Oleh :
FIVI OKTAVIA
2020-02-14901-008
Pembimbing Akademik
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Praktik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul
” Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn.A. Dengan
Diagnosa Medis Gastritis. Laporan Kasus Asuhan Keperawatan ini merupakan
salah satu persyaratan pada Pendidikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan
Gerontik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Selama menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini, penulis mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak serta bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini secara khusus
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners yang
memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
3) Ibu Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan
keperawatan ini.
Semoga laporan kasus asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan. Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini masih
jauh dari sempurna untuk itu kepada semua pihak, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat menunjang kesempurnaan laporan
kasus asuhan keperawatan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................. 3
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................. 53
2
3
4
4.1 Pengkajian............................................................................................. 53
4.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................... 54
4.3 Rencana Keperawatan........................................................................... 55
4.4 Implementasi......................................................................................... 57
4.5 Evaluasi................................................................................................. 58
BAB 5 PENUTUP........................................................................................... 59
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 59
5.2 Saran..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
yang ditujukan pada lansia baik sehat maupun sakit yang bersifat komprehensif
terdiri dari bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan
terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Tujuan dari keperawatan gerontik adalah lanjut usia dapat melakukan
kegiatan sehari–hari secara mandiri dan produktif, mempertahankan kesehatan
serta kemampuan lansia seoptimal mungkin, membantu mempertahankan dan
meningkatkan semangat hidup lansia (Life Support), menolong dan merawat klien
lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau akut), dan memelihara
kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin. (Kemenkes,2017). Dengan
masih tingginya angka kejadian penyakit gastritis tersebut maka sangatlah
diperlukan penanganan yang segera, tepat dan komprehensif dalam memberikan
pelayanan keperawatan ataupun penanganan medis yang lebih profesional. Untuk
itu diperlukan peran Perawat dalam memberikan memberikan informasi melalui
Pendidikan Kesehatan tentang perubahan dalam gaya hidup seperti makan secara
teratur, istirahat yang cukup, menghindari stress dan menjalani pengobatan sesuai
petunjuk sehingga diharapkan gastritis dapat dikendalikan. Berdasarkan latar
belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat Asuhan Keperawatan dengan
judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. A dengan Diagnosa Medis
Gastritis”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi pemberian
Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn.A dengan Diagnosa Medis Gastritis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada lansia dengan
Diagnosa Medis Gastritis
2. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pada lansia
dengan Diagnosa Medis Gastritis
3. Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada pada lansia
dengan Diagnosa Medis Gastritis
4. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada pada lansia
dengan Diagnosa Medis Gastritis
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pada lansia dengan
Diagnosa Medis Gastritis.
1.4 Manfaat
1.3.2 Bagi Pelayan Kesehatan
Laporan asuhan keperawatan ini dapat sebagai bahan masukan dalam
pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelaksanaan serta bahan evaluasi
dan perbaikan asuhan keperawatan.
1.3.3 Bagi Institusi
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi,
bahan bacaan, dan bahan masukan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa
khususnya yang terkait dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien lansia
dengan Diagnosa Medis gastritis.
1.3.4 Bagi pasien dan keluarga
Laporan kasus ini dapat menjadi tambahan informasi bagi pasien dan
keluarga tentang bagaimana cara merawat anggota keluarga dengan Diagnosa
Medis gastritis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.2 Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardwiyanto & Setiabudhi, 2005). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
berhan terhadap infeksi dan meperbarbaakan kerusakan yang terjadi (Aster, 2009).
Oleh karena itu dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik
dan struktural yang disebut penyakit dengeneratif yang menyebabkan lansia akan
mengakhiri hidup dengan episode terminal (Sunaryo, 2016).
Lansia merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang,
yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu
(Peldian Olds, 2007). Proses menua (aging) adalah suatu proses alami yang
disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain (Sudaryanto, 2008). Lansia akan mengalami perubahan
yang terkait dengan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang kecepatan
perubahan tersebut berbeda untuk setiap individu. Jenis kelamin, rasa, kelas
sosial, dan keimanan menciptakan interaksi yang komplek yang berkontribusi
dalam proses penuaan setiap individu.
2.1.3 Batasan Umur Lanjut Usia
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi dalam Sunaryo (2016),
batabatas umur yang mencakup batas umur lansia sebagai berikut :
1. Menurut undang-undangn Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mmencapai usia 60 tahun ke
atas”.
2. Menurut Wordl Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat
tua (very old) ialah di batsu 90 tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase, yaitu: pertama
(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (Fase virilities) ialah 40-55 tahun,
ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65
sampai tutup usia.
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setypnegoro masa lanjut usia (geriatric age) >
65 tahun, atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi
menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75- 80 tahun),
dan very old (> 80 tahun) (Efendi & Makhfudli, 2009).
5. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008).
