Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Drs. H. M. Nasir, M.Pd., M.Kes


Jenis Tugas : Individu

ALAT-ALAT KIMIA AMAMI

Oleh :

DIRA MAHARANI
PO714203191.013

KELAS D.IV Tk 1/A


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................

A Latar Belakang.................................................................................................. 1

B Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

C Tujuan Penulisan............................................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................

A Pengertian dan Hakikat HAM........................................................................... 4

B Sejarah dan Perkembangan HAM..................................................................... 6

C Macam-macam Bentuk HAM........................................................................... 9

D Peraturan Perundang-undangan tentang Perlindungan HAM di Indonesia...... 12

E Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia............................................ 13

F Upaya Pemajuan, Penghormatan dan Penegakan HAM................................... 14

G Tantangan dan Hambatan dalam Penegakan HAM.......................................... 15

H Contoh Kasus Pelanggaran HAM..................................................................... 17

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................

A Kesimpulan....................................................................................................... 18

B Saran................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 19
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT., atas segala kebesaran dan limpahan
rahmat serta hidayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Uji Seliwanoff“ Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa
selawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan
sahabat, semoga selalu dapat menuntun penulis pada ruang dan waktu yang lain.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami berbagai kesulitan. Akan tetapi,
berkat dukungan, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak maka kesulitan-kesulitan tersebut
dapat teratasi. Maka dari itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimah kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu. Terutama kepada search engine google yang ikut
berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari, itu , kritik dan
saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan dari berbagai pihak agar dapat
menyempurnakan makalah ini.

Makassar, 6 Desember 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belakangan semua orang bicara virus Corona (Covid-19). Banyak sudut pandang
yang digunakan. Satu hal menarik yang menjadi perdebatan adalah terkait relasi
agama dan penyakit (disease). Dua hal yang sering dipertentangkan oleh sebagian
pihak. Agama dianggap sebagai wilayah irrasional dan transenden. Sedangkan
penyakit dipandang sebagai bagian dari problem kehidupan faktual yang bersifat
saintifik-empirik.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/117877/agama-dan-penyakit
Berdasarkan bukti ini berarti penyakit yang menimpa manusia satu rangkaian
dengan penciptaan manusia itu sendiri. Artinya, ada hubungan kausalitas antara apa
yang dikonsumsi dan dampak yang diterima. Karenanya, sehat dan sakit menjadi
satu kesatuan penciptaan yang secara hakikat saling berpasangan.  Tidak ada
satupun manusia di muka bumi ini yang bebas dari penyakit. Jangankan manusia
biasa seperti kita, Nabi-Rasul sebagai makhluk pilihan Tuhan sekalipun juga bisa
terserang penyakit. Faktanya, banyak manusia mati disebabkan oleh suatu penyakit
yang diderita. Jika relasi agama dan penyakit ini dipahami dengan benar,
seharusnya tidak perlu mempertentangkan keduanya. Manusia yang tersusun dari
unsur rohani dan jasmani, sudah pasti tidak akan kebal dari penyakit selama
hidupnya. Salah satu unsur atau keduanya sekaligus bisa menjadi sebab seseorang
terkena penyakit.  Sebagai manusia yang beragama, seharusnya menghadapi suatu
penyakit secara holistik (menyeluruh). Penyakit, apapun jenisnya, khususnya
penyakit menular seperti virus Corona tidak bisa didekati secara parsial. Tidak cukup
hanya menggunakan pendekatan medis semata. Sebaliknya, tidak pula hanya
dengan pendekatan rohani (spiritual). Tidak seharusnya kalangan medis menyebut
bahwa virus Corona yang menyebar kemana-mana semata karena murni gaya hidup
manusia. Demikian juga sebaliknya, klaim sepihak dari kaum agamawan bahwa ini
merupakan kutukan Tuhan bagi para pendosa. Dua perspektif tersebut harus
ditempatkan secara tepat. Suatu penyakit, sebesar apapun dampaknya, harus dilihat
dari dua konteks kehidupan. Manusia yang hidup di alam nyata, alam fisik dan
wujud, harus diterima dan sangat mungkin menjadi sebab timbulnya suatu penyakit.
Namun, bahwa ada unsur The Other, ada bion yang juga sangat mungkin
mempengaruhi kehidupan manusia, termasuk wabah penyakit. Pada level
psikologis, begitu banyak penelitian yang menyebutkan bahwa faktor mental bisa
menjadi sebab timbulnya penyakit. Satu contoh kecil, stres adalah salah satu unsur
psikologis yang bisa menimbulkan secara nyata penyakit fisik dan mental. Saat kita
merasa stres akibat beban masalah yang berat, atau masalah kecil yang dianggap
besar, maka sistem dalam tubuh akan meresponnya secara berbeda-beda. Bahkan
stres kronis dapat berdampak pada kesehatan secara keseluruhan. Sistem saraf
pusat adalah yang paling bertanggung jawab dalam merespon stres. Mulai pertama
kali stres sampai menghilang. Sistem saraf pusat menghasilkan respon 'fight-or-
flight' saat tubuh mengalami stres.  Beberapa wilayah penyakit yang akan
menyerang karena stres, diantaranya pada sistem pernapasan, sistem
kardiovaskular, sistem pencernaan, sistem otot rangka, sistem reproduksi, bahkan
sistem imun tubuh secara keseluruhan.  Agama yang bekerja lebih dominan pada
wilayah psikologis dan unsur spiritual tidak perlu dipertentangkan dengan penyakit
fisik (disease). Apalagi agama juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga
kebersihan fisik (thaharah) dan mental (tazkiyat al-nafs).  Bahkan dalam praktik-
praktik beragama, para ilmuan khususnya Islam, mengajarkan dan mempraktikkan
terapi penyakit fisik dan mental berdasarkan nilai-nilai agama. Sebut saja misalnya
Ibnu Sina (Avicena), Ibnu Ruysd, Alfarabi, Imam Al-Ghazali, Ibnu Qayyim al-
Jauziyyah, dan masih banyak lagi. Di sinilah pentingnya kita bersikap wise dalam
menghadapi penyakit, apalagi yang mewabah seperti virus Corona ini. Virus sudah
selayaknya ditanggulangi secara medis, seperti perawatan intensif, dan obat-obatan
tertentu. Juga bisa dicegah dengan gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan
sehat, dan olah raga teratur. Namun, hal yang juga penting adalah bagaimana kita
tetap tidak melupakan peran Tuhan yang mengatur jagad raya ini. Tuhan adalah
pemilik alam ini secara mutlak. Bukankah amal perbuatan dosa yang dilakukan
manusia juga bisa berdampak pada ketidakseimbangan jagad raya, yang bisa jadi
timbul wabah penyakit? Kalau Tuhan sudah berkehendak, memangnya manusia
memiliki kemampuan apa?

