, oleh karena itu cacing ini disebut juga cacing gilig.
Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani :
Nema → Benang
Helmin → Cacing
Nemathelminthes adalah kelompok hewan cacing yang mempunyai
tubuh bulat panjang dengan ujung yang runcing. Rongga tubuh pada
Nemathelminthes disebut pseudoaselomata. Cacing ini mempunyai
tubuh meruncing pada kedua ujung sehingga disebut dengan cacing
gilig. Ukuran tubuh Nemathelminthes umumnya miksroskopis, tapi
ada juga yang mencapai ukuran 1 m.
b. Ciri-ciri Nemathelminthes
1) Bentuk tubuh silinder/ bulat licin.
2) Tidak bersegmen.
3) Tubuhnya dilapisi oleh kutikula.
4) Bilateral simetris.
5) Merupakan hewan triploblastik pseudocoelomata.
6) Berukuran dari 1 mm s/d 13 m (yaitu sebagai parasit dalam
sperma paus).
7) Seringkali runcing dibagian posterior dan tumpul dibagian
anterior.
8) Betina selalu lebih besar dari jantan.
9) Terdapat lebih dari 25.000 spesies.
10) Tidak memiliki sistem respirasi khusus dan organ ekskresinya
hanya berupa saluran dan sel-sel glanduler.
11) Sistem pencernaan sempurna, terdiri dari mulut, esofagus,
intestinum dan anus.
12) Sistem saraf terdiri dari ganglion cerebrale dan berkas saraf
longitudinal.
13) Sistem cardiovascular terdiri dari dari pipa-pipa muscular dan
tidak memiliki jantung.
14) Umunya seks terpisah .
15) Reproduksi seksual melalui fertilisasi internal.
16) Habitatnya di air tawar, laut, parasit pada hewan, manusia,
tumbuhan, tempat-tempat lembab, tanah, dan lumpur.
17) Hidup bebas maupun sebagai parasit.

c. Struktur Tubuh Nemathelminthes


Nemathelminthes merupakan hewan triploblastik pseudoselomata.
Triploblastik artinya ialah tubuhnya tersusun atas tiga lapisan yaitu
ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Sedangkan pseudoselomata
berarti susunan tubuhnya terdiri atas sebuah rongga semu. Hal ini
disebabkan perkembangan oleh lapisan mesodermnya yang telah
berkembang membentuk lapisan luar dan lapisan dalam sehingga
terbentuk selom atau rongga antara mesoderm dengan endoderm.
Tubuh nemathelminthes dilapisi oleh kutikula yang keras; seiring
pertumbuhan cacing, kutikula lama dilepaskan secara periodik dan
kutikula baru disekresikan dengan ukuran yang lebih besar. Otot
dinding tubuhnya seluruhnya terdiri atas otot longitudinal dan
kontraksinya menghasilkan gerakan kesana sini.

