Anda di halaman 1dari 39

KONSELING PRANIKAH PADA NN.

A
DI PUSKESMAS SEDINGINAN

Laporan Kasus Individu Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas


Perempuan dan Prakonsepsi

Disusun oleh:
DESI EVALITA
231132041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI AL INSYIRAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun

dapat membuat Laporan Kasus (LK) Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas

Perempuan dan Prakonsepsi yang berjudul “Konseling Pranikah pada Nn. A di

Puskesmas Sedinginan”.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing dan

terima kasih banyak penulis ucapkan kepada Preceptor Klinik di Puskesmas

Sedinginan yaitu Juniar Pince Siallagan, S.Tr.Keb dan Preceptor Akademik Bdn.

Fajar Sari Tanberika, M.Kes yang telah memberikan arahan dan bimbingan

selama dinas, sehingga tugas laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan, ucapan

terima kasih juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan

motivasi dan dorongan dalam pembuatan laporan kasus ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa laporan ini memiliki berbagai

kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada

penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga laporan kasus ini dapat

bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada

umumnya dan khususnya bagi seluruh mahasiswa profesi bidan.

Rokan Hilir, Juni 2023

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

KONSELING PRANIKAH PADA NN. A DI PUSKESMAS SEDINGINAN

Laporan Kasus Individu Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas


Perempuan dan Prakonsepsi

Telah Disetujui dan Disahkan

Disusun oleh:
Desi Evalita
231132041

Disetujui Oleh

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Juniar Pince Siallagan, S.Tr.Keb) (Bdn. Fajar Sari Tanberika, M.Kes)

Ketua Prodi Profesi Bidan

(Bdn. Wira Ekdeni Aifa, SST, M.Kes)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 4
C. Tujuan Umum dan Khusus................................................... 4
1. Tujuan Umum................................................................ 4
2. Tujuan Khusus............................................................... 4
D. Manfaat................................................................................. 5
1. Manfaat Teoritis............................................................. 5
2. Manfaat Praktis.............................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................... 7


A. Definisi KEK........................................................................ 7
B. Tanda dan Gejala KEK......................................................... 8
C. Penyebab KEK..................................................................... 9
D. Patofisiologi KEK................................................................ 11
E. Pemeriksaan Fisik................................................................. 12
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................ 14
G. Terapi/Tindakan Penanganan............................................... 14
H. Komplikasi........................................................................... 16

BAB III LAPORAN KASUS................................................................... 18


A. Subjektif............................................................................... 18
B. Objektif................................................................................. 21
C. Assesment............................................................................. 22
D. Planning................................................................................ 22

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 26

BAB V PENUTUP.................................................................................. 31
A. Kesimpulan........................................................................... 31
B. Saran..................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pranikah yaitu masa sebelum pernikahan antara calon pengantin wanita

dan calon pengantin pria. Calon pengantin umumya termasuk kategori Wanita

Usia Subur (WUS). WUS adalah wanita transisi dari masa remaja akhir ke

masa dewasa awal. Ciri utama wanita usia subur adalah peristiwa fisiologis

seperti menstruasi dan tercapainya kesuburan yang maksimal dengan fungsi

organ reproduksi yang berkembang dengan baik. WUS dianggap sebagai

wanita dewasa yang siap menjadi seorang ibu. Wanita usia subur sebagai

calon ibu merupakan kelompok rentan yang status kesehatannya harus

diperhatikan. Kualitas generasi penerus ditentukan oleh kondisi ibu sebelum

dan selama hamil. Sangat penting untuk mengetahui kesehatan sebelum

kehamilan, termasuk status gizi, terutama saat mempersiapkan kehamilan,

karena sangat terkait dengan kehamilan di masa depan (Emilia et al., 2018).

Wanita usia subur adalah wanita yang sudah menikah atau belum

menikah antara usia 15- 49 tahun. Puncak kesuburan sekitar 20-29 tahun.

WUS pada usia 20-29 termasuk dalam kategori dewasa awal. Pada usia ini,

wanita memiliki peluang 95% untuk hamil. Gizi merupakan salah satu

penentu kualitas sumber daya manusia, kekurangan gizi akan mengakibatkan

kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

produktivitas kerja dan menurunkan daya tahan tubuh yang berakibat

meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat

diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih di dalam kandungan,

1
2

bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu

merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup sehingga

harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat melahirkan bayi yang

sehat (Mayasari et al., 2021).

Wanita Usia Subur (WUS) dengan kelompok usia 20 sampai 35 tahun

merupakan kelompok yang memiliki risiko paling tinggi mengalami kurang

energi kronis (KEK). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu

normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan

melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal, dengan

kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat bergantung keadaan gizi ibu

sebelum dan selama hamil (Fatimah & Nuryaningsih, 2017).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan

karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein,

sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. WUS yang

menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa

perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2020, sekitar 146.000 bayi

usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap

tahun di Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 32 per 1000

Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian bayi adalah

latar belakang gizi (Purnamayanti et al., 2022).

