Disusun oleh:
ADE IRMA SURYANI
231132148
Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
dapat membuat Laporan Kasus (LK) Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas
Langgam yaitu Reni Asriyanti, S.Tr.Keb dan Preceptor Akademik Bdn. Rika
Ruspita, SST, M.Kes yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama dinas,
sehingga tugas laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan, ucapan terima kasih
juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan motivasi
kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada
penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Ade Irma Suryani
231132148
Disetujui Oleh
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 3
C. Tujuan Umum dan Khusus................................................... 3
1. Tujuan Umum................................................................ 3
2. Tujuan Khusus............................................................... 3
D. Manfaat................................................................................. 4
1. Manfaat Teoritis............................................................. 4
2. Manfaat Praktis.............................................................. 4
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 28
BAB V PENUTUP.................................................................................. 33
A. Kesimpulan........................................................................... 33
B. Saran..................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah adanya perubahan perilaku bagi orang yang terinfeksi HIV/AIDS dan
HIV/AIDS biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam melakukan uji Tes
HIV, yaitu: sebelum tes (Pra-test) dan sesudah tes (Pasca-test) HIV/AIDS.
Selama proses konseling berlangsung biasanya ada beberapa topik yang akan
hubungan kerjasama yang bersifat menolong antara Konselor dan Klien yang
bersepakat untuk: (a) bekerjasama dalam upaya menolong klien agar dapat
1
2
(d) membantu klien untuk mengubah perilaku dan sikap yang negatif terhadap
masalahnya sehingga klien dapat mengatasi kecemasan dan stress akibat dari
dampak sosial masyarakat dan juga dapat memutuskan sendiri apa yang akan
dengan tahun 2022. Kasus kematian di dunia akibat AIDS pada tahun 2022
adalah 770.000. Sebanyak 35 juta orang di dunia hidup dengan HIV dan 19
juta orang tidak tahu status HIV positif mereka (Nursalam & Kurniawati,
2017).
melakukan KIE dan konseling tentang HIV/AIDS. Oleh karena itu peran
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang berjudul “Asuhan
Langgam”.
3
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Pelalawan.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat
dan benar.
2. Manfaat Praktis
hubungan kerjasama yang bersifat menolong antara Konselor dan Klien yang
bersepakat untuk: (a) bekerjasama dalam upaya menolong klien agar dapat
(d) membantu klien untuk mengubah perilaku dan sikap yang negatif terhadap
masalahnya sehingga klien dapat mengatasi kecemasan dan stress akibat dari
dampak sosial masyarakat dan juga dapat memutuskan sendiri apa yang akan
adalah adanya perubahan perilaku bagi orang yang terinfeksi HIV/AIDS dan
HIV/AIDS biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam melakukan uji Tes
HIV, yaitu: sebelum tes (Pra-test) dan sesudah tes (Pasca-test) HIV/AIDS.
Selama proses konseling berlangsung biasanya ada beberapa topik yang akan
5
6
dini adalah melalui konseling dan tes HIV. Penelitian yang dilakukan oleh
VCT dapat merubah perilaku seks berisiko terkait HIV sehingga mengurangi
risiko terkait HIV (OR=3,24, 95% CI: 2,29-4,58, p<0,001). Penelitian yang
dekade terakhir pencegahan HIV bergantung pada konseling, tes HIV, dan
Counselling and Testing (VCT) merupakan proses konseling sukarela dan tes
konseling prates oleh konselor, persetujuan dan pengambilan darah untuk tes
HIV, dan pemberian hasil melalui konseling pascates secara sukarela. VCT
dukungan dan pengobatan. Mengetahui status HIV positif secara dini akan
kematian, dan mencegah penularan kepada pasangan seks atau dari ibu ke
HIV/AIDS, jumlah penduduk yang telah melakukan tes HIV sampai saat ini
Lawrence Green, perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu faktor
dari segi jarak, biaya, dan sosial serta adanya peraturan-peraturan dan
individu untuk bergabung atau bekerja sama dengan kelompok yang membuat
B. Definisi HIV/AIDS
HIV/AIDS (ODHA) tetap asimtomatik (tanpa tanda dan gejala dari suatu
penyakit) untuk jangka waktu lama. Meski demikian, sebetulnya mereka telah
tidak cukup atau kurang; dan “Syndrome” adalah kumpulan tanda dan gejala
penyakit. AIDS adalah bentuk lanjut dari infeksi HIV, yang merupakan
dapat menahan serangan infeksi jamur, bakteri atau virus. Kebanyakan orang
dengan HIV akan meninggal dalam beberapa tahun setelah tanda pertama
AIDS muncul bila tidak ada pelayanan dan terapi yang diberikan
infeksi yang diderita. Berikut adalah tanda dan gejala HIV (Ernawati et al.,
2022):
timbulnya suatu tanda dan gejala infeksi. Jika ada gejala yang timbul
9
biasanya seperti flu biasa, bercak kemerahan pada kulit, sakit kepala,
maka akan timbul tanda-tanda dan gelaja lain seperti kelenjar getah bening
bengkak, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. Selain itu juga
ada tanda dan gejala yang timbul yaitu mual, muntah dan sariawan.