d. Sistem Tubuh Nemathelminthes


1) Sistem Reproduksi
Alat reproduksi betina tersusun atas ovarium, oviduct (saluran
telur, tempat terjadinya fertilisasi), uterus (rahim), ovipar (tempat
penampungan telur), vagina dan vulva (lubang atau muara
vagina). Cacing betina dewasa dapat bertelur 100.000 – 200.000
butir per hari, yang terdiri dari telur yang sudah dibuahi dan yang
tidak dibuahi. Telur yang dibuahi besarnya kurang lebih 60 x 45
mikron, yang tidak dibuahi 90 x 40 mikron. Nemathelminthes
biasanya bereproduksi secara seksual, melalu fertilisasi internal.
Pada kebanyakan spesies, jenis kelaminnya terpisah dan betina
berukuran lebih besar daripada jantan.
2) Sistem Gerak
Nemathelminthes atau Nematoda hanya memiliki muscular
longitudinalis dengan kontraksi otot ini tubuh cacing dapat
memendek dan membelok. Relaxasi otot-otot ini dipengaruhi oleh
kutikula yang bersifat elastis. Adanya relaxasi dan kontraksi
mengakibatkan cacing mampu bergerak secara bergelombang
atau dikenal dengan undulasi.
3) Sistem Pencernaan
Cacing gelang ini sudah memiliki saluran pencernaan yang
berturut – turut dari anterior ke posterior adalah : mulut, cavum
buccale (rongga mulut) yang kecil, faring pendek yang bersifat
muscular, esofagus, intestinum (usus), anus.
4) Sistem Sirkulasi dan respirasi
Cacing gelang tidak memiliki sistem sirkulasi. Nutrien ditranspor
ke seluruh tubuh melalui cairan di dalam pseudoselom. Cacing
gelang bernapas dengan seluruh permukaan kulit mereka, oleh
karena itu nemathelminthes tidak memiliki sistem pernapasan.
5) Sistem Saraf
Sistem saraf nemathelminthes tersusun atas cincin saraf yang
terletak di dekat faring. Cincin saraf ini berfungsi sebagai pusat
saraf yang dikenal juga dengan nama cincin circum mesophagal.
Bagian anteriornya mengalami perpanjangan menjadi sebuah
cabang pendek sedangkan bagian posteriornya mengalami
percabangan menjadi enam cabang yang kemudian bertemu
dengan cincin saraf posterior atau komisura circum cloaca dengan
banyak cabang atau serabut-serabut ke arah lateral. Permukaan
tubuh terdapat papilae sebagai alat perasa.
6) Sistem Ekskresi
Terdiri dari Ductusexcretorius (saluran kelenjar) dan porus
excretorius. Ductus excretorius memiliki jumlah yang sama besar
dengan garis-garis longitudinal di sepanjang permukaan tubuh,
karena dibagian sebelah dalam dari tiap-tiap garis longitudinal itu
terdapat sebuah Ductus excretorius. Ductus itu bermuara keluar
melalui porus excretorius yang terletak disebelah caudal oral/
belakang mulut.