KEK merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang berada pada

kondisi yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
3

konsumsi pangan dan sumber energi yang mengandung zat gizi makro.

Kebutuhan wanita hamil akan meningkat dari biasanya dimana pertukaran dari

hampir semua beban terjadi sangat aktif terutama pada trimester III. Karena itu

peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah, terutama konsumsi

pangan sumber energi dan protein untuk memenuhi semua kebutuhan ibu dan

janin, maka kurang mengkonsumsi energi dan protein akan menyebabkan

malnutrisi atau biasanya disebut KEK. Kontribusi dari terjadinya KEK WUS

akan mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan

resiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Yuliani et al., 2021).

Masa pranikah dan prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau

waktu sebelum sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau

wanita usia subur yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini

berbeda dengan anak-anak, remaja ataupun usia lanjut. Perbaikan kesehatan

pranikah dan prakonsepsi berdampak pada peningkatan kesehatan reproduksi

dan dapat mengurangi risiko pengeluaran biaya yang mungkin timbul akibat

gangguan kesehatan reproduksi. Layanan pranikah dan prakonsepsi dianggap

sebagai komponen penting dari layanan kesehatan bagi wanita usia subur

(Mayasari et al., 2021).

Pranikah dan prakonsepsi atau pra-kehamilan adalah pemeriksaan

penting untuk membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat.

Ini termasuk menilai kesehatan umum wanita dan mengidentifikasi faktor

risiko yang dapat mempersulit kehamilan (Idayanti et al., 2022).

Kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan untuk

melakukan konseling pada WUS pranikah dengan KEK. Oleh karena itu peran
4

bidan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan seperti

memberikan informasi dan dukungan moril. Berdasarkan permasalahan

tersebut, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang berjudul

“Konseling Pranikah pada Nn. A dengan KEK di Puskesmas Sedinginan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana memberikan konseling pranikah pada Nn. A

dengan KEK di Puskesmas Sedinginan menggunakan manajemen kebidanan

SOAP?”

C. Tujuan Umum dan Khusus

1. Tujuan Umum

Menganalisa dan melakukan konseling pranikah pada Nn. A dengan

KEK di Puskesmas Sedinginan menggunakan manajemen kebidanan

SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian data dasar yang meliputi data subjektif

konseling pranikah pada Nn. A dengan KEK di Puskesmas Sedinginan

Kabupaten Rokan Hilir.

b. Melaksanakan pemeriksaan yang meliputi data objektif konseling

pranikah pada Nn. A dengan KEK di Puskesmas Sedinginan

Kabupaten Rokan Hilir.


5

c. Menetapkan analisis data untuk mengidentifikasi diagnosa kebidanan

dan masalah pada konseling pranikah pada Nn. A dengan KEK di

Puskesmas Sedinginan Kabupaten Rokan Hilir.

d. Membuat perencanaan konseling pranikah pada Nn. A dengan KEK di

Puskesmas Sedinginan Kabupaten Rokan Hilir.

D. Manfaat

Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah:

1. Manfaat Teoritis

Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam

mempelajari asuhan kebidanan dan kasus-kasus pada saat praktik dalam

bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar

pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan

bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan

kebidanan secara maksimal terhadap klien. Laporan kasus ini juga

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa

dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung

peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan

yang berkualitas serta mampu melakukan pendokumentasian secara baik

dan benar.

2. Manfaat Praktis

Bagi profesi untuk tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan

untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan khususnya mengenai

konseling pranikah. Laporan kasus ini juga diharapkan dapat


6

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan agar masyarakat mendapatkan

pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi KEK

Pengertian dari Kurang Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana

seseorang kekurangan asupan energi dan protein yang terjadi pada yang

berlangsung secara terus menerus dan menimbulkan gangguan kesehatan pada

dirinya. Kurangnya asupan energi dan protein tersebut terjadi pada waktu

yang lama sehingga menyebabkan ukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) berada

di bawah normal, kurang dari 18,5 untuk orang dewasa (Hatini, 2019).

KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi

(energi dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Risiko KEK

adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan

menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita KEK bilamana LILA < 23,5

cm (Widiyastuti et al., 2022).

Masa pranikah yaitu mempersiapkan kehamilan sehat. Kehamilan

merupakan suatu proses faali yang menjadi awal kehidupan generasi

berikutnya. Salah satu kebutuhan esensial untuk proses reproduksi sehat

adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein, karbohidrat, vitamin, mineral

dan cairan termasuk air serta serat yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat,

protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D,

asam folat, zat besi, seng kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita

usia subur yang berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan),

mengakibatkan terjadinya KEK pada masa kehamilan yag diawali dengan

7
8

kejadian risiko KEK dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam

jangka waktu cukup lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA)

(Hatini, 2019).