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/117877/agama-dan-penyakit

Beberapa hari belakangan kita disuguhkan satu fenomena kesehatan yang barangkali
mencemaskan. Media massa kita – begitu pula mungkin termasuk linimasa media sosial
– sedang banyak mengulas perihal infeksi Coronavirus. Penyakit virus yang dinamai
para ilmuwan sebagai Novel Coronavirus (yang berarti coronavirus jenis baru, disingkat
2019-nCov) ini dikenal juga sebagai virus Flu Wuhan.   WHO telah merilis status infeksi
virus 2019-nCov ini sebagai fenomena outbreak atau diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) guna meningkatkan kewaspadaan tingkat
global. Angka kejadian penyakit terus dilaporkan perkembangannya, dan sejauh ini
kasus terkonfirmasi terbanyak ada di China – sebagai lokasi asal penyakit, kemudian
Thailand, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Nepal, Vietnam, Prancis, dan Amerika
Serikat. Di Indonesia sendiri, berdasarkan rilis Kemenkes RI belum ada laporan kasus
terkonfirmasi infeksi pernapasan akibat Coronavirus.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/115940/hal-hal-yang-perlu-anda-ketahui-
tentang-virus-corona
Asal-usul dari virus ini serta bagaimana ia ditularkan antarmanusia masih terus
diteliti. Sekadar wawasan bagi Anda, virus 2019-nCov yang kasus pertamanya di
daerah Wuhan, China ini dalam kajian biologi merupakan jenis virus dari famili
coronaviridae sebagaimana virus infeksi pernapasan SARS-Cov yang populer pada
awal 2000-an serta virus MERS-Cov di daerah Arab yang beberapa tahun terakhir
diperbincangkan dan populer pada momen-momen haji maupun umrah.   Banyak
analisis yang disuguhkan mengenai asal penyakit ini. Berdasarkan rilis dari CDC
(Centers for Disease Control and Prevention), coronavirus diduga bersifat zoonosis,
yaitu mulanya ditularkan melalui hewan. Hal ini ditengarai dari susunan genetik
virusnya yang masih satu famili dengan SARS, yang inangnya adalah jenis musang
dan mamalia sejenis; serta MERS, yang ditularkan melalui perantara hewan ternak
khususnya unta. Banyak sekali jenis coronavirus yang telah diketahui oleh peneliti,
dan yang diketahui menginfeksi manusia baru enam jenis termasuk 2019-nCov,
SARS, dan MERS dengan karakteristiknya masing-masing.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/115940/hal-hal-yang-perlu-anda-ketahui-
tentang-virus-corona
Selain itu, kasus-kasus laporan pertama berada di daerah yang dekat dengan lokasi
pasar hewan di daerah Wuhan. Salah satu yang sedang ditelusuri adalah
kemungkinannya berasal dari ular, kelelawar dan hewan liar lainnya, meski tidak
menutup kemungkinan penyebarannya melalui daging hewan ternak atau hewan
laut. Laporan kasus infeksi ini diketahui berada di lingkungan yang dekat dengan
perdagangan hewan. Meski diduga berasal dari hewan, coronavirus ini diperkirakan
telah melewati serangkaian mutasi pada dirinya sehingga bisa menginfeksi manusia.
Infeksi 2019-nCov ini menyerang organ pernapasan atas maupun bawah, menempel
pada lapisan saluran napas mulai hidung, tenggorokan, sampai paru. Dalam
beberapa kasus, infeksi ini dapat tanpa gejala atau hanya seperti flu biasa. Namun
mengingat masa inkubasi penyakit ini sekitar 2 sampai 14 hari, maka dalam rentang
waktu ini kondisi tubuh perlu dicermati. Virus ini ditularkan antar manusia melalui
udara dari batuk atau bersin, kontak kulit, atau setelah memegang tempat yang
terpapar virus.   Gejala infeksi pernapasan akibat coronavirus secara umum adalah
demam, sesak, susah bernapas dan sesak, diikuti gejala lain seperti nyeri sendi,
letih, mual muntah dan penurunan nafsu makan. Gejala dapat memberat pada kasus
pasien dengan imun yang lemah atau telah memiliki penyakit tertentu sebelumnya.
Pada kondisi tertentu, penyakit ini menyebabkan pnemunonia (radang paru-paru).

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/115940/hal-hal-yang-perlu-anda-ketahui-
