T
DI PUSKESMAS SEDINGINAN
Disusun oleh:
YULINA
231132091
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis berada dalam keadaan sehat walafiat dan
PUSKESMAS SEDINGINAN”.
Sedinginan yaitu Juniar Pince Siallagan, S.Tr.Keb dan Preceptor Akademik Bdn.
Fajar Sari Tanberika, M.Kes yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama dinas, sehingga tugas laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan, ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan
kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada
penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Yulina
231132091
Disetujui Oleh
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 6
C. Tujuan Umum dan Khusus................................................... 6
1. Tujuan Umum................................................................ 6
2. Tujuan Khusus............................................................... 6
D. Manfaat................................................................................. 7
1. Manfaat Teoritis............................................................. 7
2. Manfaat Praktis.............................................................. 7
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 34
BAB V PENUTUP.................................................................................. 38
A. Kesimpulan........................................................................... 38
B. Saran..................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
sifilis, baik terhadap orang dengan sifilis, maupun terhadap lingkungan yang
bagi orang yang terinfeksi sifilis dan adanya dukungan sosial dan psikologis
hubungan kerjasama yang bersifat menolong antara konselor dan klien yang
bersepakat untuk: (a) bekerjasama dalam upaya menolong klien agar dapat
1
2
(d) membantu klien untuk mengubah perilaku dan sikap yang negatif terhadap
masalahnya sehingga klien dapat mengatasi kecemasan dan stress akibat dari
dampak sosial masyarakat dan juga dapat memutuskan sendiri apa yang akan
memelihara sel telur yang telah dibuahi hingga melahirkan. Untuk itu segala
gangguan yang timbul pada organ reproduksi tersebut perlu diperhatikan dan
atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Jika dihitung mulai dari fertilisasi sampai lahirnya bayi,
(minggu ke-13 sampai ke-27), dan trimester III 13 minggu (minggu ke-28
kecacatan tubuh (guma). Pada populasi ibu hamil yang terinfeksi sifilis, bila
Walaupun telah tersedia teknologi yang relatif sederhana dan terapi efektif
oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis juga disebut sebagai “the great
imitator” dimana infeksi ini dapat menyerang semua organ tubuh serta
ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah serta ditularkan dari ibu
ke janin. Pada ibu hamil yang menderita sifilis, bakteri Treponema pallidum
tersebut dapat ditransmisikan dari ibu ke fetus melalui pembuluh darah kapiler
Pregnancy Outcomes (APOs), terdiri dari stillbirth, kematian dini pada fetus,
bayi berat lahir rendah, prematur, kematian neonatal, infeksi atau penyakit
pada bayi baru lahir (bayi dengan serologi reaktif) (Purnamayanti et al., 2022).
Secara global, setidaknya hampir 1,4 juta ibu hamil telah terinfeksi sifilis
aktif pada tahun 2021 dan berisiko menularkan penyakit tersebut kepada janin
2021), dimana diperkirakan pada periode tersebut ada sekitar 2 juta ibu hamil
yang terinfeksi sifilis dan tidak terobati per tahunnya. Walaupun demikian,
Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) tahun 2021, prevalensi sifilis masih
cukup tinggi di Indonesia. Pada populasi waria, prevalensi sifilis sebesar 25%,
4
wanita penjaja seks komersial 10%, lelaki yang berhubungan seks dengan
lelaki 9%, dan pengguna narkoba suntik 3% (Syaiful & Fatmawati, 2019).
diperkirakan lebih dari 520.000 kehamilan dengan hasil yang buruk akibat
sifilis pada tahun 2022. Dari jumlah tersebut, diketahui bahwa 215.000
kematian neonatal, 65.000 mengalami kelahiran prematur atau berat bayi lahir
rendah, dan 150.000 merupakan bayi baru lahir yang terinfeksi sifilis.
dengan prematur, berat lahir rendah dan infeksi kongenital (Yuliani et al.,
2021).