2.1.4 Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Menurut Suiraoka, (2012), penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk
menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel
dalam tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Menurut (Meredith
Wallace, 2007), beberapa perubahan yang akan terjadi pada lansia diantaranya
adalah perubahan fisik, intlektual, dan keagamaan :
1. Perubahan fisik
a. Sel saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan
berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebih besar sehingga
mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein di otak, otot,
ginjal, darah.
b. Sistem persyarafan, keadaan system persyarafan pada lansia akan
mengalami perubahan, seperti mengecilnya syaraf panca indra. Pada indra
pendengaran seperti hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga, pada
indra penglihatan akan terjadi seperti kekeruhan kornea, hilangnya daya
akomodasi dan menurunnya lapang pandang. Pada indra peraba akan terjadi
seperti respon terhadap nyeri menurun dan kelenjer keringat berkurang.
Pada indra pembau akan terjadinya seperti menurunnya kekuatan otot
pernapasan, sehingga kemampuan membau juga berkurang.
c. Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunnya selera makan,
seringnya terjadi konstipasi, menurunnya produksi air liur (saliva) dan
gerakan peristaltik usus juga menurun.
d. Sistem genitourinaria, pada lansia ginjal akan mengalami pengecilan
sehingga aliran darah ke ginjal menurun.
e. Sistem muskuloskeletal, kehilangan cairan pada tulang dan makin rapuh,
keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku dan tendon mengerut
f. Sistem kardiovaskuler, pada lansia jantung akan mengalami pompa darah
yang menurun, ukuran jantung secara keseluruhan menurun dengan tidanya
penyakit klinis, denyut jantung menurun, katup jantung pada lansia akan
lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan darah sistolik
meningkat pada lansia karena hilangnya distensibility arteri. Tekanan darah
diastolik tetap sama atau meningkat.
2. Perubahan Intelektual
Akibat proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan
otak seperti perubahan intelegenita quantion (IQ) yaitu fungsi otak kanan
mengalami penurnan sehingga lansia akan mengalami penurunan sehingga
lansia akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi nonverbal, pemecahan
masalah, konsentrasi dan kesulitan mengenal wajah seseorang. Perubahan yang
lain adalah perubahan ingatan, karena penurunan kemampuan otak maka
seorang lansia akan kesulitan untuk menerima rangsangan yang diberikan
kepadanya sehingga kemampuan untuk mengingat pada lansia juga menurun
(Mujahidullah, 2012).
3. Perubahan Keagamaan
Pada umumnya lansia akan semakin teratur dalam kehidupan
keagamaannya, hal tersebut bersangkutan dengan keadaan lansia yang akan
meninggalkan kehidupan dunia.
2.1.5 Tugas Perkembangan Pada Lanjut Usia
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
kehidupan suatu individu (Stanly & Gauntlett, 2007). Ada beberapa tahapan
perkembangan yang terjadi pada lansia, yaitu :
1. Penyesuaian diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik.
2. Penyesuaian diri kepada masa pensiun dan hilangnya pendapatan.
3. Penyesuaian diri kepada kematian pasangan dan orang terdekat lainnya.
4. Pembentukan gabungan (pergelompokan) yang sesuai dengannya.
5. Pemenuhan kewajiban sosial dan kewarganegaran.
6. Pembentuk kepuasan pengaturan dalam kehidupan.
2.1.6 Tipe- Tipe Lansia
Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Maryam, 2008) tipe
tersebut di jabarkan sebagai berikut :
1. Tipe lansia bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memnuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, mengikuti kegiatan agama dan
melakukan pekerjaan apa saja.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan
acuh tak acuh
2.2.7 Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,
terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
2) Ulkus, jika prosesnya hebat
2. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin
B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
2.2.8 Penatalaksanaan Perawatan Medis
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya mungkin
memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang
jarang pembedahan untuk mengobatinya.
1. Jika penyebabnya adalah infeksi oleh H.pylori, maka diberikan Bismuth,
antibiotik (misalnya amoxcillin &Claritromycin) dan obat anti tukak
(misalnya omeprazole).
2. Penderita gastritis karena stres akut banyak mengalami perubahan (penyakit
berat, cidera atau pendarahan) berasil diatasi. Tetapi sekitar 25 % penderita
gastritis karena stres akut mengalami pendarahan yang sering berakhir fatal.
Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antalsid (untuk
menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk
mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Pendarahan
hebat karena gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber
pendarahan dengan tindakan endoskopi. Jika pendarahan masih berlanjut
mungkin seluruh lambang lambung harus diangkat.
3. Penderita gastritis erosif koronis bisa diobati dengan antasida. Penderita
sebaiknya menghidari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti
peradangan non – esteroit lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi
lambung.
4. Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada gastritis
eosinofilik, bisa diberikan kortikostroied atau dilakukan pembedahan
5. Penderita meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau
seluruh lambung.
6. Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti kulkus yang menghalangi
pelepasan asam lambung.
7. Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi
sering.
8. Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan lemak seperti
sambal, bumbu dapur dan gorengan.
9. Kadisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien
dengan gastritis.
2.2.9 Pemeriksaan Penunjang
Bila pasien di diagnosis terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti body H.Pylori dalam darah.
Hasilt tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan
bahteri pada suatu waktu dalm hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa
pasien tersebut terkena imfeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernapasan
Tes ini dapat menetukan apakah pasien terinfeksi oleh bahteri H.Pylori atau
tidak
3. Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori dalam feses atau tidak. Tes hasil
yang positif mengindikasikan terjadi infeksi dengan hasil pemeriksaan warna
feses merah kehitam- hitaman, bau sedikit amis, kosistensinya lembek tetapi
ada juga agak keras terdapat lendir. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya pendarahan pada
lambung.
4. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar X
5. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini akan melihat akan adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih
dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna
dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis yang
mengidentifikasi respon manusia atau individu terhadap masalah-masalah
kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan tersebut dan keperawatan seorang individu.
Adapun proses keperawatan ini terdiri dari lima tahapan, yaitu :
2.3.1 Pengkajian
2.3.1.1 Pengkajian Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah
2. Riwayat penyakit saat ini
Meliputi perjalanan penyakit pasien, awal dari gejala yang dirasakan kalien.
Keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau betahap, faktor pencetus,
untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Riwayat penyakit dahulu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat
dirumah saki dan riwayat pemakaian obat.
4. Riwayat penyakit keluarga
Terdapat keluarga menderita penyakit yang behubungan dengan penyakit
yang diderita penyakit yang diderita oleh pasien.
2.3.1.2 Pengkajian Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak kesakitan dari pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan
dikuadran epigastrik:
1. B1 (breath) : pola nafas tidak efektif ditandai dengan takhipnea
2. B2 (blood) : perfusi perifer tidak efektif ditandai dengan takikardi,
hipotensi, distrinia, nadi perifer lemah, pengisian perifer,
warna kulit pucat
3. B3 (brain) : Nyeti akut ditandaai dengan sakit kepala, kelemahan, tingkat
kesadaran terganggu, bisorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : Hipovolemia ditandai berhubungan dengan gangguan
keseimbangan cairan
5. B5 (bowel) : Defisit nutrisi berhubungan dan ditandai dengan anemia,
anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran makanan
pedas.
6. B6 (bone) : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan,
kelemahan.
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. A L/P
Tempat & Tanggal Lahir : Tumbang Tarusan, 24 November 1952 (68 Tahun).
Gol.Darah :O
Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 163 Cm / 59 Kg
Penampilan : Rapi
Ciri-ciri Tubuh : Tidak ada ciri yang spesifik
Alamat : Jl. Perintis No 67
Orang Yang Dekat Di hubungi : Ny. A
Hubungan dengan Lansia : Isteri
Alamat : Jl. Perintis No 67
B. RIWAYAT KELUARGA
Susunan Anggota Keluarga
Hubungan
No Nama Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Keluarga
1 Ny.A P Isteri S1 PNS Tinggal
Serumah
2 Tn.A L Anak ke 1 S1 Swasta
3 Ny.F P Anak ke 2 S1 PNS
4 Ny.A P Anak ke 3 S1 PNS
5 Ny. F P Anak ke 4 S1 PNS
6 Ny.I P Anak ke 5 S1 IRT Tinggal
Serumah
7 Ny.O P Anak ke 6 D3 PNS
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki = Klien
= Perempuan = Serumah
= Hubungan dengan keluarga
= Meninggal
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Halaman
Teras
K. Tidur 1
K. Tidur 2 R. Tamu
K. Tidur 3 25 M
R. Keluarga
K. Tidur 4
K. Mandi
R. Makan WC
WC
Dapur
8M
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : Catur dan menonton TV
Keanggotaan Organisasi :-
Liburan Perjalanan :-
F. SISTEM PENDUKUNG
Tempat tinggal Tn.A berada dekat dengan dr. praktek ±50 m dari rumah, dan
jarak puskesmas ± 2 km dari rumah. Jika sakit Tn. A akan berobat ke dokter
paraktek dekat rumahnya.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : Tn. A selalu beribadah setiap minggu, tetapi karena pandemi
Covid 19 kurang lebih 1 minggu ini Tn. A hanya mengikuti
ibadah secara virtual
H. STATUS KESEHATAN
1. Status kesehatan umum selama setahun yang lalu
Px tidak pernah di rawat di RS ataupun puskesmas selama setahun yang lalu.
Penyakit yang diderita dalam 1 tahun ini yaitu gastritis kronis dan demam
disertai batuk pilek.
2. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu lalu
Px tidak pernah di rawat di RS ataupun puskesmas 5 tahun yang lalu. Penyakit
yang diderita dalam 5 tahun ini yaitu gastritis kronis dan demam disertai batuk
pilek.
