A. KLASIFIKASI
Helminth terdiri atas tiga phyla, yaitu:
1. Nemathelminthes
a. Badan bulat, panjang dan langsing seperti benang (nema artinya benang)
b. Memiliki rongga badan
c. Tidak memiliki sirkulasi darah
d. Jenis kelamin terpisah
e. Kulit tidak bersegmen, kutikula licin kadang-kadang bergaris
f. Parasit bagi manusia termasuk klas Nematoda
2. Platyhelminthes, beberapa hal penting pada phylum ini, antara lain:
a. Badan pipih, kadang-kadang memperlihatkan segmentasi
b. Tidak memiliki rongga badan
c. Tidak memiliki sirkulasi darah
d. Biasanya hermafrodit
e. Parasit bagi manusia ada 2 klas yaitu:
Klas Trematoda
Klas Cestoidea
f. Annelida, tidak penting, tidak dibicarakan
B. SIKLUS HIDUP
- Dalam perkembangannya, parasit cacing ini menjalani suatu siklus hidup
-
tertentu
Pada tiap tingkatan siklus hidupnya akan terjadi perubahan bentuk tubuh
(stadium). Misalnya pada nematoda usus dan cestoidea, terjadi stadium telur,
D. DIAGNOSA
Untuk mendiagnosa penyakit oleh parasit, dikenal dua cara:
a. Diagnosa klinik, yaitu diagnosa yang didasarkan terhadap gejala klinik yang
spesifi. Umumnya gejala klinik penyakit yang disebabkan oleh parasit tidak
spesifik, sehingga sulit untuk dilakukan diagnosa klinik ini.
b. Diagnosa laboratorium, yaitu diagnosa dengan cara pemeriksaan di
laboratorium, dengan menemukan salah satu stadium dalam bahan
pemeriksaan yang kita periksa. Untuk memilih bahan pemeriksaan, harus
diketahui siklus hidup cacing tersebut. Misalnya untuk cacing yang sebagian
siklusnya di dalam usus, maka sebagai bahan pemeriksaannya tinja; bila
sebagian siklusnya di dalam aliran darah maka bahan pemeriksaannya darah
dan sebagainya.
KLAS NEMATODA
A. KLASIFIKASI
Klas Nematoda berdasarkan ada atau tidaknya phasmid (kemoreseptor kaudal),
dibagi dalam dua subklas yaitu:
1. Subklas Adenophorea (Aphasmidia)
2. Subklas Secernentea (Phasmidia)
B. MORFOLOGI UMUM
- Ukurannya berbeda-beda mulai dari 2 mm (Strongyloides stercoralis)
-
sistem ekskresi dan sistem reproduksi (terpisah sehingga ada cacing jantan
-
bergelang-gelang
b. Subkutikula, merupakan kumpulan sel-sel yang tidak jelas batasnya
c. Lapisan otot longitudinal
Pada kedua sisi terdapat alat ekskresi berbentuk saluran yang bersatu pada
melalui anus.
Sistem reproduksi, biasanya terpisah:
a. Alat kelamin jantan, biasanya tidak berpasangan, dimulai pada sebuah
testis yang panjang melingkar-lingkar, kemudian pada vas defferens yang
halus, menggelembung menjadi vesicula seminalis yang akan berubah
menjadi duktus ejakulatorius yang banyak mengandung otot. Akhirnya
dewasa.
Waktu yang diperlukan mulai larva menembus mukosa usus, ke paruparu dan berakhir di lumen usus, 10-15 hari. Sedangkan mulai berada di
dalam usus yang kedua sampai menjadi dewasa dapat menghasilkan
Dari saat telur infektif tertelan sampai cacing betina bertelur, 30-90 hari.
Seperti A. lumbricoides, siklus T. trichiura merupakan siklus langsung
karena tidak membutuhkan tuan rumah perantara.