dilahirkan dari ibu sifilis berat yaitu asfiksia, berat badan lahir rendah,
hubungan antara sifilis dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah dan
sifilis merupakan faktor resiko 2,48 kali lebih besar penyebab BBLR
selama kehamilan akan 100% berefek pada janin, dimana 50% dari kehamilan
perinatal. Sifilis laten dini pada kehamilan yang tidak diterapi dapat
5
Sepuluh persen janin yang lahir dari ibu dengan sifilis lanjut yang tidak
perinatal meningkat hingga sepuluh kali lipat. Kendati sifilis jarang dapat
ditularkan secara seksual setelah lebih dari dua tahun terinfeksi, wanita
dengan sifilis yang tidak diterapi dapat tetap infeksius terhadap janin yang
terapi selama kehamilan, dimana 34% dari kasus tersebut mengalami stillbirth,
dan angka rerata usia kehamilan saat kelahiran adalah 32.3 minggu. Penelitian
kasus dari 57 wanita yang diterapi (tidak selalu adekuat) yang ditemukan pada
usia kehamilan 24 minggu dan pada 41 (60%) wanita dari 70 wanita yang
melakukan konseling pada ibu hamil dengan sifilis. Oleh karena itu peran
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang berjudul “KIE dan
konseling tentang sifilis pada Ibu Hamil Ny. T dengan Sifilis di Puskesmas
Sedinginan”.
6
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Rokan Hilir.
d. Membuat perencanaan asuhan KIE dan konseling sifilis pada ibu hamil
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat
dan benar.
2. Manfaat Praktis
dan konseling tentang sifilis pada ibu hamil Ny. T dengan sifilis. Laporan
A. Definisi Sifilis
ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada
et al., 2023).
kesehatan serius jika tidak diobati. Sifilis dibagi menjadi beberapa tahapan
mortalitas. WHO memperkirakan bahwa sekitar 5,6 juta kasus baru sifilis
terjadi pada remaja dan orang dewasa berusia 15- 49 tahun di seluruh duniap
ada tahun 2022 dengan global tingkat kejadin 1,5 kasus per 1000 wanita dan
1,5 per 1000 pria. Diperkirakan 18 juta kasus lazim sifilis di tahun 2022
menjadi prevalensi global 0,5 % diantara wanita dan 0,5 % diantara priaa
8
9
2023).
Treponema pallidum (T. pallidum) dan merupakan salah satu bentuk infeksi
menular seksual. Selain sifilis, terdapat tiga jenis infeksi lain pada manusia
yang disebabkan oleh treponema, yaitu: non venereal endemic syphilis (telah
dimana pada sifilis kongenital, bayi mendapatkan infeksi sifilis dari transmisi
membutuhkan paparan mukosa yang lembab atau lesi kulit pada sifilis primer
atau sekunder. Pasien dengan penyakit sifilis yang tidak diobati tampaknya
dengan dua tahun. Oleh karena itu, seseorang dapat lebih berisiko menularkan
sifilis pada tahun pertama dan kedua dari periode terinfeksi sifilis yang tidak
kongenital (ditularkan dari ibu ke janin selama dalam kandungan) dan sifilis
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) tanda dan
gejala Sifilis pada orang dewasa bervariasi menurut tahapan (Boimau et al.,
2022):
1. Sifilis Primer
kencang, bulat, dan tidak nyeri. Lesi awal sifilis berupa papul yangmuncul
membentuk ulkus. Ulkus sifilis yang khas berupa bulat, diameter 1-2 cm,
tidak nyeri, dasar ulkus bersih tidak ada eksudat, teraba indurasi, soliter
bagian tubuh yang lain dapat juga terkena. Ulkus jarang terlihat pada
genitalia eksterna wanita, karena lesi sering pada vagina atau serviks.
atau ulserasi yang dalam. Tanpa pengobatan lesi primer akan sembuh
(Nelwan, 2019).