3. Keluhan Utama
Klien mengatakan : Tn.A mengatakan saya merasa mengantuk
4. Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Tn. A mengatakan : menerima kondisi kesehatan saat ini dan jika sakit berobat ke
tenaga kesehatan terdekat.
Obat-Obatan
No Nama Obat Dosis Keterangan
1 Berlosid 3 x 1 Digunakan untuk membantu mengatasi
gangguan pada saluran pencernaan seperti
gastritis, perut kembung, maag, dispepsia,
hiatus hernia, tukak lambung dan usus
duabelas jari.
2 Enervon C 1 x 1 Suplemen vitamin ini berguna untuk
membantu menjaga daya tahan tubuh.
3 Simvastatin 20 mg 1 x 1 Digunakan untuk menurunkan kadar
kolesterol dalam darah
STATUS IMMUNISASI
Tetanus, Difteri : tidak pernah
Influensa : tidak pernah
Pneumothoraks : tidak pernah
I. AKTIFITAS SEHARI-HARI
Indeks Katz : Skor indeks Katz Tn. A menunjukkan kemandirian
dalam hal makan, kontinen, berpindah, kekamar kecil,
berpakaian dan mandi.
Oksigenasi : Pernapasan teratur, suara nafas vesikuler, RR : 18 x/m,
dan tidak ada batuk.
Cairan & Elektrolit : Klien minum ± 1,5 liter sehari jenis air putih biasa dan
kadang-kadang minum air teh, tugor kulit klien baik.
Nutrisi : Frekuensi makan 3x sehari, dengan makanan pokok
nasi, sayur dan lauk.
BB : 59Kg
TL/TB : 163 cm
BB 59
IMT : 2 [dalam meter]) = = 22,26 (normal)
TB 1,632
Keterangan : IMT : < 18,5 (kurus)
18,5 – 24,9 (normal)
25 – 29,9 (kelebihan berat badan)
> 30 (obesitas)
Rentang gerak
Nyeri
Benjolan/
Peradangan
Penjelasan dari deformitas/terbatasnya : klien tidak mengalami
deformitas.
Skala otot :
Dekstra Sinistra
5555 5555
5555 5555
Keterangan:
0 : Kontraksi otot tidak terdeteksi
1 : Kontraksi yang lemah tanpa terlihat gerakan sendi
2 : Pergerakan aktif bagian tubuh dengan mengeliminasi gravitasi
3 : Pergerakan aktif hanya melawan gravitasi dan tidak melawan tahanan
4 : Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit tahanan
5 : Pergerakan aktif melawan tahanan penuh tanpa adanya kelelahan otot
J. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
- Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) pada Tn. A menunjukkan
fungsi intelektual utuh
- Mini Mental State Exam (MMSE) pada Tn. A menunjukkan tidak ada
kerusakan kognitif
- Inventaris Depresi Beck pada Tn. A menunjukkan tidak ada depresi/minimal
- APGAR Keluarga pada Tn. A menunjukkan tidak ada disfungsi keluarga
K. DATA PENUNJANG
Laboratorium : Pemeriksaan glukosa, asam urat dan kolesterol menggunakan stik
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Kolesterol 220 < 200 mg/dl
Asam urat 2,9 L : 2,4 – 5,7 / P : 3,4 – 7,0
GDS 124 < 200 mg/dl
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas kehidupan Sehari-hari
Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam smeua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di klasifikasikan
lain sebagai C, D, E Atau F
Kesimpulan : Tn. A mampu melakukan aktivitas hidup sehari- hari seperti makan,
kontinen, mandi, berpindah, kekamar kecil dan berpakaian secara mandiri tanpa
dibantu.
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual lansia
SKORE
NO PERTANYAAN JAWABAN
+ -
1 1 Tanggal berapa hari ini ? Tanggal 26
1 2 Hari apa sekarang ? Senin
1 3 Apa nama tempat ini? Rumah
1 4 Dimana alamat ibu/bapak ? Jl. Perintis, no 67
1 5 Berapa umur ibu/bapak ? 68 Tahun
1 6 Kapan ibu/bapak lahir ? 24 november 1952
1 7 Siapa presiden Indonesia ? Joko Widodo
1 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? SBY
1 9 Siapa nama ibu anda ? Jahara
1 10 Kurangi 20 -3-3-3 11
0 Jumlah kesalahan total 0
Keterangan:
1. Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat
Berdasarkan hasil pengkajian SPMSQ fungsi intelektual Tn. A dengan nilai salah 0
yang berarti fungsi intelektual utuh
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Menguji Aspek – Kognitif Dari Fungsi Mental
NILAI
KLIEN PERTANYAAN Jawaban Klien
Maks
ORIENTASI
(Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, 2021, musim panas, 26,
5 5
apa sekarang? senin, bulan april.