tentang-virus-corona
Meski mudah menular, sekali lagi: pencegahannya dapat dimulai dengan proteksi diri
saat sakit dan menjaga kebersihan badan, tangan dan barang yang kita konsumsi.
Ingat, tangan adalah medium paling mudah penularan penyakit sehingga penting bagi
kita untuk rajin cuci tangan pakai sabun atau larutan berbasis alkohol dengan langkah
yang benar. Selain itu, penyakit coronavirus ini dilaporkan sembuh melalui terapi suportif
lewat perawatan intensif dan terpantau di rumah sakit, dengan pengawasan pada
asupan gizi, sistem tubuh secara menyeluruh, serta pemberian obat-obatan yang dapat
mengurangi gejala.   Kiranya pemerintah telah melakukan langkah preventif dan
penanganan. Tugas masyarakat umum adalah mengakses edukasi yang tepat, tidak
terpengaruh kabar yang tidak akurat, dan tentu saja menjaga kebersihan dan makanan
yang dikonsumsi. Hingga kini, penelitian tentang virus ini terus berjalan. Wallahu a`lam.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/115940/hal-hal-yang-perlu-anda-ketahui-
tentang-virus-corona
BAB II
PEMBAHASAN
A. COVID-I9
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis
(ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum
diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia
luas di kedua paru.
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020,
Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis
baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah
menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public
Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus
COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai
dengan 3 Maret 2020, secara global dilaporkan 90.870 kasus konfimasi di 72 negara dengan
3.112 kematian (CFR 3,4%). Rincian negara dan jumlah kasus sebagai berikut: Republik Korea
(4.812 kasus, 28 kematian), Jepang (268 kasus, 6 kematian), Singapura (108 kematian),
Australia (33 kasus, 1 kematian), Malaysia (29 kasus), Viet Nam (16 kasus), Filipina (3 kasus,
1 kematian), New Zealand (2 kasus), Kamboja (1 kasus), Italia (2.036 kasus, 52 kematian),
Perancis (191 kasus, 3 kematian), Jerman (157 kasus), Spanyol (114 kasus), United Kingdom
(39 kasus), Swiss (30 kasus), Norwegia (25 kasus), Austria (18 kasus), Belanda (18 kasus),
Swedia (15 kasus), Israel (10 kasus), Kroasia (9 kasus), Islandia (9 kasus), San Marino (8
kasus), Belgia (8 kasus), Finlandia (7 kasus), Yunani (7 kasus), Denmark (5 kasus), Azerbaijan
(3 kasus), Republik Ceko (3 kasus), Georgia (3 kasus), Romania (3 kasus), Rusia (3 kasus),
Portugal (2 kasus), Andorra (1 kasus), Armenia (1 kasus), Belarus (1 kasus), Estonia (1 kasus),
Irlandia (1 kasus), Republik Latvia (1 kasus), Lithuania (1 kasus), Luxembourg (1 kasus),
Monako (1 kasus), Makedonia Utara (1 kasus), Thailand (43 kasus, 1 kasus), India (5 kasus),
Indonesia (2 kasus), Nepal (1 kasus), Sri Lanka (1 kasus), Iran (1.501 kasus, 66 kematian),
Kuwait (56 kasus), Bahrain (49 kasus), Iraq (26 kasus), Uni Emirat Arab (21 kasus), Libanon
(13 kasus), Qatar (7 kasus), Oman (6 kasus), Pakistan (5 kasus), Mesir (2 kasus), Afghanistan
(1 kasus), Yordania (1 kasus), Maroko (1 kasus), Arab Saudi (1 kasus), Tunisia (1 kasus),
Amerika Serikat (64 kasus, 2 kematian), Kanada (27 kasus), Ekuador (6 kasus), Meksiko (5
kasus), Brasil (2 kasus), Republik Dominika (1 kasus), Algeria (5 kasus), Nigeria (1 kasus),
Senegal (1 kasus). Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang
dilaporkan terinfeksi.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak
erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah
orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19.
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara
teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan
ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan
gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat
darurat.