Tabel 2.1. Klasifikasi KEK menggunakan dasar IMT (kg/m2)

Tingkatan KEK IMT (kg/m2)


Tingkat I 17,0-18,4
Tingkat II 16,0-16,9
Tingkat III < 16,0
Sumber: (Arisman, 2014)

Tabel 2.2. Klasifikasi KEK menggunakan dasar LILA (cm)


Klasifikasi Batas Ukur
KEK < 23,5 cm
Normal ≥ 23,5 cm

Kelompok usia yang memiliki resiko paling tinggi dalam masalah KEK

adalah wanita dan anak-anak. Gangguan gizi pada wanita dipengaruhi oleh

berbagai faktor yaitu kebiasaan makan yang buruk, pemahaman gizi yang

salah, masuknya produk makanan dari luar yang kurang bergizi dan penyakit

infeksi kronik (Nuraisya, 2022).

B. Tanda dan Gejala KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang

dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas

(LILA) kurang dari 23,5 cm. Gejala yang sering dialami oleh wanita pengidap

KEK yaitu rasa lelah yang datang terus-menerus, merasa kesemutan, wajah

pucat dan tidak bugar, sangat kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5),

lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm, mengalami penurunan berat

badan dan kekurangan lemak, menurunnya kalori yang terbakar saat istirahat,
9

menurunnya kemampuan beraktivitas fisik. Salah satu gangguan yang

berpotensi menyebabkan KEK adalah gangguan gizi (Syatriani et al., 2023).

C. Penyebab KEK

Penyebab KEK adalah WUS dengan faktor resiko sebagai berikut

(Nelwan, 2019):

1. Asupan Makan

Asupan makan merupakan salah satu dari berbagai faktor yang

berperan penting dalam terjadinya KEK. Pola makan masyarakat

Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi heme (hewani) yang

rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati), menu makanan juga

banyak mengandung serat yang merupakan faktor penghambat penyerapan

besi. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya

wanita lebih memberikan perhatian khusus pada bentuk tubuhnya. Mereka

selalu takut pada hal yang membuat mereka terlihat gemuk. Sehingga

kebanyakan dari wanita takut akan mengkonsumsi makanan yang

mengandung kalori banyak. Jika kebiasaan atau pandangan ini terus

terjadi, maka kejadian KEK akan terjadi pada wanita yang memiliki pola

makan tersebut. Jika wanita punya kebiasaan buruk seperti merokok, maka

akan bertambah pula faktor resiko dari kejadian kurang energi kronik ini

(Ekawati et al., 2020).

2. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan adalah hasil dari mengetahui suatu objek dan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.


10

Pengetahuan merupakan fungsi dari sikap manusia yang mempunyai

dorongan dasar ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk

mengaplikasikan pengalamannya (Boimau et al., 2022).

Pengetahuan tentang gizi akan membantu dalam mencari

pemecahan masalah tentang gizi yang ada saat ini. Perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih baik dibandingkan tanpa didasari oleh

pengetahuan, karena hal tersebut akan sangat penting untuk membentuk

tindakan seseorang. Sehingga orang tersebut akan paham bagaimana

permasalahan gizi yang ada dapat dipelajari. Sehingga kedepannya

permasalahan gizi ini tidak ada lagi oleh karena orang sudah mengerti

tentang pengetahuan gizi (Ekawati et al., 2020).

3. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu faktor utama yang dapat

mempengaruhi kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena

itu setiap individu berhak dan harus menjaga kesahatan. Sehingga

pekerjaan merupakan salah satu modal yang cukup penting untuk dapat

hidup produktif, bahagia, dan sejahtera. Secara tidak langsung pekerjaan

ini adalah merupakan modal yang penting untuk dapat memenuhi status

gizi, agar masalah kurang energi kronis (KEK) dapat berkurang. Saat ini

sedang terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sehingga dapat

menyebabkan banyak keluarga tidak mampu memperoleh gizi yang layak

karna harga yang melambung tinggi. Oleh karena itu, pekerjaan

merupakan modal penting untuk menghasilkan jumlah pendapatan yang


11

cukup. Sehingga, orang tersebut dapat mencukupi kebutuhan gizi

secukupnya (Anggraeni et al., 2022).

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam meningkatkan

pengetahuan sumber daya manusia. Orang yang memiliki tingkat

pendidikan yang lebih tinggi akan mengubah orientasi pada tindakan dan

perilaku dirinya, tahu lebih banyak tentang masalah kesehatan dan

memiliki status kesehatan yang baik. Pada perempuan, semakin tinggi

tingkat pendidikan maka semakin rendah angka kesakitan dan angka

kejadian KEK (Wardani et al., 2023).

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam hidup, agar

wanita tahu pentingnya pertumbuhan dan perkembangan dirinya sehingga

dapat mempunyai hidup yang produktif. Pendidikan ini akan mendapatkan

pengetahuan untuk mengatur konsumsi makanan dengan pola menu

seimbang. Hal ini sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang wanita.

Pengetahuan gizi ini dapat diperoleh melalui pendidikan baik formal

maupun nonformal. Pengetahuan gizi nonformal dapat diperoleh melalui

berbagai media. Pengetahuan gizi saat ini sudah dapat di akses melalui

media masa (koran, majalah) dan media elektronik (televisi, radio)

(Wardani et al., 2022).