Dimana kita : (Negara, Provinsi, Indonesia, Kalimantan
5 5 kabupaten, kecamatan, tempat saat Tengah, gunung mas,
ini). tewah, rumah)
REGISTRASI
3 3
Nama 3 objek (1 detik untuk Kipas angin, kursi ,TV
mengatakan masing-masing)
tanyakan klien ke 3 obyek setelah
anda telah mengatakan. Beri 1
point untuk tiap jawaban yang
benar, kemudian ulangi sampai ia
mempelajari ke 3 nya jumlahkan
percobaan dan catat.
PERHATIAN & KALKULASI
5 5 Meminta klien berhitung mulai dari 18; 16; 14; 12; 10
20 kemudian kurangi 2 sampai
lima tingkat ( nilai poin 1 untuk
setiap jawaban benar)
MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 Kipas angin, kursi ,dan
obyek diatas, beri 1 point untuk TV
kebenaran.
BAHASA
9 9 Menanyakan kepada klien tentang
benda (sambil menunjukkan benda
tersebut) Benar
1. Kipas angin
2. meja
Minta klien untuk mengulangi kata Benar
berikut:
Tidak ada; dan; jika; atau tetapi
Klien menjawab: Benar
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah :
1. ambil kertas di tangan perawat Benar
2. lipat kertas tersebut
3. dan letakan di meja samping
tempat tidur Benar
Perintahkan kepada klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai satu poin
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menuliskan kalimat dan menyalin
gambar
30 Nilai total 30
KETERANGAN:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum:
Composmenthis Apatis Somnolens Suporus Coma
URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
Kesimpulan : Tingkat depresi pada Tn. A adalah 4 yaitu depresi tidak ada/ minima
ANALISIS DATA
1. Gangguan pola tidur b/d kurangnya control tidur dan hambatan lingkungan
(D.0055, Halm. 126)
2. Kesiapan peningkatan pengetahuan (D.0113, halm. 251)
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A
DX. 2 Kesiapan peningkatan Luaran Utama : Edukasi Kesehatan 1) Untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan
pengetahuan (D.0113, halm. 251) Tingkat Pengetahuan (SIKI;I.12383.Hal.65) menerima informasi
(SLKI;L.12111.Hal. Observasi 2) Mempermudah dalam memberikan materi
146) 1. Identifikasi kesiapan dan
dan media pendidikan kesehatan tentang
Setelah dilakukan kemampuan menerima informasi
askep selama 1x30 Terapeutik penyakit diabetes
menit diharapkan 2. Sediakan materi dan media 3) Agar klien tahu jadwal pendidikan kesehatan
defisit pengetahuan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes
membaik dengan 3. Jadwalkan pendidikan
4) Memberikan kesempatan pasien untuk
kriteria hasil: kesehatan sesuai kesempatan
4. Berikan kesempatan pasien menanyakan hal yang masih belum
- Perilaku sesuai
anjuran untuk bertanya dimengerti
meningkat Edukasi 5) Membantu klien memahami faktor risiko
dengan skor 5 5. Jelaskan faktor risiko yang dapat yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Kemampuan mempengaruhi kesehatan 6) Membantu klien berperilaku hidup bersih dan
menjelaskan 6. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
pengetahuan sehat
tentang suatu
topik meningkat
dengan skor 5
- Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
menurun dengan
skor 5
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
A: Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi :-
DX2 I.12362 Edukasi kesehatan S: Klien mengatakan dia sudah mengerti tentang
penyakit gastritis, factor penyebab, tanda dan
Hari & 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan gejala, komplikasi, cara pencegahan, pengobatan,
Tanggal senin, pasien menerima informasi dan makanan pantangan penderita gastritis
2. Menyediakan materi dan media O:
26/4/2021 pendidikan kesehatan - Klien tampak memperhatikan penjelasan yang
Jam 10.00 wib 3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan diberikan
sesuai kesempatan. - Klien dapat menyebutkan satu atau lebih tanda
4. Memberikan kesempatan pasien untuk dan gejala gastritis
bertanya - Klien dapat menjelaskan kembali cara
5. Menjelaskan faktor risiko yang dapat pencegahan, pengobatan gastritis, dan Fivi Oktavia
mempengaruhi kesehatan bagi penderita makanan pantangan penderita gastritis
gastritis, seperti faktor penyebab, A: masalah teratasi
penanganan (pencegahan dan pengobatan P: anjurkan pasien untuk mengikuti anjuran sesuai
penyakit gastritis penkes yang diberikan
6. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
BAB 4
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Lansia dengan gastritis merupakan populasi rentan dan berakibat pada
perubahan pola hidup lansia yaitu mengalami ketidaknyamanan akibat gastritis yang
sering kambuh karena mengalami tukak lambung, perubahan psikososial akibat
kekambuhan yang berulang yang mengakibatkan menurunnya motivasi untuk sembuh
dan kekurangan nutrisi pada lansia karena dikarenakan faktor ekonomi. Hal tersebut
bila tidak diintervensi dapat menyebabkan beban perawatan kesehatan bagi lansia itu
sendiri, keluarga yang tinggal bersama lansia dan masyarakat serta pemerintah
(Suratini, 2012).
