Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA SD


MATERI NEMATHELMINTES DAN ANNELIDA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

WA ODE ANNUR RISDA : 32301176


EVI FEBRIANI : 32301045
GITA PUSPITA : 32301019
WAODE MARSENIAWATI M : 32301111
MELISA : 162301119
NAFILIN : 32301036
TIKA RAHMAYANI : 32301131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHADIAH BUTON
2023
A. Filum Nemathelminthes
1. Pengertian Nemathelmintes
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes=
cacing) disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang
atau seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun
bukan rongga tubuh sejati.
Cacing dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam tabung), sebuah
ruang tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka hidrostatik, membantu
dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh karena memiliki rongga
tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.

Filum Nemathelminthes terdiri dari bebrapa ratus ribu spesies, kebanyakan


hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit. Nematoda kurang dalam
sistem peredaran darah namun memiliki sistem pencernaan yang berkembang
dengan baik.

2. Ciri-ciri Nemathelminthes
Ciri-ciri cacing Nemathelminthes antara lain:
a. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel dengan coelom
(pseudocoelom), tubuhnya bulat memanjang, tidak memiliki appendage
atau proboscis.
b. Tubuh ditutupi oleh kutikula dan tidak bersilia.
c. Alat pencernaan komplit dan permanen berupa saluran lurus dengan mulut
di bagian anterior dan anus di daerah posterior.
d. Dinding tubuh memiliki serabut otot longitudinal.
e. Tidak memiliki rangka, sistem respirasi, dan sistem peredaran darah 6.
Sistem ekskresi sederhana berupa sel Renette atau sistem H dengan lubang
ekskresi yang terletak di bawah mulut. Respirasi secara difusi di seluruh
permukaan tubuh.
f. Cincin saraf yang mengelilingi esophagus merupakan pusat sistem saraf,
yang dihubungkan oleh 6 tali saraf longitudinal ke arah anterior dan
posterior. 8. Alat reproduksi jantan dan betina terpisah (berumah dua),
jantan lebih kecil dibandingkan dengan betina, fertilisasi internal, telur
memiliki pembungkus kitin, “larva” mengalami beberapa kali pergantian
kulit (molt), tidak mengalami reproduksi aseksual.
g. Hidup di perairan tawar, parairan latu, di tanah, dan sebagai parasit di
tubuh.
h. Nemathelminthes memiliki rongga tubuh yang terbentuk ketika ektodermis
membentuk mesodermis, tetapi belum memiliki mesenterium untuk
menggantungkan visceral serta tidak memiliki lapisan otot yang
mengelilingi saluran pencernaan (usus). Hewan berongga seperti itu
sekarang dimasukkan ke dalam Aschelminthes. Akan tetapi nama
Nemathelminthes lebih sering digunakan karena hanya satu kelompok
besar yaitu Nematoda yang dianggap sukses mewakili Pseudocoelomata.

3. Struktur Tubuh Nemathelminthes


Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang
panjang nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada
individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-
ujung yang meruncing.
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri.
Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang
hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan
inang. Nemathelminthes memiliki sistem pencenaan yang lengkap terdiri dari
mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus
terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada
mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan
ke seluruh tubuh melalui cairan pada dikatakan Pseudoselom karena
Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara
difusi melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah
dalam individu berbeda.

Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan


tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah
organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan
darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar
perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
4. Perkembang Biakan
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem
reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada
individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi
dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak
menguntungkan. Alat kelamin terpisah, cacing betina lebih besar dari cacing
jantan dan yang jantan mempunyai ujung berkait. Gonad berhubungan dengan
saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini
tidak berkembangbiak secara aseksual.
5. Klasifikasi
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas Nematoda dan
Nematophora. Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda
yang merupakan parasit bagi manusia.
Kelas Nematoda memiliki kutikula tubuh yang transparan, mempunyai
mulut dan lubang ekskresi, alat reproduksi pada jantan dengan testis dan betina
dengan ovarium. Umur cacing pada umumnya mencapai 10 bulan. Nematoda
dapat dijumpai di darat, air tawar, dan air laut, dari daerah kutub hingga daerah
tropis. Hidupnya ada yang bebas, namun ada pula yang parasit pada manusia,
hewan, dan tumbuhan. Cacing ini tidak memiliki sistem peeredaran darah dan
jantung, tetapi tubuhnya mengandung cairan semacam darah yang dapat merembes
ke bagian tubuh akibat kontraksi tubuh. Bentuk tubuhnya gilik panjang dengan
simetris bilateral. Tubuhnya tidak dilapisi silia dan tidak bersegmen
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut) Ascaris adalah salah satu contoh cacing
gilig parasit, tidak punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang
halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam
usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut. Ascaris
lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin
berbeda, bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak
secara seksual. Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk
kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi untuk
membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya
pada anak-anak. Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan atau
minuman yang tercemar telur ascaris. Cacing dewasa menghasilkan telur-telur
yang akan matang di tanah, saat telur in tertelan orang, larvanya akan
melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau paru-paru. Sesaat
di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari bermigrasi lewat
saluran udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam
usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang
akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus mencapai
mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.
b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang) Cacing ini dinamakan cacing
tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang
dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada
usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari
cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior
melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi
pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus
inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa
kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina
saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat
didekat bagian tengah tubuhnya.
c. Oxyuris vermicularis (cacing kremi) Cacing ini disebut cacing kremi karena
ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam
usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang
berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak memerlukan
perantara. Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang
terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara
autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada
anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk
pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing
kremi akan terjadi kembali
d. Wuchereria bancrofti (cacing rambut) disebut juga Cacing Filaria adalah kelas
dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum
Nemathelminthes. Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka
disebut filarial.Cacing filaria penyebab penyakit kaki gajah berasal
dari genus wuchereria dan brugia. Di Indonesia cacing yang dikenal sebagai
penyebab penyakit tersebut adalah wuchereria bancrofti, brugia
malayi, dan brugia timori. Cacing rambut dinamakan pula cacing
filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan
penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan tubuh.Pembengkakan
terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh
cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan
oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. bermula dari
inflamasi saluran limfe akibat dilalui cacing filaria dewasa (makrofilaria).
Cacing dewasa yang tak tahu diri ini melalui saluran limfe aferen atau sinus-
sinus limfe sehingga menyebabkan dilatasi limfe pada tempat-tempat yang
dilaluinya. Dilatasi ini mengakibatkan banyaknya cairan plasma yang terisi
dari pembuluh darah yang menyebabkan penebalan pembuluh darah di
sekitarnya. Akibat kerusakan pembuluh, akan terjadi infiltrasi sel-sel plasma,
esosinofil, serta makrofag di dalam dan sekitar pembuluh darah yang
terinfeksi. Nah, infiltrasi inilah yang menyebabkan terjadi proliferasi jaringan
ikat dan menyebabkan pembuluh limfe di sekelilingnya menjadi berkelok-
kelok serta menyebabkan rusaknya katup-katup di sepanjang pembuluh limfe
tersebut. Akibatnya, limfedema dan perubahan statis-kronis dengan edema
pada kulit di atas pembuluh tersebut menjadi tak terhindarkan lagi.
e. Trichinella spiralis Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan
penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini
karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.Cacing betina
dewasa melubangi dinding usus halus, keturunan yang hidup terbawa oleh
aliran darah menuju otot rangka kemudian menjadi kista.

B. Filum Annelida
1. Pengertian Annelida
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil,
gelang-gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu,
Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota
Annelida dapat digunakan untuk memberi gambaran struktur umum dari
filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki selom bersepta (bersekat), tetapi
saluran pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf memanjang menembus
septa itu.
Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan
pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam
klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) membentuk kokon.
Kokon dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap
menjadi individu baru. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara
fragmentasi tubuh yang diikuti dengan regenerasi.
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah
yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup
bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-
hewan aquatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata. Di
samping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan
hasil sekresi dari epidermis dan sudah ada rongga tubuh. Annelida yang
hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki struktur tanah untuk
pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk menjaga
kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang penting adalah
Pheretima (cacing tanah) yang mampu menghancurkan sampah dan
membantu proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai makanan
sumber protein bagi ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta (cacing hutan),
Tubifex (cacing air), Lumbricus rubellus yang banyak diternakkan orang
karena berkhasiat untuk mengobati penyakit tifus, ekstraknya sebagai
minuman kesehatan dan bahan kosmetik.
Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus (kelabang laut), Eunice
viridis (cacing wawo), Lysidice oele (cacing palolo) merupakan cacing yang
menghuni lautan. Hirudinea merupakan kelas dari Annelida yang mampu
menghasilkan zat hirudin, semacam bahan kimia yang mencegah koagulasi
atau pembekuan darah, contohnya Hirudo medicinalis, Haemodipsa javanica

2. Ciri-ciri Umum Annelida


Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah :
a. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat
parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).
b. Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal
dan Sisi Perut (ventral)
c. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali.
d. Alat eksresi disebut nephridium.
e. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh
dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
f. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat
kopulasi.
g. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan
dan anus.
h. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus
berada di ujung belakang.
i. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
j. Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu
memiliki organ-organ yang sama.
k. Organ-organ yang dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain
alat ekskresi (nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah ,
Sistem pencernaan lengkap/sempurna.
l. Sistem peredaran darah tertutup.
m. Klasifikasi Annelida ini didasarkan atas tidaknya seta / rambut /
parapodium yang ada di permukaan tubuhnya.
n. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium
yang bersifat glanduler