D. MORFOLOGI
Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang)
1. CACING DEWASA
- Merupakan dasar morfologi nematoda pada umumnya
- Nematoda usus terbesar, putih, kekuning kemerahan, cacing mati putih
- Badan panjang silindris, kedua ujung lancip, kutikula bergaris melintang
- Mulut dengan tiga bibir (1 dorsal dan 2 latroventral), bibir dorsal
memiliki sepasang papil peraba, di bagian dalam memiliki gigi kitin
yang kecil.
a. Cacing Jantan
Ukuran 15-30 cm x 3-5 mm, bagian posterior melengkung ke depan,
terdapat kloaka dengan 2 spikula yang dapat ditarik.
b. Cacing Betina
Ukuran 22-35 cm x 3-6 mm, vulva membuka ke depan pada 2/3 bagian
posterior tubuh terdapat penyempitan lubang vulva disebut cincin
kopulasi. Menghasilkan telur 200.000 butir sehari selama hidupnya (612 bulan).
2. TELUR
- Ukuran telur tergantung kesuburan (makanan) dalam usus hospes.
- Telur keluar bersama tinja dalam keadaan belum membelah
- Ada 3 bentuk telur yang mungkin ditemukan, yaitu:
a. Telur yang dibuahi
Berukuran 60 x 45 m, bulat atau oval, dinding telur kuat, terdiri dari 3
lapis, yaitu:
- Lapisan luar : Lapisan albuminoid dengan permukaan tidak rata,
-
Cacing dewasa menyerupai cambuk, 3/5 anterior tubuh, halus seperti benang,
pada ujungnya terdapat kepala. Bagian ini akan menancapkan dirinya pada
mukosa usus, 2/5 bagian posterior lebih tebal, berisi usus dan perangkat alat
kelamin.
Esophagus sempit, dinding tipis terdiri dari satu lapis sel, panjangnya hampir
sama dengan bagian tubuh yang halus, tidak memiliki bulbus esophagus.
- Anus terletak di belakang sekali.
a. Cacing Jantan
- Panjangnya 30-45 mm
- Bagian posterior melengkung kedepan sehingga membentuk satu
-
lingkaran penuh
Terdapat satu spikulum berbentuk lanset/pedang menonjol keluar melalui
selaput retraksi
b. Cacing Betina
- Panjangnya 30-50 mm
- Ujung posterior membulat tumpul, organ kelamin tidak berpasangan
(simpleks), terdiri dari ovarium yang berbelit, sebuah uterus dan sebuah
vagina yang pedek dan berakhir di vulva yang terletak pada tempat tubuh
-
mulai menebal
Sehari tiap ekor cacing betina menghasilkan 3.000-4.000 telur hingga
10.000 telur
2. TELUR
- Berukuran 50 x 25 m
- Berbentuk seperti tempayan, pada kedua kutubnya terdapat operkulum yang
-
kecoklat-coklatan.
Telur ini terapung dalam larutan garam jernih
E. TUGAS
Ascaris lumbricoides
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
A. CACING JANTAN
B. CACING BETINA
C. TELUR
KETERANGAN GAMBAR
.
Trichuris trichiura
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
A. CACING JANTAN
B. CACING BETINA
C. TELUR
KETERANGAN GAMBAR
.
yang terkontaminasi
Siklus hidup, berlaku bagi kedua spesies cacing tambang.
2. Strongyloides stercoralis
- Pembuahan cacing betina oleh cacing jantan terjadi di dalam bronchus
atau trachea, ada juga yang mengatakan S. stercoralis berina bersifat
tidak dibuahi.
Cacing betina yang telah dibuahi menembus mukosa usus, menempati
kelenjar Lieberkuhn. Di dalam kelenjar, bertelur, menetas, keluar larva
rhabditiform, mengadakan penetrasi dan masuk ke dalam lumen usus,
seperti di atas
Sebagian lagi, larva rhabditiform berubah menjadi filariform,
menembus kulit, masuk ke dalam siklus seperti pada butir 1 di
atas.
3. Hiperinfeksi dan autoinfeksi. Larva rhabditiform yang berada di
dalam lumen usus, menuju anus, berubah menjadi larva filariform.