Gangguan tidur adalah kelainan dari pola tidur seseorang. Hal ini akan
menimbulkan penurunan kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan dan
keselamatan penderitanya. Gangguan tidur dapat ditandai dengan rasa mengantuk
pada siang hari, kesulitan tidur pada malam hari, atau siklus tidur dan bangun yang
tidak teratur.
Dari teori dan fakta yang ada didapatkan adanya kesenjangan. Berdasarkan
teori yang muncul pada pengkajian dengan kasus gastritis pada lansia adalah adanya
Nyeri ulu hati,mual, muntah, penurunan selera makan, kelemahan ,kelelahan dan
ketidaktahuan tentang penyakit yang dialami. Sedangkan pada kasus data yang
ditemukan Tn. A mengatakan mengantuk karena kurang tidur karena terbangun BAK
pada malam hari, perut kadang terasa kembung dan mual jika terlambat makan, dan
Pasien mengatakan jika mag kambuh akan minum obat maag, dan menghindari
makanan & minuman asam dan pedas.
Terdapat kesenjangan pada diagnosa, dalam teori ada 8(delapan) diagnosa
pada klien dengan Gastritis, tetapi dari kasus yang didapat dari pengkajian pada Tn.A
hanya ada 2 (dua) diagnosa. Dalam pemberian asuhan keperawatan dilaksanakan
dengan pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Proses keperawatan pengkajian data yang dilakukan pada kasus Tn. A terdapat
tanda dan gejala yang mengarah kepada kasus Gastritis berupa perut terasa kembung
dan mual jika terlambat makan, ada riwayat penyakit gastritis dan merasa mengantuk.
Diagnosa keperawatan yang timbul dalam kasus Tn. A semuanya berjumlah 2 (dua)
diagnosa yaitu: Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
dan hambatan lingkungan dan kesiapan peningkatan pengetahuan.
Dari diagnosa yang ada maka disusunlah rencana keperawatan yang dirancang
berdasarkan kebutuhan aktual dan yang diprioritaskan dengan rasional tindakan yang
mendasarinya, semua disusun berdasarkan perbandingan teori dengan kondisi yang
dialami pasien dengan Gastritis, fokus utama ialah penanganan terhadap : Gangguan
pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur dan hambatan lingkungan .
Tindakan keperawatan pada Tn. A mengikuti perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Setelah dilakukan perencanaan baru dilaksanakan dengan tindakan yang
dilakukan secara mandiri dan kolaboratif. Dilaksanakan dengan dukungan peralatan
dari rumah dan pendidikan. Hasil keseluruhan dari yang sudah direncanakan dan
dilakukan dilihat pada evaluasi yang menunjukkan efektifitas tindakan yang sudah
dilakukan pada Tn. A dan terlihat adanya perubahan yang positif selama perawatan.
Tahap terakhir dilakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan berdasarkan pelaksanaan proses keperawatan yang disusun sebagai
pertanggung jawaban dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Faktor
pendukung dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan sifat kooperatif
yang ditunjukkan keluarga pasien, selain itu juga karena keberadaan petugas
kesehatan lain yang juga membantu dalam pemberian informasi dan pelaksanaan
asuhan keperawatan.
5.2 Saran
Dilihat dari kesimpulan yang sudah ditarik, maka penulis mempunyai
beberapa saran kepada pasien, perawat, pihak institusi pendidikan serta pelaksanaan
pelayanan kesehatan seperti dibawah ini:
5.2.1 Bagi Klien dan Keluarga
1) Bagi klien di harapkan dapat melakukan pengobatan secara rutin, dan di
harapkan dapat mengikuti program terapi dan anjuran yang diberikan
sehingga proses penyembuhan dapat lebih cepat.
2) Bagi keluarga klien diharapkan dapat memberi motivasi, mampu memberikan
perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
5.2.2 Bagi Perawat
Perawat mampu memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam
memberikan asuhan keperawatan khususnya pada klien lansia dengan Gastritis. Serta
mampu melakukan asuhan keperawatan kepada klien sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP). Dalam memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif mencakup aspek bio-psiko-sosial-spiritual, sehingga mampu
meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan.
5.3.3 Bagi Institusi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit untuk melengkapi dan menambah referensi di perpustakaan
rumah sakit, dan juga dapat membantu mahasiswa yang sedang melakukan praktik di
lapangan.
5.3.4 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat membimbing dan menyediakan fasilitas, sarana, prasarana
dalam proses pendidikan, melengkapi perpustakaann dengan buku-buku keperawatan
khususnya keperawatan pada lansia dengan Gastritis. Lebih memaksimalkan metode
pembelajaran yang membina respon kritis mahasiswa dalam menetapkan masalah
keperawatan yang sering ditemui di lahan praktek, sehingga kemampuan analisa
mahasiswa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
LeMone, Priscilla dkk. 2017. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
Respirasi. Jakarta : EGC
Pranata, A.E & Prabowo E. 2014. Asuhan Keperawatan. Sistem Perkemihan Edisi
1 Buku Ajar.Yogyakarta: Nuha Medika
Price SA, Wilson LM. 2015. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 4. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : PPNI
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTRITIS
A. Latar Belakang
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan sub mukosa lambung.
Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya inflamasi sel – sel radang
pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak
dijumpai di klinik/ ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit
gastritis meningkat sejak 5-6 tahun ini dan menyerang laki- laki lebih banyak dari
pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena mengkonsumsi
alcohol dan merokok.
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Gastritis
selama 20 menit, Tn.A dan keluarga dapat memahami mengenai penyakit
gastritis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan mengenai Gastritis selama 20
menit, Tn.A dan keluarga mampu memahami dan menjelaskan:
1. Pengertian penyakit Gastritis
2. Menyebutkan penyebab gastritis
3. Menyebutkan tanda dan gejala Gastritis
4. Menyebutkan jenis-jenis gastritis
5. Menyebutkan terapi pengobatan Gastritis
B. Kisi-kisi Materi
1. Pengertian Gastritis
2. Etiologi Gastritis
3. Manifestasi klinik Gastritis
4. Komplikasi
5. Cara perawatan penderita gastritis
6. Perawatan dengan obat tradisional
7. Cara meramu obat tradisional
8. Penatalaksanaan lain untuk mengatasi sakit maag
C. Media
Leaflet
SAP
D. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Peragaan ( stimulasi )
E. Rencana Pelaksanaan
F. Evaluasi
1. Struktur
a) Media dan alat memadai
b) Waktu pelaksanaan tepat waktu
c) Lingkungan yang tenang dan mendukung
2. Proses
a) Kegiatan penyuluhan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan yang
direncanakan.
b) Penyuluh menyampaikan materi menggunakan bahasa yang mudah di
mengerti.
c) Peserta mendengarkan dengan penuh perhatian.
d) Peserta terbuka dan berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
e) Tujuan khusus dapat dicapai
3. Hasil
a) Menjelaskan tentang pengertian gastritis
b) Menyebutkan tanda dan gejala gastritis
c) Menyebutkan penyebab gastritis
d) Menyebutkan cara perawatan pasien gastritis di rumah
Lampiran Materi
A. Pengertian Gastritis
Sakit maag atau gastritis adalah peradangan (pembengkakan) pada lapisan
lambung (Priyoto, 2015).
Gastritis (Maag) adalah radang atau luka pada lambung, karena terjadinya
peningkatan cairan lambung yang bersifat asam.
B. Penyebab Gastritis
1. Pada lansia terjadi penurunan fungsi saluran pencernaan.
Penurunan fungsi mengecap rasa seperti rasa asin dan manis.
Perubahan pada gigi sebagai alat pengunyah makanan.
Penurunan fungsi penciuman.
Penurunan rasa lapar.
Perubahan pada lambung yaitu lapisan mukosa pada lambung berkurang.
2. Pikiran tidak tenang dan kurang tidur karena sering kencing pada malam hari.
3. Kurang aktivitas sehingga lansia mudah lemah dan nafsu makan menurun
(makan tidak teratur)
4. Minum obat-obatan seperti :
Obat pengurang nyeri, seperti antalgin, ponstan,dll
Obat diare, seperti tetrasiklin.
5. Makan dan minum bahan-bahan yang dapat menimbulkan iritasi pada lambung,
antara lain alcohol, makanan asam, tapai, lada, cuka, dan merica.
6. Merokok
C. Tanda Dan Gejala
1. Mual dan muntah.
2. Perut terasa nyeri
3. Perih/ nyeri ulu hati.
4. Nafsu makan menurun.
5. Sering bersendawa
6. Kembung ( perut terasa penuh)
7. Wajah pucat
8. Sakit saat BAB
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 1.Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 3.Jakarta : EGC
Hadi,Sujono.2009.Gastroenterologi.Offset:Bandung
Sue, Marion, Meridean, Elizabeth. 2008. Nursing Outcomes Classification
Fourth Edition,USA : Mosby Elsevier
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1493/8/8.%20Lampiran.pdf
https://studylibid.com/doc/152563/lembar-balik-gastritis--maag--lansia.rtf
A. Apa itu Gastritis (Maag)…? Obat pengurang nyeri, seperti antalgin,
Gastritis (Maag) adalah radang atau luka ponstan,dll
pada lambung, karena terjadinya peningkatan Obat diare, seperti tetrasiklin.
cairan lambung yang bersifat asam. 11.Makan dan minum bahan-bahan yang
dapat menimbulkan iritasi pada lambung,
antara lain alcohol, makanan asam, tapai,
lada, cuka, dan merica.
12.Merokok
C. Tanda Dan Gejala gastritis (MAAG)
9. Mual dan muntah.
8. Segera makan jika timbul keluhan.
10.Perut terasa nyeri
B. Apa PenyeBab gastritis ? 9. Minum air hangat manis sebelum
11.Perih/ nyeri ulu hati.
7. Pada lansia terjadi penurunan fungsi makan jika terasa mual
saluran pencernaan. 10. Minum susu untuk menetralkan asam
Penurunan fungsi mengecap rasa lambung.
seperti rasa asin dan manis. 11.Berikan makanan yang lunak untuk
Perubahan pada gigi sebagai alat memudahkan mengunyah
pengunyah makanan. 12.Lakukan aktivitas sesuai kemampuan
Penurunan fungsi penciuman. shingga meningkatkan keinginan tidur
Penurunan rasa lapar. 12.Nafsu makan menurun.
Perubahan pada lambung yaitu lapisan 13.Sering bersendawa
mukosa pada lambung berkurang. 14.Kembung ( perut terasa penuh)
15.Wajah pucat
8. Pikiran tidak tenang dan kurang tidur 16.Sakit saat BAB
karena sering kencing pada malam hari. D. Akibat lanjut dari penyakit maag yang
tidak diobati
4. Pendarahan pada saluran cerna bagian
atas.
5. Terjadi luka yang berlanjut pada lambung
( tukak lambung. F. Perawatan penyakit maag dengan obat
6. Kekurangan darah karena terganggunya tradisional
9. Kurang aktivitas sehingga lansia mudah penyerapan vitamin B12. Keuntungan obat tradisional :
lemah dan nafsu makan menurun (makan E. Bagaimana cara perawatan jika terjadi Harga murah
tidak teratur) sakit maag ??? Mudah didapat
10.Minum obat-obatan seperti : 7. Sajikan makanan pada waktunya secara Tidak mengandung zat kimia
teratur serta dalam porsi yang kecil.
G. Cara meramu obat tradisional Ciptakan suasana tenang
3. Bahan : Rileks dan tenang
40 gr lidah buaya yang telah dikupas
Tarik nafas melalui hidung dan mengisi
600 cc air ( 3 gelas)
2-3 sendok makan madu paru-paru dengan menghitung 1,2, dan 3.
4. Cara membuat : Hembuskan nafas secara perlahan melalui
Rebus lidah buaya yang telah dikupas
mulut.
dengan air 600cc hingga menjadi 300
cc(1,5 gelas) Ulangi sampai dengan 15 kali dengan
Tambahkan 2-3 sendok makan madu selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
Minum selagi hangat 2. Melakukan kompres hangat
Aturan minum 1 -2 kali sehari.
Alat : Botol kosong dan air hangat Oleh
sebanyak 400 cc
Fivi Oktavia
Cara : botol yang berisi air hangat dilapisi
menggunakan kain atau handuk kemudian Nim : 2020-02-14901-008
diletakkan pada perut bagian kanan atas
selama 5-10 menit. YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
H. Cara lainya untuk mengatasi sakit maag PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2021
1. Melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam
dengan langkah berikut :
LEMBAR KONSULTASI
Pembimbing Mahasiswa,
Pembimbing Mahasiswa,
Pembimbing Mahasiswa,
Pembimbing Mahasiswa,
Pembimbing Mahasiswa,
Pembimbing Mahasiswa,
Pembimbing Mahasiswa,
Pembimbing Mahasiswa,
Pembimbing Mahasiswa,
Pembimbing Mahasiswa,
- Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
Topic: Ujian Virtual Mahasiswa Egha Handriani di Stase
Keperawatan Gerontik
Time: May 7, 2021 04:00 PM Asia/Makassar
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/79844505301?
pwd=Z25hVmVERU1hS3pVTFM5QndNVmk0dz09
Meeting ID: 798 4450 5301
- Passcode: 345678
Pembimbing Mahasiswa,
No Waktu Kegiatan
.
1. 14.00 WIB - 16.50 WIB - Ujian Virtual Stase Keperawatan Gerontik Hari
Kedua Mahasiswa an Rudy Helkya Yustevan,
Trieka, Fivi Oktavia
2. 16.50 WIB - 10.00 WIB - Penutup dengan dokumentasi
- Link:
Rudy Yustevan Dehen is inviting you to a
scheduled Zoom meeting.
Ujian stase Gerontik dengan pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi pembimbing ibu Siti Santy
Sinipar, S.Kep., M.Kes
Time: May 8, 2021 02:00 PM Jakarta
Join Zoom Meeting
https://us05web.zoom.us/j/82466775478?
pwd=MGpPTmt2SE1na3ZITXZvdEJXNWx4Zz09
Meeting ID: 824 6677 5478
Passcode: SgVH29
Pembimbing Mahasiswa,