2. Perbandingan Morfologi dan Fisiologi Antar Kelas


a. Pebedaan Morfologi
1) Morfologi Nematoda
Nematoda mempunyai bentuk tubuh yang bulat panjang,
silindris, filariform, tidak bersegmen, dan bilateral simetris. Cacing
ini memiliki rongga tubuh (body cavity), dan tubuhnya tertutup
oleh kutikulum. Ukuran panjang tubuhnya sangat bervariasi, antara
2 mm – 1 meter. Alat pencernaanya telah lengkap, tetapi sistem
saraf dan sistem ekskresinya belum sempurna.
Nematoda adalah cacing yang diecious atau uniseksual, dengan
jenis kelamin cacing yang sudah terpisah antara jantan dan betina.
Sistem reproduksi jantan terdiri dari testis, vas deferens, vesikula
seminalis, dan duktus ejakulatorius. sistem reproduksi betina terdiri
atas ovarium, oviduk, seminal reseptakel, uterus, vagina, dan vulva
(Soedarto, 2008).
Nematoda usus mempunyai jumlah spesies terbanyak diantara
cacingcacing yang hidup sebagai parasit. Cacing tersebut berbeda-
beda dalam habitat, daur hidup, dan hubungan hospes-parasit (host
parasite relationship). Besar dan panjang cacing nematoda
beragam, ada yang panjangnya beberapa milimeter, ada pula yang
melebihi satu meter. Nematoda mempunyai kepala, ekor, dinding,
rongga badan, dan alat-alat lain yang agak lengkap. Sistem
pencernaan, ekskresi dan reproduksi biasanya terpisah.
Bentuk tubuh nematoda ada 2 yaitu fusiform dan filiform.
Bentuk tubuh nematoda pada ujung anterior dan posterior yaitu
meruncing. Pada bagian anterior terdapat suatu cekungan (amphid),
Pada bagian posterior terdapat bentuk yang sama (phasmid).
Keduanya berfungsi sebagai chemoreceptor. Bentuk dasar
nematode ada dua macam, yaitu:
a) Fusiform yaitu bagian tengah tubuh mempunyai diameter yang
paling besar, jadi bentuk tubuhnya seperti gelondong.
b) Fuliform yaitu diameter tubuh dari anterior - posterior sama
besar, jadi bentuk tubuhnya seperti benang.
2) Morfologi Nematomorpha
Nematomorpha (kadang-kadang disebut Gordiacea, dan
umumnya dikenal sebagai cacing bulu kuda atau cacing Gordian )
adalah filum hewan parasitoid yang mirip dengan cacing nematoda
dalam morfologi, oleh karena itu namanya Nematomorpha.
Sebagian besar spesies memiliki ukuran panjang dari 50 hingga
100 milimeter, dan berdiameter 1 hingga 3 milimeter. Cacing bulu
kuda dapat ditemukan di daerah lembab, seperti palung air, kolam
renang, sungai, genangan air, dan waduk. Cacing dewasa hidup
bebas, tetapi larva adalah parasit pada arthropoda, seperti kumbang,
kecoak, mantida, ortopteran, dan krustasea. Sekitar 351 spesies air
tawar diketahui dan perkiraan konservatif menunjukkan bahwa
mungkin ada sekitar 2000 spesies air tawar di seluruh dunia. Nama
"Gordian" berasal dari simpul Gordian yang legendaris. Ini
berkaitan dengan fakta bahwa nematomorpha sering mengikat diri
dalam simpul.
Nematomorpha memiliki kutikula eksternal tanpa silia . Secara
internal, mereka hanya memiliki otot longitudinal dan usus non-
fungsional, tanpa sistem ekskresi , pernapasan atau sirkulasi .
Sistem saraf terdiri dari cincin saraf di dekat ujung anterior hewan,
dan tali saraf ventral berjalan di sepanjang tubuh.
Secara reproduktif, mereka memiliki dua jenis kelamin yang
berbeda , dengan pembuahan internal telur yang kemudian
diletakkan dalam string agar-agar. Nematomorpha dewasa
memiliki gonad silinder, yang membuka ke kloaka . Larva
memiliki cincin kait kutikula dan stilet terminal yang diyakini
digunakan untuk memasuki inang. Begitu berada di dalam inang,
larva hidup di dalam haemocoel dan menyerap nutrisi langsung
melalui kulit mereka. Perkembangan menjadi bentuk dewasa
membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan, dan
larva meronta - ronta beberapa kali seiring bertambahnya ukuran.
Nematomorpha dewasa sebagian besar hidup bebas di lingkungan
air tawar atau laut, dan  jantan dan betina berkumpul menjadi bola-
bola ketat ( simpu t ( simpul Gordian ) selama kawin.

b. Perbedaan Fisiologi
1) Fisiologi kelas Nematoda
a. Reproduksi
Anggota filum nematoda hanya melakukan reproduksi secara
seksual yaitu dengan peleburan garnet jantan dan garnet betina, ada
hewan jantan dan betina. Belum pernah ditemukan adanya anggota
nematoda yang berkembangbiak secara aseksual.
Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin
jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi
terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista
dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak
menguntungkan.
Disekeliling anus ditemukan beberapa papila yang kadang-
kadang bertangkai serta susunan berbeda pada setiap jenis cacing.
Ekor cacing jantan dapat dibedakan menjadi dua tipe , yaitu yang
berupa sayap sedangkan yang melebar membentuk bentukan yang
disebut Bursa. Tahap- tahap pertumbuhan nematoda yaitu :
a) Telur
b) Juvenil tahap pertama : perkembangannya masih dalam
telur dan terjadi molting yang pertama.
c) Juvenil tahap kedua : menetas dari telur dan terjadi molting
yang kedua
d) Juvenil tahap ketiga : molting ketiga
e) Juvenil tahap keempat: molting keempat
f) Dewasa : mampu menghasilkan sperma dan ovum