3. Ketika penderita masuk tahap kronis maka akan muncul gejala yang khas
dan lebih parah. Gejala yang muncul seperti sariawan yang banyak, bercak
parah dan gangguan psiskis. Gejala lain yang muncul adalah tidak bisa
4. Pada tahapan lanjutan, penderita HIV akan kehilangan berat badan, jumlah
virus terus meningkat, jumlah limfosit CD4+ menurun hingga <200 sel/ul.
D. Penyebab HIV/AIDS
ibu kepada anak saat proses melahirkan dan pemberian ASI. Hubungan
seksual tanpa pelindung dimana salah satu individu yang berhubungan seksual
10
tersebut telah terinfeksi HIV, perilaku heteroseksual, LSL, pekerja seks dan
infeksi HIV. Virus HIV berada di dalam sebagian cairan tubuh orang yang
telah terinfeksi yakni di dalam darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu
(ASI). Virus HIV dapat menular melalui hubungan seks tanpa pengaman/
kondom dimana air mani dan cairan vagina masuk dari orang yang telah
E. Patofisiologi HIV/AIDS
Pada individu dewasa, masa jendela infeksi HIV sekitar 3 bulan. Seiring
4+ akan terus menurun. Umumnya, jarak antara infeksi HIV dan timbulnya
gejala klinis pada AIDS berkisar antara 5 – 10 tahun. Infeksi primer HIV
dapat memicu gejala infeksi akut yang spesifik, seperti demam, nyeri kepala,
faringitis dan nyeri tenggorokan, limfadenopati, dan ruam kulit. Fase akut
tersebut dilanjutkan dengan periode laten yang asimtomatis, tetapi pada fase
hingga terjadi manifestasi klinis AIDS akibat defisiensi imun (berupa infeksi
dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah sel – sel yang
dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Dengan menurunnya jumlah sel
T4, maka sistem imun seluler makin lemah secara progresif. Diikuti
11
Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel per ml
darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200 – 300 per ml darah, 2 – 3 tahun
setelah infeksi. Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala – gejala infeksi
Virus HIV masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai cara yaitu
belum menunjukkan gejala atau kelainan yang khas dan belum jelas terdeteksi
HIV masuk kedalam tubuh manusia dalam kurung waktu 2-4 Minggu. Akan
tetapi, jika seseorang sudah terinfeksi virus HIV maka virus tersebut akan
menular ke orang lain. Orang yang terinfeksi virus HIV akan mengalami
mengalai AIDS dan dari HIV ke AIDS dapat terjadi dalam kurung waktu 5-10
Virus HIV biasanya mneyerang pada sel-sel tertentu seperti sel-sel yang
mempunyai antigen CD4 terutama limfosit T4, dimana sel tersebut merupakan
bagian yang penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Virus yang
banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfost. Dari proses ini, maka
12
terjadinya suatu penyakit yang dsiebut AIDS yaitu infeksi yang disebabkan
berlangsung seumur hidup. Pada saat peradangan, virus HIV tidak langsung
pada jumlah tertentu. Masa ini disebut dengan masa inkubasi. Masa inkubasi
HIV yang diketahui dengan masa" window period". Setelah beberapa bulan
sampai beberapa tahun terlihat indikasi klinis pada pengidap akibat dari
hanya kurang lebih 2 tahun serta terdapat pula yang sangat lama (non-
infection HIV akan menimbulkan imunitas tubuh rusak. Imunitas tubuh yang
13
2023).