D. Patofisiologi KEK

Kekurangan asupan zat-zat gizi didukung dengan adanya faktor

lingkungan dan faktor manusia merupakan akibat dari terjadinya KEK, maka
12

simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila

keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya

terjadi kemerosotan jaringan. Patofisiologi atau perjalanan penyakit gizi

kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu (Ahmad et al., 2022):

1. Ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung

lama maka persediaan/cadangan jaringan akan digunakan untuk

memenuhi ketidakcukupan itu.

2. Apabila ini berlangsung lama, maka akan terjadi kemerosotan jaringan,

yang ditandai dengan penurunan berat badan.

3. Terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan

laboratorium.

4. Terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda yang khas.

5. Terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda klasik

E. Pemeriksaan Fisik

Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang

dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas

(LILA) kurang dari 23,5 cm. Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran

antropometri yang dapat menggambarkan keadaan status gizi dan untuk

mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang

dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA. Tujuan pengukuran LILA

(Lontaan et al., 2023):


13

1. Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil

maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko

melahirkan bayi berat lahir rendah.

2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan

dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

3. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.

4. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK

5. Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita

KEK.

Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko KEK

di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau

dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK.

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah ditetapkan,

pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter.

Terdapat 7 urutan pengukuran LILA yaitu (Wirenviona et al., 2021):

1. Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan lengan

atas sebelah kiri dan lengan dalam keadaan tidak tertutup kain/pakaian.

2. Letakkan pita antara bahu dan siku.

3. Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.

4. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.

5. Pita jangan terlalu kekat atau longgar.

6. Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.


14

7. Catat hasil pengukuran LILA.

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang memiliki peran penting untuk menilai

keterlibatan organ dan komplikasi yang terjadi. Pasien dengan manifestasi

yang mengarah ke KEK tidak perlu dievaluasi dengan pemeriksaan penunjang

(Idayanti et al., 2022).

G. Terapi/Tindakan Penanganan

Tujuan pemberian terapi untuk mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya dalam persiapakn kehamilan, masa kehamilan dan

menjelang persalinan. Asuhan kebidanan pada WUS dengan KEK yaitu

(Idayanti et al., 2022):

1. Menganjurkan WUS untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan

harus meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung protein

(hewani dan nabati), susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-bijian

(karbohidrat), buah dan sayur-sayuran

2. Menyusun menu seimbang. WUS membutuhkan tambahan energi/kalori

untuk tubuhnya. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu

27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang

dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95

Kkal/hari. Kebutuhan tersebut terpenuhi dengan mengkonsumsi sumber

tenaga (kalori/energi) sebanyak 9 porsi, sumber zat pembangun (protein)

sebanyak 10 porsi dan sumber zat pengatur sebanyak 6 porsi dalam sehari.
15

Setelah menyusun menu seimbang perlu juga dibuat prosentase pembagian

makan dalam sehari yaitu:

(a) Makan pagi: jam 07.00 : 25%

(b) Selingan pagi: jam 10.00 : 10%

(c) Makan siang: jam 12.00 : 25%

(d) Selingan sore: jam 15.00 : 10%

(e) Makan malam: jam 18.00 : 20%

(f) Selingan malam: jam 20.00 : 10%

3. Memberikan makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil). PMT pemulihan

bumil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil

sebagai makanan tambvahan untuk pemulihan gizi, PMT Pemulihan bagi

ibu hamil dimaksudkan sebagai tambahan makanan, bukan sebagai

pengganti makanan sehari-hari. PMT dilakukan berbasis bahan makanan

lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi

setempat. Mulai tahun 2012, Kementrian Kesehatan RI menyediakan

anggaran untuk kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi dan ibu

hamil KEK melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). PMT

diberikan kepada ibu yang hamil setiap hari selama 90 hari berturut-turut

atau dikondisikan dengan keadaan geografis dan sumber daya kader

masyarakat yang membantu proses memasak PMT (Panduan

Penyelenggaraan PMT (Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu

Hamil).
16

4. Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan memperbaiki

sistem distribusi dan monitoring secara terintegrasi dengan program

lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll.

5. Rutin memeriksakan diri pada masa sebelum hamil dan masa

kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan pelayanan

secara maksimal

6. Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA Pengukuran dilakukan

dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas ambang

23,5 cm (batas antara merah dan putih). Berat badan adalah salah satu

parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat

sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena

terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya

jumlah makanan yang dikonsumsi (Yuliani et al., 2021).

H. Komplikasi KEK

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada WUS KEK adalah sebagai

berikut (Sari et al., 2022):

1. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada WUS dapat menyebabkan resiko kehamilan yang

tidak sehat dan komplikasi pada calon ibu antara lain: anemia, pendarahan,

berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit

infeksi.
17

2. Terhadap persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya

(premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan

operasi cenderung meningkat.

