Anda di halaman 1dari 9

PHYLUM NEMATODA

A. Ciri Umum dari Phylum Nematoda


Nematoda dari arti “Nematode” atau Roundworm : Cacing gelang, cacing gilik,cacing
bulat. 90.000 species yang diketahui pada habitat yang basah, tanah yang lembab dan beberapa
pada jaringan tumbuhan, cairan atau jaringan tubuh hewan (Campbell, 1999), 20.000 species
(Starr dan Taggart, 1998), 12.000 species (Solomon, et.al. 1999).
Klasifikasi Nematoda masih jadi pertentangan, pada beberapa buku dituliskan
nematoda termasuk didalam phylum Nemathelminthes, kelas Nematoda, namun dibuku lain
Nematoda sudah termasuk phylum tersendiri.
Nematoda adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik (gilik), tripoblastik, tidak
bersegmen dan tubuhnya bilateral simetris. Panjang cacing ini mulai dari 2 mm sampai 1 meter.
Cacing jantan berukuran lebih kecil dengan ujung pasterior berukuran lebih kecil dan
melingkar ke arah ventral, sedangkan pada cacing betina mempunyai ukuran lebih besar dan
ujung pasteriornya lurus. Tubuh diseliputi oleh kutikula yang polos dan tebal, pada waktu
terjadi pergantian kulit (eksufikasi) kutikula dilepaskan. Dibawah epidermis terdapat lapisan
otot yang hanya terdiri atas serabut longitudinal. Pada ujung anterior terdapat modifikasi
citikuler yang disebut Amphid. Amphid merupakan modifikasi citikuler pada bagian ujung
anterior yang berbentuk Sulti yang berfungsi sebagai chemoreseptor berjumlah sepasang
dilengkapi dengan kelenjar dan syaraf.
Rongga badan disebut Pseudocoelom yaitu rongga tubuh palsu, rongga tubuh ini terisi
hemolympha yang banyak mengandung berbagai substansi yang terdapat didalamnya mungkin
juga hasil eksresi seperti nitrogen sebagai NH 3, asam urat, ureum dan lain-lain. Bersifat
Gonochoristik yaitu organisme yang mempunyai satu kelamin, jantan dan betina terpisah. Type
tubuh nematoda yaitu Fusiform yang berbentuk panjang, bagian tengahnya merupakan bagian
terlebar dan runcing ke arah ujung-ujungnya. Ujung pasterior memipih dan lebih runcing
dibandingkan dengan ujung anterior. Type Filiform, berbentuk panjang dengan diameter
penampang melintang pada seluruh bagian tubuh adalah sama. Tidak memipih pada ujung-
ujungnya. Permukaan nematoda yang bersifat parasit biasanya halus sedangkan yang lain
memiliki bulu-bulu yang kaku. Dinding tubuh terdiri atas lapisan hialin sebagai lapisan kutikula
yang non-seluler, lapisan subkutikuler dan lapisan sel otot. Pada kutikula terdapat garis-garis
transversal halus dan teratur, pada lapisan subkutikuler terdiri atas matriks cyncitical yang tipis.
Mulut pada nematoda terletak diujung dan umumnya dilengkapi dengan 6 labia dan
tiap labia dilengkapi dengan papila yang bersifat sensoris. Pada nematoda yang parasit dan