F. Pemeriksaan Fisik
Tidak ada gejala fisik spesifik pada infeksi HIV, gejala ringan mungkin
muncul pada masa serokonversi berupa flu-like syndrome, dan pada kondisi
2022):
3. Oral thrush.
4. Gangguan pernapasan
5. Herpes berulang
1. Suhu.
Demam umum pada orang yang terinfeksi HIV, bahkan bila tidak
ada gejala lain. Demam kadang-kadang bisa menjadi tanda dari jenis
penyakit infeksi tertentu atau kanker yang lebih umum pada orang yang
2. Berat.
Kehilangan 10% atau lebih dari berat badan mungkin akibat dari sindrom
wasting, yang merupakan salah satu tanda-tanda AIDS, dan yang paling
parah tahap terakhir infeksi HIV. Diperlukan bantuan tambahan gizi yang
3. Mata.
Hal ini terjadi lebih sering pada orang yang memiliki CD4 jumlah kurang
dari 100 sel per mikroliter (MCL). Termasuk gejala floaters, penglihatan
4. Mulut
Infeksi Jamur mulut dan luka mulut lainnya sangat umum pada orang
yang terinfeksi HIV. Pemeriksakan gigi setidaknya dua kali setahun. Jika
dokter gigi.
6. Perut.
7. Kulit.
Kaposi
8. Ginekologi terinfeksi.
wanita yang tidak memiliki HIV. Perubahan ini sel dapat dideteksi dengan
tes Pap Smear. Pasien harus menjalani dua kali tes Pap Smear selama
Pap Smear hasilnya normal, pasien harus melakukan tes Pap Smear sekali
setahun.
G. Pemeriksaan Penunjang
2. Western blot
a. Tes HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang
berisiko tinggi
H. Terapi/Tindakan Penanganan
ini adalah penggunaan antiretroviral (ARV). Terapi obat ARV berfungsi untuk
HIV/AIDS dapat memperoleh kualitas hidup yang jauh lebih baik. ARV
HIV/AIDS selama seumur hidup dan harus sesuai dengan petunjuk serta
I. Komplikasi HIV/AIDS
Salah satu bahaya serius yang mengintai orang HIV dan AIDS (ODHA)
Karena daya tahan tubuh lemah, jamur, parasit, virus, dan bakteri pun mudah
menyerang orang dengan HIV dan AIDS (Nursalam & Kurniawati, 2017):
1. Candidiasis
lapisan putih tebal pada kulit, kuku, serta selaput lendir seperti mulut,
vagina atau penis, dan kerongkongan. Jamur ini hidup secara alami di
imun lemah dan jamur ini bisa tumbuh tak terkontrol. Infeksi Candida
kelelawar.
Jarang terjadi, tetapi sering dijumpai pada orang dengan sistem imun
lemah
3. Tuberkulosis
bahkan menjadi penyebab kematian utama pada orang dengan HIV AIDS
ini dapat menyebabkan berat badan turun drastis karena kerusakan sel-sel
yang melapisi usus, sehingga usus tidak mampu menyerap zat gizi dengan
baik.
19
Sama seperti cara penularan HIV, herpes simpleks virus yang bisa
menular melalui hubungan seksual. Virus ini lebih sering menjangkiti dan
lepuhan luka merah dan nyeri di mulut, kelamin, atau anus. Obat yang
PML adalah infeksi virus langka yang dapat menjadi bahaya HIV
dan AIDS. Virus ini menyerang sel-sel pembuat myelin atau bahan
7. Salmonella septicemia
8. Toksoplasmosis
otak, tepatnya otak. Parasit ini ditularkan dari mengonsumsi daging tidak
9. Meningitis
Salah satu efek terburuk untuk penderita HIV adalah meningitis. Ini
dengan segera, yaitu demam, mual dan muntah, sakit kepala hebat, dan
A. Subjektif
4. Identitas pasien :
5. Keluhan utama
keluhan batuk, demam serta adanya sariawan yang tidak kunjung sembuh.