b. Regenerasi
Pada kebanyakan nematoda terbukti regenerasi dapat dilkukan
sangat terbatas, misalnya hanya beberapa segmen saja dari bagian
anterior yang dapat dibentuk, dan jumlah segmen ini tergantung
pada spesies.Pada cacing tanah Alloobophora foetida jumlah itu
empat atau lima saja. Apabila lima segmen itu kurang dipotong
dari dari bagian anterior dari cacing ini, maka regenerasi akan
terjadi secara lengkap.
Tetapi apabila lebih dari lima segmen dipotong, maka hanya
empat atau lima segmen baru yang dibentuk, dan dengan demikian
cacing ini akan lebih pendek dari aslinya. Apabila potongan
dilakukan di belakang segmen genital (segmen 10-14), maka hanya
empat atau lima segmen kearah anterior yang dibentuk dan alat
genital yang ikut terpotong tidak pernah diperbaharui. Dengan
demikian tipe regenerasi yang terjadi adalah epimorfis. Epimorfis
umum dijumpai pada hewan tingkat tinggi.

2) Fisiologi Kelas Nematomorpha


a. Perkembangan
Perkembangan spesies Nectonema belum diteliti secara rinci,
berbeda dengan gordioid. Pada spesies yang terakhir ini, sel telur
yang dibuahi dilepaskan oleh betina dan diletakkan dalam gelatin.
Pembelahan adalah holoblastik, tetapi tidak jelas spiral atau
radial, dan mengarah ke tahap coeloblastula. Larva berkembang di
dalam wadah telur dan sangat kecil (sekitar 100 μm panjangnya)
saat menetas. Mereka memiliki 2 hingga 3 cincin kait dan stylet
kutikula, yang mereka gunakan untuk menembus inang mereka.
Telur Gordioid berkembang menjadi larva semi-sessile selama 7
hingga 14 hari dan dapat bertahan hingga dua minggu sebelum
menemukan inang. Mereka tidak bisa berenang dan ditemukan di
bagian bawah kolom air. Larva dapat dicerna langsung oleh inang
atau, lebih sering, mereka dicerna oleh inang paratenik (inang
definitif biasanya tidak akuatik).Setelah berada di inang paratenik,
larva akan encyst, tetap di sana hingga satu tahun. Larva yang
dikode dicerna oleh inang definitif ketika ia memakan inang
paratenik.
Larva tumbuh menjadi remaja di dalam inangnya, yang mungkin
memakan waktu antara 4 hingga 20 minggu. Mereka berganti kulit
sekali sebelum meninggalkan inang mereka, pada titik mana
mereka biasanya telah mencapai ukuran dewasa penuh, sering
mengisi seluruh rongga tubuh inang mereka. Juvenil harus
dilepaskan ke dalam air dan penelitian saat ini menunjukkan bahwa
nematomorpha memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku tuan rumah mereka untuk memastikan hal ini; inang kriket
yang terinfeksi seperti Nemobius sylvestris diketahui berperilaku
tidak menentu, sampai mati bunuh diri ketika remaja siap untuk
dilepaskan.
b. Reproduksi
Pengamatan kawin menunjukkan nematomorpha jantan
menjadi sangat aktif selama pemuliaan dalam menanggapi
keberadaan pasangan potensial. Setelah menemukan betina yang
reseptif, jantan akan membungkus tubuhnya di sekitarnya,
menjatuhkan sperma di dekat pori kloaka nya. Dari sana,
diasumsikan bahwa sperma memasuki kloaka, membuahi sel telur
di wadah mani. Nematomorpha kadang-kadang ditemukan di
simpul pengembangbiakan besar. Betina dapat bertelur jutaan telur
selama masa hidupnya. Sistem kawin polygynandrous
(promiscuous).
Nematomorpha adalah dioecious dan bereproduksi secara
seksual. Pria memiliki satu atau dua testis, yang terbuka untuk
kloaka melalui saluran sperma. Kloaka bisa menjadi bengkak,
bertindak sebagai vesikula seminalis. Betina mungkin memiliki
sepasang ovarium memanjang, yang terbuka ke kloaka melalui
wadah mani, atau tidak ada ovarium sama sekali, dengan oosit
tersebar di seluruh rongga tubuh.
Betina bisa bertelur jutaan selama musim kawin. Nematomorpha
diketahui berkembang biak selama akhir musim semi, musim
panas, dan awal musim gugur, dan mampu mengalami musim
dingin. Spesies gordioid yang baru diidentifikasi, Paragordius
obami, bersifat partenogenetik, tanpa jantan; ini adalah satu-
satunya spesies nematomorphan yang tidak diketahui bereproduksi
secara seksual.
Ayat yang berhubungan dengan organisme tingkat organisasi kehidupan
adalah
Surat QS. Al-Anbiyaa : 30
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya;
dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka
mengapa mereka tidak beriman?
3. Pembahasan Dosen
Pada diskusi kali ini dimulai dari pembahasan dan masukan antara lain :
a. Makalah sudah sesuai judul, dan materi lengkap dengan gambar
b. Video pembahasan interaktif dan menarik, sudah lengkap dan sesuai
dengan materi yang di bahas
c. Pada video ditunjukkan gambar dan keterangan yang sesuai dengan
materi
d. Video sudah bagus, tapi perlu diperbaiki beberapa poin penilaian.
e. Penjelasan dalam video semakin lama semakin cepat
f. Diskusi berjalan dengan aktif dan kondusif
Tanggapan dari saudara penyaji :
a. Terimakasih kepada Ibu Hifni Septina Carolina, M.Pd telah
memberikan tugas
b. Terimakasih kepada kelompok penilai yang telah memberikan nilai
sekaligus saran.
c. Terimakasih kepada teman teman peserta diskusi yang sudah mau
aktif berdiskusi.
d. Berikutnya akan diusahakan untuk memperbaiki animasi,
backsound dan memperlambat tempo penjelasan agar lebih
menarik dan interaktif.
e. Terima kasih atas segala masukannya, untuk perbaikan dan revisi
makalahnya.

