Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ernita Istiqomariyah

NIM : 180210103094
Kelas : A

Ascaris lumbricoides
A. Ciri-Ciri
Ascaris lumbricoides adalah nematoda usus atau cacing usus yang ditularkan melalui tanah
(soil transmitted helminth) yang dapat meyebabkan penyakit ascariasis, cacing ini disebut
juga dengan cacing gelang. memiliki simetri tubuh sehingga hewan dapat dibagi dalam satu
bidang menjadi dua bagian cermin-gambar. Hewan dengan simetri bilateral memiliki sisi
punggung dan perut, serta ujung anterior dan posterior.

Berikut ini adalah Ciri-Ciri Ascaris lumbricoides

1. Cacing Jantan

 cacing jantan memiliki ukuran tubuh lebih kecil dibandingkan betina – ukuran tubuh
cacing A. lumbricoides jantan berkisar antara 15-30 cm dan diameter 3-5 mm.
 Bagian posterior (ekor) melengkung seperti kait
 anus dan lubang genital sama
 ada sepasang penial setae yang menyerupai jarum didalam cloaca
 memiliki preanal dan postanal papillae untuk membantu kopulasi/perkawinan
 organ reproduksi terdiri dari testis, vas deferens, seminal vesicle, ejaculatory duct,
cloaca dan penial setae

2. Cacing Betina
 Tubuh betina lebih besar dibanding cacing jantannya – ukuran tubuh betina sekitar 20 –
40 cm dengan diamater antara 6 – 8 mm
 Bagian posterior (ekor) lurus
 anus dan lubang genital tidak sama – lubang genital ada di sepertiga bagian tubuh dari
ujung anterior
 tidak memiliki penial setae
 tidak memiliki preanal dan postanal papillae untuk membantu kopulasinya
 organ reproduksi hampir sama dengan alat reproduksi wanita pada umumnya,
yaitu terdiri dari ovarium, oviduk, uterus dan vagina

Ada tiga bentuk telur: dibuahi, didekortasi, dan tidak dibuahi. Telur yang dibuahi berwarna
coklat keemasan dan berbentuk bulat telur, berukuran 30-40 μm dengan 50-60 μm. Telur
disebut decorticate jika lapisan mamillated eksternal yang tebal tidak ada. Telur yang tidak
dibuahi lebih besar (panjangnya mencapai 90 μm) dan bentuknya lebih memanjang,
memiliki cangkang yang lebih tipis dan tidak terorganisir secara internal, menjadi massa
butiran yang bervariasi.

B. Habitat

Cacing gelang, Ascaris lumbricoides adalah parasit internal yang wajib dan cacing dewasa
biasanya tinggal di usus kecil manusia, khususnya jejunum. Ascaris
lumbricoides umumnya hidup sebagai parasite dalam usus manusia khususnya pada anak-
anak dan ia menyerap sari makanan dari usus tersebut sehingga tubuhnya gembul bisa
mencapai 20-40 cm. Hewan ini bersifat kosmopolit (terdapat disegala tempat), terutama di
daerah tropis.

C. Siklus Hidup

Siklus Hidup Ascaris lumbricoides digambarkan sebagai berikut:

1. Proses Perkawinan
Hewan A. lumbricoides memiliki jenis betina dan jantan. Keduanya dapat dibedakan dengan
mudah. Tubuh jantan biasanya lebih kecil dengan salah satu ujung melengkung seperti kait.
Sedangkan tubuh betinanya lebih besar dengan ujung lurus.

Satu satunya cara berkembangbiak hewan A. lumbricoides adalah dengan cara seksual atau
perkawinan. Perkembangbiakan hewan ini akan menghasilkan telur sekitar 200.000 buah.
Perkawinan ini terjadi didalam bagian bagian usus halus manusia.

2. Telur lumbricoides Keluar Dari Tubuh Manusia


Meskipun cacing dapat bertelur dalam tubuh manusia, namun telur itu tidak bisa berkembang
lebih lanjut. Hal ini dikarenakan untuk berkembang telur A. lumbricoides memerlukan suhu
yang rendah, banyak oksigen, dan lingkungan yang lembab. Sehingga telur hanya bisa
berkembang apabila berada diluar tubuh manusia. Telur biasanya ditemukan pada bagian
usus, khususnya bagian bagian usus besar manusia dan terbawa keluar dalam feses. Apabila
kondisi lingkungan mendukung, telur yang telah dibuahi akan berkembang ketahap
selanjutnya.

