A
DI PUSKESMAS SEDINGINAN
Disusun oleh:
DESI EVALITA
231132041
Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
dapat membuat Laporan Kasus (LK) Stase Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas
Puskesmas Sedinginan”.
Sedinginan yaitu Juniar Pince Siallagan, S.Tr.Keb dan Preceptor Akademik Bdn.
Fajar Sari Tanberika, M.Kes yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama dinas, sehingga tugas laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan, ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan
kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada
penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Desi Evalita
231132041
Disetujui Oleh
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 4
C. Tujuan Umum dan Khusus................................................... 4
1. Tujuan Umum................................................................ 4
2. Tujuan Khusus............................................................... 4
D. Manfaat................................................................................. 5
1. Manfaat Teoritis............................................................. 5
2. Manfaat Praktis.............................................................. 5
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 26
BAB V PENUTUP.................................................................................. 31
A. Kesimpulan........................................................................... 31
B. Saran..................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dan calon pengantin pria. Calon pengantin umumya termasuk kategori Wanita
Usia Subur (WUS). WUS adalah wanita transisi dari masa remaja akhir ke
masa dewasa awal. Ciri utama wanita usia subur adalah peristiwa fisiologis
wanita dewasa yang siap menjadi seorang ibu. Wanita usia subur sebagai
karena sangat terkait dengan kehamilan di masa depan (Emilia et al., 2018).
Wanita usia subur adalah wanita yang sudah menikah atau belum
menikah antara usia 15- 49 tahun. Puncak kesuburan sekitar 20-29 tahun.
WUS pada usia 20-29 termasuk dalam kategori dewasa awal. Pada usia ini,
wanita memiliki peluang 95% untuk hamil. Gizi merupakan salah satu
diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih di dalam kandungan,
1
2
bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu
harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat melahirkan bayi yang
energi kronis (KEK). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu
normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal, dengan
kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat bergantung keadaan gizi ibu
sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. WUS yang
perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).
usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap
Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian bayi adalah
KEK merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang berada pada
kondisi yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
3
konsumsi pangan dan sumber energi yang mengandung zat gizi makro.
Kebutuhan wanita hamil akan meningkat dari biasanya dimana pertukaran dari
hampir semua beban terjadi sangat aktif terutama pada trimester III. Karena itu
pangan sumber energi dan protein untuk memenuhi semua kebutuhan ibu dan
malnutrisi atau biasanya disebut KEK. Kontribusi dari terjadinya KEK WUS
waktu sebelum sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau
wanita usia subur yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini
dan dapat mengurangi risiko pengeluaran biaya yang mungkin timbul akibat
sebagai komponen penting dari layanan kesehatan bagi wanita usia subur
penting untuk membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat.
melakukan konseling pada WUS pranikah dengan KEK. Oleh karena itu peran
4
B. Rumusan Masalah
SOAP?”
1. Tujuan Umum
SOAP.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat
dan benar.
2. Manfaat Praktis
A. Definisi KEK
seseorang kekurangan asupan energi dan protein yang terjadi pada yang
dirinya. Kurangnya asupan energi dan protein tersebut terjadi pada waktu
yang lama sehingga menyebabkan ukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) berada
di bawah normal, kurang dari 18,5 untuk orang dewasa (Hatini, 2019).
(energi dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Risiko KEK
menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita KEK bilamana LILA < 23,5
dan cairan termasuk air serta serat yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat,
protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D,
asam folat, zat besi, seng kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita
7
8
kejadian risiko KEK dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam
jangka waktu cukup lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA)
(Hatini, 2019).
Kelompok usia yang memiliki resiko paling tinggi dalam masalah KEK
adalah wanita dan anak-anak. Gangguan gizi pada wanita dipengaruhi oleh
berbagai faktor yaitu kebiasaan makan yang buruk, pemahaman gizi yang
salah, masuknya produk makanan dari luar yang kurang bergizi dan penyakit
dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas
(LILA) kurang dari 23,5 cm. Gejala yang sering dialami oleh wanita pengidap
KEK yaitu rasa lelah yang datang terus-menerus, merasa kesemutan, wajah
pucat dan tidak bugar, sangat kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5),
lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm, mengalami penurunan berat
badan dan kekurangan lemak, menurunnya kalori yang terbakar saat istirahat,
9
C. Penyebab KEK
(Nelwan, 2019):
1. Asupan Makan
rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati), menu makanan juga
selalu takut pada hal yang membuat mereka terlihat gemuk. Sehingga
terjadi, maka kejadian KEK akan terjadi pada wanita yang memiliki pola
makan tersebut. Jika wanita punya kebiasaan buruk seperti merokok, maka
akan bertambah pula faktor resiko dari kejadian kurang energi kronik ini
2. Pengetahuan Gizi
pemecahan masalah tentang gizi yang ada saat ini. Perilaku yang didasari
permasalahan gizi ini tidak ada lagi oleh karena orang sudah mengerti
3. Pekerjaan
pekerjaan merupakan salah satu modal yang cukup penting untuk dapat
ini adalah merupakan modal yang penting untuk dapat memenuhi status
gizi, agar masalah kurang energi kronis (KEK) dapat berkurang. Saat ini
4. Pendidikan
pendidikan yang lebih tinggi akan mengubah orientasi pada tindakan dan
seimbang. Hal ini sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang wanita.