Hiperinfeksi atau autoinfeksi internal terjadi bila larva filariform
menembus mukosa colon sebelum sampai di anus. Autoinfeksi atau
autoinfeksi eksternal terjadi bila larva filariform melewati anus dan
menembus kulit perianal. Baik hiperinfeksi maupun autoinfeksi,
keduanya sampai kapiler darah, kemudian masuk siklus 1 di atas,
sehingga infeksi cacing ini dapat berlangsung terus menerus seumur
hidupnya hospes.
D. MORFOLOGI
Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
1. CACING DEWASA
- Cacing dewasa putih abu-abu sampai kemerah-merahan, kedua spesies
mirip satu sama lain, perbedaannya terutama pada cacing betina, yaitu
N. americanus menyerupai huruf S sedangkan A. duodenale menyerupai
-
huruf C.
Cacing jantannya memiliki bursa kopulasi yaitu pelebaran membranus
dari ujung posterior tubuh, berguna untuk memegang cacing betina pada
waktu kopulasi, berbentuk tubuler dengan rays di bagian dalamnya.
berkait.
Cacing Betina
- Cacing betina berukuran 9-11 mm x 0,4 mm
- Ujung posterior tidak didapatkan spina kaudal, vulva terletak
pada bagian anterior pertengahan tubuh.
b. Ancylostoma duodenale
- Buccal capsule dengan 2 pasang gigi ventral runcing berbentuk
triangular dan 1 pasang gigi dorsal rudimenter.
Cacing Jantan
- Berukuran 8-11 mm x 0,5 mm
- Bursa kopulasi melebar seperti payung, dorsal ray tunggal,
bercabang pada ujungnya saja. Di dalam bursa kopulasi
terdapat dua spikula (1 mm) yang letaknya berjauhan serta
ujungnya runcing, serta kloaka.
spina kaudal
Vulva terletak pada bagian posterior pertengahan tubuh.
2. TELUR
- Bentuk telur N. americanus tidak dapat dibedakan dari A. duodenale.
- Oval, tidak berwarna, berukuran 40 x 60 m, dinding luar dibatasi
lapisan vitelline yang halus, diantara ovum dan dinding telur terdapat
-
sel
Jumlah telur per hari yang dihasilkan seekor cacing betina pada N.
americanus 9.000-10.000 dan A. duodenale 10.000-20.000.
Strongyloides stercoralis
1. CACING DEWASA
a. Bentuk hidup bebas
- Cacing betina, berukuran 1 mm x 50 m, esophagus lonjong,
bulbus esophagus di bagian posterior, ekor lurus meruncing, vulva
terletak dekat pertengahan tubuh yang merupakan muara dari uterus
-
bagian posterior.
Cacing jantan, berukuran 700 x 45 m, ekor melengkung ke depan
memiliki dua buah spikula kecil kecoklat-coklatan, esophagus
tengah tubuh.
Cacing jantan tidak pernah ditemukan, karena setelah perkawinan,
pemberian pencahar.
Mirip telur cacing tambang, bentuk lonjong, ukuran (50-60) x (30-35)
m, dinding tipis, di dalamnya mengandung embrio.
E. TUGAS
Necator americanus
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
A. CACING JANTAN
B. CACING BETINA
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ancylostoma duodenale
.
.
.
.
.
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
A. CACING JANTAN
B. CACING BETINA
C. TELUR CACING TAMBANG (SAMA UNTUK KEDUA SPECIES)
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Strongyloides stercoralis
.
.
.
.
.
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
LARVA
KETERANGAN GAMBAR
.
C. SIKLUS HIDUP
1. Enterobius vermicularis
- Cacing jantan mati setelah kopulasi, cacing betina hamil, malam hari
bermigrasi ke anus. Karena suhu di luar lebih rendah, uterus dan vagina
berkontraksi dan telur keluar berkelompok di daerah perianal dn
perineum. Cacing betina mati setelah bertelur. Telur-telur tersembunyi
-
2. Trichinella spiralis
- Cacing jantan setelah kopulasi, mati, cacing betina menjadi besar dan
panjang, masuk ke dalam mukosa villi intestinal sampai sinus limpatikus.