3. Terhadap janin

Kekurangan gizi pada WUS dan calon ibu dapat mempengaruhi

proses pertumbuhan janin dan menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir

mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra

partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah

(BBLR).
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Subjektif

1. Hari/ tanggal : 3 Juni 2023

2. Pukul : 10.00 WIB

3. Tempat : Puskesmas Sedinginan

4. Identitas Pasien :

Nama : Nn. A

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Sedinginan

5. Keluhan Utama

Pasien mengatakan ingin menikah tanggal 20 Agustus 2023, haid

lancar dengan siklus 28 hari. Pasien mengatakan tidak selera makan dan

makan hanya sedikit. Terkadang pasien juga sering merasa lemas. Pasien

mengatakan tidak ingin menunda kehamilan setelah menikah.

6. Riwayat Obstetric dan ginekologi

a. Riwayat menstruasi

Riwayat haid

- Lamanya : 5-7 hari

- Banyaknya : 3x1/ ganti pembalut

18
19

- Konsistensi : Encer, kadang bergumpal

- Siklus : 28 Hari

- Menarche : 12 th

- Teratur/Tidak : Tidak teratur

- Dismenorhea : Ada, semenjak 1 hari sebelum haid

b. Flour albus

- Banyaknya : Tidak ada

- Warna : Tidak ada

- Bau / gatal : Tidak ada

c. Riwayat penyakit / gangguan reproduksi

Pasien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit / gangguan

reproduksi seperti mioma uteri, kista, mola hidatidosa, PID,

endometriosis, KET, hydramnion, gameli, dll.

d. Riwayat Imunisasi: Imunisasi TT 1.

e. Riwayat Kesehatan

Riwayat penyakit yang pernah dialami: Tidak ada

Alergi: Pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan dan obat-

obatan

7. Riwayat persalinan yang lalu

No Tahu Jenis Tempat Komplikasi Penolon BB JK


n Persalinan Bersalin Ibu dan g
Bayi
1 Belum pernah hamil

8. Riwayat menyusui : Tidak ada

9. Riwayat KB : Tidak ada


20

10. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari

Kebutuhan Keterangan
a. Pola Makan

 Frekuensi : 3 kali sehari

 Porsi : 1 piring

 Jenis Makanan : Nasi, lauk, sayur

 Makanan Pantangan : Tidak ada

 Keluhan : Tidak ada


b. Pola Minum

 Frekuensi : 7-8 gelas/hari

 Porsi : 1 gelas sedang

 Jenis minuman : Air mineral, tehsusu

 Keluhan : Tidak ada

c. Pola Istirahat

 Lama tidur : 4-5 jam/hari

 Keluhan : Tidak ada

d. Personal Hygiene

 Mandi : 2x sehari

 Keramas : 3x seminggu

 Sikat gigi : 2x sehari

 Ganti baju : 2x sehari

 Keluhan : Tidak ada

e. Eliminasi
Frekuensi BAK : 6x-7x sehari

 Warna : Kuning jernih

 Bau : Khas

 Keluhan : Tidak ada


21

Frekuensi BAB : 1x sehari

 Warna : Kekuningan

 Bau : Khas

 Keluhan : Tidak ada

11. Pola aktifitas

a. Kegiatan sehari-hari: Nn. A mengatakan aktivitasnya tidak bekerja dan

hanya melakukan pekerjaan rumah.

b. Keadaan psiko sosial spiritual : Nn. A mengatakan cemas dan tidak

nyaman dengan keadaannya berkaitan dengan rasa lemas dan lelah

yang dialaminya.

B. Data Objektif

1. Keadaan umum : Pasien tampak baik

2. Kesadaran : Komposmentis

3. Tanda-tanda vital:

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Suhu : 36oC

Nadi : 85x/ menit

Pernapasan : 22x/ menit

TB : 160 cm

BB : 45 kg

LILA : 22 cm

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala
22

Wajah : Pucat, tidak terdapat oedema, tidak terdapat kloasma.

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

b. Abdomen

Tidak ada bekas luka operasi, tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri

tekan.

c. Ekstremitas

Tangan kanan dan kiri tidak ada oedema, kuku tidak tampak pucat.

Kaki kanan dan kiri tidak terdapat oedema pada kedua kaki, tidak ada

varices.

d. Anus

Tidak terdapat haemorhoid

5. Pemeriksaan penunjang

Hb 11,5gr%.

C. Assesment

Nn. A 25 tahun pranikah dengan KEK.

D. Planning

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga bahwa pasien

mengalami KEK.

2. Memberikan konseling pranikah yaitu mengenai komunikasi yang baik

dengan pasangan, keterbukaan masalah keuangan, keyakinan dan nilai,

peran dalam pernikahan, hubungan keluarga, pengambilan keputusan serta

pengendalian amarah.
23

3. Memberikan dukungan mental dan mempersiapkan kehamilan yang sehat

kepada pasien.