berbagai media. Pengetahuan gizi saat ini sudah dapat di akses melalui
D. Patofisiologi KEK
lingkungan dan faktor manusia merupakan akibat dari terjadinya KEK, maka
12
simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila
keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya
laboratorium.
5. Terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda klasik
E. Pemeriksaan Fisik
dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas
(LILA) kurang dari 23,5 cm. Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran
mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang
dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA. Tujuan pengukuran LILA
1. Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil
menderita KEK
KEK.
Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko KEK
di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau
dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK.
1. Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan lengan
atas sebelah kiri dan lengan dalam keadaan tidak tertutup kain/pakaian.
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Terapi/Tindakan Penanganan
(hewani dan nabati), susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-bijian
sebanyak 10 porsi dan sumber zat pengatur sebanyak 6 porsi dalam sehari.
15
bumil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil
anggaran untuk kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi dan ibu
diberikan kepada ibu yang hamil setiap hari selama 90 hari berturut-turut
Hamil).
16
secara maksimal
dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas ambang
23,5 cm (batas antara merah dan putih). Berat badan adalah salah satu
H. Komplikasi KEK
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada WUS KEK adalah sebagai
1. Terhadap Ibu
tidak sehat dan komplikasi pada calon ibu antara lain: anemia, pendarahan,
berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
17
2. Terhadap persalinan
3. Terhadap janin
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra
partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Subjektif
4. Identitas Pasien :
Nama : Nn. A
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Sedinginan
5. Keluhan Utama
lancar dengan siklus 28 hari. Pasien mengatakan tidak selera makan dan
makan hanya sedikit. Terkadang pasien juga sering merasa lemas. Pasien
a. Riwayat menstruasi
Riwayat haid
18
19
- Siklus : 28 Hari
- Menarche : 12 th
b. Flour albus
e. Riwayat Kesehatan
obatan
Kebutuhan Keterangan
a. Pola Makan
Porsi : 1 piring
c. Pola Istirahat
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Keramas : 3x seminggu
e. Eliminasi
Frekuensi BAK : 6x-7x sehari
Bau : Khas
Warna : Kekuningan
Bau : Khas
yang dialaminya.
B. Data Objektif
2. Kesadaran : Komposmentis
3. Tanda-tanda vital:
Suhu : 36oC
TB : 160 cm
BB : 45 kg
LILA : 22 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
22
b. Abdomen
Tidak ada bekas luka operasi, tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri
tekan.
c. Ekstremitas
Tangan kanan dan kiri tidak ada oedema, kuku tidak tampak pucat.
Kaki kanan dan kiri tidak terdapat oedema pada kedua kaki, tidak ada
varices.
d. Anus
5. Pemeriksaan penunjang
Hb 11,5gr%.
C. Assesment
D. Planning
mengalami KEK.
pengendalian amarah.
23
kepada pasien.
(KEK) yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi, nafsu makan
berkurang, lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila
pasien yaitu 22 cm, Akibat bila pasien hamil kekurangan energi kronik
setelah persalinan, dan pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi lahir
mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat
di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari.
daerah genitalia seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab
atau basah agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan.
24
karbohidrat seperti nasi dan roti. Sayuran hijau, yang mengandung protein
makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup dan olahraga teratur.