Adithya Krishar&ZA Wasaraka/Invertebrata/2012


teresterial, jumlah labia mereduksi menjadi tiga, satu dibagian dorsal dan dua berada
diventrolateral. Kadang pada labia terdapat bulatan-bulatan yang disebut interlabia. Pada
golongan tertentu labia telah berubah menjadi tonjolan berbentuk bulat atau konus ke arah
depan yang disebut Probolae.
Sistem Ekskresi
Tubuh nematoda sudah mempunyai sistem pencernaan, mulut dan anus terpisah.
Sistem eskresi terdiri dari dua pipa, terletak dikordolateral. Pada ujung anterior pipa ini
berhubungan dan terbuka dibagian tengah ventral sebagai sinus ekskretorius.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksi cacing betina berpasangan, masing-masing terdiri dari ovarium,
oviduk dan uterus. Kedua uterus bersatu membentuk organ vagina. Alat kelamin yang jantan
tidak berpasangan, terdiri dari testes dan vans deferens. Dibagian kloaka terdapat dua buah
spikula. Sel telur yang telah dibuahi membentuk lapisan pertama berupa membran kuning yaitu
bagian yang membentuk kulit pertama. Kulit kedua dibentuk oleh dinding uterus. Bentuk telur
biasanya elips dan mudah dibedakan antara spesies satu dengan yang lainnya. Reproduksi
nematoda umumnya ovipar namun beberapa spesies ada yang bersifat Larvipar (mengeluarkan
larva).
Pergerakan
Nematoda mempunyai otot longitudinal, dengan kontraksi ini cacing memendek dan
dapat membelok. Relaksasi dipengaruhi oleh kutikula ynag bersifat elastis. Kontraksi dan
relaksasi ini cacing bergerak dengan gerakan gelombang (undulasi).
Sistem Perederan
Belum adan jantung tetapi berupa pipa muskluer, sel darah mengandung Hb dan
dialirkan keseluruh tubuh melalui gerakan tubuh (untuk nematoda yang hidup bebas pada air
atau tanah), sedangkan yang hidup sebagai parasit sistem kardiovaskluer dan cairan rongga
tubuh badan mengandung oksihemoglobin.
Sistem syaraf
Terdiri atas ganglion otak dan berkas syaraf longitudinal. Ganglion otak terdiri atas dua
kelompok sel syaraf dengan cabang-cabang membentuk struktur seperti cincin.
Nematoda pada manusia dapat digolongkan menjadi nematoda intestinalis dan
nematoda jaringan/darah. Nematoda dapat menginfeksi secara langsung maupun tidak
langsung. Mekanisme penularan berkiatan erat dengan higiens dan sanitasi lingkungan.
Penularan dapat terjadi dengan memakan telur infektif (telur berisi embrio), larva (filariform)
menembus kulit, memakan larva dalam kista atau perantara hewan vektor (Arthrophoda).

Adithya Krishar&ZA Wasaraka/Invertebrata/2012


Beberapa Nematoda intestinalis yang sering dijumpai di manusia Ascaris lumbricoides,
Trichuris Trichuira, Oxyuris vermicularis, Strongyloides stercoralis, Ancylostoma duodenale,
A. caninum, Necator americanus, Trichenella spiralis, Toxocora canis, T. cati. Sedangkan
nematoda jaringan/darah antara lain Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Manzonella ozzardi,
Onchocerca volvulus, Loa loa, Dracunculus medinensis.

Nematoda intestinalis
Spesies banyak ditemukan didaerah tropis dan tersebar diseluruh dunia. Seluruh spesies
cacing ini bentuk tubuhnya silindrik, memanjang dan bersifar uniseksual. Cacing betina
berukurab lebih besar. Untuk melanjutkan daur hidupnya, telur cacing ini matang (infektif)
diluar tubuh hospes definitifnya (umumnya manusia sebagai hospes definitif) misalnya A.
lumbricoides, Trichuris Trichuira dan cacing tambang, cacing ini tidak mempunyai hospes
perantara, sedangkan spesies lain untuk mengembangkan larvanya membutuhkan hospes
perantara. Manifestasi klinis yang ditimbulkan nematoda intestinalis tergantung dari stadium
cacing, lokalisasi yang dihinggapi, jenis cacing, kemampuan mengambil cairan hospes dan
lamanya infeksi. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindarkan diri tanah, air maupun
makanan yang terkontaminasi oleh tinja yang mengandung telur cacing. Beberapa penyakit
yang disebebkan antara lain Askariasis, enterobiasis, nekatoriasis dan lain-lain.

Nematoda Jaringan dan Darah


Cacing filaria mempunyai spesies 200 lebih dan hanya beberapa yang terdapat pada
manusia. Spesies filaria yang sering menginfeksi manusia antara lain Wuchereria bancrofti,
Brugia malayi, Onchocerca volvulus. Cacing dewasa hidup dalam sistem limfatik, subkutan
dan jaringan ikat dalam. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria (prelarva) yang masih
mempunyai selaput telur (Sarung). Mikrofilaria ini sangat aktif, bentuknya seperti benang dan
ditemukan dalam darah perifer atau jaringan kulit. Cara filaria menginfeksi yaitu melalui
gigitan vektor (Arthropoda) misalnya nyamuk. Vektor ini menjadi infektif karena menelan
mikrofilaria yang berada didalam darah manusia. Setiap spesies filaria mempunyai pola daur
hidup yang kompleks. Infeksi pada manusia terjadi apabila terkena memaparan larva infektif
secara intensif dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan keberadaan mikrofilaria dalam
sistem sirkulasi, tiap spesies mempunyai periodisitas. Bila mikrofilaria berada dalam darah
pada malam hari disebut periodisitas nokturna dan pada siang hari periodisitas diurnal.
Beberapa spesies parasit bersifat nonperiodik karena mikrofilaria berada dalam jumlah yang
tetap pada malam hari dan siang hari. Pada beberapa spesies yang lain, mikrofilaria dapat

Adithya Krishar&ZA Wasaraka/Invertebrata/2012


ditemukan dalam darah pada malam hari dan siang hari, tetapi ditemukan dalam jumlah besar
pada malam hari dan lebih banyak ditemukan dalam kapiler dan pembuluh darah paru-paru.

Karakteristik Beberapa Nematoda


Ascaris lumbricoides (large roundworm of man, cacing gelang)
Inang definitive adalah manusia, penyebaran kosmopolit. Cacing dewasa warna tubuh
putih sampai kekuningan dan diselubungi oleh lapisan kutikula yang bergaris halus, bentuk
tubuh silindrik dengan bagian anterior lancip. Pada bagian ini terdapat tiga bibir yang
sempurna. Jantan memiliki panjang 15-31cm sedangkan betina 20-35cm. Ujung posterior
jantan lancip dan melengkung ke arah ventral dilengkapi dengan papilla dan dua buah spikula,
berukuran 2mm, pada betina ujungnya membulat dan lurus, sepertiga dari bagian anterior
terdapat cincin kopulasi. Memiliki 4 bentuk telur a). tipe dibuahi, b) tipe tidak dibuahi,
c).matang dan d). dekortikasi. Telur yang dibuahi ukuran 60 x 45µm, dinding tebal terdiri dari
dua lapis. Telur yang tidak dibuahi berbentuk lonjong dan lebih panjang dengan ukuran 90 x 40
µm dindingnya lebih tipis. Telur matang berisi larva, tipe ini menjadi infektif setelah berada
ditanah, telur dekortikasi, telur yang tidak dibuahi tetapi lapisan luarnya (albuminoid) hilang.
Telur cacing ini berkembang sangat baik pada tanah liat yang kelembaban tinggi dan pada suhu
25-30OC. Siklus : Telur termakan-menetas menjadi larva di usus halus-dibawa darah ke jantung
menuju paru-paru-di paru menembus dinding alveolus-masuk ke trakea-faring (tertelan) masuk
ke esophagus-di usus halus (cacing dewasa).

Trichuris trichiura (Whip worm, cacing cambuk)


Inang tetap adalah manusia, hidup di usus besar manusia, terutama didaerah sekum dan
kolon.Cacing dewasa betina mempunyai panjang 35-50 mm sedangkan jantan 30-45 mm.
Bagian anterior panjang dan sangat halus, pasterior lebih tebal. Telur berukuran 50-54 x 32
µm, bentuknya seperti tempayan dan kedua ujungnya dilengkapi operkulum dari bahan mukus
yang jernih. Telur yang di alam dalam 3-6 minggu akan matang, untuk perkembangannya telur
membutuhkan tanah liat yang lembab. Manusia terinfeksi bila telur matang tertelan dan
menetas dalam usus (tidak mempunyai siklus paru seperti A. lumbricoides)

Enterobius vermicularis (Pin worm, seat worm)


Inang tetap manusia, cacing dewasa hidup didalam sekum dan ependiks. Panjang
cacing dewasa betina 8-13 mm dan lebar 0.3-0.5 mm, jantan panjang 2-5 mm dan lebar 0.1-0.2
mm. Cacing berwarna putih. Pada anterior terdapat kutikula yang melebur (alae). Betina bagian

Adithya Krishar&ZA Wasaraka/Invertebrata/2012


pasteriornya berbentuk seperti keris, jantan pasteriornya melingkar ke arah ventral, terdapat
spikula. Hal yang unik cacing ini memiliki bulbus esophagus ganda, rongga mulut tidak jelas,
mempunyai tiga bibir. Manusia terinfeksi dengan menelan telur matang, telur menetas disekum
dan tumbuh menjadi cacing dewasa. Telur berbentuk lonjong tidak simetris, (tidak mempunyai
siklus paru seperti A. lumbricoides)

Strongyloides stercoralis (Small roundworm of man)


Hospes definitive adalah manusia. Cacing dewasa hidup di membran mukosa usus
halus terutama duodenum dan jejunum. Cacing yang terdapat pada manusia adalah cacing
betina, bentuk cacing filiform, halus, tidak berwarna dan berukuran 2 mm. Cacing ini
berkembangbiak dengan parthenogenesis. Telur berbentuk lonjong dengan ukuran 50-58 x 30-
34 µm dan dinding tipis. Telur di mukosa tumbuh menjadi larva Rabditiform, masuk rongga
usus dan keluar bersama feses.
Daur hidup cacing ini ada tiga cara ;
a. Siklus langsung
Larva rabditiform(berukuran 225 x 16 µm) di tanah akan berubah menjadi larva
filariform (bentuk infektif, ramping, ukuran 630x16 µm), menembus kulit manusia-ke
vena menuju jantung kanan dan paru-paru-didalam paru-paru cacing dewasa-
menembus alveolus-trakea-faring (tertelan)-usus halus bagian atas, cacing betina
bertelur kira-kira 28 hari sesudah infeksi.
b. Siklus tidak langsung
Larva rabditiform berkembang menjadi cacing jantan (40-50 µm) dan betina (50-70
µm) bentuk bebas, telur cacing betina dibuahi selanjutnya menetas menjadi larva
rabditiform dan berkembang menjadi filariform dan masuk ke dalam hospes baru.
c. Autoinfeksi
Larva rabditiform berkembang menjadi larva filariform di rongga usus atau didaerah
perianal. Bila larva filariform menembus mukosa maka terjadi perkembangan di dalam
hospes.

Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (hookworm, cacing tambang)


Hospes kedua cacing ini adalah manusia. Tempat hidup di usus halus. Infeksi pada
manusia melalui penetrasi kulit oleh larva filariform yang ada di tanah. Cacing dewasa
berbentuk silindrik betina ukuran 9-13mm dan jantan 5-10mm. Bentuk N. americanus
berbentuk S, sedangkan A. duodenale berbentuk C. rongga mulut kedua spesies lebar dan

Adithya Krishar&ZA Wasaraka/Invertebrata/2012


terbuka. Pada N. americanus dilengkapi dengan gigi kitin, A. duodenale dua pasang gigi
berbentuk lancip. Kedua cacing ini, jantan memiliki bursa kopulatriks, betina ujungnya lancip
dan lurus. Telur menetas dan mengeluarkan larva rabditiform (yang panjangnya 250 µm,
rongga mulut panjang dan sempit, esophagus memiliki dua bulbus), kemudian berkembang
menjadi larva filariform (panjang kira-kira 500 µm, mulut tertutup, esophagus ¼ panjang tubuh
bagian anterior), larva ini dapat bertahan di dalam tanah selama 7-8 minggu. Infeksi terjadi bila
larva filariform menembus kulit. (mempunyai siklus paru seperti A. lumbricoides)

Ancylostoma braziliense dan A. caninum


Cacing hidup dalam usus kucing dan anjing. Cacing dewasa tidak ditemukan di
manusia. Ancylostoma braziliense dewasa jantan 4.7-6.3 mm sedangkan betina 6.1-8.4 mm,
mulut mempunyai sepasang gigi yang besar dan kecil. Jantan memiliki bursa kopulastrik kecil.
A. caninum jantan panjang 10 mm dan betina 14 mm, mulut mempunyai 3 pasang gigi besar.
Jantannya memiliki kopulastrik besar (tidak mempunyai siklus paru seperti A. lumbricoides).

Trichinella spiralis (Trichina worm, cacing trichina)


Cacing ini hidup dalam mukosa duodenum sampai sekum manusia, selain menginfeksi
manusia juga menginfeksi mamalia lain seperti tikus, anjing, babi. Cacing dewasa sangat halus
menyerupai rambut, ujung anterior langsing, mulut kecil dan bulat. Cacing jantan panjang 1.4-
1.6mm, ujung pasterior melengkung ke arah ventral dan mempunyai umbai berbentuk lobus,
tidak mempunyai spikula. Cacing betina panjang 3-4 mm, pasterior membulat dan tumpul,
vulva terletak 1/3 bagian dari anterior. Cacing betina tidak mengeluarkan telur tetapi
mengeluarkan larva (larvipar). Cacing betina mengeluarkan larva sampai 1500 buah, panjang
larva yang dikeluarkan kurang lebih 80-120 µm, bagian anterior runcing dan ujungnya seperti
tombak. Infeksi dengan memakan daging karnivora dan omnivora mentah, daging mengandung
kista yang mengandung larva infektif, daging dicerna dilambung, larva keluar (ekskistasi),
masuk ke dalam usus.

Toxocara canis (cacing gelang anjing) dan Toxocara cati (cacing gelang kucing)
Cacing bersifat kosmopolit, Cacing dewasa mirip dengan A. lumbricoides tetapi
ukurannya lebih kecil dan pendek T. canis jantan berukuran 3.6-85cm, ekor lurus dan runcing.
T. cati jantan berukuran 2.5-7.8 cm, sedangkan betina berukuran 2.5-14.0 cm. Telur juga sama
dengan A. lumbricoides tetapi bentuk bulat. Cacing ini terdapat dalam usus halus. Manusia

Adithya Krishar&ZA Wasaraka/Invertebrata/2012


terinfeksi secara kebetulan dengan menelan telur infektif (mempunyai siklus paru seperti A.
lumbricoides)

Wuchereria branchofti (filarial worm)


Inang definitif adalah manusia. Cacing yang sudah dewasa hidup dikelenjar dan saluran
limfe. Cacing ini memiliki inang perantara nyamuk. Bentuk dewasa seperti benang dengan
warna tubuh keputihan, pada jantan ukuranya 35-40 x 0.1 mm dengan ekor yang melingkar dan
dilengkapi dengan spikula, sedangkan betina 90-100 x 0.25mm. Betina mempunyai ekor yang
lurus dan ujungnya tumpul, uterus berpasangan.Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria
bersarung dengan ukuran 250-300 x 7-8 µm. Mikrofilaria terdapat didalam darah dan sering
dijumpai di aliran darah tepi. Dalam daur hidupnya inang nyamuk terinfeksi dengan menelan
mikrofilaria yang terisap dengan darah, di dalam lambung nyamuk mikrofilaria melepaskan
sarung dan berkembang menjadi larva stadium I (L1, panjang 135-375 µm, bentuk sosis, ekor
memanjang dan lancip), L2 (panjang 310-370 µm, bentuk gemuk dan lebih panjang, ekor
pendek berbentuk kurucut), dan stadium L3 (memiliki mobilitas tinggi) di dada dan kepala.
Stadium L3 yang merupakan larva infektif, manusia terinfeksi dengan gigitan nyamuk, di
dalam jaringan manusia masuk ke limfe dan bermigrasi ke saluran limfe dan akhirnya di
kelenjar limfe tumbuh menjadi L4 dan L5 (cacing dewasa betina dan jantan).

Brugia malayi dan Brugia timori (Malayan filarial worm)


Inang definitive B malayi adalah manusia dan mamalia lainnya, B. timori pada
manusia. Cacing dewasa hidup pada saluran dan kelenjar limfe. Cacing dewasa berbentuk
silindrik seperti benang, putih kekuningan warna tubuhnya. Pada ujung anterior terdapat mulut
tanpa bibir dan dilengkapi dengan papilla dua buah ( baris luar 4 buah dan baris dalam 10
buah). Cacing betina berukuran 55 x 0.16 mm dengan ekor lurus, vulva mempunyai alur
transversal dan langsung berhubungan dengan vagina membentuk saluran panjang, sedangkan
jantan berukuranb 23 x 0.09 mm, ekor melingkar dan bagian ujungnya terdapat papilla 3-4
buah dan dibelakang anus terdapat sepotong papilla dan dua spikula yang tidak sama panjang.
Cacing betina mengluarkan microfilaria bersraung dengan panjang 177-230 µm, lekuk tubuh
kaku, panjang ruang kepala dan dua kali lebarnya. B malayi dan B. timori hidup pada manusia
ditularkan oleh Anopheles barbirostris. Daur hidupnya kompleks, masa pertumbuhan larva
pada vektor + 10 hari. Larva mengalami pergantian kulit dan berkembang menjadi L1, L2 dan
L3 pada manusia, masa pertumbuhan mencapau 3 bulan.

Adithya Krishar&ZA Wasaraka/Invertebrata/2012


Mansonella ozzardi (Filaria ozzordi)
Inang reservoirnya adalah manusia, inang perantaranya Simulian sp dan Culicoides sp,
inang defintif manusia. Caccing betina berukuran 6.5-8 x 0.2-0.25 mm, kulitnya mempunyai
kutikula halus dan pada bagian ekor mempunyai sepasang lipatan yang mengkilat, jantan
berukuran 38 x 0.2 mm, pada bagian anterior melengkung ke arah ventral dan ujung membesar.
Mikrofilaria tidak mempunyai sarung, panjang 173-240 mm. Dalam hospes perantara terjadi
pergantian kulit sampai tiga kali.

Onchocerca volvulus (Filaria volvulus)


Cacing betina berukuran 23-60 x 0.30-0.5 mm, vulva terbuka dan terletak disebelah
posterior esophagus dan uterus mengandung mikrofilaria. Cacing jantan berukuran 16-42 x
0.124-0.2 mm, ujung posterior melingkar ke ventral dan dilengkapi dengan papilla perianal
maupun kaudal dengan jumlah dan ukuran bervariasi. Mikrofilaria tidak bersarung, panjang
mikrofilaia mencapai 360µm, mikrofilaria ini sering dijumpai dalam kelenjar limfe, stratum
germinativum kulit dan konjungtiva kornea.

Loa loa (eye worm, cacing mata).


Inang definitif utama adalah manusia, cacing dewasa terdapat didalam jaringan
subkutan manusia dan kera. Cacing betina berukuran 50-70 x 0.46-0.60 mm, vulva terbuka dan
terletak di daerah servikal dan mempunyai sepasang papilla terminal. Cacing jantan berukuran
30-40 x 0.36-0.40 mm, ekor melingkar ke arah ventral, mempunyai sayap lateral dan delapan
pasang papil perianal. Mikrofilaria loa-loa bersarung, berukuran 250-300 x 6-8.5 µm, berada
dalam darah perifer pada siang hari dan pada malam hari migrasi ke paru-paru. Vektor parasit
ini adalah Chrysops sp. Mikrofilaria yang tertelan vektor ini, dalam waktu lebih dari 10 hari
paskainfeksi, selanjutnya akan berubah menjadi larva infektif yang siap ditularkan ke hospes
lain. Bila larva ini ditularkan ke manusia maka dalam waktu 1-4 tahun larva akan mengadakan
kopulasi dan kemudian cacing betina menjadi gravid dan mengeluarkan mikrofilaria.

B. Klasifikasi Phylum Nematoda (Ruppert dan Barnes, 1994)


Kelas : Adenophorea
Ordo : Enoplida
Famili : Ttichinelloidea
Species : Trichenella spiralis, Trichuris Trichuira
Famili : Rhaditoidea
Species :Strongyloides stercoralis

Adithya Krishar&ZA Wasaraka/Invertebrata/2012


Kelas : Secermentea
Ordo : Rhabditida
Species : Necator americanus
Ordo : Ascoridida
Famili : Ascoridciidea
Species : Ascaris lumbricoides, Toxocora canis, T. cati
Ordo : Oxyurid
Famili : Oxyroidea
Species : Oxyuris vermicularis
Famili : Thelazoidea
Species : Thelazia sp
Famili : Filaroidea
Species : Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Manzonella ozzardi, Onchocerca
volvulus,
Loa loa, Dracunculus medinensis

Adithya Krishar&ZA Wasaraka/Invertebrata/2012

Anda mungkin juga menyukai