6. Riwayat keluhan
Keluhan batuk dialami ibu sejak sebulan yang lalu. Demam sejak 2
hari yang lalu. Sariawan yang tidak kunjung sembuh dialami ibu sejak 2
7. Riwayat mentruasi
a. Menarche : 14 tahun
21
22
8. Riwayat pernikahan
Ibu menikah pada tahun 2017, usia pernikahan 6 tahun. Ini merupakan
pernikahan pertama.
2. Ibu tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang serius seperti jantung,
4. Ibu tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan juga makanan.
Ibu mengaku suami didiagnosa HIV sejak 6 bulan yang lalu (Desember
2022).
kewajiban beribadah.
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Istirahat/tidur
1) Tidur siang : -
d. Aktivitas
e. Aktivitas seksual
f. Personal hygiene
4) Ibu selalu mengganti pakaian dalam setiap kali lembab atau basah.
g. Perilaku kesehatan
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Komposmentis
c. Tanda-tanda vital:
Suhu : 37,5oC
e. BB : 40 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan rambut tidak rontok
b. Wajah: tidak ada cloasma, tidak ada oedema dan nyeri tekan.
c. Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera putih.
d. Mulut: bibir tidak pucat, gigi tidak tanggal dan tidak ada caries gigi.
Ada sariawan serta peradangan kemerahan pada mulut bibir dan lidah.
f. Payudara: simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak ada
simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan, tidak ada varices,
3. Pemeriksaan Penunjang
HIV: reaktif.
C. Assesment
D. Planning
1. Sampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu kurang baik
diberikan.
mata, hidung, atau luka yang terbuka terpecik darah atau cairan
laki dengan HIV positif hanya dapat menulari bayinya secara tidak
laboratorium.
cara (1) setia pada pasangan, (2) tidak menggunakan jarum suntik
pria dan/atau kondom wanita) secara konsisten dan benar, bila anda
7. Melakukan pendokumentasian.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan pada
Ny. K dengan HIV reaktif. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada Ny. K
dilakukan pada tanggal 2 Juni 2023 dengan hasil analisa data didapatkan beberapa
antara konsep teori dengan asuhan kebidanan yang dialami oleh Ny. K.
Pengkajian data dasar pada kasus HIV reaktif dilakukan pada saat
anamnesis langsung yang diperoleh dari pasien, dan keluarga pasien. Pengkajian
ini berupa identitas pasien, data biologis/fisiologis yang meliputi: keluhan utama,
riwayat keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan yang lalu, riwayat
kesehatan dan penyakit keluarga, riwayat sosial budaya, dan riwayat fungsi
anamnesa akurat berupa riwayat rinci mengenai identitas pasien, keluhan utama,
riwayat keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat KB, riwayat persalinan dan
nifas yang lalu, riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang, riwayat ekonomi,
riwayat ekonomi, psikologis dan spiritual dan pola kebiasaan sehari-hari dan
Pada kasus Ny. K didapatkan keluhan utama pasien yakni batuk, demam
serta adanya sariawan yang tidak kunjung sembuh. Keluhan batuk dialami ibu
sejak sebulan yang lalu. Demam sejak 2 hari yang lalu. Sariawan yang tidak
28
29
kunjung sembuh dialami ibu sejak 2 bulan yang lalu. Berdasarkan hasil anamnesa
ibu mengaku suami didiagnosa HIV sejak 6 bulan yang lalu (Desember 2022).
pasien karena pasien bersifat terbuka dan mampu menjawab setiap pertanyaan
dari pasien Ny. K dengan HIV reaktif, penulis tidak menemukan kesenjangan
Masalah aktual dari kasus Ny. K hal ini ditunjukkan dari data objektif yang
ditemukan tekanan darah: 110/70 mmHg, suhu: 37,5oC, nadi: 81x/ menit,
pernapasan: 22x/ menit, tinggi badan: 150 cm, BB: 40 kg. Pada pemeriksaan
mulut didapatkan bibir tidak pucat, gigi tidak tanggal dan tidak ada caries gigi.
Ada sariawan serta peradangan kemerahan pada mulut bibir dan lidah.
Pemeriksaan ekstremitas terdapat ruam pada tangan kanan dan kiri. Ekstremitas
simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan, tidak ada varices, refleks patella
kanan dan kiri (+). Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan HIV reaktif.
pasien karena pasien bersifat terbuka dan mampu menjawab setiap pertanyaan
dari pasien Ny. K dengan HIV reaktif, penulis tidak menemukan kesenjangan
HIV reaktif, untuk itu dilakukan perencanaan diantaranya memberikan ibu KIE
HIV, tanda dan gejala HIV, penyebab HIV, cara pencegahan agar tidak
menularkan HIV ke orang lain, serta pengobatan untuk HIV. Memberitahu ibu
cara penularan HIV diantaranya penularan seksual. Hal ini terjadi lewat hubungan
seksual di vagina atau di anus. HIV dapat menyebar lewat seks, cairan vagina,
atau darah dari orang yang sudah terinfeksi harus memasuki badan orang yang
belum terinfeksi. Cara penularan lainnya yaitu terpapar darah. HIV dapat tertular
yang menguji darah donor. Jauh lebih umum, penularanya lewat penggunaan obat
suntik bersama-sama dengan pengguna yang positif. Tenaga medis ada yang
tertular kalau tertusuk jarum yang mengandung darah yang terinfeksi atau ketika
mata, hidung, atau luka yang terbuka terpecik darah atau cairan badan dari pasien
yang positif HIV. Cara penularan lainnya yaitu dari ibu ke anak. Perempuan yang
terinfensi HIV dapat menularkan HIV kepada bayinya saat melahirkan anak
(biasanya saat melahirkan atau beberapa saat sebelumnya) atau dengan menyusui.
Bayi tidak terinfeksi saat dikandung, jadi laki-laki dengan HIV positif hanya
Selain itu ibu juga diberikan motivasi kepada ibu agar tidak berpasrah dan
memberikan KIA kepada ibu agar dapat melakukan pencegahan penularan HIV
ke orang lain dengan cara (1) setia pada pasangan, (2) tidak menggunakan jarum
suntik secara bergantian atau narkoba, (3) menggunakan kondom (kondom pria
dan/atau kondom wanita) secara konsisten dan benar, bila anda melakukan
31
hubungan seksual yang berisiko, dan (4) membatasi jumlah pasangan seksual atau
berpantang seks. Ibu juga diberikan dukungan psikologis dan spiritual pada ibu
HIV/Aids, baik terhadap orang dengan HIV/AIDS atau ODHA, maupun terhadap
perubahan perilaku bagi orang yang terinfeksi HIV/AIDS dan adanya dukungan
sosial dan psikologis kepada Odha dan keluarganya sehingga dapat mencegah dan
sebanyak dua kali dalam melakukan uji Tes HIV, yaitu: sebelum tes (Pra-test) dan
biasanya ada beberapa topik yang akan dibicarakan, yaitu: (a) mengidentifikasi
memaksimalkan pengaplikasian asuhan sesuai dengan teori yang ada. Serta klien
dan suami yang bersedia kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis
32
klien. Dalam melakukan asuhan pada klien, penulis didampingi oleh tenaga
kesehatan yang telah memiliki sertifikasi dari lembaga pelatihan yang berwenang.
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan kasus. Hal ini
membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
B. Saran
1. Untuk Klien
33
34
2. Untuk Bidan
menjadi wewenangnya dan apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan
HIV/AIDS.
3. Untuk Institusi
Ahmad, E. H., Jamir, A. F., Lindriani, Amaliah, A. R., Susiyanti, E., Sanghati, …
Iskandar, I. (2022). Seputar Kesehatan Reproduksi. Makassar: Erye Art.
Anggraeni, E., Fitriani, R., Naimah, A., Setiana, E. M., Sulaimah, S., Argaheni, N.
B., & Purnama, Y. (2022). Kesehatan Reproduksi Wanita. Padang: Global
Eksekutif Teknologi.
Boimau, S. V., Seran, A. A., Tabelak, T. V. I., Boimau, A. M. S., & Manalor, L.
L. (2022). Modul Kesehatan Reproduksi. Malang: CV. Literasi Nusantara
Abadi.
Ekawati, R., Deniati, E. N., Hapsari, A., & Rachmawati, W. C. (2020). Program
Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Jakarta: Wineka Media.
Emilia, O., Prabandari, Y. S., & Supriyati. (2018). Promosi Kesehatan dalam
Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ernawati, Purnami, L. A., Ummah, K., Primadewi, K., Dwijayanti, L. A.,
Armayanti, L. Y., … Syarifah, A. S. (2022). HIV/AIDS pada ibu hamil.
Malang: Rena Cipta Mandiri.
Harjana, N. P. A., Wirawan, G. B. S., & Wardhani, B. D. K. (2022). Panduan
Program HIV dan IMS Komprehensif dalam Situasi Krisis Kesehatan dan
Kebencanaan di Tingkat Komunitas. Bali: Baswara Press.
Hutahaean, M. M., Parapat, F. M., Simanjuntak, E. H., Hutahaean, G. D. M., &
Simanjuntak, N. M. (2023). Ibu Hamil dalam Program PPIA (Pencegahan
Penularan HIV dari Ibu ke Anak) : Kontribusi dan Faktor yang
Berpengaruh. Sukabumi: Jejak Pustaka.
Idayanti, T., Umami, S. F., Mulyati, I., Khasanah, R. N., Yaner, N. R., Pastuty, R.,
… Khayati, N. (2022). Kesehatan Reproduksi Pada Wanita. Banjarmasin:
Media Sains Indonesia.
Lontaan, A., Wulandari, S., Johan, R. B., Umarudin, Tirtawati, G. A., Sejati, P. E.,
… Ernawati. (2023). Kesehatan Reproduksi Medis Sosial Psikologi. Padang:
Global Eksekutif Teknologi.
Mayasari, A. T., Febriyanti, H., & Primadevi, I. (2021). Kesehatan Reproduksi
Wanita di Sepanjang Daur Kehidupan. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Muchtar, R. S. U. (2021). Keperawatan HIV/AIDS. Surabaya: Jakad Media
Publishing.
Nelwan, J. E. (2019). Epidemiologi Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Deepublish.
Nursalam, & Kurniawati, N. D. (2017). Asuhan Keperawatan pada Pasien
Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.
Setiarto, R. H. B., Karo, M. B., & Tambaip, T. (2021). Penanganan Virus
HIV/AIDS. Yogyakarta: Deepublish.
Syatriani, S., S, H., Pawenrusi, E. P., Dewi, C., Hengky, H. K., Kamariana, …
Fajrah, S. (2023). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rizmedia Pustaka
Indonesia.
Wardani, S. P. D. K., Mufidah, A., Putri, Mellya, K., Setyorini, Dhiana, … Diana,
S. A. (2023). Kesehatan Wanita dan Kesehatan Reproduksi. Bandung: Media
Sains Indonesia.
Wardani, S. P. D. K., Suhaid, D. N., Ayu, J. D., Hutomo, W. M. P., Ayutirtawati,
G., Vasra, E., … Maidawilis. (2022). Kesehatan Reproduksi, Ibu dan Anak.
Bandung: Media Sains Indonesia.
Widiyastuti, N. E., Pastuty, R., Banase, E. F. T., Mulyati, I., Demang, F. Y.,
Danti, R. R., … Hakiki, M. (2022). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Bandung: Media Sains Indonesia.
Wirenviona, R., Riris, A. A. I. . C., Susanti, N. F., Wahidah, N. J., Kustantina, A.
Z., & Joewono, H. T. (2021). Kesehatan Reproduksi dan Tumbuh Kembang
Janin sampai Lansia pada Perempuan. Surabaya: Airlangga University
Press.
LAMPIRAN