4. Diskusi Tanya Jawab


1) Pertanyaan 1
Khoirul anam
2001081005
Apa fungsi filum nemathelmintes bagi ekosistem?
Jawaban :
Cacing filum nemathelminthes yang hidup bebas yang terdapat di
tanah becek dan didasar perairan berperan untuk menguraikan
sampah organik, dan hal tersebut berperan dalam kelestarian
ekosistem di wilayah ekosistem tersebut.

2) Pertanyaan 2
Nama : Resi Suhendri
Npm : 2001080018
Ciri-ciri pada Nemalthemintes salah satunya yaitu Merupakan
hewan triploblastik pseudocoelomata. Apakah yang dimaksud
dengan hewan triploblastik pseudocoelomata?
Jawaban :
Pseudocoelomata adalah hewan yang memiliki rongga (coelom) di
dalam saluran tubuhnya. Rongga tersebut berisi cairan, yang
memisahkan alat pencernaan dengan lapisan mesoderm dan
ektoderm.

3) Pertanyaan 3
Muti Hanifah
2001080014
Kita tahu bahwa pada belalang sembah didalam perutnya terdapat
cacing bulu kuda atau termasuk kelas nematomorpha, nah
bagaimana si cacing bulu kuda ini bisa hidup di perut belalang
sembah? Dan apakah cacing itu jg dapat berkembang biak di perut
belalang? Lalu apakah belalang dirugikan dgn keberadaan cacing
bulu kuda itu?
Jawaban :
Persis seperti zombie, serangga atau belalang hidup tapi
dikendalikan oleh cacing bulu kuda ini. Sebab, cacing ini bisa
mengambil alih pikiran inangnya dan memengaruhi serangga
atau belalang itu untuk melompat ke kolam, waduk, sungai, dan
tempat berair lainnya. Hal ini dilakukan cacing tersebut untuk
keluar dari tubuh inangnya dan membuat parasir atau larva yang
baru.
4) Pertanyaan 4
Nama : Dimas Ario Setiawan
NPM : 2001082003
Apa fungsi kutikula pada tubuh nemathelminthes?
Jawaban :
Secara umum kutikula pada nemathelminthes berguna sebagai
lapisan pelindung terluar pada tubuhnya. Permukaan
tubuh nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri dari
enzim pencernaan yang berasal dari inangnya.