2. Sifilis Sekunder
gejala sistemik berupa demam yang tidak terlalu tinggi, malaise, sakit
kepala, adenopati, dan lesi kulit atau mukosa. Lesi sekunder yang terjadi
kulit, selaput lendir, dan organ tubuh. Lesi kulit biasanya simetris, dapat
termasuk telapak tangan dan kaki. Papul biasanya merah atau coklat
ditemukan pada lesi selaput lendir atau basah sepertikondiloma lata. Ruam
3. Sifilis Laten
pemeriksaan serologis reaktif yang belum mendapat terapi sifilis dan tanpa
gejala atau tandaklinis. Sifilis laten terbagi menjadi dini danlanjut, dengan
bukan berarti penyakit akan berhenti pada tingkat ini, sebab dapat berjalan
Sifilis tersier terdiri dari tiga grup sindrom yang utama yaitu
kantong pada aorta torakal. Bila komplikasi ini telah lanjut, akan sangat
besar terjadi di kulit dan tulang. Lesi pada kulit biasanya soliter atau
pembengkakan dan sakit. Lokasi terutama pada tulang kepala, tibia, dan
C. Penyebab Sifilis
lesi yang infeksius atau melalui transmisi vertical (jalur trans-plasenta) selama
infeksi dari bakteri biasanya adalah genital pada pasien heteroseksual tetapi
atau genital-anal. Penguna narkoba suntik dan transfusi darah juga merupakan
14
jalur transmisi yang potensial. Transmisi secara vertikal dapat terjadi pada
D. Patofisiologi Sifilis
Patofisiologis sifilis ada 2 yaitu sifilis yang didapat dari penularan orang
lain atau Sifilis Kongenital. Perbedaan keduanya adalah pad acara masuk
mukosa atau kulit, sedangakn pada sifilis kongenital, bakteri menembus sawar
tempat kuman pertama kali masuk, biasa-nya bertahan selama 4-6 minggu dan
yang terdiri atas limfosit, makrofag dan sel plasma yang secara klinis dapat
dilihat sebagai papul. Reaksi radang tersebut tidak hanya terbatas di tempat
berada diantara endotel kapiler dan sekitar jaringan), hal ini mengakibatkan
pada daerah papula tersebut berkurang sehingga terjadi erosi atau ulkus dan
lesi positif lapangan gelap pada 47% kasus. Peningkatan kasus mencapai 71%
chancre dalam waktu 5-7 hari. Organisme ini akan muncul dalam waktu
beberapa menit didalam kelenjar limfe dan menyebar luas dalam beberapa
E. Pemeriksaan Fisik
dilakukan selama masa kehamilan. Deteksi dini yang memadai pada masa
pelayanan antenatal.
2. Wanita yang berisiko tinggi mengalami sifilis dan wanita yang tinggal di
pada saatmelahirkan.
4. Setiap ibu dan bayi yang tidak memiliki status sifilis maternal
skrining.
yang tepat sesuai dengan pengobatan dan titers dinyatakan rendah serta
stabil.
7. Ibu paska terapi sifilis, apabila memiliki respon yang baik terhadap
Laboratory (VDRL) < 1: 2 dan RPR < 1:4), tidak memerlukan terapi
ulang.
8. Wanita dengan titer antibodi yang persisten dan lebih tinggi dapat
9. Setiap ibu dan bayi yang tidak memiliki status sifilis maternal
skrining.
10. Setiap ibu yang mengalami kematian janin setelah usia 20 minggu
11. Ibu hamil yang seropositif harus mendapatkan terapi, kecuali mereka
sertastabil.
12. Ibu paska terapi sifilis, apabila memiliki respon yang baik terhadap
Laboratory (VDRL) < 1: 2 dan RPR < 1:4), tidak memerlukan terapi
ulang.
13. Wanita dengan titer antibodi yang persisten dan lebih tinggi dapat
rekomendasi skrining sifilis pada ibu hamil meliputi (Yuliani et al., 2021):
1. Skrining dilakuan pada semua ibu hamil pada kunjungan pertama prenatal.
2. Jika ibu hamil memiliki risiko tinggi, maka tes ulang secara dini dilakukan
F. Pemeriksaan Penunjang
untuk mengkonfirmasi hasil tes skrining positif. Uji nontreponemal juga dapat
perivaskuler yang terdiri dari limfosit dan plasma sel. Selain itu dapat
yang diberi pewarnaan Levaditi. Sedangkan pada sifilis tersier yang berbentuk
2017).
ialah dengan menemukan treponema dari sediaan cairan yang diambil dari
berangulasi. Hasil yang baik dapat diperoleh selama tidak ada riwayat terapi
fluoresensi, dimana bahan apusan dioleskan pada gelas objek, difiksasi dengan
gelap dan tidak spesifik. Beberapa pemeriksaan antibodi non spesifik yang
1. Tes Non-treponemal (RPR, VDRL) Kedua tes RPR dan VDRL dapat
membran sel dari T. pallidum. Hasil tes yang positif perlu dikonfirmasi
peningkatan empat kali lipat dari titer dari hasil sebelumnya (1:2 menjadi
terhadap pengobatan.
2. Tes Treponemal (TPHA, Elisa, FTA-Abs) Hasil tes yang reaktif akan tetap
reaktif seumur hidup bahkan sesudah diterapi secara tepat. Hasil ini
aktifitas penyakit.
G. Terapi/Tindakan Penanganan
Penisilin merupakan terapi baku emas untuk infeksi sifilis pada ibu
hamil. Hingga saat ini belum ditemukan adanya strain T. pallidum yang
20
resisten terhadap penisilin secara signifikan. Tujuan terapi penisilin pada ibu
hamil adalah untuk menangani penyakit ibu, mencegah transmisi pada janin
dan menangani penyakit sifilis yang telah terjadi pada janin. Penanganan
sifilis pada ibu hamil mengikuti regimen yang sesuai dengan stadium
persen wanita hamil. Pada ibu hamil dengan alergi penisilin, pengunaan
dengan riwayat alergi penisilin dapat diterapi dengan antibiotika lain, namun
pada ibu hamil regimen lain tidak efektif. Antibiotika golongan eritromisin
tidak diketahui Benzatin penisilin G 7.2 juta unit, diadministrasikan dalam tiga
3 – 4 juta unit IV setiap 4 jam atau sebagai infus kontinius selama 10-14 hari
Atau Procaine penisilin G, 2.4 juta unit IM 1x/hari ditambah probenecid 500
secara pasti karena kurangnya data mengenai efikasi (Ahmad et al., 2022).
dosis efektif. Setelah itu pasien diberikan terapi penisilin yang sesuai.
umumnya lebih sederhana dan aman. Terapi siflilis pada ibu hamil dapat
yang disertai dengan nyeri kepala, mialgia, bercak dan hipotensi. Gejala-gejala
yang mati. Umumnya reaksi mulai muncul satu hingga dua jam setelah terapi,
mencapai puncak pada delapan jam dan berkurang dalam 24 hingga 48 jam.
Reaksi ini dapat memicu kontraksi uterus, kelahiran pre-term, dan gangguan
3, 6, 12, dan 24 bulan setelah terapi. Jika terapi efektif, maka dapat diharapkan
titer berkurang 4-6 kali dalam 6 bulan pasca terapi dan menjadi non reaktif
2022).
program pencegahan sifilis transmisi sifilis dari ibu ke bayi. World Health
pelayanan kesehatan maternal dan bayi baru lahir; c) melakukan skrining dan
bersamaan, dengan sampel dan peralatan yang sama, sehingga seluruh wanita
hamil akan mendapatkan tes skrining untuk HIV dan sifilis secara bersamaan.
kehamilan merupakan poin yang penting untuk mencegah transmisi sifilis dari
H. Komplikasi Sifilis
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada janin dengan ibu yang sifilis
kehamilan 20 minggu).
23
2. Lahir prematur. Ini adalah kelahiran yang terjadi terlalu cepat, sebelum 37
minggu kehamilan.
kecil untuk usia kehamilan atau kecil untuk tanggal) dan berat lahir
rendah.
4. Masalah dengan plasenta dan tali pusat. Plasenta tumbuh di rahim dan
bertugas untuk memasok bayi dengan makanan dan oksigen melalui tali
5. Kelahiran mati. Ini adalah saat bayi meninggal di dalam rahim setelah 20
minggu kehamilan.
kuning adalah kondisi ketika kulit bayi dan bagian putih matanya terlihat
kuning. Kondisi ini terjadi karena penumpukan zat dalam darah yang
4. Anemia, yaitu kondisi ketika bayi tidak memiliki cukup sel darah merah
5. Ruam di mulut, alat kelamin, atau di bagian bawah kakinya dan di tangan
dan wajahnya.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Subjektif
4. Identitas Pasien :
5. Keluhan Utama
pernah muncul bercak kemerahan pada telapak tangan dan kaki sejak 2
6. Riwayat mentruasi
a. Menarche : 14 tahun
25
26
TP : 8 Oktober 2023
UK : 20 minggu 5 hari
Keluhan pada:
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Istirahat/tidur
d. Aktivitas
e. Aktivitas seksual
f. Personal hygiene
1) Mandi 2x sehari
g. Perilaku kesehatan
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Komposmentis
c. Tanda-tanda vital:
Suhu : 36,2oC
e. BB sebelum hamil : 55 kg
f. BB saat ini : 59 kg
g. Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan rambut tidak rontok
29
b. Wajah: tidak ada cloasma, tidak ada oedema dan nyeri tekan.
c. Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera putih.
d. Mulut: bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, gigi tidak tanggal dan
f. Payudara: simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak ada
g. Ekstrimitas: simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks patella
kanan dan kiri (+). Tangan dan kaki terdapat bercak merah.
3. Pemeriksaan Kebidanan
4. Pemeriksaan Penunjang
Parameter Hasil
Hemoglobin 11,4 gr/dl
Hematokrit 29,5%
Leukosit 20.890/mm3
Trombosit 323.000/mm3
GDS 124 mg/Dl
PT 9,8 detik
APTT 29,7 detik
INT 0,8
HbsAg Non reaktif
VDRL Reaktif
Anti HIV Non reaktif
C. Assesment
30
D. Planning
kehamilannya.
berkualitas.
organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh, dan dapat
biasanya 3 minggu.
b. Infeksi sifilis pada ibu hamil bila tidak diobati dengan adekuat, dapat
dan monitoring pasien sifilis, semua informasi tentang titer RPR dan
terapi yang diberikan harus lengkap dan tercatat dengan baik. Oleh
karena itu, selain catatan medis, perlu ada kartu pasien yang mencatat
tanggal dan terapi yang diberikan serta hasil tes serologis (tanggal,
hasil tes RPR dan TPHA/rapid test dan titer RPR). Kartu ini
31
terjadinya infeksi pada klien dan dapat memberikan rasa nyaman pada
ibu
kesehatan bayinya.
ibu akan mengerti dan melaksanakan anjuran bidan sehingga jika ibu
mengalami salah satu dari 9 tanda bahaya pada kehamilan itu, ibu dapat
pertolongan pertama dan segala hal yang mengancam keselamatan ibu dan
janinnya.
Rasional: Dengan adanya diskusi antara ibu dan keluarga baik secara fisik
maupun psikis dan finansial akan siap meghadapi persalinan dan kelahiran
SpOG untuk memberikan terapi obat yang aman bagi ibu hamil dan tidak
9. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ANC secara teratur dan datang
kesehatan terdekat.
ibu datang minggu depan ibu dapat mengetahui keadaannya serta keadaan
janinnya sehingga bila ada hal-hal yang membahayakan ibu dan janinnya
Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan pada
Ny. T dengan sifilis. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada Ny. T dilakukan
pada tanggal 3 Juni 2023 dengan hasil analisa data didapatkan beberapa hasil
Pengkajian data dasar pada kasus sifilis pada masa kehamilan dilakukan
pada saat pengamatan pertama kali ketika pasien datang puskesmas. Pengkajian
meliputi anamnesis langsung yang diperoleh dari pasien, dan keluarga pasien.
menstruasi, riwayat kesehatan yang lalu, riwayat kesehatan dan penyakit keluarga,
riwayat sosial budaya, dan riwayat fungsi kesehatan. Pengkajian data objektif di
pemeriksaan laboratorium.
Pada langkah awal dikumpulkan semua informasi yang akurat dan dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Ny. T, usia 35 tahun,
G3P2A0 datang ke puskesmas dengan keluhan bercak pada tangan dan kaki. Ibu
Januari 2023 dengan taksiran persalinan tanggal 8 Oktober 2023. Usia kehamilan
34
35
kehamilan 20 minggu 5 hari. Ibu tidak pernah mengalami trauma selama hamil,
tidak memilki riwayat hipertensi sebelumya, tidak ada riwayat asma, jantung, DM
beralkohol. Selama hamil nutrisi pasien terpenuhi dengan baik, istirahat cukup,
jawab dengan klien atau mengumpulkan data lengkap dari klien meliputi
kesiapan klien untuk memiliki keturunan dan jumlah anak yang diinginkan,
hasil pemeriksaan terhadap klien yang dilakukan oleh tenaga kesehatan meliputi
artinya ibu menderita sifilis. Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
dapat menyerang seluruh organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di
tubuh dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan. Treponema pallidum
manusia dan beberapa primata, kelinci, lembu dan anjing. Treponema pallidium
(antara 6-20 µm) dengan diameter antara 0,09–0,18 µm. Treponema pallidum
masuk ke dalam tubuh melalui lesi kulit atau selaput lendir. Infeksi sifilis dapat
ditularkan melalui tranfusi darah atau dapat ditularkan secara langsung dari ibu ke
Pada tahap perencanaan asuhan penulis tidak menemui kendala apapun. Hal
ini terlihat dari perilaku ibu yang dapat menerima kehadiran penulis selama
pendataan sampai tindakan selesai. Ibu menunjukkan sikap terbuka dan menerima
anjuran dan saran yang diberikan oleh penulis dan tenaga kesehatan lainnya
dokter obgyn untuk pemberian asuhan sifilis pada ibu hamil. Penatalaksanaan
terapi secara umum dengan menggunakan obat, melakukan rawat jalan dan cukup
jika rawat jalan tidak mengalami perubahan maka akan dilakukan rawat inap
perubahan. Selain itu anjurkan ibu untuk melakukan persalinan di rumah sakit.
pemeriksaan awal, berdasarkan kasus yang dialami klien pada rencana asuhan
dilakukan kunjungan rumah untuk memastikan bahwa ibu betul- betul mengerti
dengan apa yang dianjurkan pada pemeberian asuhan. Ada beberapa tujuan
Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh bidan dan klien agar dapat
harus rasional dan benar-benar valid atas dasar yang relevan dan diakui
kebenarannya dan sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
memaksimalkan pengaplikasian asuhan sesuai dengan teori yang ada. Serta klien
dan suami yang bersedia kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis
klien. Dalam melakukan asuhan pada klien, penulis didampingi oleh tenaga
kesehatan yang telah memiliki sertifikasi dari lembaga pelatihan yang berwenang.
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang
timbul. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
dengan sifilis.
B. Saran
1. Untuk Klien
a. Mematuhi setiap asuhan yang diberikan agar kondisi ibu dan bayi
selalu sehat.
kehamilan.
38
39
2. Untuk Bidan
menjadi wewenangnya dan apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan
pelayanan yang baik mengenai sifilis agar pasien bisa merasa puas dan
3. Untuk Institusi
Ahmad, E. H., Jamir, A. F., Lindriani, Amaliah, A. R., Susiyanti, E., Sanghati, …
Iskandar, I. (2022). Seputar Kesehatan Reproduksi. Makassar: Erye Art.
Anggraeni, E., Fitriani, R., Naimah, A., Setiana, E. M., Sulaimah, S., Argaheni, N.
B., & Purnama, Y. (2022). Kesehatan Reproduksi Wanita. Padang: Global
Eksekutif Teknologi.
Boimau, S. V., Seran, A. A., Tabelak, T. V. I., Boimau, A. M. S., & Manalor, L.
L. (2022). Modul Kesehatan Reproduksi. Malang: CV. Literasi Nusantara
Abadi.
Ekawati, R., Deniati, E. N., Hapsari, A., & Rachmawati, W. C. (2020). Program
Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Jakarta: Wineka Media.
Emilia, O., Prabandari, Y. S., & Supriyati. (2018). Promosi Kesehatan dalam
Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Insani, U., & Supriatun, E. (2020). Kebutuhan Keluarga Dalam Perawatan Ibu
Hamil Dengan Preeklampsia. Jakarta: Lembaga Chakra Brahmana Lentera.
Lontaan, A., Wulandari, S., Johan, R. B., Umarudin, Tirtawati, G. A., Sejati, P. E.,
… Ernawati. (2023). Kesehatan Reproduksi Medis Sosial Psikologi. Padang:
Global Eksekutif Teknologi.
Mayasari, A. T., Febriyanti, H., & Primadevi, I. (2021). Kesehatan Reproduksi
Wanita di Sepanjang Daur Kehidupan. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Nelwan, J. E. (2019). Epidemiologi Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Deepublish.
Purnamayanti, N. M. D., Ariyani, F., Hernawati, E., Anggraini, P. D., Ekajayanti,
P. P. N., Lismawati, … Danti, R. R. (2022). Buku Ajar Asuhan Kehamilan S1
Kebidanan Jilid II. Jakarta: Mahakarya Citra Utama.
Sari, N. F. D., Stianto, M., & Fatimah, S. (2022). Buku Saku Kebidanan Konsep
Preeklampsia dalam Kehamilan. Jakarta: Penerbit NEM.
Syaiful, Y., & Fatmawati, L. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya:
CV. Jakad Media Publishing.
Syatriani, S., S, H., Pawenrusi, E. P., Dewi, C., Hengky, H. K., Kamariana, …
Fajrah, S. (2023). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rizmedia Pustaka
Indonesia.
Wardani, S. P. D. K., Mufidah, A., Putri, Mellya, K., Setyorini, Dhiana, … Diana,
S. A. (2023). Kesehatan Wanita dan Kesehatan Reproduksi. Bandung: Media
Sains Indonesia.
Wardani, S. P. D. K., Suhaid, D. N., Ayu, J. D., Hutomo, W. M. P., Ayutirtawati,
G., Vasra, E., … Maidawilis. (2022). Kesehatan Reproduksi, Ibu dan Anak.
Bandung: Media Sains Indonesia.
Widiyastuti, N. E., Pastuty, R., Banase, E. F. T., Mulyati, I., Demang, F. Y.,
Danti, R. R., … Hakiki, M. (2022). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Bandung: Media Sains Indonesia.
Wirenviona, R., Riris, A. A. I. . C., Susanti, N. F., Wahidah, N. J., Kustantina, A.
Z., & Joewono, H. T. (2021). Kesehatan Reproduksi dan Tumbuh Kembang
Janin sampai Lansia pada Perempuan. Surabaya: Airlangga University
Press.
Wulandari, C. L., Risyati, L., Maharani, Saleh, U. K. S., Kristin, D. M., Mariati,
N., … Wariyaka, M. R. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandung:
Media Sains Indonesia.
Yuliani, D. R., Saragih, E., Astuti, A., Wahyuni, W., Ani, M., Muyassaroh, Y., …
Azizah, N. (2021). Asuhan Kehamilan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
LAMPIRAN