3. Telur Berkembang
Dalam hidupnya, cacing hanya memiliki satu inang yaitu manusia, sama halnya dengan daur
hidup cacing kremi. Meskipun demikian tidak semua telur dapat menginfeksi manusia.
Hanya telur yang dibuahi saja yang dapat menginfeksi tubuh. Telur yang dibuahi akan
berkembang menjadi embrio dalam kondisi lingkungan yang mendukung. Oleh karena itu
salah satu pencegahan penyebaran A. lumbricoides adalah dengan menjaga kebersihan
lingkungan. Dalam lingkungan yang tidak terjaga seperti penggunaan sungai sebagai buang
air sekaligus kebutuhan lain, infeksi A. lumbricoides sangat mungkin terjadi.

4. Infeksi ke Inang
Telah diuraikan sebelumnya bahwa dalam lingkungan yang kebersihannya tidak terjaga,
infeksi A. lumbricoides dapat terjadi. Telur cacing dapat masuk melalui makanan, minuman,
atau tangan manusia yang tidak higienis. Saat telur masuk dalam sistem pencernaan pada
manusia, telur akan menetas menjadi larva.

5. Migrasi lumbricoides
Setelah ada didalam usus halus manusia, larva cacing kemudian menembus dinding usus dan
masuk dalam sistem sirkulasi pada manusia melalui pembuluh kapiler. Cacing A.
lumbricoides biasanya berada dalam alat peredaran darah manusia selama satu minggu
sebelum mencapai paru paru. Sesampainya dalam paru paru, cacing akan berpindah
ke alveolus. Disini mereka tumbuh. Namun dalam beberapa kasus, larva cacing yang ada
dalam darah dapat masuk kedalam organ lain seperti bagian bagian otak manusia, mata,
sumsum tulang belakang dan sebagainya.

6. Kembali Masuk dalam Sistem Pencernaan


Setelah beberapa waktu, larva dalam alveolus akan tumbuh dan akhirnya naik ke bagian
bronkus. Larva akan terus naik menuju laring. Adanya larva pada laring memicu batuk yang
menyebabkan larva berpindah ke kerongkongan dan tertelan kembali ke sistem pencernaan.
Kemudian didalam usus halus, larva cacing akan berkembang dan tumbuh menjadi cacing
dewasa. Siklus ini akan kembali berlanjut.

D. Reproduksi

Nematoda jantan menggunakan chemotaxis untuk mencari betina. Mereka tidak memiliki
kemampuan visual, dan sebaliknya tertarik pada feromon seks tertentu yang dilepaskan
wanita. Setelah jantan menemukan jantan, ia menggunakan aksesori kopulatori seperti
papila, spikula, dan ekornya yang melengkung untuk mengarahkan sperma dan menstabilkan
betina selama kawin. Tidak ada bukti perilaku pasca-sanggama seperti menjaga pasangan,
meskipun jantan dari spesies nematoda lain telah diamati untuk mengeluarkan sumbat
kopulatoris ke dalam vulva untuk mencegah jantan lain membuahi betina yang sama.
Namun, tidak ada informasi yang ditemukan mengenai sistem perkawinan spesifik dari
Ascaris lumbricoides.

Ascaris lumbricoides adalah dioecious dan persetubuhan antara individu dengan jenis
kelamin yang berbeda diperlukan untuk pembuahan, dan beberapa bukti menunjukkan
feromon berperan dalam perkawinan. Jantan memiliki dua testis dan ujung posterior
melengkung dengan spikula untuk sanggama. Betina memiliki ovarium yang kontinu dengan
saluran telur dan rahim tubular; uteri bergabung untuk membentuk vagina yang terbuka ke
vulva. Sperma ditransfer ke vulva wanita, memasuki sel telur dan membentuk zigot. Zigot
kemudian mengeluarkan selaput pembuahan yang mengental untuk membentuk cangkang
chitinous yang melindungi telur ketika dikeluarkan dari inang. Betina telah terbukti bertelur
sebanyak 234.000 telur per hari, dan hasil telur harian ini menyiratkan kawin sepanjang
tahun tanpa musim kawin khusus. Telur dapat bertahan hidup di tanah selama beberapa
waktu, dan larva membutuhkan 8-12 minggu setelah konsumsi untuk mencapai kematangan
reproduksi.

E. Tingkah Laku

memiliki simetri tubuh sehingga hewan dapat dibagi dalam satu bidang menjadi dua bagian
cermin-gambar. Hewan dengan simetri bilateral memiliki sisi punggung dan perut, serta
ujung anterior dan posterior.

F. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan hewan ini saprozoic dengan memakan zat yang terdapat pada intestine.
Pencernaan ekstrasel dan sisa pencernaan dikeluarkan melalui anus.
Mulut terdapat pada ujung posterior sisi depan sedangkan anus terdapat pada ujung posterior
belakang. Hewan ini tidak memiliki pembuluh darah sehingga makanan diedarkan keseluruh
tubuh melalui cairan pada ruang antar organ.
Saluran Pencernaan makanan terdiri atas : mulut, faring, usus panjang, dan anus.Sistem
pencernaan Ascaris lumbricoides tidak dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar pencernaan.
Makanan dimasukkan ke dalam tubuhnya berupa makanan yang berasal dari inangnya.
Cacing Ascaris lumbricoides juga menggigit membrane mukosa dengan bibirnya untuk
menghisap darah dan cairan jaringan dari inang.
Pada Ascaris lumbricoides dikelilingi tiga bibir sebagai sistem pencernnaan makanan. Mulut
berlanjut pada faring atau esophagus yang berbentuk silindris. Dinding faring mempunyai
serabut-serabut otot radial yang dapat melonggarkan rongga faring. Rongga faring
mempunyai tiga lekuk longitudinal yang bagian dalamnya dilapisi kutikula.
Setelah dari faring kemudian berlanjut ke intestine yang merupakan saluran pencernaan
bagian tengah. Intestine berbentuk pipih dorsoventral dan berdinding tipis.
Dinding intestine dilapisi oleh selapis epitel kolumnar. Dinding luar dan dinding dalam
dibatasi oleh kutikula yang tipis dan tidak tertutup oleh lapisan otot. Intestinnya menyerap
makanan serta melaksanakan pencernaan secara intraselular. Bagian akhir dari saluran
pencernaan makanan (proktodaeum) yang merupakan kelanjutan dari intestine adalah
rectum. Bagian ini pendek dan sempit, dindingnya mengandung serabut-serabut otot dan
dilapisi kutikula.
Di dalam rectum terdapat kelenjar rektar uniselular yang berukuran besar dan jumlahnya tiga
pada betina dan enam pada yang jantan. Bagian ujung rectum atau anus mempunyai bibir
yang tebal. Pada hewan yang jantan terdapat sebuah kloaka. Kelebihan makanan disimpan
sebagai cadangan glokogen dan lemak di dalam intestine otot dan epidermis.
G. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi hewan ini sama dengan hewan lain dalam kelas nematode yaitu sistem sel
kelenjar, dengan atau tanpa saluran yang terletak pada anterior. Dari sistem kelenjar muncul
sistem pembuluh ekskresi yang berbentuk huruf H dengan saluran utama yang lubangnya
terbuka tepat di bawah mulut. Pada cacing ini tidak dilengkapi dengan lubang-lubang
internal, silia dan sel api.
H. Sistem Respirasi
Sistem respirasi pada hewan ini yaitu melalui permukaan tubuhnya. Ascaris
lumbricoides mensirkulasi oksigen dan karbon dioksida keluar masuk sel tubuh secara difusi
melalui permukaan/kulit sebagai ganti paru-paru. Kemudian oksigen itu masuk ke pembuluh
darah dan oleh darah didistribusikan ke sel seluruh tubuh.
I. Peranan

Ascaris lumbricoides menginfeksi sekitar 1,4 miliar orang di lebih dari 150 negara di seluruh
dunia, dan diperkirakan menginfeksi di mana saja dari seperempat hingga sepertiga populasi
global. Pada tahun 2001, perkiraan tahun hidup yang disesuaikan dengan disabilitas karena
Ascaris lumbricoides adalah 1-2 tahun. anak-anak, yang menyebabkan hilangnya energi
protein dan defisiensi vitamin A dan C. Secara keseluruhan, hal itu dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan linear, yang menyebabkan defisit fisik dan mental.

Sumber Rujukan :

Bethony, J., S. Brooker, M. Albonico, S. Geiger, A. Loukas, D. Diemert, P. Hotez. 2006.


Soil-transmitted helminth infections: ascariasis, trichuriasis, and hookworm. The
Lancet, 367 (9521): 1521-1532. Accessed March 19, 2011
at http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-
6736(06)68653-4/fulltext.

Crompton, D. 1988. The prevalence of ascariasis. Parasitology Today, Volume 4 Issue 6:


162-169.

Dora-Laskey, A., U. Ezenkwele, E. Weiss. 2009. "Ascaris lumbricoides" (On-line).


eMedicine - Medscape. Accessed March 19, 2011
at http://emedicine.medscape.com/article/788398-overview.

Gaugler, R., A. Bilgrami, R. Huettel. 2004. Nematode Behavior. Trowbridge, UK: CABI.
Accessed April 06, 2011
at http://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=gr10r8veZ9gC&oi=fnd&pg=
PA127&dq=Ascaris+lumbricoides+reproductive+behavior&ots=5f1xK5jhAe&s
ig=R1VA6-5wjwsEr6NxzOdaGnPAlv0#v=onepage&q=&f=false.

Khuroo, M. 1996. Ascariasis. Gastroenterology Clinics, 25 (3): 553-577.

Rusyana, A.2013.Zoologi Invertebrata.Bandung:Alfabeta.

http://rosabiologialba.blogspot.com/2012/05/makalah-nemathelminthes.html

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/194808181974121-
NONO_SUTARNO/HAND_OUT_ZOOIN_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai