Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dira Maharani

NIM : PO7142-3191.013

Kelas : D.IV Tk. 1 A

Tugas MK. Parasitologi I (T)

Rangkuman tentang nematoda jaringan Manzonella ozzardii dan Loa-loa.

Nematoda jaringan dan Darah


(Manzonella ozzardii)

Pendahuluan

Kingdom: Animalia

Filum : Nematoda

Kelas: Secernentea

Ordo: Spirurida

Famili: Onchocercidae

Genus: Mansonella

Spesies : M. ozzardi

Mansonella ozzardi adalah parasit di dalam filum Nematoda.


Nematoda filaria ini adalah salah satu dari dua yang menyebabkan filariasis
rongga serosa pada manusia. Nematoda filaria lain yang menyebabkannya
pada manusia adalah Mansonella perstans . M. ozzardi adalah endoparasit
yang mendiami rongga serosa perut pada inang manusia. Ia hidup di dalam
mesenteries, peritoneum, dan di jaringan subkutan. Penyakit yang
disebabkan parasit ini disebut filariasis ozzardi.

Anatomi dan Morfologi

Seperti nematoda lainnya, M. ozzardi adalah cacing yang berbentuk


silindris dan bilateral, dengan pseudocoel , atau rongga tubuh palsu. Eksterior
parasit, kutikula, adalah lapisan pelindung yang dapat menahan lingkungan
yang keras di saluran pencernaan host manusia. M. ozzardi memiliki otot
memanjang yang membentang di sepanjang dinding tubuh. Mereka juga
memiliki tali saraf dorsal, ventral, dan longitudinal yang terhubung dengan otot
longitudinal ini.

Morfologi cacing dewasa

o Ukuran untuk jenis jantan 38 x 0,2 mm, betina 6,5-8 x 0,2-0,25 mm.
Berwarna putih susu/rum
o Ujung anterior: membulat dengan kepala yang membesar, papila
tidak terdapat dan appendages tidak terdapat.
o Ujung posterior:
- Betina mempunyai ujung posterior membulat dengan 1 pasang
sirip berotot di posterior
- Jantan mempunyai ujung posterior sangat melengkung ke ventral
dan berakhir sebagai bulbus.
- Tidak mempunyai papila dan spikula.
o Cacing betina dewasa, kulitnya mempunyai kutikulum halus dan
pada bagian ekor tampak sepasang lipatan yang mengkilat.
o Cacing jantan, bagian anterior melengkung ke arah ventral dan
ujungnya membesar.
o Mikrofilaria tidak mempunyai sarung. Inti tidak mencapai ujung ekor
dan panjangnya 173-240 mikron.

Gambar Mikrofilaria
Manzonella ozzardii

Daur Hidup
1. Arthropoda (lalat hitam atau gigitan tengah) akan mengambil makanan
darah dari manusia dan akan memasukkan larva filaria tahap ketiga ke
dalam inang manusia.
2. Larva kemudian akan menjadi dewasa dan akan mendiami ruang
peritoneum dan lokasi yang berdekatan.
3. Orang dewasa akan kawin dan menghasilkan mikrofilaria yang
terhunus. Mikrofilaria ini akan masuk ke aliran darah.
4. Seorang arthropoda akan mengambil makanan darah dari manusia yang
terinfeksi dan menelan mikrofilaria.
5. Pada arthropoda, mikrofilaria akan berpindah dari midgut ke otot-otot
toraks.
6. Pada otot toraks, mikrofilaria akan berkembang menjadi larva tahap
pertama.
7. Nantinya, mikrofilaria akan semakin berkembang menjadi larva tahap
ketiga.
8. Larva tahap ketiga akan berpindah dari otot toraks ke belalai
arthropoda. Ini adalah tahap di mana arthropoda dapat menginfeksi
manusia ketika dibutuhkan makan darah.

Gejala Klinis

Patogenisitas M. ozzardi perlu penelitian lebih lanjut. Meskipun cacing


dewasa hidup di rongga tubuh dan mesentery, mereka tampaknya
menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan pada host manusia mereka.
Akibatnya, orang yang terinfeksi jarang menunjukkan gejala apa pun. Namun,
beberapa manifestasi klinis telah dilaporkan:

 Demam sedang
 Dingin di kaki
 Nyeri sendi, seperti nyeri artikular atau artralgia
 Sakit kepala
 Pruritus (gatal)
 Erupsi kulit
 Gejala paru
 Limfadenitis - radang kelenjar getah bening
 Adenopati - pembesaran kelenjar getah bening
 Hepatomegali - pembesaran hati
.

Filariasis ozzardii

Diagnosis

Pemeriksaan mikroskopis adalah alat diagnostik paling praktis yang


digunakan untuk mengidentifikasi M. ozzardi mikrofilaria dalam sampel darah
dari pasien yang terinfeksi. Apusan darah biasanya diwarnai dengan
hematoksilin atau Giemsa untuk memvisualisasikan cacing di bawah
mikroskop. 

Diagnosis dokter tidak harus sepenuhnya bergantung pada sampel


darah, karena mikrofilaria juga telah terdeteksi di kulit. Ultrasonografi dapat
digunakan untuk mendeteksi keberadaan cacing dewasa. Para peneliti saat
ini sedang mengembangkan metode berbasis rantai polimerase untuk
mendeteksi parasit dalam biopsi kulit. 

Diagnosis pasti ditegakkan dengan menemukan mikrofilaria dalam


darah. Mikrofilaria bersifat nonperiodik dan harus dibedakan dengan
mikrofilaria spesies lainnya.

Perawatan

Ivermectin adalah pengobatan pilihan untuk infeksi M. ozzardi . Ini


adalah lakton makrosiklik yang kuat yang mengikat saluran klorida, yang
kemudian membuka dan memungkinkan ion klorida memasuki sel-sel yang
terkena. Sel-sel ini mengalami hiperpolarisasi, mengakibatkan kelumpuhan
otot pada mikrofilaria M. ozzardi. Ini memungkinkan sel imun inang menempel
pada permukaan mikrofilaria dan memfasilitasi eliminasi mereka. Ivermectin
tidak dapat membunuh cacing dewasa
Nematoda jaringan dan Darah
(Loa-loa)

Pendahuluan

Kingdom : Animalia

Filum : Nematoda

Kelas : Chromadorea

Ordo : Spirurida

Famili : Onchocercidae

Genus : Loa

Spesies : Loa loa

Loa-loa adalah salah satu nematoda jaringan yang bisa menyebabkan


penyakit loiasis/calabar swelling/ fugitive swelling /eye worm disease. Disebut
sebagai cacing mata. Loiasis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan
proses inflamasi dan pembengkakan subkutan yang cepat terbentuk dan
bersifat sementara yang disebut dengan calabar swelling. Cacing dewasa
dapat berpindah tempat melalui jaringan subkutan dengan kecepatan 1
cm/menit dan bisa terdapat di semua bagian tubuh, misalnya di axilla,
punggung, kulit kepala dan mata. Nama lain Loa-loa adalah Filaria oculi,
Filaria oculi humani, Filaria lacrimalis, Filaria sub conjunctifslis, dan
Dracunculus loa.

Hospes definitif parasit ini adalah manusia sedangkan hospes


perantara Loa-loa adalah lalat Chrysophus silacea dan Chrysophus dimidiata.
Pertumbuhan mikrofilaria di dalam tubuh lalat terjadi di otot dan bagian yang
berlemak yang berlangsung selama 10 – 12 hari. Mikrofilaria kemudian
menjadi larva infektif yang keluar dari labium ke permukaan kulit dekat luka
gigitan dan menembus ke dalam jaringan subkutan dan otot, serta tumbuh
menjadi dewasa di sini dalam waktu ± 1 tahun. Periodisitas Loa-loa adalah
diurna yaitu aktif pada waktu siang hari.

Adapun vektor dari Loa-loa adalah jenis lalat dari genus Tabanus. Ada
dua jenis vektor yang menonjol dari genus Chrysops yakni C. silicea dan C.
dimidiata. Spesies hanya terdapat di Afrika dan sering dikenal dengan
deerflies atau mangroveflies. Chrysops spp merupakan lalat yang berukuran
kecil, panjangnya 5-20 mm, dengan ukuran kepala besar dan betuk mulut
yang condong ke bawah. Sayapnya polos atau berbintik cokelat. Mereka
merupakan penghisap darah dan biasanya hidup di daerah hutan tropis dan
habitat berlumpur seperti, rawa-rawa, sungai, dan waduk. Gigitan lalat
Chrysops sangat menyakitkan, dan dapat mengakibatkan bekas gigitan yang
lebih parah dari gigitan lalat biasa.

Anatomi dan Morfologi

Cacing jantan dewasa Loa-loa jauh lebih kecil daripada cacing dewasa
betina. Cacing dewasa hidup dalam jaringan bawah kulit manusia, di mana
mereka kawin dan menghasilkan telur cacing yang disebut dengan
microfilaria. Microfilaria ini memiliki panjang sekitar 250-300μm, lebar sekitar
6-8μm lebar, dan dapat dibedakan morfologisnya dari filaria lain, karena
mereka memiliki pelindung tubuh saperti sarung dan tubuhnya berisi inti yang
meluas sampai ke ujung ekor.

Cacing betinanya berukuran 50-70x0,46-0,60 mm, vulva terbuka dan


terletak didaerah servikal dan memmpunyai sepasang papil terminal. Cacing
jantan berukuran 30-40x0,36-1,40 mm, ekor melingkar ke arah ventral,
mempunyai sayap lateral dan delapan pasang papil perianal.

Mikrofilaria Loa-loa bersarung, berukuran 250-300x6-8,5 mikron,


berada dalam perifer pada siang hari (periodisitas diurna) dan pada malam
hari migrasi ke paru-paru. Mikrofilaria dapat ditemukan dalama dahak, urin,
dan kadang-kadang dalam cairan sumsum tulang belakang. Vektor parasit ini
adalah Chrysophus sp. Mikrofilaria yang tertelan vektor ini, dalam waktu lebih
dari 10 hari pascainfeksi selanjutnya akan berubah menjadi larva infektif yang
siap ditularkan ke hospes lainnya. Bila larva infektif ditularkan ke manusia
maka dalam waktu 1-4 tahun larva akan mengadakan kopulasi kemudian
cacing betina menjadi gravid dan mengeluarkan mikrofilaria.

Ciri-ciri cacing dewasa/filaria :

 berbentuk seperti benang


 ukuran cacing betina : panjang 5 – 7 mm dan lebar ± 0,5 mm ukuran
 cacing jantan : panjang 3 – 4 mm dan lebar ± 0,5 mm
 kutikula berbenjol-benjol seperti tetesan embun (dew drops)
 ujung posterior cacing jantan melengkung ke ventral dan
 mempunyai 8 pasang papila perianal, spicula tidak sama panjang
Gamb
ar cacing Loa-la Gambar Mikrofilaria Loa-loa

Daur Hidup

Siklus Hidup Loa-loa

Vektor untuk filariasis Loa-loa berasal dengan lalat dari dua


spesies hematofag dari genus Chrysops (lalat rusa), C. silacea dan C.
dimidiata . Selama makan darah, lalat yang terinfeksi (genus Chrysops , lalat
menggigit siang) memperkenalkan larva filaria tahap ketiga ke
kulit inang manusia, di mana mereka menembus ke dalam luka gigitan. Larva
berkembang menjadi dewasa yang umumnya berada di jaringan
subkutan . Cacing betina berukuran panjang 40 hingga 70 mm dan diameter
0,5 mm, sedangkan jantan berukuran panjang 30 hingga 34 mm dan diameter
0,35 hingga 0,43 mm. Orang dewasa menghasilkan mikrofilaria berukuran
250 hingga 300 μm dengan 6 hingga 8 μm, yang berselubung dan memiliki
periodisitas diurnal. Mikrofilaria telah pulih dari cairan tulang belakang , urin ,
dan dahak . Pada siang hari, mereka ditemukan dalam darah tepi, tetapi
selama fase non-sirkulasi, mereka ditemukan di paru - paru . Lalat tersebut
memakan mikrofilaria saat makan darah. Setelah tertelan, mikrofilaria
kehilangan sarungnya dan bermigrasi dari midgut lalat melalui hemocoel ke
otot-otot dada artropoda . Di sana mikrofilaria berkembang menjadi larva
tahap pertama dan kemudian menjadi larva infektif tahap ketiga. Larva infektif
tahap ketiga bermigrasi ke belalai lalat dan dapat menginfeksi manusia lain
ketika lalat mengambil makanan darah.

Gejala Klinis

Gejala klinis yang mencolok adalah adanya tumor yang bersifat


sementara yang dapat mencapai ukuran sebesar telur ayam. Gejala ini timbul
secara tiba-tiba dalam waktu yang tidak tentu dan menghilang setelah 2 – 3
hari sampai 1 minggu. Keadaan ini disebut dengan calabar swelling / fugitive
swelling. Hal ini terjadi karena supersensitivitas hospes terhadap parasit atau
metabolitnya.

Gejalanya khas dengan terbentuknya pembengkakan calabar swelling


di sekitar sendi, lengan atas yang dapat menjadi sebesar telur ayam.
Pembengkakan sering kali didahului oleh rasa gatal dan sakit yang
terlokalisasi. Gejala ini disebabkan reaksi alergi terhadap cacing dewasa yang
bermigrasi ke jaringan subkutan; timbul setelah tiga minggu. Pembengkakan
akan berakhir dalam beberapa hari atau seminggu dan berkurang secara
perlahan-lahan sebagai manifestasi supersensitif hospes terhadap parasit.

Migrasinya ke jaringan subkonjungtiva menyebabkan gejala iritis, mata


sembab, saikit, pelupuk mata menjadi bengkak hingga mengganggu
penglihatan, tetapi tidak sampai menimbulkan kebutaan. Aktifitas cacing
tampak/dapat dilihat di jaringan subkonjungtiva, sedangkan mikrofilarianya
tidak menimbulkan dampak yang serius, hanya ditakutkan timbulnya
ensefalitis bila cacing masuk ke otak. Ketika cacing dewasa berpindah
melintasi jaringan subkutan dan juga hidung, akan menyebabkan rasa sakit,
serta mengalamai Eosinofilia.

Eosinofilia adalah gejala lain yang merupakan karakteristik dari Loa-


loa. Eosinofilia bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan respon
terhadap suatu penyakit. Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah biasanya
menunjukkan respon yang tepat terhadap sel-sel abnormal, parasit, atau
bahan-bahan penyebab reaksi alergi (alergen).

Jika suatu bahan asing masuk ke dalam tubuh, akan terdeteksi oleh
limfosit dan neutrofil, yang akan melepaskan bahan untuk menarik eosinofil
ke daerah ini.Eosinofil kemudian melepaskan bahan racun yang dapat
membunuh parasit dan menghancurkan sel-sel yang abnormal. 50-70%
eosinofilia acap kali ditemukan pada orang yang terinfeksi Loa-loa, terutama
bila terjadi pembengkakan.Indikator lain adalah peningkatan jumlah serum
IgE, peningkatan antibodi antifilaria, tetapi orang yang terinfeksi kadang-
kadang asimtomatik. Mikrofilaremia tidak selalu muncul.
Komplikasi

Cacing dewasa yang merusak pembuluh limfe serta mekanisme


inflamasi dari tubuh penderita yang mengakibatkan proliferasi jaringan ikat di
sekitar pembuluh. Respon inflamasi ini juga diduga sebagai penyebab
granuloma dan proliferatif yang mengakibatkan obstruksi limfe secara total.
Ketika cacing masih hidup, pembuluh limfe akan tetap paten, namun ketika
cacing sudah mati akan terjadi reaksi yang memicu timbulnya granuloma dan
fibrosis sekitar limfe. Kemudian akan terjadi obstruksi limfe total karena
karakteristik pembuluh limfe bukanlah membentuk kolateral (seperti pembuluh
darah), namun akan terjadi malfungsi drainase limfe di daerah tersebut.

Gambar
infeksi Loa-la pada konjungtiva mata

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan mikrofilaria dalam darah


perifer pada siang hari atau menemukan cacing dewasa dari bahan biopsi
subkitan, konjungtiva mata atau jaringan lainnya seperti punggung aksila,
daerah lipat paha, payudara, penis dan kulit kepala.

Bila pada pemeriksaan darag perifer tidak ditemukan mikrofilaria maka


dilakukan tes imunologik dengan menggunakan Dirofilaria immitis. Pada
pemeriksaan hematologis menunjukkan adanya eosinofilia.

Karena mikrofilaria Loa-loa menunjukkan perodisitas diurna maka


sampel darah diambil pada siang hari. Waktu optimal pengambilan sampel
darah dilakukan antara pukul 10.00-14.00.

Pencegahan dan Pengobatan Loiasis

Pencegahan

 Menghindari daerah di mana lalat penyebar loiasis ditemukan,


seperti berlumpur, daerah teduh di sepanjang sungai atau
sekitar api kayu.
 Menggunakan obat anti serangga yang mengandung DEET (N,
N-Diethyl-meta-toluamide).
 Memakai baju lengan panjang dan celana panjang selama siang
hari.
 Jika sedang berada di daerah dengan loiasis untuk jangka
waktu yang panjang, konsumsi obat diethylcarbamazine (DEC)
300mg seminggu sekali, bisa untuk mengurangi risiko infeksi.

Pengobatan

 Ada dua obat yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi


dan meredakan gejala. Obatnya yaitu obat diethylcarbamazine
(DEC) yang dapat membunuh mikrofilaria dan dewasa cacing
serta obat Albendazole yang digunakan sebagai altenatif
diethylcarbamazine (DEC).

Referensi :

Craig, C.F., et al. 1970. Craig and Faust’s Clinical Parasitology. Michigan :
Lea & Febiger CDC. Loiasis. http://www.cdc.gov/parasites/loiasis/

Onggowaluyo, JS. 2001. Parasitologi Medik I (Helmintologi) : Pendekatan


Aspek Identifikasi, Diagnosis, dan Klinik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sumber : https://medlab.id/loa-loa/

Anda mungkin juga menyukai