4. Memberikan KIE kepada pasien tentang risiko Kekurangan Energi Kronik

(KEK) yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi, nafsu makan

berkurang, lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila

pasien yaitu 22 cm, Akibat bila pasien hamil kekurangan energi kronik

maka akan terjadi perdarahan, anemia, pengaruh waktu persalinan yaitu

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, perdarahan

setelah persalinan, dan pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi lahir

mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan lahir rendah.

5. Menganjurkan pasien untuk lebih meningkatkan pola makanan dari

sebelumnya yaitu peningkatkan porsi makan sebanyak 4-5 kali sehari.

Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari ikan, telur, dan

daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-buahan yang

dimakan misalnya setiap hari mengonsumsi buah-buahan, dan sayur-

sayuran hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit

menjadi lebih banyak porsi perharinya.

6. Memberitahukan pasien untuk tidak terlalu bekerja berat, hindari

mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat

di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari.

7. Menganjurkan pasien untuk tetap menjaga personal hygiene terutama

daerah genitalia seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab

atau basah agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan.
24

8. Menganjurkan pasien untuk makan makanan bergizi yang mengandung

karbohidrat seperti nasi dan roti. Sayuran hijau, yang mengandung protein

seperti telur, daging, tahu dan tempe. Mengkonsumsi buah-buahan dan

juga susu untuk menambah kebutuhan nutrisi pasien.

9. Menganjurkan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat yaitu makan

makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup dan olahraga teratur.

10. Beritahu ibu tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur (ovarium)

melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa subur dan

cara mengenali masa subur:

a. Perubahan suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat atau

suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal tubuh diukur saat baru

bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh menurun dan

meningkat saat ovulasi disebabkan kerna peningkatan estrogern.

b. Peningkatan libido atau hasrat seksual kerap dialami oleh wanita yang

sedang dalam masa ovulasi.

c. Perubahan cairan serviks, saat ovulasi cairan serviks akan lebih lengket

dan berwarna bening menyerupai putih telur dan jumlahnya lebih

bayak dari biasanya. Perubahan ini menudahkan sperma untuk menuju

rahim.

d. Cara memprediksi masa subur dengan melihat catatan menstruasi jika

menstruasi normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan

mengalami ovulasi sekitar 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya dan

menggunakan alat prediksi kesuburan.


25

11. Menganjurkan pasien untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan

kemudian untuk evaluasi.

12. Melakukan pendokumentasian.


BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada Nn. A dengan KEK yang

dilakukan pada 3 Juni 2023 dengan hasil analisa data didapatkan beberapa hasil

pemeriksaan kebidanan sesuai dengan SOAP. Penulis membandingkan antara

konsep teori dengan asuhan kebidanan yang dialami oleh Nn. A. Berdasarkan

hasil pengkajian pertama melalui anamnesa pada tanggal 3 Juni 2023 di

Puskesmas Sedinginan, didapatkan data subjektif dari pasien yaitu data identitas

Nn. A 25 tahun. Nn. A mengatakan ingin menikah tanggal 20 Agustus 2023, haid

lancar dengan siklus 28 hari. pasien mengatakan tidak selera makan dan makan

hanya sedikit. Terkadang pasien juga sering merasa lemas. pasien mengatakan

tidak ingin menunda kehamilan setelah menikah.

Pada pengkajian penulis telah memperoleh data subjektif dan Objektif. Data

subjektif diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, sedangkan untuk data

Objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan secara menyeluruh. Berdasarkan data

subjektif yang diperoleh Nn. A yaitu Nn. A mengatakan ingin menikah tanggal 20

Agustus 2023, haid lancar dengan siklus 28 hari. pasien mengatakan tidak selera

makan dan makan hanya sedikit. Terkadang pasien juga sering merasa lemas.

pasien mengatakan tidak ingin menunda kehamilan setelah menikah. Berdasarkan

data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, didapatkan LILA 22 cm.

Pengkajian pada WUS dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) secara teori

didapatkan tanda dan gejala yaitu lelah, letih, lesu, lunglai, susah buang air besar,

nafsu makan berkurang, LILA <23,5 cm (Hasnidar, 2021). Dari pengkajian ini

didapatkan kesenjangan antara teori dengan letih, lesu, lunglai, sedangkan pada

26
27

kasus Nn. A tidak mengalami lelah, letih, lesu, lunglai, sehingga asuhan

kebidanan dilakukan sesuai dengan kondisi yang dialami Nn. A.

Analisa data terdiri dari penentuan diagnosis, menentukan masalah, dan

kebutuhan pada WUS. Analisa data ini ditentukan berdasarkan hasil pengkajian

data subjektif dan objektif. Pada kasus ini penulis dapat menegakkan diagnosa

kebidanan yaitu WUS pranikah dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK). Dalam

penegakkan diagnosa ini sesuai dengan teori bahwa diagnosa potensial yang

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Pada

langkah ini penting sekali untuk memberikan atau melakukan asuhan yang aman

pada WUS dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Putri et al., 2022).