10. Beritahu ibu tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur (ovarium)
melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa subur dan
a. Perubahan suhu basal tubuh merupakan suhu saat tubuh istirahat atau
suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal tubuh diukur saat baru
b. Peningkatan libido atau hasrat seksual kerap dialami oleh wanita yang
c. Perubahan cairan serviks, saat ovulasi cairan serviks akan lebih lengket
rahim.
dilakukan pada 3 Juni 2023 dengan hasil analisa data didapatkan beberapa hasil
konsep teori dengan asuhan kebidanan yang dialami oleh Nn. A. Berdasarkan
Puskesmas Sedinginan, didapatkan data subjektif dari pasien yaitu data identitas
Nn. A 25 tahun. Nn. A mengatakan ingin menikah tanggal 20 Agustus 2023, haid
lancar dengan siklus 28 hari. pasien mengatakan tidak selera makan dan makan
hanya sedikit. Terkadang pasien juga sering merasa lemas. pasien mengatakan
Pada pengkajian penulis telah memperoleh data subjektif dan Objektif. Data
subjektif diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, sedangkan untuk data
subjektif yang diperoleh Nn. A yaitu Nn. A mengatakan ingin menikah tanggal 20
Agustus 2023, haid lancar dengan siklus 28 hari. pasien mengatakan tidak selera
makan dan makan hanya sedikit. Terkadang pasien juga sering merasa lemas.
data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, didapatkan LILA 22 cm.
Pengkajian pada WUS dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) secara teori
didapatkan tanda dan gejala yaitu lelah, letih, lesu, lunglai, susah buang air besar,
nafsu makan berkurang, LILA <23,5 cm (Hasnidar, 2021). Dari pengkajian ini
didapatkan kesenjangan antara teori dengan letih, lesu, lunglai, sedangkan pada
26
27
kasus Nn. A tidak mengalami lelah, letih, lesu, lunglai, sehingga asuhan
kebutuhan pada WUS. Analisa data ini ditentukan berdasarkan hasil pengkajian
data subjektif dan objektif. Pada kasus ini penulis dapat menegakkan diagnosa
kebidanan yaitu WUS pranikah dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK). Dalam
penegakkan diagnosa ini sesuai dengan teori bahwa diagnosa potensial yang
langkah ini penting sekali untuk memberikan atau melakukan asuhan yang aman
pada WUS dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Putri et al., 2022).
kepada pasien. Memberikan KIE kepada pasien tentang risiko Kekurangan Energi
Kronik (KEK) yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi, nafsu makan
berkurang, lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila pasien
yaitu 22 cm, Akibat bila pasien kekurangan energi kronik maka akan terjadi
perdarahan, anemia, pengaruh waktu persalinan yaitu persalinan sulit dan lama,
janin yaitu keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan
lahir rendah.
28
sebanyak 4-5 kali sehari. Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari
ikan, telur, dan daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-buahan yang
yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit menjadi lebih banyak
hindari mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat
di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari. Menganjurkan pasien
untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah genitalia seperti mengganti
celana dalam setiap kali merasa lembab atau basah agar tidak ada jamur yang
bergizi yang mengandung karbohidrat seperti nasi dan roti. Sayuran hijau, yang
mengandung protein seperti telur, daging, tahu dan tempe. Mengkonsumsi buah-
buahan dan juga susu untuk menambah kebutuhan nutrisi pasien. Menganjurkan
pasien untuk menerapkan pola hidup sehat yaitu makan makanan yang bergizi
Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur
(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri masa subur
dan cara mengenali masa subur yaitu perubahan suhu basal tubuh merupakan
suhu saat tubuh istirahat atau suhu paling rendah dalam satu hari. Suhu basal
tubuh diukur saat baru bangun, saat mendekati masa subuh suhu tubuh menurun
normal dan teratur atau setiap 28 hari maka akan mengalami ovulasi sekitar 14
(KEK) adalah salah satu adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan
protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Kekurangan gizi
akut dapat disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang
cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode
(KEK) yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yaitu biskuit. WUS dengan
lebih 600-700 kkal dan 15-20 gram protein setiap hari dapat meningkatkan berat
badan pasien dengan cepat dan pasien dianjurkan untuk kunjungan ulang 1 bulan
kemudian.
memaksimalkan pengaplikasian asuhan sesuai dengan teori yang ada. Serta klien
dan suami yang bersedia kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis
klien. Dalam melakukan asuhan pada klien, penulis didampingi oleh tenaga
kesehatan yang telah memiliki sertifikasi dari lembaga pelatihan yang berwenang.
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang
30
timbul. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
dengan KEK.
B. Saran
1. Untuk Klien
KEK.
c. Beritahu pasien tentang masa subur yaitu masa ketika indung telur
(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma, ciri-ciri
31
32
2. Untuk Bidan
menjadi wewenangnya dan apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan
pelayanan yang baik mengenai masa pranikah agar pasien bisa merasa
3. Untuk institusi
Ahmad, E. H., Jamir, A. F., Lindriani, Amaliah, A. R., Susiyanti, E., Sanghati, …
Iskandar, I. (2022). Seputar Kesehatan Reproduksi. Makassar: Erye Art.