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina,
pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke
wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem


pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya
mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan
sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan
seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius)
 Batuk
 Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2


minggu setelah terpapar virus Corona.
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu
kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar
kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai
sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi
pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke
manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari
manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita
COVID-19
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil,
orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Virus corona, nama lengkapnya Coronavirus Disease-2019 atau disingkat


COVID-19. Dikenal juga sebagai wabah nCov (Novel CoronaVirus).
Wabah ini pertama kali dilaporkan muncul dari kota Wuhan, ibukota
Provinsi Hubei, Cina, pada 31 Desember 2019. Maka, virus ini disebut
juga dengan Virus Wuhan.
Nama corona berasal dari bahasa Latin yang artinya mahkota. Ini
mengacu pada tampilan partikel virus ini yang memiliki pinggiran seperti
mahkota atau matahari (disebut juga corona matahari).
Virus corona sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 1960-an. Virus
ini awalnya ditemukan pada ayam, bernama virus bronkitis infeksius.
Kemudian menular ke manusia, yang awalnya dianggap sebagai flu
biasa.
Sejak saat itu, virus jenis ini mewabah, yang kemudian dikenal dengan
nama SARS-Cov (Severe Acute Respiratory Syndrome-related
Coronavirus) tahun 2003, MERS-CoV (Middle East Respiratory
Sindrome) tahun 2012, dan sekarang SARS-CoV-2 tahun 2019 atau
COVID-19, atau disingkat corona. (Sumber Wikipedia)

A. Latar belakang COVID-19
Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia
atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan
dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging
binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai
jenis tikus.

Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain
yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing
dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi
manusia hingga menjadi penyakit radang paru.

Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS,


yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus
Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-
sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih
parah dan gagal organ.

B. Pandemi COVID-19
Kelelawar, ular, dan berbagai hewan eksotis lain hingga kini masih dianggap
sebagai vektor virus Corona atau COVID-19. Terlepas dari benar-tidaknya informasi
tersebut, COVID-19 membuktikan diri mampu menular antarmanusia. Penularan
sangat cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan pandemi virus
Corona atau COVID-19 pada (11/3/2020).

Pandemi atau epidemi global mengindikasikan infeksi COVID-19 yang sangat cepat
hingga hampir tak ada negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona.
Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat hingga butuh penanganan
secepatnya. Sayangnya, hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani
kasus infeksi virus Corona atau COVID-19.

WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus Corona secara
global. Eropa memiliki lebih banyak kasus dan kematian akibat COVID-19 dibanding
China. Jumlah total kasus virus Corona, menurut WHO, kini lebih dari 136 ribu di
sedikitnya 123 negara dan wilayah. Dari jumlah tersebut, nyaris 81 ribu kasus ada di
wilayah China daratan. Italia, yang merupakan negara Eropa yang terdampak virus
Corona terparah, kini tercatat memiliki lebih dari 15 ribu kasus.