Hari ke lima (cacing bersifat vivipar) larva dikeluarkan dari induknya satu
persatu masuk ke dalam sinus limpatikus, terbawa aliran limfe melalui
duktus thoracicus masuk ke dalam aliran darah ke jantung kanan, paru-
D. MORFOLOGI
Enterobius vermicularis
(Oxyuris vermicularis, Cacing Kremi)
1. CACING DEWASA
- Cacing dewasa, keputih-putihan. Ujung anterior terdapat pelebaran
disebut ala cephalic lateral. Mulut dikelilingi tiga bibir (1 bibir dorsal
-
lainnya cembung.
Dinding telur bening, lebih tebal dari telur cacing tambang, di dalamnya
Trichinella spiralis
1. CACING DEWASA
Otot yang berlarva diiris halus, masukkan ke dalam larutan pepsin HCl.
Biarkan dalam lemari pengeram (37C) selama semalam.
Kocok sampai jaringan larut, saring.
E. TUGAS
Enterobius vermicularis
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
2. TANDA KHAS
FAMILI
GENUS
:
:
3.
A.
B.
C.
GAMBAR
CACING JANTAN
CACING BETINA
TELUR
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Trichinella spiralis
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
A. LARVA BEBAS
B. LARVA DALAM OTOT (KISTA)
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
A. KLASIFIKASI
.
.
.
.
.
KLAS TREMATODA
.
.
.
.
.
B. MORFOLOGI UMUM
- Badan pipih, dorsolateral bilateral simetris, seperti daun dengan ukuran
berbeda-beda, trematoda ukuran besar dari genus Fasciola dan Faciolopsis,
ukuran kecil genus Heterophyes dan Metagonimus.
sisik atau duri yang tampak jelas pada bagian anterior tubuh.
Mempunyai 2 batil isap, merupakan alat melekat cacing pada tubuh hospes,
yaitu:
a. Oral sucker (batil isap kepala), mengelilingi mulut untuk melanjutkan diri
pada saluran pencernaan makanan
b. Ventral sucker (batil isap perut, asetabulum), biasanya lebih besar dari
badan cacing
Tidak memiliki rongga badan dan sistem sirkulasi darah.
Alat pencernaan dimulai dari mulut yang dikelilingi batil isap kepala,
selanjutnya rongga mulut, pharynx yang berotot, oesophagus kemudian
bercabang dua caeca (seperti huruf Y terbalik) yang berakhir buntu). Caecum
ada yang berupa tabung misalnya Chlonorchis sinensis, yang bercabang-
C. SIKLUS HIDUP
- Pada umumnya membutuhkan dua tuan rumah perantara, kecuali
-
Schistosoma spp.
Telur menetas di air, keluar larva stadium I (miracidium), permukaan
Banyak variasi perubahan yang terjadi pada tuan rumah perantara I ini.
Pada tuan rumah perantara II (jenis keong air tawar lain, ikan, udang,
kepiting atau tumbuhan air), cercaria berubah menjadi metacercaria, berupa
metacercaria.
Schistosoma spp., cercaria tidak menjadi metacercaria, tetapi cercaria
1. Fasciolopsis buski
a. Habitat, pada dinding duodenum dan jejunum, pada infeksi berat sampai
pylorus atau usus besar.
b. Hospes definitif
: manusia, babi dan anjing.
c. Hospes perantara I : keong air tawar genus Hippeutis, Gyraulus,
Segmentina
d. Hospes perantara II : tumbuhan air misal Eichornia (eceng gondok) dan
Zizania (bambu air)
2. Echinostoma ilocanum
a. Habitat, usus halus
b. Hospes definitif
c. Hospes perantara I
kepala.
Khas integument berduri kecil, tidak memiliki cephalic cone.
Oral dan ventral sucker berdekatan, oral sucker 0,5 mm, ventral sucker
2-3 mm ( 4 x oral sucker), porus genitalis terletak sebelah depan dari
acetabulum.
Usus bercabang dua, langsung di belakang pharynx
Caecum tidak bercabang, panjangnya hampir pada seluruh tubuh.
tubuh
- Kelenjar vitellin mengisi kedua sisi dari acetabulum ke belakang tubuh.
2. TELUR
Telur menyerupai telur F. hepatica, beroperkulum, ukuran (130-140) x (8085) m, belum matang (belum mengandung embryo di dalamnya).
Echinostoma ilocanum
1. CACING DEWASA
- Merah abu-abu, ukuran (2,5-6,5) x (1-1,35) mm, tebal (0,5-0,6) mm.
- Bagian anterior sebagian ditutup semacam sisik.
- Ujung anterior terdapat discus sirkumoral ditumbuhi 2 baris duri kecil,
oral sucker letaknya terminal, diameter 0,1-0,16 mm, ventral sucker,
diameter 0,4-0,46 mm ( 4x oral sucker), terletak sebelah anterior
-
ovarium
- Uterus berkelok terletak antara ovarium dan acetabulum.
- Kelenjar vitellin di daerah lateral, memenuhi tubuh posterior
2. TELUR
Telur beroperkulum, ukuran (83-116) x (58-69) m, dinding tipis, belum
matang (belum mengandung embryo di dalamnya).
E. TUGAS
Fasciolopsis buski
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
CACING DEWASA
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Echinostoma ilocanum
.
.
.
.
.
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
: .
: .
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
CACING DEWASA
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KLAS CESTOIDEA
(SUBKLAS CESTODA)
A. KLASIFIKASI
Klas Cestoidea, yang terpenting ada dua ordo, yaitu:
.
.
.
.
.
transversal.
Tidak memiliki rongga tubuh, sistem sirkulasi dan sistem pencernaan
makanan, sari makanan masuk ke dalam rongga tubuh parasit secara osmose.
Tubuh, terdiri atas 3 bagian yaitu:
a. Bagian kepala (scolex) berbentuk bulat atau lonjong, dilengkapi alat isap
(sucker) disertai dengantanpa rostellum dengan/tanpa kaitan, berfungsi
melekatkan diri pada hospes.
b. Bagian leher, merupakan bagian sempit yang terus tumbuh (zone
proliferasi) membentuk proglottid baru.
c. Bagian badan disebut strobilla dibentuk oleh segmen-segmen disebut
proglottid. Proglottid dari proksimal ke distal memiliki kematangan
berlainan, makin ke distal makin matang, ada tiga macam proglottid:
Immatur, belum matang, belum nampak alat kelamin
Mature, matang, sudah ditemukan alat kelamin jantan dan betina
lengkap.
Gravid (hamil), proglottid dipenuhi telur yaitu proglottid di bagian
distal
Kelamin, hermafrodit, alat kelamin akan jelas pada proglottid yang matang
Kelamin jantan dimulai dari testis dengan jumlah berbeda untuk tiap
spesies, ke vas defferens, vas defferens berkelok-kelok sampai ke cirrus yaitu
alat yang terdiri dari otot terbungkus dalam kantung cirrus, digunakan untuk
memasukkan ke dalam vagina, akhirnya bersama-sama vagina bermuara pada
atrium genitalia
Kelamin betina dimulai dari ovarium, biasanya terdiri atas lobi terletak
posterior dari oviduct, ke ootype (tempat telur dibuahi), ke uterus. Pada
berupa kelenjar Vitellina dan kelenjar Mehlis yang bermuara pada ootype.
Sistem ekskretorius, terdiri atas kanalis ekskretorius yang berjalan
memanjang pada bagian lateral segmen mulai dari scolex sampai dengan
proglottid terakhir. Juga terdapat kanalis ekskretorius yang berjalan melintang
C. SIKLUS HIDUP
- Sebagian besar klas Cestoidea dalam siklus hidupnya membutuhkan tuan
-
Uterus
Ordo Pseudophyllidea
Lonjong, 2 alat isap
memanjang berupa lekukan
disebut bothrium
Melingkar-lingkar
Ordo Cyclophyllidea
Bulat, dengan 4 alat isap
bulat seperti mangkok
Bercabang-cabang
Porus uterinus
Ada, di ventral proglottid
Tidak memiliki
Porus genitalis
Ada, dekat porus uterinus
Ada, di lateral proglottid
Kelenjar Vitellin Tersebar pada proglottid
Terkumpul
Telur
Memiliki operculum
Tidak memiliki
operculum
E. PEMBAGIAN CESTOIDEA
- Habitat Cestoidea umumnya pada saluran pencernaan makanan, sehingga
-
C. SIKLUS HIDUP
1. Diphyllobothrium latum
- Perlu pematangan di air selama 9-12 hari, terbentuk heksakan embrio
(onchosper), keluar dari telur dalam bentuk embrio bersilia, disebut
-
Hospes perantara dimakan ikan air tawar, larva masuk ke dalam rongga
badan, ke otot dalam waktu 7-30 hari, dibentuk larva stadium III disebut
hospes.
Kadang-kadang telur menetas di dalam lumen usus, onchosper menembus
villi dan lingkaran hidupnya akan berulang. Cara infeksi yang demikian
D. MORFOLOGI
Diphyllobothrium latum
1. CACING DEWASA
- Berwarna kuning gading atau kuning abu-abu
- Panjang cacing dewasa 3-10 meter, terdiri 3.000-4.000 proglottid.
- Scolex lonjong seperti sendok, berukuran 2,5 x 1 mm dengan dua buah
-
sisi lateral pada bagian dorsal proglottid; Ovarium pada 1/3 posterior
proglottid, terletak di ventral,khas berlobus dua simeteris, uterus terletak
di bagian tengah, seperti bunga (rosettelike), terbuka melalui porus
-
3. LARVA
- Dalam lambung tuan rumah perantara I, akan kehilangan silia, terbentuk
larva procercoid. Dalam 1 hospes perantara biasanya hanya tumbuh 1-2
larva
Larva procercoid, ukuran 55-550 m, terdapat lekukan pada bagian
kepala menyerupai mangkuk, sedangkan pada bagian belakang terdapat
-
Hymenolepis nana
1. CACING DEWASA
- Cacing pita pendek dengan ukuran (25-40) x (0,1-0,5) mm dengan 200
-
buah proglottid.
Skoleks bulat kecil dengan 4 batil isap seperti mangkok memiliki
rostelum pendek dan refraktil, berkait kecil dalam satu baris. Bagian
unilateral
- Proglottid gravid, uterusnya berbentuk kantong, berisi 80-180 butir telur.
2. TELUR
- Berbentuk oval atau bulat dengan ukuran 47 x 37 m, memiliki dua
-
1. CACING DEWASA
- Lebih besar daripada H.nana, ukuran (10-60) x ( 3-5) mm, memiliki 800-
1000 proglotid
Scolex bulat dengan 4 batil isap kecil seperti cawan, memiliki rostelum
tanpa kait. Panjang proglotid 0,8 mm lebar 2,5 mm, memiliki 3 testis
berbentuk bulat. Proglottid gravid berbentuk kantong berisi telur yang
berkelompok.
2. TELUR
- Agak bulat, kuning atau kuning coklat, berukuran: 58 x 86 m,
mengandung onchosphere yang berukuran 28 x 35 m yang memiliki 3
-
pasang kaitan
Pada membran sebelah dalam di kedua kutub tidak ditemukan filament
Dalam air tahan 6 bulan, tahan kekeringan, kebusukan, bahan kimia, akan
tetapi mati diatas 60C.
E. TUGAS
Diphyllobothrium latum
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
A. PROGLOTTID
B. SPARGANUM
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hymenolepis nana
.
.
.
.
.
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
2. TANDA KHAS
FAMILI
GENUS
:
:
3. GAMBAR
A. PROGLOTTID
B. TELUR
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hymenolepis diminuta
.
.
.
.
.
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
A. PROGLOTTID
B. TELUR
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
3. Echinococcus granulosus
a. Habitat : usus halus
b. Hospes definitif anjing, anjing hutan, jarang pada kucing, dapat hidup 5
bulan sampai 1 tahun
c. Hospes perantara kambing, lembu serta binatang piaraan lainnya.
d. Manusia bertindak sebagai hospes paratenik, larvanya (kista hydatid)
ditemukan pada berbagai organ tubuh.
C. SIKLUS HIDUP
1. Taenia saginata
- Telur infektif bila termakan hospes perantara bersama rumput atau tanah
yang terkontamisai tinja manusia yang mengandung telur, karena
pengaruh cairan lambung serta cairan usus, dalam 10-40 menit telur
menetas, keluar heksakan embrio, menembus dinding usus masuk ke
kapiler darah atau saluran limph, sampai ke otot masseter, pterygoid,
otot pundak dan kaki belakang akan tumbuh larva cysticercus bovis
dalam 12-15 minggu.
cellulosae.
Manusia terinfeksi bila memakan daging babi mengandung larva yang
dimasak kurang sempurna. Larva akan dilepaskan di dalam usus halus,
melekatkan bagian scolexnya pada mukosa usus kemudian menjadi
seorang penderita.
3. Echinococcus granulosus
- Dapat hidup 5 bulan, kadang-kadang dapat sampai 1 tahun. Pada anjing,
tidak
menimbulkan
gangguan,
larvanya
(kista
hydatid)
dapat
memakan
telur
yang
berada
di
dalam
tinja
anjing
1. CACING DEWASA
- Panjangnya 5 meter (4-10) meter, dapat sampai 25 meter atau lebih,
lebih panjang dari T. solium karena lebih banyak memiliki proglottid
dengan ukuran lebih panjang. Memiliki 1.000-2.000 proglottid pada satu
-
saat.
Scolex berdiameter 1,5-2 mm dengan 4 batil isap yang meyerupai
(5-7) mm, testis 2 kali lebih banyaj dari T. solium yaitu 300-400 buah
Uterus bercabang 15-30 pasang, tidak memiliki porus uterinus,
(invaginasi).
Dalam 1 tahun dapat mengalami degenerasi dan kalsifikasi
Taenia solium
1. CACING DEWASA
- Panjangnya 2-4 meter, dapat mencapai 7 meter, memakan isi usus,
-
panjang 2 x lebarnya.
Pada proglottid matang, porus genitalis di sebelah lateral proglottid
Pada proglottid gravid uterus bercabang 7-13 pada tiap sisi, ovarium
pada 1/3 posterior proglottid, berlobus 3 masing-masing 2 lobus simetris
kiri-kanan, 1 lobus yang menghubungkan keduanya. Testis mempunyai
150-200 folikel tersebar pada bagian posterior. Proglottid gravid
dilepaskan berkelompok 5-6 segemen, tidak aktif keluar dari anus.
cairan lambung.
3. LARVA (CYSTICERCUS CELLULOSAE)
- Berukuran 5 x (8-10) mm, terdapat banyak sampai beribu-ribu di dalam
-
jaringan manusia
Yang paling sering diserang otak dan otot seran lintang antara lain otot
lidah, masseter, diafragma, otot jantung, kadang-kadang hati, ginjal,
pengapuran
Bila lokasi kista pada mata atau otak, dapat menimbulkan gejala yang
serius
Echinococcus granulosus
1. CACING DEWASA
- Panjang 3-8 mm, merupakan cacing pita ukuran kecil
- Scolex bulat dengan empat buah batil isap, menonjol, dilengkapi
rostelum berkait dalam dua baris, berjumlah 30-36 buah.
membran
hyalin
yang
berlapis-lapis
(laminated
coklat
kekuning-kuningan,
banyak.
b. Kista osseous :
Paling sering terjadi pada ujung atas tulang panjang, tulang ileum,
E. TUGAS
Taenia saginata
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
A. CACING DEWASA (PROGLOTTID)
B. TELUR Taenia spp.
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
1. KLASIFIKASI
.
.
.
.
.
Taenia solium
.
.
.
.
.
KLAS
ORDO
:
:
FAMILI
GENUS
:
:
2. TANDA KHAS
3. GAMBAR
A. CACING DEWASA PROGLOTTID
B. LARVA (CYSTICERCUS CELLULOSAE)
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Echinococcus granulosus
.
.
.
.
.
1. KLASIFIKASI
KLAS
ORDO
:
:
2. TANDA KHAS
FAMILI
GENUS
:
:
3. GAMBAR
SCOLEX
KETERANGAN GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.