Anggraeni, E., Fitriani, R., Naimah, A., Setiana, E. M., Sulaimah, S., Argaheni, N.
B., & Purnama, Y. (2022). Kesehatan Reproduksi Wanita. Padang: Global
Eksekutif Teknologi.
Boimau, S. V., Seran, A. A., Tabelak, T. V. I., Boimau, A. M. S., & Manalor, L.
L. (2022). Modul Kesehatan Reproduksi. Malang: CV. Literasi Nusantara
Abadi.
Ekawati, R., Deniati, E. N., Hapsari, A., & Rachmawati, W. C. (2020). Program
Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Jakarta: Wineka Media.
Emilia, O., Prabandari, Y. S., & Supriyati. (2018). Promosi Kesehatan dalam
Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Hasnidar. (2021). Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan (KDPK). Klaten:
Lakeisha.
Hatini, E. E. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang: Wineka Media.
Idayanti, T., Umami, S. F., Mulyati, I., Khasanah, R. N., Yaner, N. R., Pastuty, R.,
… Khayati, N. (2022). Kesehatan Reproduksi Pada Wanita. Banjarmasin:
Media Sains Indonesia.
Lontaan, A., Wulandari, S., Johan, R. B., Umarudin, Tirtawati, G. A., Sejati, P. E.,
… Ernawati. (2023). Kesehatan Reproduksi Medis Sosial Psikologi. Padang:
Global Eksekutif Teknologi.
Mayasari, A. T., Febriyanti, H., & Primadevi, I. (2021). Kesehatan Reproduksi
Wanita di Sepanjang Daur Kehidupan. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Nelwan, J. E. (2019). Epidemiologi Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Deepublish.
Nuraisya, W. (2022). Buku Ajar Teori Dan Praktik Kebidanan Dalam Asuhan
Kehamilan Disertai Daftar Tilik. Yogyakarta: Deepublish.
Purnamayanti, N. M. D., Ariyani, F., Hernawati, E., Anggraini, P. D., Ekajayanti,
P. P. N., Lismawati, … Danti, R. R. (2022). Buku Ajar Asuhan Kehamilan S1
Kebidanan Jilid II. Jakarta: Mahakarya Citra Utama.
Putri, N. R., Sebtalesy, C. Y., Sari, M. H. N., Prihartini, S. D., Argaheni, N. B.,
Hidayati, N., … Putri, H. A. (2022). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Yayasan Kita Menulis.
Sari, N. F. D., Stianto, M., & Fatimah, S. (2022). Buku Saku Kebidanan Konsep
Preeklampsia dalam Kehamilan. Jakarta: Penerbit NEM.
Syatriani, S., S, H., Pawenrusi, E. P., Dewi, C., Hengky, H. K., Kamariana, …
Fajrah, S. (2023). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rizmedia Pustaka
Indonesia.
Wardani, S. P. D. K., Mufidah, A., Putri, Mellya, K., Setyorini, Dhiana, … Diana,
S. A. (2023). Kesehatan Wanita dan Kesehatan Reproduksi. Bandung: Media
Sains Indonesia.
Wardani, S. P. D. K., Suhaid, D. N., Ayu, J. D., Hutomo, W. M. P., Ayutirtawati,
G., Vasra, E., … Maidawilis. (2022). Kesehatan Reproduksi, Ibu dan Anak.
Bandung: Media Sains Indonesia.
Widiyastuti, N. E., Pastuty, R., Banase, E. F. T., Mulyati, I., Demang, F. Y.,
Danti, R. R., … Hakiki, M. (2022). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Bandung: Media Sains Indonesia.
Wirenviona, R., Riris, A. A. I. . C., Susanti, N. F., Wahidah, N. J., Kustantina, A.
Z., & Joewono, H. T. (2021). Kesehatan Reproduksi dan Tumbuh Kembang
Janin sampai Lansia pada Perempuan. Surabaya: Airlangga University
Press.
Wulandari, C. L., Risyati, L., Maharani, Saleh, U. K. S., Kristin, D. M., Mariati,
N., … Wariyaka, M. R. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandung:
Media Sains Indonesia.
Yuliani, D. R., Saragih, E., Astuti, A., Wahyuni, W., Ani, M., Muyassaroh, Y., …
Azizah, N. (2021). Asuhan Kehamilan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
LAMPIRAN