Asuhan yang diberikan diantaranya menjelaskan hasil pemeriksaan pada

pasien dan keluarga bahwa pasien mengalami KEK. Selanjutnya yaitu

memberikan konseling pranikah yaitu mengenai komunikasi yang baik dengan

pasangan, keterbukaan masalah keuangan, keyakinan dan nilai, peran dalam

pernikahan, hubungan keluarga, pengambilan keputusan serta pengendalian

amarah. Memberikan dukungan mental dan mempersiapkan kehamilan yang sehat

kepada pasien. Memberikan KIE kepada pasien tentang risiko Kekurangan Energi

Kronik (KEK) yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi, nafsu makan

berkurang, lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila pasien

yaitu 22 cm, Akibat bila pasien kekurangan energi kronik maka akan terjadi

perdarahan, anemia, pengaruh waktu persalinan yaitu persalinan sulit dan lama,

persalinan sebelum waktunya, perdarahan setelah persalinan, dan pengaruh pada

janin yaitu keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan

lahir rendah.
28

Asuhan lainnya yang diperlukan yaitu menganjurkan pasien untuk lebih

meningkatkan pola makanan dari sebelumnya yaitu peningkatkan porsi makan

sebanyak 4-5 kali sehari. Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari

ikan, telur, dan daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-buahan yang

dimakan misalnya setiap hari mengonsumsi buah-buahan, dan sayur-sayuran hijau

yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit menjadi lebih banyak

porsi perharinya. Memberitahukan pasien untuk tidak terlalu bekerja berat,

hindari mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat

di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari. Menganjurkan pasien

untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah genitalia seperti mengganti

celana dalam setiap kali merasa lembab atau basah agar tidak ada jamur yang

dapat menyebabkan keputihan. Menganjurkan pasien untuk makan makanan

bergizi yang mengandung karbohidrat seperti nasi dan roti. Sayuran hijau, yang

mengandung protein seperti telur, daging, tahu dan tempe. Mengkonsumsi buah-

buahan dan juga susu untuk menambah kebutuhan nutrisi pasien. Menganjurkan

pasien untuk menerapkan pola hidup sehat yaitu makan makanan yang bergizi

seimbang, istirahat yang cukup dan olahraga teratur.

Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur

(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa subur

dan cara mengenali masa subur yaitu perubahan suhu basal tubuh merupakan

suhu saat tubuh istirahat atau suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal

tubuh diukur saat baru bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh menurun

dan meningkat saat ovulasi disebabkan kerna peningkatan estrogern. Cara

memprediksi masa subur dengan melihat catatan menstruasi jika menstruasi


29

normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan mengalami ovulasi sekitar 14

hari sebelum menstruasi selanjutnya dan menggunakan alat prediksi kesuburan.

Berdasarkan penatalaksanaan diatas, salah satu penatalaksanaan yang

diberikan yaitu menjelaskan kepada pasien bahwa Kekurangan Energi Kronik

(KEK) adalah salah satu adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan

protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Kekurangan gizi

akut dapat disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang

cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode

tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein yang cukup.

Penatalaksanaan lain yang diberikan kepada pasien Kekurangan Energi Kronik

(KEK) yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yaitu biskuit. WUS dengan

Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang menerima PMT mengandung kurang

lebih 600-700 kkal dan 15-20 gram protein setiap hari dapat meningkatkan berat

badan pasien dengan cepat dan pasien dianjurkan untuk kunjungan ulang 1 bulan

kemudian.

Dalam memberikan asuhan kepada klien, penulis mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, diantaranya bidan di lahan praktik yang memberi kepercayaan,

bimbingan serta saran dosen pembimbing yang membantu penulis agar

memaksimalkan pengaplikasian asuhan sesuai dengan teori yang ada. Serta klien

dan suami yang bersedia kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis

untuk melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan asuhan sesuai kebutuhan

klien. Dalam melakukan asuhan pada klien, penulis didampingi oleh tenaga

kesehatan yang telah memiliki sertifikasi dari lembaga pelatihan yang berwenang.

Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang
30

timbul. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mahasiswa mampu memberikan asuhan dan didapatkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dan mengumpulkan data

subjektif mengenai konseling pranikah pada Nn. A dengan KEK.

2. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data objektif berupa

pemeriksaan fisik dan penunjang untuk konseling pranikah pada Nn. A

dengan KEK.

3. Diagnosa yang ditetapkan yaitu Nn. A pranikah dengan KEK.

4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan asuhan konseling pranikah pada

Nn. A dengan KEK.

B. Saran

1. Untuk Klien

a. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang KEK dan

pentingnya menjaga kesehatan pada masa pranikah.

b. Jelaskan kepada pasien tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat

KEK.

c. Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur

(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri

masa subur dan cara mengenali masa subur.

31
32

d. Berikan dukungan psiologis dan spiritual pada pasien dengan

melibatkan suami dan keluarga dalam menjalani perawatan klien.

e. Menganjurkan pasien untuk melakukan kunjungan ulang.