5) Pertanyaan 5
Nama: Gesti Lestari
Npm: 2001080012
Bagaimana tahapan-tahapan dari fertilisasi internal pada
Nemathelminthes?
Jawaban :
Nemathelminthes jantan, mempunyai organ reproduksi tunggal
(testis) dengan ujung ekor yang berbentuk tumpul dengan
dilengkapi bursa kopulatriks, sedangkan ujung yang betina
berbentuk runcing dan mempunyai sepasang organ reproduksi (2
ovarium). Telur cacing tambang berbentuk oval, kedua kutubnya
mendatar, dinding sel tipis dan bening, tersusun atas 4-8 sel, dengan
ukuran yang berbeda tergantung dari jenisnya. Reproduksi cacing
tambang terjadi di dalam usus manusia yang bersifat gonochoristis
dan fertilisasi berlangsung secara internal. Proses fertilisasi diawali
dengan keluarnya pheromon dari cacing betina. Kemudian lubang
genital betina dibuka oleh cacing jantan dengan menggunakan
spikula, kemudian dilanjutkan dengan pemindahan sperma. Telur
yang dihasilkan dari fertilisasi tersebut ± 10.000 per hari.

6) Pertanyaan 6
Nama : Indah Nursaumi
Npm : 2001080013
Bagaimana mekanisme sistem eksresi yang ada pada
nemathelmintes?
Jawaban :
Sistem ekskresi pada Nemathelminthes dilakukan melalu nefridium,
yaitu tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada
invertebrata. Atau protonefridia ( tubulus atau pembuluh bercabang-
cabang yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan di
sepanjang tubuh sel).

7) Pertanyaan 7
Nama : Astari Rukmana
Npm : 2001080005
Mengapa cacing tidak memiliki alat pernafasan
Bagaimana mekanisme sirkulasi dan respirasi pada cacing gelang
yang bernafas melalui kulit mereka? Kemudian bagaimana
tanggapan teman - teman mengenai cacing itu bisa mati jika terkena
garam?
Jawaban :
Kulit dari cacing tanah mengeluarkan lendir. Lendir ini menjaga
kulit selalu lembab, yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
cacing tanah. Cacing tanah tidak memiliki organ pernapasan dan
karenanya respirasi berlangsung melalui kulit lembab. Oksigen dari
lingkungan berdifusi secara pasif di kulit lembab dan dilakukan
oleh sistem peredaran darah ke sel. Demikian pula Karbon Dioksida
dari sel juga akan dilakukan oleh sistem peredaran darah dan
berdifusi keluar melalui kulit lembab. Jadi cacing tanah akan mati
jika kulit mereka mengering.

Tanah yang asin di mana cacing tanah hidup merupakan faktor


penting yang memutuskan kelangsungan hidup karena cacing
sangat peka terhadap konsentrasi garam. Salinitas dapat mengurangi
pertumbuhan mereka pada konsentrasi garam rendah atau
menyebabkan kematian pada konsentrasi garam tinggi.

Mereka tidak dapat mentoleransi kekuatan ion yang tinggi, karena


konsentrasi garam yang tinggi merusak kulit sensitif mereka, cacing
tanah tidak dapat memiliki kontrol atas regulasi osmotik. Selain itu,
sel-sel neurosecretory dalam cacing tanah memainkan peran penting
dalam keseimbangan air serta regulasi ionik dan osmotik.

Garam dan pengeringan secara signifikan mengganggu fungsi sel-


sel neurosecretory ini. Oleh karena itu garam seperti natrium klorida
sangat beracun bagi sebagian besar spesies cacing tanah

Natrium klorida dapat menyebabkan kematian pada konsentrasi 0,5


persen, dimana garam lainnya seperti kalium klorida beracun pada
konsentrasi lebih dari 1 persen. Namun, garam pada konsentrasi
yang lebih rendah tidak dapat menyebabkan kematian pada cacing
tanah, meskipun mereka secara substansial akan mengurangi
reproduksi, khususnya produksi cocoons.

8) Pertanyaan 8
Ayu widia zulvianti
200108007
Apa yang terjadi dengan telur nemahelminthes ketika berada
dilingkungan yang tidak bagus?
Jawaban
Lingkungan yang tidak baik untuk nemathelminthes ialah
lingkungan yang bersih dan mengandung bahan desinfektan dan
antibakteri. Larva ataupun telur dapat mati dan tidak berkembang
jika tempat hidup mereka tidak sesuai dengan habitat nya
9) Pertanyaan 9
Nama : Selly Mulyani
Npm : 2001080021
Sistem saraf pada nemathelminthes adalah sistem saraf cincin, apa
maksud dari dari sistem saraf cincin tersebut?
Jawaban :
Sistem saraf cincin maksud nya ialah salah satu bentuk sistem saraf
yang mengelilingi sistem organ lain. Biasanya berbentuk seutas tali
yang berupa sel sel saraf yang berfungsi aktif. Dan anatomi nya
melingkari organ lain pada cacing nemathelminthes.

10) Pertanyaan 10
Ervita Anggraini
2001080011
Di dalam makalah tertulis bahwa cacing betina dewasa dapat
bertelur 100.000 ssampai 200.000 butir perhari yg terdiri dari telur
yg sudah dibuahi dan yg tidak dibuahi. nah maksudnya yg sudah
dibuahi itu apa langsung jadi cacing baru atau gimana ya? terus
boleh ndak tau gimana bentuk telur cacing itu?
Jawaban :
Telur yang terfertilisasi atau terbuahi ialah telur yang merupakan
produk atau hasil dari pertemuan dua gamet yaitu gamet jantan dan
betina. Kalau yg tidak terfertilisasi itu telur yg hanya terbentuk dari
sel betina saja. Biasanya yg akan berkembang menjadi individu
baru ialah yg terfertilisasi. Bentuknya seperti telur pada umumnya
dan sulit terlihat oleh kasat mata.
Pembahasan Penyaji :
1. Penjelasan baik dalam video dan juga makalah
2. Perbaikan animasi untuk tugas selanjutnya
C. REFLEKSI BAGI PENULIS

Dalam pertemuan perkuliahan materi pertama ini dengan bahasan “ Filum


Platyhelminthes” bahwa Allah telah menciptakan bumi dan seisinya dengan
kehendak-Nya. Dan meciptakan berjuta juta kehidupan yang tak terhitung
banyaknya yang berasal dari air. Termasuk hewan, tumbuhan, manusia, bahkan
organisme tak bertulang belakang seperti cacing-cacing pipih dengan segala
keragamannya. Dan untuk itulah kita harus belajar sedikit demi sedikit untuk
memahami kuasa Allah dan memperdalam lilmu agar dapat berguna sebagaimana
mestinya. Dengan tujuan akhir mencari ridha dan pertolongan-Nya di hari akhir
nanti.

D. TUGAS TAMBAHAN:
Tugas untuk pertemuan selanjutnya yaitu pembuatan makalah tiap materi yang
menjadi bagian individu dan jurnal perkuliahan setiap pertemuan.

Mesuji, Oktober 2021


Dosen Pengampu, Penulis

______________________ Dimas Ario Setiawan

Anda mungkin juga menyukai