C. Gejala COVID-19
Ciri-ciri virus Corona pada gejala awal mirip flu sehingga kerap diremehkan pasien.
Namun, berbeda dengan flu biasa, infeksi virus Corona atau COVID-19 berjalan
cepat, apalagi pada pasien dengan masalah kesehatan sebelumnya.

Gejala ringan kasus infeksi virus Corona atau COVID-


19:
1. Batuk
2. Letih
3. Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh
4. Secara umum merasa tidak enak badan
Gejala berat kasus infeksi virus Corona atau COVID-
19:
1. Kesulitan bernapas
2. Infeksi pneumonia
3. Sakit di bagian perut
4. Nafsu makan turun
Ciri-ciri virus Corona atau COVID-19 dan gejalanya kebanyakan muncul 2-10 hari
setelah kontak dengan virus. Tapi pada beberapa kasus, ciri-ciri awal Coronavirus
dan gejalanya baru muncul sekitar 24 hari. Untuk membedakan ciri-ciri awal Corona
dan flu biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Dalam 14 hari sempat bepergian ke negara yang


dianggap sumber virus Corona
2. Sempat kontak dengan pasien yang mengalami
infeksi Corona
Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 yang masih mewabah bisa dicegah
dengan cara yang sederhana. Berikut empat cara pencegahan virus Corona atau
COVID-19:

D. Pencegahan COVID-19
Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 yang masih mewabah bisa dicegah
dengan cara yang sederhana. Berikut empat cara pencegahan virus Corona atau
COVID-19,

1. Cuci tangan
Saat cuci tangan dengan sabun dan air minimal dilakukan selama 20 detik. Jika tak
ada air dan sabun bisa dengan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal
60 persen. Cuci tangan harus dilakukan sebelum dan setelah beraktivitas.

2. Jangan menyentuh tempat umum


Ketika berada di fasilitas umum, sebaiknya jangan menyentuh tombol lift, pegangan
pintu, pegangan tangga atau eskalator. Jika harus menyentuh, sebaiknya gunakan
tisu atau lengan baju dan segera cuci tangan setelahnya.

3. Hindari keramaian
Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 mudah menyerang saat di tempat ramai.
Karena itu, usahakan tidak berada di keramaian apalagi dalam ruangan berventilasi
buruk. Bila terpaksa berada di keramaian, jangan sembarangan menyentuh wajah,
hidung, dan mata, apalagi bila belum cuci tangan.

4. Rajin membersihkan rumah


Bersih-bersih rumah menggunakan cairan disinfektan menjadi upaya lain mencegah
kasus infeksi virus Corona atau COVID-19. Setelah cara-cara pencegahan ini
dilakukan, jangan lupa gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

B. PANCASILA SILA 1
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai
pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa
indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang
ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan
kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar
umat beragama.
Secara umum dapat dirumuskan dalam penjelasan dibawah ini:

1. Merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal dari kesadaran


manusia sebagai makhluk Tuhan.
2. Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadah
menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
3. Tidak boleh melakukan perbuatan yang anti ketuhanan dan
anti kehidupan beragama.
4. Mengembangkan kehidupan toleransi baik antar intern
maupun antar umat beragama.
5. Mengatur hubungan Negara dan agama, hubungan manusia
dengan Sang Pencipta, serta nilai yang menyangkut hak asasi
yang paling asasi.

Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila sila Ke-1, antara lain :

 Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


 Hormat-menghormati dan bekerjasama dengan pemeluk agama lain.
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
 Tidak memaksakan salah satu agama kepada orang lain.

C. PANCASILA SILA 2
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam
hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagai mana mestinya.
Secara Umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini :
1. Merupakan bentuk kesadaran manusia terhadap potensi budi
nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma
kebudayaan pada umumnya.
2. Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil dan
bermutu tinggi karena kemampuannya berbudaya.
3. Manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, meyakini
adanya prinsip persamaan harkat dan martabat sebagai
hamba Tuhan.
4. Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis yang menghargai
keberanian untuk membela kebenaran, santun, dan
menghormati harkat kemanusiaan.

Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-2, antara lain :

 Mengakui persamaan derajat, harkat, dan martabat manusia.


 Saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap tenggang rasa.
 Tidak semena-mena kepada orang lain.
 Suka memberi bantuan kepada korban bencana alam.

Anda mungkin juga menyukai