3. Anatomi dan Fisiologi Annelida


a. Anatomi Annelida
Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah
merupakan salah satu contoh spesies yang baik atau representative bagi
Filum Annelida. Lumbricus terrestris ini akan digunakan sebagai contoh
dalam pembahasan selanjutnya. Struktur tubuh annelida ini mempunyai
tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Cacing tersebut
sudah mempunyai rongga sejati disebut triplobastik selomata. Bentuk
tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh kutikula, tersusun oleh gelang
kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti cincin atau gelang. Jika
cacing ini dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka bentuk tubuhnya
simetri bilateral. Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris,
kurang lebih 2/3 baian posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral.
Warna tubuh permukaan atas berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan
dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas. Permukaan bawah lebih pucat,
umumnya merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung
anterior pada bagian yang disebut prostomium. Pada segmen-segmen ke
32-37, terdapat penebalan kulit yang disebut clitellum. Clitellum ini jelas
pada bagian dorsal dan ventral, dimana disini tidak terdapat annuli. Pada
tiap-tiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen pertama dan
terakhir, 2 pasang di lateral dan 2 pasang lainnya di ventro-lateral. Setae
berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh
musculus retractor. Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa
lubang muara keluar dari berbagai alat atau organ di dalam tubuh. Lubang-
lubang tersebut ialah:
• mulut, berbentuk bulan sabit terletak di medio ventral segmen pertama
• anus, terletak pada segmen terakhir
• lubang muara keluar ductus spermaticus atau vas deferens, terletak
pada segmen ke-15
• ubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke-14
• lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori.
Receptaculum seminalis adalah tempat penyimpanan sperma
• pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom
• sepasang nephridiofor, merupakan lubang muara keluar dari saluran
ekskresi dan terletak pada tiap segmen, keculi segmen terakhir dan 3
segmen pertama.
b. Fisiologi
Sistem Gerak, Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot,
yaitu : stratum circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal
(lapisan otot sebelah dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan
gerakan menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding
intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini
berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong
makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa
pencernaan. Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor,
yang mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali
setae masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada
ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan
kontraksi otot-otot dinding tubuh.
Sistem Respirasi Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena
kulitnya bersifat lembab, tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
Sistem Pencernaan Makanan Saluran pencernaan cacing tanah sudah
lengkap, terdiri atas mulut, pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus,
intestine dan anus. Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan
tanaman. Cacing tanah mencari makanannya di luar liang pada saat malam
hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di dalam esophagus
tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang
terdapat pada dinding esophagus itu. Dari esophagus, makanan terus masuk ke
dalam proventriculus yang merupakan tempat penyimpan makanan yang
bersifat sementara. Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini
makanan dicerna menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel
makanan ini masuk ke dalam intestin. Di dalam intestine, makanan akan
dicerna lebih lanjut sehingga menjadi substansi-substansi yang lebih kecil,
yang dapat diabsorbsi oleh dinding intestine tersebut. Dinding intestin
mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim-enzim. Karena
pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel makanan tadi dicernakan menjadi
monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan asam amino yang siap untuk
diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi oleh dinding intestin dan
selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut ke seluruh bagian-
bagian tubuh.
Sistem Sirkulasi Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem
peredaran darah tertutup. Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma,
dan sel-sel darah atau korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma
darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang mempunyai kemampuan
mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta
ventralis. Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan
mudah terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing
sedikit transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah ventral saluran
pencernaan dan di sebelahdorsal truncus nervosus. Pada saat darah mengalir
menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO2 , CO2keluar melalui kulit
sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit dan
bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk oxyhemoglobin.
Sistem Ekskresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal).
Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang
pertama dan segmen yang terakhir tidak ada.
Sistem Saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam
segmen yang ke 3 dan terditi atas : ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2
kelompok sel-sel saraf dengan comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx,
di dalam segmen ke 3 berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Dari
tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi daerah
mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan
cabang saraf yang menuju ke ventral dan melingkari pharynx.
Organ Sensori Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit
tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.
Sistem Reproduksi Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua
oviductnya terletak di dalam segmen ke-13 dan infundibulumnya bersilia.
Testes terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding
vesicular seminalis.
c. Habitat Annelida
Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat
tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali
pada saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka
masuk ke dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan
ini beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di
atasnya terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya.
d. Klasifikasi Annelida
Seta berguna untuk bergerak. Dengan dasar ada tidaknya seta, maka filum ini
dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
• Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar
maupun bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa
intersegmental, segmen tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae.
Umumnya mempunyai kepala yang dilengkapi sejumlah alat tambahan
atau extremitas hampir bersifat gonochoristis, dengan gonade memanjang
di seluruh tubuh dan fertilisasi eksternal, perkembangannya melalui
stadium larva, larva disebut trochophora. Ciri khas kelas polychaeta
memiliki banyak rambut pada permukaan tubuhnya. Seta terdapat pada
parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia merupakan tonjolan kaki
yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga terdapat
insang. Seluruh anggotanya hidup di air laut (sehingga sering
disebut kelabang laut). Contohnya, cacing palolo (Eunice viridis) dan
cacing wawo (Lysidice oele).
Gambar 1. Struktur tubuh cacing wawo, palolo, dan kelabang laut.

• Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di
tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia.
Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya,
cacing tanah (lumbricus terestris). Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180
segmen. Bagian mulut (prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen
pertama dan anus pada segmen terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37
terdapat penebalan kulit yang disebut klitelum. Klitelum berfungsi
membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan sel telur dan melangsungkan
pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan ovarium. Walaupun
hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan silang.

Gambar 2. Cacing Tanah


• Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada
sekeliling mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung
se-sel kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah)
bernama hirudin. Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu,
hewan tersebut elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya
terjadi di kokon. Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet
(haemadipsa sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di
darat.

Gambar 3. Anatomi Lintah.

Anda mungkin juga menyukai