2. Untuk Bidan

a. Bidan harus memperdalam ilmu mengenai hal-hal apa saja yang

menjadi wewenangnya dan apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan

dan tindakan apa saja yang harus melakukan penanganan segera

maupun kolaborasi dengan dokter mengenai masa pranikah.

b. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan

pelayanan yang baik mengenai masa pranikah agar pasien bisa merasa

puas dan nyaman dengan pelayanan yang diberikan.

3. Untuk institusi

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya

pembelajaran tentang penerapan manajemen asuhan kebidanan dalam

pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat

proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna

menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, E. H., Jamir, A. F., Lindriani, Amaliah, A. R., Susiyanti, E., Sanghati, …
Iskandar, I. (2022). Seputar Kesehatan Reproduksi. Makassar: Erye Art.
Anggraeni, E., Fitriani, R., Naimah, A., Setiana, E. M., Sulaimah, S., Argaheni, N.
B., & Purnama, Y. (2022). Kesehatan Reproduksi Wanita. Padang: Global
Eksekutif Teknologi.
Boimau, S. V., Seran, A. A., Tabelak, T. V. I., Boimau, A. M. S., & Manalor, L.
L. (2022). Modul Kesehatan Reproduksi. Malang: CV. Literasi Nusantara
Abadi.
Ekawati, R., Deniati, E. N., Hapsari, A., & Rachmawati, W. C. (2020). Program
Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Jakarta: Wineka Media.
Emilia, O., Prabandari, Y. S., & Supriyati. (2018). Promosi Kesehatan dalam
Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Hasnidar. (2021). Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan (KDPK). Klaten:
Lakeisha.
Hatini, E. E. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang: Wineka Media.
Idayanti, T., Umami, S. F., Mulyati, I., Khasanah, R. N., Yaner, N. R., Pastuty, R.,
… Khayati, N. (2022). Kesehatan Reproduksi Pada Wanita. Banjarmasin:
Media Sains Indonesia.
Lontaan, A., Wulandari, S., Johan, R. B., Umarudin, Tirtawati, G. A., Sejati, P. E.,
… Ernawati. (2023). Kesehatan Reproduksi Medis Sosial Psikologi. Padang:
Global Eksekutif Teknologi.
Mayasari, A. T., Febriyanti, H., & Primadevi, I. (2021). Kesehatan Reproduksi
Wanita di Sepanjang Daur Kehidupan. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Nelwan, J. E. (2019). Epidemiologi Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Deepublish.
Nuraisya, W. (2022). Buku Ajar Teori Dan Praktik Kebidanan Dalam Asuhan
Kehamilan Disertai Daftar Tilik. Yogyakarta: Deepublish.
Purnamayanti, N. M. D., Ariyani, F., Hernawati, E., Anggraini, P. D., Ekajayanti,
P. P. N., Lismawati, … Danti, R. R. (2022). Buku Ajar Asuhan Kehamilan S1
Kebidanan Jilid II. Jakarta: Mahakarya Citra Utama.
Putri, N. R., Sebtalesy, C. Y., Sari, M. H. N., Prihartini, S. D., Argaheni, N. B.,
Hidayati, N., … Putri, H. A. (2022). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Yayasan Kita Menulis.
Sari, N. F. D., Stianto, M., & Fatimah, S. (2022). Buku Saku Kebidanan Konsep
Preeklampsia dalam Kehamilan. Jakarta: Penerbit NEM.
Syatriani, S., S, H., Pawenrusi, E. P., Dewi, C., Hengky, H. K., Kamariana, …
Fajrah, S. (2023). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rizmedia Pustaka
Indonesia.
Wardani, S. P. D. K., Mufidah, A., Putri, Mellya, K., Setyorini, Dhiana, … Diana,
S. A. (2023). Kesehatan Wanita dan Kesehatan Reproduksi. Bandung: Media
Sains Indonesia.
Wardani, S. P. D. K., Suhaid, D. N., Ayu, J. D., Hutomo, W. M. P., Ayutirtawati,
G., Vasra, E., … Maidawilis. (2022). Kesehatan Reproduksi, Ibu dan Anak.
Bandung: Media Sains Indonesia.
Widiyastuti, N. E., Pastuty, R., Banase, E. F. T., Mulyati, I., Demang, F. Y.,
Danti, R. R., … Hakiki, M. (2022). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Bandung: Media Sains Indonesia.
Wirenviona, R., Riris, A. A. I. . C., Susanti, N. F., Wahidah, N. J., Kustantina, A.
Z., & Joewono, H. T. (2021). Kesehatan Reproduksi dan Tumbuh Kembang
Janin sampai Lansia pada Perempuan. Surabaya: Airlangga University
Press.
Wulandari, C. L., Risyati, L., Maharani, Saleh, U. K. S., Kristin, D. M., Mariati,
N., … Wariyaka, M. R. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandung:
Media Sains Indonesia.
Yuliani, D. R., Saragih, E., Astuti, A., Wahyuni, W., Ani, M., Muyassaroh, Y., …
Azizah, N. (2021). Asuhan Kehamilan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai