Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK PADA TN.A DENGAN GASTRITIS

Oleh :
FIVI OKTAVIA
2020-02-14901-008

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Fivi Oktavia


NIM : 2020-02-14901-008
Program Profesi : Ners Angkatan VIII
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik
Pada Tn.A Dengan Diagnosa Medis Gastritis

Telah melaksanakan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Stase Keperawatan Gerontik pada Program Studi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Pembimbing Akademik

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fivi Oktavia


NIM : 2020-02-14901-008
Program Profesi : Ners Angkatan VIII
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik
Pada Tn.A Dengan Diagnosa Medis Gastritis

Telah melaksanakan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Stase Keperawatan Gerontik pada Program Studi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Pembimbing Praktik

Mengetahui, Pembimbing Akademik


Ketua Program Serjana Keperawatan

Meilitha Carolina, Ners., M.Kep Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul
” Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn.A. Dengan
Diagnosa Medis Gastritis. Laporan Kasus Asuhan Keperawatan ini merupakan
salah satu persyaratan pada Pendidikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan
Gerontik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Selama menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini, penulis mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak serta bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini secara khusus
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners yang
memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
3) Ibu Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan
keperawatan ini.
Semoga laporan kasus asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan. Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini masih
jauh dari sempurna untuk itu kepada semua pihak, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat menunjang kesempurnaan laporan
kasus asuhan keperawatan ini.

Palangka Raya, 26 April 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4


1
2.1 Konsep Prosesn Menua Pada Lansia.................................................... 4
1
1.
2.
2.2
1.
2.2 Konsep Dasar Gastritis......................................................................... 8
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik................................................ 15
1.

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN............................................................ 30

BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................. 53
2
3
4
4.1 Pengkajian............................................................................................. 53
4.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................... 54
4.3 Rencana Keperawatan........................................................................... 55
4.4 Implementasi......................................................................................... 57
4.5 Evaluasi................................................................................................. 58

BAB 5 PENUTUP........................................................................................... 59
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 59
5.2 Saran..................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lansia merupakan salah satu kelompok atau populasi yang berisiko tinggi
mengalami masalah kesehatan. Allender et al., (2014) mengatakan bahwa lansia
merupakan populasi paling berisiko dengan masalah kesehatan yang kemungkinan
akan berkembang lebih buruk karena adanya faktor - faktor risiko yang
memengaruhinya. Lansia mengalami penurunan fungsi sistem tubuh, salah
satunya sistem pencernaan. Sistem pencernaan yang sering mengalami gangguan
adalah lambung. Ketika lambung mengalami peradangan dan mengakibatkan
pengikisan dinding lambung. Akibatnya lambung muncul luka atau yang disebut
tukak lambung. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Nurarif &
Kusuma, 2015).
Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia pada tahun 2017
menurut WHO adalah 40.8%, dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa
penduduk dalam penelitian. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011,
gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien
inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4.9%)..Angka
kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Lansia dengan gastritis merupakan populasi rentan dan berakibat pada
perubahan pola hidup lansia yaitu mengalami ketidaknyamanan akibat gastritis
yang sering kambuh karena mengalami tukak lambung, perubahan psikososial
akibat kekambuhan yang berulang yang mengakibatkan menurunnya motivasi
untuk sembuh dan kekurangan nutrisi pada lansia karena dikarenakan faktor
ekonomi. Hal tersebut bila tidak diintervensi dapat menyebabkan beban perawatan
kesehatan bagi lansia itu sendiri, keluarga yang tinggal bersama lansia dan
masyarakat serta pemerintah (Suratini, 2012).
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk praktek keperawatan profesional

1
yang ditujukan pada lansia baik sehat maupun sakit yang bersifat komprehensif
terdiri dari bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan
terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Tujuan dari keperawatan gerontik adalah lanjut usia dapat melakukan
kegiatan sehari–hari secara mandiri dan produktif, mempertahankan kesehatan
serta kemampuan lansia seoptimal mungkin, membantu mempertahankan dan
meningkatkan semangat hidup lansia (Life Support), menolong dan merawat klien
lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau akut), dan memelihara
kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin. (Kemenkes,2017). Dengan
masih tingginya angka kejadian penyakit gastritis tersebut maka sangatlah
diperlukan penanganan yang segera, tepat dan komprehensif dalam memberikan
pelayanan keperawatan ataupun penanganan medis yang lebih profesional. Untuk
itu diperlukan peran Perawat dalam memberikan memberikan informasi melalui
Pendidikan Kesehatan tentang perubahan dalam gaya hidup seperti makan secara
teratur, istirahat yang cukup, menghindari stress dan menjalani pengobatan sesuai
petunjuk sehingga diharapkan gastritis dapat dikendalikan. Berdasarkan latar
belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat Asuhan Keperawatan dengan
judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. A dengan Diagnosa Medis
Gastritis”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam laporan
kasus ini yaitu bagaimana Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn.A dengan
Diagnosa Medis Gastritis ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi pemberian
Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn.A dengan Diagnosa Medis Gastritis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada lansia dengan
Diagnosa Medis Gastritis
2. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pada lansia
dengan Diagnosa Medis Gastritis
3. Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada pada lansia
dengan Diagnosa Medis Gastritis
4. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada pada lansia
dengan Diagnosa Medis Gastritis
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pada lansia dengan
Diagnosa Medis Gastritis.

1.4 Manfaat
1.3.2 Bagi Pelayan Kesehatan
Laporan asuhan keperawatan ini dapat sebagai bahan masukan dalam
pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelaksanaan serta bahan evaluasi
dan perbaikan asuhan keperawatan.
1.3.3 Bagi Institusi
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi,
bahan bacaan, dan bahan masukan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa
khususnya yang terkait dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien lansia
dengan Diagnosa Medis gastritis.
1.3.4 Bagi pasien dan keluarga
Laporan kasus ini dapat menjadi tambahan informasi bagi pasien dan
keluarga tentang bagaimana cara merawat anggota keluarga dengan Diagnosa
Medis gastritis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Proses Menua Pada Lansia


2.1.1 Teori Proses Menua
Ada beberapa teori tentang penuaan, sebagaimana dikemukakan oleh
(Maryam, 2008), yaitu teori biologi, teori psikologi, teori kultural, teori sosial,
teori genitika, teori rusaknya sistem imun tubuh, teori menua akibat metabolisme
dan teori kejiwaan sosial. Berdasarkan pengetahuan yang berkembang dalam
pembahasan tentang teori proses menjadi tua (menua) yang hingga saat ini di anut
oleh gerontologis, maka dalam tingkatan kompetensinya, perawat perlu
mengembangkan konsep dan teori keperawatan sekaligus praktik keperawatan
yang didasarkan atas teori proses menjadi tua (menua) tersebut. Postulat yang
selama ini di yakini oleh para ilmuan perlu implikasikan dalam tataran nyata
praktik keperawatan, sehingga praktik keperawatan benar-benar mampu memberi
manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Perkembangan ilmu keperawatan perlu diikutip dengan pengembangan
praktik keperawatan, yang pada akhirnya mampu memberikan kontribusi terhadap
masalah masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat. Secara umum,
implikasi/ praktik keperawatan yang dapat dikembangkan dengan proses menua
dapat didasarkan dapat teori menua/secara biologis, psikologis, dan sosial. Berkut
adalah uraian bentuk-bentuk aplikasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada
individu yang negalami proses penuaan, dengan didasarkan pada teori yang
mendasari prose menua itu sendiri. Iplikasi keperawatan yang diberikan di
dasarkan atau asumsi bahwa tindkan keperawatan yang diberikan lebih di
tekankan pada upaya untuk memodifikasi fakotr-faktor secara teoritis di anggap
dapat mempercepat prose penuaan. Istilah lain yang digunakan untuk
menunjukkan teori menua adalah senescence. Menurut Sunaryo (2016),
senescence diartikan sebagai perubahan perilaku sesuai usia akibat penurunan
kekuatan dan kemampuan adaptasi.

4
2.1.2 Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardwiyanto & Setiabudhi, 2005). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
berhan terhadap infeksi dan meperbarbaakan kerusakan yang terjadi (Aster, 2009).
Oleh karena itu dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik
dan struktural yang disebut penyakit dengeneratif yang menyebabkan lansia akan
mengakhiri hidup dengan episode terminal (Sunaryo, 2016).
Lansia merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang,
yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu
(Peldian Olds, 2007). Proses menua (aging) adalah suatu proses alami yang
disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain (Sudaryanto, 2008). Lansia akan mengalami perubahan
yang terkait dengan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang kecepatan
perubahan tersebut berbeda untuk setiap individu. Jenis kelamin, rasa, kelas
sosial, dan keimanan menciptakan interaksi yang komplek yang berkontribusi
dalam proses penuaan setiap individu.
2.1.3 Batasan Umur Lanjut Usia
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi dalam Sunaryo (2016),
batabatas umur yang mencakup batas umur lansia sebagai berikut :
1. Menurut undang-undangn Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mmencapai usia 60 tahun ke
atas”.
2. Menurut Wordl Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat
tua (very old) ialah di batsu 90 tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase, yaitu: pertama
(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (Fase virilities) ialah 40-55 tahun,
ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65
sampai tutup usia.
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setypnegoro masa lanjut usia (geriatric age) >
65 tahun, atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi
menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75- 80 tahun),
dan very old (> 80 tahun) (Efendi & Makhfudli, 2009).
5. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008).
2.1.4 Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Menurut Suiraoka, (2012), penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk
menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel
dalam tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Menurut (Meredith
Wallace, 2007), beberapa perubahan yang akan terjadi pada lansia diantaranya
adalah perubahan fisik, intlektual, dan keagamaan :
1. Perubahan fisik
a. Sel saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan
berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebih besar sehingga
mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein di otak, otot,
ginjal, darah.
b. Sistem persyarafan, keadaan system persyarafan pada lansia akan
mengalami perubahan, seperti mengecilnya syaraf panca indra. Pada indra
pendengaran seperti hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga, pada
indra penglihatan akan terjadi seperti kekeruhan kornea, hilangnya daya
akomodasi dan menurunnya lapang pandang. Pada indra peraba akan terjadi
seperti respon terhadap nyeri menurun dan kelenjer keringat berkurang.
Pada indra pembau akan terjadinya seperti menurunnya kekuatan otot
pernapasan, sehingga kemampuan membau juga berkurang.
c. Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunnya selera makan,
seringnya terjadi konstipasi, menurunnya produksi air liur (saliva) dan
gerakan peristaltik usus juga menurun.
d. Sistem genitourinaria, pada lansia ginjal akan mengalami pengecilan
sehingga aliran darah ke ginjal menurun.
e. Sistem muskuloskeletal, kehilangan cairan pada tulang dan makin rapuh,
keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku dan tendon mengerut
f. Sistem kardiovaskuler, pada lansia jantung akan mengalami pompa darah
yang menurun, ukuran jantung secara keseluruhan menurun dengan tidanya
penyakit klinis, denyut jantung menurun, katup jantung pada lansia akan
lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan darah sistolik
meningkat pada lansia karena hilangnya distensibility arteri. Tekanan darah
diastolik tetap sama atau meningkat.
2. Perubahan Intelektual
Akibat proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan
otak seperti perubahan intelegenita quantion (IQ) yaitu fungsi otak kanan
mengalami penurnan sehingga lansia akan mengalami penurunan sehingga
lansia akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi nonverbal, pemecahan
masalah, konsentrasi dan kesulitan mengenal wajah seseorang. Perubahan yang
lain adalah perubahan ingatan, karena penurunan kemampuan otak maka
seorang lansia akan kesulitan untuk menerima rangsangan yang diberikan
kepadanya sehingga kemampuan untuk mengingat pada lansia juga menurun
(Mujahidullah, 2012).
3. Perubahan Keagamaan
Pada umumnya lansia akan semakin teratur dalam kehidupan
keagamaannya, hal tersebut bersangkutan dengan keadaan lansia yang akan
meninggalkan kehidupan dunia.
2.1.5 Tugas Perkembangan Pada Lanjut Usia
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
kehidupan suatu individu (Stanly & Gauntlett, 2007). Ada beberapa tahapan
perkembangan yang terjadi pada lansia, yaitu :
1. Penyesuaian diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik.
2. Penyesuaian diri kepada masa pensiun dan hilangnya pendapatan.
3. Penyesuaian diri kepada kematian pasangan dan orang terdekat lainnya.
4. Pembentukan gabungan (pergelompokan) yang sesuai dengannya.
5. Pemenuhan kewajiban sosial dan kewarganegaran.
6. Pembentuk kepuasan pengaturan dalam kehidupan.
2.1.6 Tipe- Tipe Lansia
Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Maryam, 2008) tipe
tersebut di jabarkan sebagai berikut :
1. Tipe lansia bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memnuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, mengikuti kegiatan agama dan
melakukan pekerjaan apa saja.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan
acuh tak acuh

2.2 Konsep Dasar Gastritis


2
2.1
2.2.1 Pengertian
Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung
yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola
makan, minsalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat, makan makanan
yang terlalu banyak bumbu dan pedas (Priyoto, 2015).
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung. Sakit maag atau
gastritis adalah peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung, yang bisa
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Seperti kita ketahui, lambung adalah
organ pencernaan dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk menyimpan
makanan, mencerna, dan kemudian mengalirkanya ke usus kecil. Didalam
lambung terdapat enzim-enzim pencernaan, seperti pepesin, asam lambung, dan
mucus, untuk melindungi dinding lambung sendiri. Bila terjadi
ketidakseimbangan diantara faktor tersebut, minsalnya asam berlebih atau mucus
berkurang, dapat mengiritasi lambung sehinga terjadi proses peradangan pada
lambung (gastritis) (Padmiarson, 2009).
2.2.2 Anatomi dan Fisiologi
Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran
makanan yang paling dapat mengembang lebih besar terutama pada epigastrium
Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
1. Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung
2. Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri
osteum kardiak biasanya terisi gas
3. Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan
pada bagian bawah kurvatura minor.
4. Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak
sampai pilorus
5. Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus
ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior
6. Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai
otot tebal yang membentuk sfingter pilorus
Fungsi gaster antara lain :
1. Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan, dan menghaluskan
makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung
2. Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan
dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.
3. Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
4. Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.
2.2.3 Klasifikasi
2.2.3.1 Gastritis akut
Gastritis akut adalah penyakit lambung yang terjadi karena terdapat
peradangan akut pada dinding lambung, terutama pada lapisan lendir lambung dan
pada umumnya dibagian rongga lambung dekat pylorus (lubang antara lambung
ke usus). Jenis gastritis ini dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis sebagai
berikut.
1. Gastritis Eksogenus
Gastritis eksogenus adalah penyakit radang lambung yang pencetusnya
berasal dari luar tubuh penderita. Jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal:
1) Gastritis eksogenus dapat disebabkan oleh bakteri atau virus yang dapat
menyebabkan terserang gastritis akut yaitu staphylococcus. Gejala yang
dialami oleh penderita yaitu perasaan gelisah dan rasa terbakar, mual,
muntah, diare, dan panas.
2) Gastritis eksogenus juga dapat disebabkan oleh bahan yang bersifat racun
atau bahan yang bersifat sebagai pegikis jaringan.
2. Gastritis Endogenus
3. Gastritis endogenus adalah penyakit peradangan lambung yang pencetusnya
berasal atau terbentuk didalam lambung. Penyakit gastritis endogen ini dapat
disebabkan oleh hal-hal berikut :
1) Bakteri atau racun
2) Alergik gastritis
3) Peradangan akut yang bernanah, penderita mengalami peradangan akut
akibat bakteri pyogenik (streptococcus, staphylococcus).
4. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dalam periode
waktu lama disebabkan oleh stres dan pola makan yang kacau. Sementara itu,
penyakit gastritis kronis dapat disebabkan oleh infeksi H.pylori, adanya
tumor pada lambung dan stres atau faktor kejiwaan (Wahyu, 2011).
2.2.4 Etiologi
2.2.4.1 Gastritis akut
Penyebab gastritis akut adalah mengosumsi makanan dan alkohol yang
mengiritasi dalam waktu yang lama. Obat-obatan, seperti aspirin dan obat anti
inflamasi nonsteroid lain (dalam dosis tinggi), agens sitotosik, kafein,
kortikosteroid, anti metabolit, fenilbutazon, dan indometasin. Menelan racun,
khususnya dikloro-difenil- trikloroetana (DDT), ammnonia, merkuri, karbon
tetraklrorida, atau zat korosif. Endotoksik dilepaskan oleh bakteri yang
menginfeksi, seperti stafilokokus, Escherichia coli, dan salmonela dan komplikasi
penyakit akut (Kluwer, 2011).
2.2.4.2 Gastritis kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh pemajanan berulang terhadap zat iritan,
seperti obat-obatan, alkohol, rokok, dan agens lingkungan. Anemia pernisiosa,
penyakit ginjal, atau diabetes militus dan infeksi helicobacter pylori (penyebab
gastritis nonerosif paling sering) (Kluwer, 2011).
2.2.5 Patofisiologi
2.2.5.1 Gastritis akut
Penyebab yang paling umum gastritis akut adalah infeksi. Patogen
termasuk helicobacter pylori, Escherichia coli, proteus, haemophilus,
stresptokokus, dan stafilokokus. Infeksi bakteri lambung normal melindunginya
dari asam lambung, sementara asam lambung melindungi lambung dari infeksi,
sehingga terdapat luka pada mukosa. Ketika asam hidroklorida (asam lambung)
menegenai mukosa lambung, maka terjadi luka pada pembulih kecil yang di ikuti
dengan edema, perdarahan, dan mungkin juga terbentuk ulkus. Kerusakan yang
berhubungan dengan gastritis akut biasanya terbatas jika diobati dengan tepat
(Joycem, 2014).
2.2.5.2 Gastritis kronis
Perubahan patofisologis awal yang berhubungan dengan gastritis kronis
adalah sama dengan gastritis akut. Mulanya lapisan lambung menebal dan
eritematosa lalu kemudian menjadi tipis dan atrofi. Deteriorasi dan atrofi yang
berlanjut mengakibatkan hilangnya fungsi kelenjar lambung yang berisi sel
parietal. Ketika sekresi asam menurun, sumber faktor intrinsik hilang. Kehilangan
ini mengakibatkan ketidakmampuan untuk menyerap vitamin B12 dan
perkembangan anemia pernisiosa. Atrofi lambung dengan metaplasia telah
diamati pada gastritis kronis dengan infeksi H pylori. Perubahan ini mungkin
mengakibatkan peningkatan risiko adenokarsinoma lambung (Joycem, 2014).
2.2.6 Manifestasi
Tanda Gejala Gastritis Secara Umum adalah :
1. Perasaan mual dan muntah.
2. Nyeri perut (dapat bervariasi dari ringan sampai berat)
3. Rasa sakit yang mungkin merasa seperti nyeri terbakar diperut bagian atas
4. Merasa sakit atau berat di dada bagian bawah.
5. Nyeri meningkat pada perut kosong
6. Cegukan yang mengganggu dan berulang.
7. Kehilangan selera makan
8. Merasa kenyang meski baru makan sedikit
9. Berat badan menurun
10. Adanya gas yang berlebih atau perut terasa kembung

Tanda Gejala Gastritis Parah :


1. Darah di tinja atau feses berwarna hitam
2. Pendarahan reptum
3. Ketika muntah, warna yang terlihat seperti bubuk kopi
4. Lemah dan pucat.
5. Denyut nadi cepat, merasa pusing atau lelah
6. Pingsan.

2.2.7 Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,
terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
2) Ulkus, jika prosesnya hebat
2. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin
B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
2.2.8 Penatalaksanaan Perawatan Medis
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya mungkin
memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang
jarang pembedahan untuk mengobatinya.
1. Jika penyebabnya adalah infeksi oleh H.pylori, maka diberikan Bismuth,
antibiotik (misalnya amoxcillin &Claritromycin) dan obat anti tukak
(misalnya omeprazole).
2. Penderita gastritis karena stres akut banyak mengalami perubahan (penyakit
berat, cidera atau pendarahan) berasil diatasi. Tetapi sekitar 25 % penderita
gastritis karena stres akut mengalami pendarahan yang sering berakhir fatal.
Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antalsid (untuk
menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk
mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Pendarahan
hebat karena gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber
pendarahan dengan tindakan endoskopi. Jika pendarahan masih berlanjut
mungkin seluruh lambang lambung harus diangkat.
3. Penderita gastritis erosif koronis bisa diobati dengan antasida. Penderita
sebaiknya menghidari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti
peradangan non – esteroit lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi
lambung.
4. Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada gastritis
eosinofilik, bisa diberikan kortikostroied atau dilakukan pembedahan
5. Penderita meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau
seluruh lambung.
6. Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti kulkus yang menghalangi
pelepasan asam lambung.
7. Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi
sering.
8. Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan lemak seperti
sambal, bumbu dapur dan gorengan.
9. Kadisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien
dengan gastritis.
2.2.9 Pemeriksaan Penunjang
Bila pasien di diagnosis terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti body H.Pylori dalam darah.
Hasilt tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan
bahteri pada suatu waktu dalm hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa
pasien tersebut terkena imfeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernapasan
Tes ini dapat menetukan apakah pasien terinfeksi oleh bahteri H.Pylori atau
tidak
3. Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori dalam feses atau tidak. Tes hasil
yang positif mengindikasikan terjadi infeksi dengan hasil pemeriksaan warna
feses merah kehitam- hitaman, bau sedikit amis, kosistensinya lembek tetapi
ada juga agak keras terdapat lendir. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya pendarahan pada
lambung.
4. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar X
5. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini akan melihat akan adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih
dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna
dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis yang
mengidentifikasi respon manusia atau individu terhadap masalah-masalah
kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan tersebut dan keperawatan seorang individu.
Adapun proses keperawatan ini terdiri dari lima tahapan, yaitu :
2.3.1 Pengkajian
2.3.1.1 Pengkajian Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah
2. Riwayat penyakit saat ini
Meliputi perjalanan penyakit pasien, awal dari gejala yang dirasakan kalien.
Keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau betahap, faktor pencetus,
untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Riwayat penyakit dahulu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat
dirumah saki dan riwayat pemakaian obat.
4. Riwayat penyakit keluarga
Terdapat keluarga menderita penyakit yang behubungan dengan penyakit
yang diderita penyakit yang diderita oleh pasien.
2.3.1.2 Pengkajian Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak kesakitan dari pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan
dikuadran epigastrik:
1. B1 (breath) : pola nafas tidak efektif ditandai dengan takhipnea
2. B2 (blood) : perfusi perifer tidak efektif ditandai dengan takikardi,
hipotensi, distrinia, nadi perifer lemah, pengisian perifer,
warna kulit pucat
3. B3 (brain) : Nyeti akut ditandaai dengan sakit kepala, kelemahan, tingkat
kesadaran terganggu, bisorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : Hipovolemia ditandai berhubungan dengan gangguan
keseimbangan cairan
5. B5 (bowel) : Defisit nutrisi berhubungan dan ditandai dengan anemia,
anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran makanan
pedas.
6. B6 (bone) : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan,
kelemahan.

2.3.1.3 Fokus Pengkajian


1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
2. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda :
- hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status
syok, nyeri akut, respons psikologik)
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya
luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan
pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda :
- nyeri tekan abdomen, distensi
- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan.
- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-
kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat
terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
- haluaran urine : menurun, pekat.
5. Makanan atau cairan
Gejala :
- anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
- masalah menelan : cegukan
- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau
tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
6. Neurosensori
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
- nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri
hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres
samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis
akut).
- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi
1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang
lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan
makanan atau antasida (ulkus duodenal).
- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan
tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
8. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan
sirosis/ hipertensi portal)
9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung
ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini
dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan
(misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah
kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa
dalam tubuh, penurunan energi dan kecemasan (D. 0005, hal: 26)
2. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin (perdarahan mukosa lambung) dan kurang terpapar informasi
tentang fakto pemberat terjadinya gastritis (D. 0009, hal: 37)
3. Nyeri akut berhubungan agen pencidera fisiologis (inflamasi mukosa lambung)
(D. 0077, hal: 172)
4. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dan kekurangan
intake cairan (D.0023, hal 64).
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan (D 0019, hal:
56)
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik (D 0056, hal: 128)
7. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111,
hal: 246)
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur dan hambatan
lingkungan (D. 0055)
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Diagnosa 1. Pola nafas tidak efektif Pola Napas (L. 01004, hal 95) Manajemen Jalan Napas (I 01011, hal 186)
(D. 0005, hal: 26) Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan inspirasi dan/atau ekspirasi - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
yang memberikan ventilasi adekuat. napas)
Kriteria hasil : - Monitor bunyi napas tambahn 9mis. Gurgling,
- Ventilasi semenit meningkat (skor 5) mengi, wheezing, ronkhi kering)
- Kapasitas vital meningkat (skor 5) - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
- Diameter thoraks anterior peosterior Terapeutik:
meningkat (skor 5) - Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head.till
- Tekanan ekspirasi meninglat (skor 5) dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
- Tekanan inspirasi menigkat (skor 5) - Posisikan semi-fowler atau fowler
- Dipsnea menurun (skor 5) - Berikan minum hangat
- Penggunaan otot bantu napas menurun - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
(skor 5) - Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15detik
- Pemanjangan fase ekspirasi menurun - Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
(skor 5) endotrakeal
- Ortopnea menurun (skor 5) - Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
- Pernapasan pursed-tip menurun (skor McGill
5) - Berikan oksigen, jika perlu
- Pernapasan cuping hidung menurun Edukasi:
(skor 5) - Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak
- Frekuensi napas membaik (skor 5) kontraindikasi
- Kedalaman napas membaik (skor 5) - Ajarkan teknik batuk efektif
- Ekskursi dada membaik (skor 5) Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Diagnosa. 2 Perfusi jaringan tidak Perfusi Perifer (L. 02011, hal 84) Perawatan Sirkulasi (I.02079, hal: 345)
efektif (D. 0009, hal: 37) Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi :
diharapkan keadekuatan aliran darah - Periksa sirkulasi periver (mis. Nadi perifer, edema,
pembuluh darah distal untuk pengisian kapiler, warna, suhu, anklebrachial
mempertahankan jaringan meningkat. index)
Kriteria hasil : - Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis.
- Denyut nadi perifer meningkat (skor 5) Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar
- Warna kulit pucat menurun (skor 5) kolestrol tinggi)
- Pengisian kapiler membaik (skor 5) Teraupetik:
- Akral membaik (skor 5) - Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah
Turgor kulit membaik (skor 5) di daerah keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstermitas dengan keterbatasan perfusi
- Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet
pada area yang cidera
- Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi:
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berolah raga rutin
- Anjurkan mengecek air mandi untuk
menghindari kulit terbakar
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun kolestrol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
- Anjurkan menggunakan obat penyekat beta
- Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikam
omega 3)
- Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan (mis. Rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
Diagnosa.3 Nyeri akut (D. 0077, hal: Tingkat Nyeri (L. 08066, hal 145) Manajemen Nyeri (I.08238 hal: 201)
172) Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat nyeri menurun. - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Kriteria hasil : kualitas, intensitas nyeri
- Keluhan nyeri menurun (skor 5) - Identifikasi skala nyeri
- Sikap protektif menurun (skor 5) - Identifikasi respons nyeri non verbal
- Kemampuan mengenali penyebab - Identifikasi faktor yang memperberat dan
nyeri meningkat (skor 5) memperingan nyeri
- Kemampuan mengontrol nyeri - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
meningkat (skor 5) nyeri
- Kemampuan menggunakan teknik non - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
farmakologis meningkt (skor 5) - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Gelisah menurun (skor 5) - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
- Frekuensi nadi membaik (skor 5) sudah diberikan
- Pola nafas membaik (skor 5) - Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Pola tidur membaik (skor 5) -
Terapeutik:
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa. 4 Hipovolemia (D.0023, Status Cairan (L.03028, hal. 107) Manajemen Hipovolemia (I.03116)
hal 64) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan status cairan - Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.
membaik frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
- Kekuatan nadi meningkat (skor 5) tekanan darah menurun, tekanan nadi
- Turgor kulit meningkat (skor 5) menyempit,turgor kulit menurun, membrane
- Output urine meningkat (skor 5) mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
- Dispnea menurun (skor 5) meningkat, haus dan lemah)
- Edema perifer menurun (skor 5) - Monitor intake dan output cairan
- Frekuensi nadi membaik (skor 5) Terapeutik:
- Tekanan darah membaik (skor 5) - Hitung kebutuhan cairan
- Membrane mukosa membaik (skor 5) - Berikan posisi modified trendelenburg
- Jugular venous pressure (JVP) - Berikan asupan cairan oral
membaik (skor 5) Edukasi:
- Kadar Hb membaik (skor 5) - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Kadar Ht membaik (skor 5) - Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis.
cairan NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin,
plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah
Diagnosa.5 Defisit nutrisi (D 0019, Status Nutrisi (L. 03030, hal 121) Manajemen Nutrisi (I.03119, hal 200)
hal: 56) Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi :
diharapkan keadekuatan asupan nutrisi - Identifikasi status nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan metabolism - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
membaik. - Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria hasil: - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Porsi makanan yang dihabiskan - Monitor asupan makanan
meningkat (skor 5) - Monitor berat badan
- Kekuatan otot pengunyah meningkat - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
(skor 5) Teraupetik :
- Kekuatan otot menelan meningkat - Lakukaoral hygiene sebelum makan, jika perlu
(skor 5) - Fasilitasi menentukan pedooman diet (mis.
- Serum albumin meningkat (skor 5) Piramida makanan)
- Verbalisasi keinginan untuk - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
meningkatkan nutrisi meningkat (skor sesuai
5) - Berikan makanantinggi serat untuk mencegah
- Pengetahuan tentang pilihan makanan konstipasi
yang sehat meningkat (skor 5) - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Pengetahuan tentang pilihan minuman - Berikan makanan rendah protein
yang sehat meningkat (skor 5)
- Pengetahuan tentang standar asupan Edukasi :
nutrisi yang tepat meningkat (skor 5) - Anjurkan posisi dusuk, jika mampu
- Penyiapan dan penyimpanan makanan - Anjurkan diet yang diprogramkan
yang aman meningkat (skor 5) Kolaborasi :
- Penyiapan dan penyimpanan minuman - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
yang aman meningkat (skor 5) (mis. Pereda nyeri, antiemetic), jika perlu
- Sikap terhadap makanan/minuman Kolaborasi dengan ahli gizi menentukan jumlah
sesuai dengan tujuan kesehatan kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
meningkat (skor 5) perlu
- Perasaan cepat kenyang menurun (skor
5)
- Nyeri abdomen menurun (skor 5)
- Sariawan menurun (skor 5)
- Rambut rontok menurun (skor 5)
- Diare menurun (skor 5)
- Berat badan membaik (skor 5)
- Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik
(skor 5)
- Frekuensi makan membaik (skor 5)
- Nafsu makan membaik (skor 5)
- Bising usus membaik (skor 5)
- Tebal lipatan kulit trisep membaik
(skor 5)
- Membran mukosa membaik (skor 5)
Diagnosa. 6 Intoleransi aktifitas (D Toleransi Aktivitas (L.05047, hal 149) Manajemen Energi (I.05178, hal 176)
0056, hal: 128) Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan toleransi aktivitas meningkat. - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
- Frekuensi nadi meningkat (skor 5) - Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Keluhan lelah menurun (skor 5) - Monitor pola dan jam tidur
- Dipsnea saat aktivitas menurun (skor - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
5) melakukan aktivitas
- Dipsnesa setelah aktivitas menurun Terapeutik:
(skor 5) - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
- Tekanan darah membaik (skor 5) (mis. cahaya, suara, kunjungan)
- Frekuensi napas membaik (skor 5) - Lakukan latihan rentang gerak pasien dan/atau aktif
- EKG iskemia membaik (skor 5) - Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi:
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukkan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tandadan
gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Diagnosa 7. Defisit Pengetahuan Tingkat Pengetahuan (L. 09093, hal 132) Edukasi Kesehatan (I.12365, hal. 65)
(D.0111, hal: 246) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan tingkat pengetahuan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
membaik informasi
Kriteria hasil : - Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
- Perilaku sesuai anjuran meningkat dan menurunkan motivasi perilaku perilaku hidup
- Kemampuan menjelaskan pengetahuan bersih dan sehat
suatu topik meningkat Terapeutik:
- Pertanyaan tentang masalah yang - Sediaakan materi dan media pendidikan kesehatan
dihadapi menurun - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
- Persepsi yang keliru terhadap masalah kesepakatan
menurun - Berikan kesempatan untuk bertanya
- Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat Edukasi
menurun - Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
- Perilaku membaik kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
Diagnosa 8. Gangguan pola tidur (D. Pola Tidur (L.05045) Dukungan Tidur (I.05174)
0055) Setelah diberikan askep selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan pola tidur membaik - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Kriteria hasil: - Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
- Keluhan sulit tidur menurun (skor 5) dan/atau psikologis)
- Keluhan sering terjaga menurun (skor - Identifikasi makanan dan minuman yang
5) mengganggu tidur (mis. kopi, teh, alkohol,
- Keluhan tidak pus tidur menurun (skor makanan mendekati waktu tidur, minum banyak
5) air sebelum tidur)
- Keluhan pola tidur berubah menurun - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
(skor 5) Terapeutik:
- Keluhan istirahat tidak cukup menurun - Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan,
(skor 5) kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
- Kemampuan beraktivitas meningkat - Batasi waktu tidur siang, jika perlu
(skor 5) - Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis. psikologis:gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien di sesuaikan
dengan prioritas masalah yang telah disusun. Yang paling penting pelaksanaan
mengacu pada intervensi yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan
klien terpenuhi secara optimal.
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada tujuan dan kriteria yang telah
ditetapkan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : Senin, 26 April 2021 Jam 09.00 wib


Nama Mahasiswa : Fivi Oktavia
NIM : 2020-02-19401-008

A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. A L/P
Tempat & Tanggal Lahir : Tumbang Tarusan, 24 November 1952 (68 Tahun).
Gol.Darah :O
Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 163 Cm / 59 Kg
Penampilan : Rapi
Ciri-ciri Tubuh : Tidak ada ciri yang spesifik
Alamat : Jl. Perintis No 67
Orang Yang Dekat Di hubungi : Ny. A
Hubungan dengan Lansia : Isteri
Alamat : Jl. Perintis No 67

B. RIWAYAT KELUARGA
Susunan Anggota Keluarga
Hubungan
No Nama Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Keluarga
1 Ny.A P Isteri S1 PNS Tinggal
Serumah
2 Tn.A L Anak ke 1 S1 Swasta
3 Ny.F P Anak ke 2 S1 PNS
4 Ny.A P Anak ke 3 S1 PNS
5 Ny. F P Anak ke 4 S1 PNS
6 Ny.I P Anak ke 5 S1 IRT Tinggal
Serumah
7 Ny.O P Anak ke 6 D3 PNS
Genogram

Keterangan :
= Laki-laki = Klien
= Perempuan = Serumah
= Hubungan dengan keluarga
= Meninggal

C. RIWAYAT PEKERJAAN

- Pekerjaan saat ini : Pensiunan PNS


- Alamat pekerjaan :-
- Berapa jarak dari rumah :-
- Alat transportasi : Sepeda Motor
- Pekerjaan sebelumnya : PNS
- Sumber pendapatan & Kecukupan: Sudah tercukupi dari gaji pensiun dan gajih
isteri.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP (DENAH)
Tipe tempat tinggal : Rumah pribadi
Jumlah Kamar :4
Jumalah Tongkat di kamar :-
Kondisi tempat tinggal : bersih dan ventilasi baik
Jumlah orang yang tinggal : laki-laki 4 Orang/ Perempuan 3 orang
Derajat Privasi : Tn.A mempunyai kamar sendiri dengan isterinya
Tetangga terdekat : Tn.I
Alamat / Telepon :-
Denah Rumah :

Halaman

Teras

K. Tidur 1

K. Tidur 2 R. Tamu

K. Tidur 3 25 M

R. Keluarga
K. Tidur 4
K. Mandi
R. Makan WC
WC
Dapur

8M

E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : Catur dan menonton TV
Keanggotaan Organisasi :-
Liburan Perjalanan :-

F. SISTEM PENDUKUNG
Tempat tinggal Tn.A berada dekat dengan dr. praktek ±50 m dari rumah, dan
jarak puskesmas ± 2 km dari rumah. Jika sakit Tn. A akan berobat ke dokter
paraktek dekat rumahnya.

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : Tn. A selalu beribadah setiap minggu, tetapi karena pandemi
Covid 19 kurang lebih 1 minggu ini Tn. A hanya mengikuti
ibadah secara virtual
H. STATUS KESEHATAN
1. Status kesehatan umum selama setahun yang lalu
Px tidak pernah di rawat di RS ataupun puskesmas selama setahun yang lalu.
Penyakit yang diderita dalam 1 tahun ini yaitu gastritis kronis dan demam
disertai batuk pilek.
2. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu lalu
Px tidak pernah di rawat di RS ataupun puskesmas 5 tahun yang lalu. Penyakit
yang diderita dalam 5 tahun ini yaitu gastritis kronis dan demam disertai batuk
pilek.
3. Keluhan Utama
Klien mengatakan : Tn.A mengatakan saya merasa mengantuk
4. Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Tn. A mengatakan : menerima kondisi kesehatan saat ini dan jika sakit berobat ke
tenaga kesehatan terdekat.

Obat-Obatan
No Nama Obat Dosis Keterangan
1 Berlosid 3 x 1 Digunakan untuk membantu mengatasi
gangguan pada saluran pencernaan seperti
gastritis, perut kembung, maag, dispepsia,
hiatus hernia, tukak lambung dan usus
duabelas jari.
2 Enervon C 1 x 1 Suplemen vitamin ini berguna untuk
membantu menjaga daya tahan tubuh.
3 Simvastatin 20 mg 1 x 1 Digunakan untuk menurunkan kadar
kolesterol dalam darah

STATUS IMMUNISASI
Tetanus, Difteri : tidak pernah
Influensa : tidak pernah
Pneumothoraks : tidak pernah

Alergi : (Catatan agen dan reaksi spesifik)


Obat-obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada
Faktor Lingkungan : Tidak ada
Pen yakit yan g dider ita : Gastritis
Hipertensi
Rheumatoid
Asthma
Dimensia

I. AKTIFITAS SEHARI-HARI
Indeks Katz : Skor indeks Katz Tn. A menunjukkan kemandirian
dalam hal makan, kontinen, berpindah, kekamar kecil,
berpakaian dan mandi.
Oksigenasi : Pernapasan teratur, suara nafas vesikuler, RR : 18 x/m,
dan tidak ada batuk.
Cairan & Elektrolit : Klien minum ± 1,5 liter sehari jenis air putih biasa dan
kadang-kadang minum air teh, tugor kulit klien baik.
Nutrisi : Frekuensi makan 3x sehari, dengan makanan pokok
nasi, sayur dan lauk.
BB : 59Kg
TL/TB : 163 cm
BB 59
IMT : 2 [dalam meter]) = = 22,26 (normal)
TB 1,632
Keterangan : IMT : < 18,5 (kurus)
18,5 – 24,9 (normal)
25 – 29,9 (kelebihan berat badan)
> 30 (obesitas)

BMI : 22,26 (normal)


√ Gizi Cukup Gizi Lebih Gizi Kurang

Eliminasi : Tn. A mengatakan tidak mengalami nyeri saat


BAK/BAB, Tn. A mengatakan tidak mengalami
masalah saat BAK/BAB. Tn. A BAK 4-5x/ sehari dan
BAB 1x sehari.
Aktivitas :Tn. A mengatakan masih kuat melakukan aktivitas
sehari-hari sendiri.
Istirahat & Tidur : Lamanya tidur malam dalam sehari yaitu 7 jam mulai
dari jam 22.00 – 05.00 WIB, tidur siang kadang-kadang
(±1 jam). Tn. A mengatakan tidurnya terganggu karena
kekamar kecil pada malam hari untuk BAK, dan kurang
lebih 2 malam ini px tidak bisa tidur dengan nyenyak
karena cucu pasien rewel karena sakit. Tn.A tampak
mengantuk dan sering mengguap saat pengkajian.
Masalah keperawatan : Gangguan Pola tidur (D.0055)
Personal Hygiene : Klien mandi 3 x/hari, sikat gigi setiap mandi dan
keramas 2 hari sekali, klien tampak bersih.
Seksual : Sudah menurun
Rekreasi :-
Psikologis :
 Persepsi Klien : Persepsi klien terhadap penyakitnya, klien merasa
kurang menjaga kesehatannya terutama menjaga
pola makan dan kurangnya istirahat.
 Konsep Diri : Baik, positif, kilen menyadari dirinya sudah lansia
 Emosi : Klien mengatakan bila ada masalah yang tidak
bisa diselesaikan sendiri klien biasa selalu
mendiskusikan masalahnya dengan suami dan
anak-anaknya.
 Adaptasi : Klien mengatakan hubungan dengan tetangga
sekitar baik.
 Mekanisme Pertahanan Diri : Klien berdoa jika sedang mengalami masalah atau
kecemasan.
Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmenthis Apatis Somnolens
Suporus Coma
Skala Koma Glasgow : Eye: 4 Verbal : 5 Psikomotor : 6
Sistem Kardiovaskuler : Tekanan darah : 110/80 mmHg, Suhu : 36,4 0C
Nadi : 80x/menit, Capillary Refill Time : < 2 detik
Sistem Pernafasan : Frekuensi : 20x/menit, regular, Tidak ada suara napas
tambahan
Sistem Integumen : Kulit tampak bersih, warna sawo matang, lembab dan
tidak ada gangguan pada kulit
Sistem Perkemihan : BAK siang 4-5x sehari, tidak ada Inkontinensia.
Sistem Muskulo Skeletal :
Tdk ada Tlg Blkng Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut
Deformitas 

Rentang gerak 

Nyeri 

Benjolan/ 
Peradangan
Penjelasan dari deformitas/terbatasnya : klien tidak mengalami
deformitas.
Skala otot :
Dekstra Sinistra
5555 5555
5555 5555

Keterangan:
0 : Kontraksi otot tidak terdeteksi
1 : Kontraksi yang lemah tanpa terlihat gerakan sendi
2 : Pergerakan aktif bagian tubuh dengan mengeliminasi gravitasi
3 : Pergerakan aktif hanya melawan gravitasi dan tidak melawan tahanan
4 : Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit tahanan
5 : Pergerakan aktif melawan tahanan penuh tanpa adanya kelelahan otot

Sistem Endokrin : Tidak terdapat masalah


Sistem Gastrointestinal : Tidak ada masalah pada abdomen, tidak terlihat adanya
pembesaran dan tidak terdapat nyeri tekan pada
abdomen, Tn.A mengatakan perut kadang terasa
kembung jika terlambat makan dan ada memiliki
penyakit gastritis. Tn.A mengatakan bagaimana cara
mengurangi kembung atau mual saat penyakit mag saya
kambuh? Pasien mengerti ketika ditanya tentang
penyakitnya yaitu karena iritasi asam lambung karena
terlambat makan. Pasien mengatakan jika mag kambuh
akan minum obat maag, dan menghindari makanan &
minuman asam dan pedas.
Masalah Keperawatan : Kesiapan peningkatan pengetahuan (D.0113)
Sistem Reproduksi : Klien memiliki 1 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.
Sistem Persarafan : Kesadaran composmentis. Orientasi waktu, tempat dan
orang baik.
Sistem Penglihatan : Penglihatan klien mulai berkurang karena faktor usia
Sistem Pendengaran : Pendengaran klien mulai berkurang karena faktor usia
Sistem Pengecapan : Pengecapan klien baik
Sistem Penciuman : Penciuman klien baik
Tactil Respon : Normal

J. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
- Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) pada Tn. A menunjukkan
fungsi intelektual utuh
- Mini Mental State Exam (MMSE) pada Tn. A menunjukkan tidak ada
kerusakan kognitif
- Inventaris Depresi Beck pada Tn. A menunjukkan tidak ada depresi/minimal
- APGAR Keluarga pada Tn. A menunjukkan tidak ada disfungsi keluarga

K. DATA PENUNJANG
Laboratorium : Pemeriksaan glukosa, asam urat dan kolesterol menggunakan stik
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Kolesterol 220 < 200 mg/dl
Asam urat 2,9 L : 2,4 – 5,7 / P : 3,4 – 7,0
GDS 124 < 200 mg/dl
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas kehidupan Sehari-hari

Nama Klien : Tn/Ny. A Tanggal : 26 April 2021


Jenis Kelamin : L/P Umur : 68 Tahun
TB/BB : 163 Cm / 59 Kg
Agama : Kristen Protestan Gol darah: O
Pendidikan : TD/SD/SMP/SMA/PT
Alamat : Jl. Perintis No, 67

Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam smeua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di klasifikasikan
lain sebagai C, D, E Atau F

Kesimpulan : Tn. A mampu melakukan aktivitas hidup sehari- hari seperti makan,
kontinen, mandi, berpindah, kekamar kecil dan berpakaian secara mandiri tanpa
dibantu.
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual lansia

Nama Klien : Tn. A Tanggal : 26 April 2021


Jenis Kelamin : L/P Umur : 68 Tahun
TB/BB : 163 Cm / 59 Kg
Agama : Protestan Gol darah: O
Pendidikan : TD/SD/SMP/SMA/PT
Alamat : Jl. Perintis, no 67

SKORE
NO PERTANYAAN JAWABAN
+ -
1 1 Tanggal berapa hari ini ? Tanggal 26
1 2 Hari apa sekarang ? Senin
1 3 Apa nama tempat ini? Rumah
1 4 Dimana alamat ibu/bapak ? Jl. Perintis, no 67
1 5 Berapa umur ibu/bapak ? 68 Tahun
1 6 Kapan ibu/bapak lahir ? 24 november 1952
1 7 Siapa presiden Indonesia ? Joko Widodo
1 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? SBY
1 9 Siapa nama ibu anda ? Jahara
1 10 Kurangi 20 -3-3-3 11
0 Jumlah kesalahan total 0
Keterangan:
1. Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat

Berdasarkan hasil pengkajian SPMSQ fungsi intelektual Tn. A dengan nilai salah 0
yang berarti fungsi intelektual utuh
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Menguji Aspek – Kognitif Dari Fungsi Mental

NILAI
KLIEN PERTANYAAN Jawaban Klien
Maks
ORIENTASI
(Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, 2021, musim panas, 26,
5 5
apa sekarang? senin, bulan april.
Dimana kita : (Negara, Provinsi, Indonesia, Kalimantan
5 5 kabupaten, kecamatan, tempat saat Tengah, gunung mas,
ini). tewah, rumah)
REGISTRASI
3 3
Nama 3 objek (1 detik untuk Kipas angin, kursi ,TV
mengatakan masing-masing)
tanyakan klien ke 3 obyek setelah
anda telah mengatakan. Beri 1
point untuk tiap jawaban yang
benar, kemudian ulangi sampai ia
mempelajari ke 3 nya jumlahkan
percobaan dan catat.
PERHATIAN & KALKULASI
5 5 Meminta klien berhitung mulai dari 18; 16; 14; 12; 10
20 kemudian kurangi 2 sampai
lima tingkat ( nilai poin 1 untuk
setiap jawaban benar)

MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 Kipas angin, kursi ,dan
obyek diatas, beri 1 point untuk TV
kebenaran.
BAHASA
9 9 Menanyakan kepada klien tentang
benda (sambil menunjukkan benda
tersebut) Benar
1. Kipas angin
2. meja
Minta klien untuk mengulangi kata Benar
berikut:
Tidak ada; dan; jika; atau tetapi
Klien menjawab: Benar
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah :
1. ambil kertas di tangan perawat Benar
2. lipat kertas tersebut
3. dan letakan di meja samping
tempat tidur Benar
Perintahkan kepada klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai satu poin
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menuliskan kalimat dan menyalin
gambar
30 Nilai total 30

KETERANGAN:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum:
Composmenthis Apatis Somnolens Suporus Coma

Aspek kognitif dan fungsi mental Tn.A baik dengan nilai 30


INVENTARIS DEPRESI BECK
(PENILAIAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DARI BECK DAN DECLE, 1972)

Nama Klien : Tn/Ny. A Tanggal : 26 April 2021


Jenis Kelamin : L/P Umur : 68 Tahun
TB/BB : 163 Cm / 59 Kg
Agama : Protestan Gol darah: O
Pendidikan : TD/SD/SMP/SMA/PT
Alamat : Jl. Perintis
Nama Pewawancara : Fivi Oktavia

URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal

D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri

H MENARIK DIRI DARI SOSIAL


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek/tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua/tidak menarik dan ini membuat saya tidak
menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
Kesimpulan : Tingkat depresi pada Tn. A adalah 4 yaitu depresi tidak ada/ minima

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA


Alat Skrining Singkat Yang Dapat Digunakan Untuk Mengkaji Fungsi Sosial
Lansia

Nama Klien : Tn/Ny. A Tanggal : 26 April 2021


Jenis Kelamin : L/P Umur : 68 Tahun
TB/BB : 163 Cm / 59 Kg
Agama : Protestan Gol darah: O
Pendidikan : TD/SD/SMP/SMA/PT
Alamat : Jl. Perintis, no 67
No Uraian Fungsi Skore
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada ADAPTATION 2
keluarga (teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga (teman- PARTNERSHIP 2
teman) saya mebicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan masalah
dengan saya
3 Saya puas dengan cara keluarga (teman- GROWTH 2
teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan
aktivitas/ arah baru
4 Saya puas dengan cara keluarga (teman- AFFECTION 2
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespons terhadap emosi-emosi saya
seperti marah, sedih/ mencintai.
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya RESOLVE 2
dan saya menyediakan waktu bersama-
sama.
Penilaian: TOTAL 10
Pertanyaan-pertanyaan yang di jawab:
 Selalu: skore 2
 Kadang-kadang: skore 1
 Hampir tidak pernah: skore 0

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Kurangnya kontrol tidur Gangguan pola tidur
- Tn. A mengatakan : saya dan hambatan lingkungan (D.0055, Halm. 126)
merasa mengantuk,
lamanya tidur malam dalam
sehari yaitu 7 jam mulai
dari jam 22.00 – 05.00
WIB, tidur siang kadang-
kadang (±1 jam).
- Tn. A mengatakan
tidurnya terganggu karena
kekamar kecil pada malam
hari untuk BAK, dan
kurang lebih 2 malam ini
px tidak bisa tidur dengan
nyenyak karena cucu
pasien rewel karena sakit.
DO :
- Tn.A tampak mengantuk
dan sering mengguap saat
pengkajian.
- Tekanan darah : 110/80
mmHg
- Suhu : 36,4 0C
- Nadi : 80x/menit
- RR : 20 x/m
DS : Kesiapan peningkatan
- Tn.A mengatakan perut pengetahuan (D.0113,
kadang terasa kembung jika halm. 251)
terlambat makan dan ada
memiliki penyakit gastritis.
- Tn.A mengatakan
bagaimana cara
mengurangi kembung atau
mual saat penyakit mag
saya kambuh?
- Pasien mengerti ketika
ditanya tentang
penyakitnya yaitu karena
iritasi asam lambung
karena terlambat makan.
Pasien mengatakan jika
mag kambuh akan minum
obat maag, dan
menghindari makanan &
minuman asam dan pedas.
D0 :
- Klien tampak bertanya
tentang penyakitnya.
- Perilaku sesuai dengan
anjuran yang diberikan
yaitu menghindari makanan
dan minuman yang dapat
mengiritasi lambung,
PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan pola tidur b/d kurangnya control tidur dan hambatan lingkungan
(D.0055, Halm. 126)
2. Kesiapan peningkatan pengetahuan (D.0113, halm. 251)
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


DX. 1 Gangguan pola tidur b/d L.05045 halm. 96 I.105174 Dukungan tidur halm. 48 1. Kualitas tidur sangat mempengaruhi fungsi
kurangnya control tidur dan 1. Jelaskan pentingnya tidur yang tubuh dan dapat mempengaruhi kemampuan
hambatan lingkungan Setelah diberikan cukup melakukan aktifitas sehari –hari.
tindakan keperawatan 2. Identifikasi makanan dan 2. Konsumsi kafein dapat menyebabkan susah
selama 1 x 24 jam Pola minuman yang mengganggu tidur tidur dan banyak minum membuat sering
tidur membaik dengan seperti kafein dan banyak minum terbangun karena BAK pada malam hari.
kriteria hasil air sebelum tidur 3. Waktu tidur siang ± 30 menit
- Keluhan sulit tidur 3. Batasi waktu tidur siang jika perlu 4. Menghindari faktor yang menyebabkan
menurun dengan 4. Anjurkan untuk menghidari susah tidur,
skor 5 minuman/makanan yang 5. Stress dapat membuat seseorang susah untuk
menganggu tidur tidur
- Keluhan sering 5. Fasilitasi menghilangkan stress 6. Relaksasi otot membuat tubuh rileks dan
terjaga menurun sebelum tidur dapat mengurangi stres
dengan skor 5 6. Ajarkan ralaksasi otot atau non
- Keluhan istirahat farmokologik lainya
tidak cukup menurun
dengan skor 5

DX. 2 Kesiapan peningkatan Luaran Utama : Edukasi Kesehatan 1) Untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan
pengetahuan (D.0113, halm. 251) Tingkat Pengetahuan (SIKI;I.12383.Hal.65) menerima informasi
(SLKI;L.12111.Hal. Observasi 2) Mempermudah dalam memberikan materi
146) 1. Identifikasi kesiapan dan
dan media pendidikan kesehatan tentang
Setelah dilakukan kemampuan menerima informasi
askep selama 1x30 Terapeutik penyakit diabetes
menit diharapkan 2. Sediakan materi dan media 3) Agar klien tahu jadwal pendidikan kesehatan
defisit pengetahuan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes
membaik dengan 3. Jadwalkan pendidikan
4) Memberikan kesempatan pasien untuk
kriteria hasil: kesehatan sesuai kesempatan
4. Berikan kesempatan pasien menanyakan hal yang masih belum
- Perilaku sesuai
anjuran untuk bertanya dimengerti
meningkat Edukasi 5) Membantu klien memahami faktor risiko
dengan skor 5 5. Jelaskan faktor risiko yang dapat yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Kemampuan mempengaruhi kesehatan 6) Membantu klien berperilaku hidup bersih dan
menjelaskan 6. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
pengetahuan sehat
tentang suatu
topik meningkat
dengan skor 5
- Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
menurun dengan
skor 5
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
DX 1 1. Menjelaskan pentingnya tidur yang cukup Selasa, 27 april 2021 jam 09.30 wib
2. Mengidentifikasi makanan dan minuman yang
Hari & S:
mengganggu tidur seperti kafein dan banyak
Tanggal senin, minum air sebelum tidur - Pasien mengatakan sudah tidak mengantuk
lagi, tidur malam dari jam 22.00 wib – 05.00
3. Membatasi waktu tidur siang maksimal 30
26/4/2021 wib (7 jam)
menit - Pasien mengatakan “ saya sudah mengikuti
Jam 09.30 wib 4. Menganjurkan untuk menghidari minum air anjuran yang diberikan seperti mengurangi
putih maksimal konsumsi air putih 1 jam konsumsi air putih sebelum tidur”
sebelum tidur/makanan yang menganggu tidur O:
seperti makanan pedas dan asam yang - Pasien tampak sudah tidak mengantuk dan
mengganggu pencernaan tampak segar, tidak ada menguap saat dilakukan
5. Mengajarkan ralaksasi otot atau non evaluasi. Fivi Oktavia
farmokologik lainya seperti nafas dalam dan TTV:
perengangan otot - TD: 110/80 mmHg
- N : 80 x/mnt
- RR: 18 x/mnt
- S : 36,2 0C

A: Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi :-
DX2 I.12362 Edukasi kesehatan S: Klien mengatakan dia sudah mengerti tentang
penyakit gastritis, factor penyebab, tanda dan
Hari & 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan gejala, komplikasi, cara pencegahan, pengobatan,
Tanggal senin, pasien menerima informasi dan makanan pantangan penderita gastritis
2. Menyediakan materi dan media O:
26/4/2021 pendidikan kesehatan - Klien tampak memperhatikan penjelasan yang
Jam 10.00 wib 3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan diberikan
sesuai kesempatan. - Klien dapat menyebutkan satu atau lebih tanda
4. Memberikan kesempatan pasien untuk dan gejala gastritis
bertanya - Klien dapat menjelaskan kembali cara
5. Menjelaskan faktor risiko yang dapat pencegahan, pengobatan gastritis, dan Fivi Oktavia
mempengaruhi kesehatan bagi penderita makanan pantangan penderita gastritis
gastritis, seperti faktor penyebab, A: masalah teratasi
penanganan (pencegahan dan pengobatan P: anjurkan pasien untuk mengikuti anjuran sesuai
penyakit gastritis penkes yang diberikan
6. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang kesesuaian maupun


kesenjangan antara kasus yang ditemukan dilapangan dengan teori yang ada.
4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan yang sistematik untuk mengumpul data dan
menganalisisnya sehingga diketahui kebutuhan keperawatan klien yang terkait
dengan tanda dan gejala yang timbul sehubungan dengan penyakit yang diderita
pasien (Carpenito,2010).
Berdasarkan teori yang muncul pada pengkajian dengan kasus gastritis pada
lansia adalah adanya Nyeri ulu hati,mual, muntah, penurunan selera makan,
kelemahan ,kelelahan dan ketidaktahuan tentang penyakit yang dialami. Sedangkan
pada kasus data yang ditemukan Tn. A mengatakan mengantuk karena kurang tidur
karena terbangun BAK pada malam hari, perut kadang terasa kembung dan mual jika
terlambat makan, dan Pasien mengatakan jika mag kambuh akan minum obat maag,
dan menghindari makanan & minuman asam dan pedas.
Berdasarkan data yang didapat dan dianalisis terhadap teoritis dan
membandingkannya dengan temuan masalah yang dialami oleh klien Tn.A, maka
kesimpulan yang diambil bahwa ada kesenjangan antara data temuan pada klien
dengan teoritis yang diuraikan para ahli, tidak semua karakteristik yang tercatat
dalam teori ditemui pada kondisi klien saat ini. Hal ini dikarenakan kondisi Tn.A
masih cukup sehat, dan saat pengkajian tidak ditemukan keluhan adanya nyeri ulu
hati, mual dan muntah. Faktor pendukung yang dirasakan oleh penulis dalam hal
pengkajian adalah adanya kerja sama pasien dan keluarga dalam memberikan data.
Faktor penghambatnya adalah alat yang digunakan masih kurang lengkap seperti,
pengetahuan penulis dalam mengkaji data-data pasien, keterbatasan waktu dalam
pengkajian.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual dan potensial. Data yang dikumpulkan dengan proses pengkajian dianalisa
sehingga dapat memiliki suatu kesimpulan tentang masalah pasien yang dinyatakan
dalam diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien Gastritis adalah
(SDKI, 2017) adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis (inflamasi mukosa
lambung) (D. 0077, hal: 172)
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa dalam
tubuh, penurunan energi dan kecemasan (D. 0005, hal: 26)
3. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin (perdarahan mukosa lambung) dan kurang terpapar informasi tentang
fakto pemberat terjadinya gastritis (D. 0009, hal: 37)
4. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dan kekurangan intake
cairan (D.0023, hal 64).
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan (D 0019, hal:
56)
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur dan hambatan
lingkungan (D. 0055)
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik (D 0056, hal: 128)
8. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111,
hal: 246)
Sedangkan dari hasil pengkajian terhadap Tn. A didapatkan 2 Diagnosa
keperawatan yaitu:
1. Gangguan pola tidur b/d kurangnya control tidur dan hambatan lingkungan
(D.0055, Halm. 126)
2. Kesiapan peningkatan pengetahuan (D.0113, halm. 251)
Berdasarkan teori terdapat 8 (delapan) diagnosa yang mungkin akan terjadi
pada pasien dengan Gastritis, tetapi saat dilakukan pengkajian hanya ditemukan 2
(dua) diagnosa pada Tn. A. Dapat disimpulkan bahwa ada kesenjangan antara teori
dan fakta yang ada.
Faktor pendukung dalam menentukan diagnosa keperawatan yaitu adanya data-
data yang didapatkan dari klien, keluarga klien, dan keadaan fisik klien, juga
petunjuk-petunjuk yang diberikan selama pendidikan sehingga tidak ada faktor
penghambat dalam menentukan asuhan keperawatan.

4.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan menurut (Doenges, 2012) perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat, juga untuk
membantu klien dalam mencapai hasil yang diharapkan dan tujuan pemulangan.
Intervensi atau perencanaan keperawatan ini dilakukan berdasarkan prioritas atau
masalah yang harus ditangani lebih dahulu, apabila tidak ditangani maka akan
berdampak negatif pada kondisi klien. Menurut teori prioritas keperawatan pada
pasien dengan Gastritis adalah pola nafas tidak efektif, perfusi jaringan tidak efektif,
nyeri akut, hipovolemia ,defisit nutrisi, intoleransi aktifitas, defisit Pengetahuan dan
gangguan pola tidur.
Pada kasus yang di prioritas utama adalah gangguan pola tidur yang akan
berpengaruh kepada aktivitas dan kebugaran fisik klien yang nantinya akan
mempengaruhi kesehatan klien. Pada diagnosa gangguan pola tidur intervensi yang
penulis susun antara lain:
1. Jelaskan pentingnya tidur yang cukup
2. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur seperti kafein dan
banyak minum air sebelum tidur
3. Batasi waktu tidur siang jika perlu
4. Anjurkan untuk menghidari minuman/makanan yang menganggu tidur
5. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
6. Ajarkan ralaksasi otot atau non farmokologik lainya
Prioritas kedua adalah kesiapan peningkatan pengetahuan, setiap manusia
pastinya memiliki keinginan untuk tetap sehat namun tidak dapat di pungkiri bila
tubuh kita tidak mampu mempertahankan fungsinya untuk tetap sehat. Sebagai upaya
untuk peningkatan kesehatan maka diperlukan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan tentang faktor – faktor yang dapat mencegah terjadinya gangguan
kesehatan pada seseorang. Pada diagnosa kesiapan peningkatan pengetahuan
intervensi yang penulis susun antara lain:
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesempatan
4. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
5. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
6. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Pada kasus ini menurut penulis perencanaan difokuskan pada masalah yang
aktual yang membahayakan kehidupan klien. Begitu juga dalam merumuskan tujuan
dan kriteria hasil disesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang berfokus pada
pasien, dan apa yang dilakukan terhadap klien dapat diukur, dan dapat diobservasi
serta dibatasi dengan waktu. Selain dalam membuat intervensi pada klien harus
disesuaikan dengan adanya tenaga perawat yang profesional, terlatih dan peralatan
yang tersedia di ruangan mendukung dalam pelaksanaan intervensi keperawatan juga
harus disesuaikan dengan rencana keperawatan yang ada dan dilakukan dengan
berkolaborasi bersama tim medis lainnya. Faktor penunjang dalam intervensi adalah
pasien lebih bersikap bekerjasama serta memberikan kesempatan untuk melakukan
sesuai standar. Faktor penghambat dalam penetapan intervensi pada klien ialah sulit
untuk membuat pertimbangan-pertimbangan yang tepat dan rasionalisasi yang sesuai
dengan kondisi pasien atas tindakan yang akan dilaksanakan.
4.4 Implementasi Keperawatan
Menurut Potter & Perry (2009) implementasi keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan intervensi yang telah
dibuat, dalam melakukan intervensi penulis dibantu keluarga. Penatalaksanaan
asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. A selama 1 hari dari tanggal 26 April
2021. Tindakan yang telah dilakukan untuk diagnosa pertama yaitu : menjelaskan
pentingnya tidur yang cukup, mengidentifikasi makanan dan minuman yang
mengganggu tidur seperti kafein dan banyak minum air sebelum tidur, membatasi
waktu tidur siang maksimal 30 menit, menganjurkan untuk menghidari minum air
putih maksimal konsumsi air putih 1 jam sebelum tidur/makanan yang menganggu
tidur seperti makanan pedas dan asam yang mengganggu pencernaan dan
mengajarkan ralaksasi otot atau non farmokologik lainya seperti nafas dalam dan
perengangan otot.
Pada diagnosa kedua dilakukan tindakan adalah mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan pasien menerima informasi, menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan, menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesempatan, memberikan
kesempatan pasien untuk bertanya, menjelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan bagi penderita gastritis, seperti faktor penyebab,
penanganan (pencegahan dan pengobatan penyakit gastritis dan mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Faktor yang mendukung dalam pelaksanaan keperawatan adalah kerja sama
klien, dan keluarga dalam pelaksanaan tindakan. Tidak ada faktor penghambat dalam
pelaksanaan.
4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan terhadap pasien mengacu kepada skala penilaian berupa tujuan dan
kriteria hasil yang ditetapkan dalam perencanaan keperawatan sebelumnya. Hasil
evaluasi terhadap masalah yang timbul pada Tn. A setelah berakhirnya perawatan
selama 1(satu) hari.
Pada masalah gangguan pola tidur teratasi karena pasien mengatakan sudah
tidak mengantuk lagi, tidur malam dari jam 22.00 wib – 05.00 wib (7 jam),pasien
mengatakan “ saya sudah mengikuti anjuran yang diberikan seperti mengurangi
konsumsi air putih sebelum tidur”, pasien tampak sudah tidak mengantuk dan
tampak segar, tidak ada menguap saat dilakukan evaluasi, TD: 110/80 mmHg, nadi :
80 x/menit, respirasi : 18 x/menit, dan suhu : 36,2 0C.
Kemudian pada masalah kesiapan peningkatan pengetahuan teratasi karena
Klien mengatakan dia sudah mengerti tentang penyakit gastritis, factor penyebab,
tanda dan gejala, komplikasi, cara pencegahan, pengobatan, dan makanan pantangan
penderita gastritis, klien tampak memperhatikan penjelasan yang diberikan, klien
dapat menyebutkan satu atau lebih tanda dan gejala gastritis, klien dapat menjelaskan
kembali cara pencegahan, pengobatan gastritis, dan makanan pantangan penderita
gastritis
Jika dibandingkan dengan kriteria hasil yang diharapkan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada klien sudah berjalan
dengan efektif. Hal ini dikarenakan adanya kerjasama dari klien, dan keluarga dalam
proses penyembuhan klien. Tidak ada faktor penghambat dalam evaluasi.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Lansia dengan gastritis merupakan populasi rentan dan berakibat pada
perubahan pola hidup lansia yaitu mengalami ketidaknyamanan akibat gastritis yang
sering kambuh karena mengalami tukak lambung, perubahan psikososial akibat
kekambuhan yang berulang yang mengakibatkan menurunnya motivasi untuk sembuh
dan kekurangan nutrisi pada lansia karena dikarenakan faktor ekonomi. Hal tersebut
bila tidak diintervensi dapat menyebabkan beban perawatan kesehatan bagi lansia itu
sendiri, keluarga yang tinggal bersama lansia dan masyarakat serta pemerintah
(Suratini, 2012).
Gangguan tidur adalah kelainan dari pola tidur seseorang. Hal ini akan
menimbulkan penurunan kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan dan
keselamatan penderitanya. Gangguan tidur dapat ditandai dengan rasa mengantuk
pada siang hari, kesulitan tidur pada malam hari, atau siklus tidur dan bangun yang
tidak teratur.
Dari teori dan fakta yang ada didapatkan adanya kesenjangan. Berdasarkan
teori yang muncul pada pengkajian dengan kasus gastritis pada lansia adalah adanya
Nyeri ulu hati,mual, muntah, penurunan selera makan, kelemahan ,kelelahan dan
ketidaktahuan tentang penyakit yang dialami. Sedangkan pada kasus data yang
ditemukan Tn. A mengatakan mengantuk karena kurang tidur karena terbangun BAK
pada malam hari, perut kadang terasa kembung dan mual jika terlambat makan, dan
Pasien mengatakan jika mag kambuh akan minum obat maag, dan menghindari
makanan & minuman asam dan pedas.
Terdapat kesenjangan pada diagnosa, dalam teori ada 8(delapan) diagnosa
pada klien dengan Gastritis, tetapi dari kasus yang didapat dari pengkajian pada Tn.A
hanya ada 2 (dua) diagnosa. Dalam pemberian asuhan keperawatan dilaksanakan
dengan pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Proses keperawatan pengkajian data yang dilakukan pada kasus Tn. A terdapat
tanda dan gejala yang mengarah kepada kasus Gastritis berupa perut terasa kembung
dan mual jika terlambat makan, ada riwayat penyakit gastritis dan merasa mengantuk.
Diagnosa keperawatan yang timbul dalam kasus Tn. A semuanya berjumlah 2 (dua)
diagnosa yaitu: Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
dan hambatan lingkungan dan kesiapan peningkatan pengetahuan.
Dari diagnosa yang ada maka disusunlah rencana keperawatan yang dirancang
berdasarkan kebutuhan aktual dan yang diprioritaskan dengan rasional tindakan yang
mendasarinya, semua disusun berdasarkan perbandingan teori dengan kondisi yang
dialami pasien dengan Gastritis, fokus utama ialah penanganan terhadap : Gangguan
pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur dan hambatan lingkungan .
Tindakan keperawatan pada Tn. A mengikuti perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Setelah dilakukan perencanaan baru dilaksanakan dengan tindakan yang
dilakukan secara mandiri dan kolaboratif. Dilaksanakan dengan dukungan peralatan
dari rumah dan pendidikan. Hasil keseluruhan dari yang sudah direncanakan dan
dilakukan dilihat pada evaluasi yang menunjukkan efektifitas tindakan yang sudah
dilakukan pada Tn. A dan terlihat adanya perubahan yang positif selama perawatan.
Tahap terakhir dilakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan berdasarkan pelaksanaan proses keperawatan yang disusun sebagai
pertanggung jawaban dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Faktor
pendukung dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan sifat kooperatif
yang ditunjukkan keluarga pasien, selain itu juga karena keberadaan petugas
kesehatan lain yang juga membantu dalam pemberian informasi dan pelaksanaan
asuhan keperawatan.
5.2 Saran
Dilihat dari kesimpulan yang sudah ditarik, maka penulis mempunyai
beberapa saran kepada pasien, perawat, pihak institusi pendidikan serta pelaksanaan
pelayanan kesehatan seperti dibawah ini:
5.2.1 Bagi Klien dan Keluarga
1) Bagi klien di harapkan dapat melakukan pengobatan secara rutin, dan di
harapkan dapat mengikuti program terapi dan anjuran yang diberikan
sehingga proses penyembuhan dapat lebih cepat.
2) Bagi keluarga klien diharapkan dapat memberi motivasi, mampu memberikan
perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
5.2.2 Bagi Perawat
Perawat mampu memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam
memberikan asuhan keperawatan khususnya pada klien lansia dengan Gastritis. Serta
mampu melakukan asuhan keperawatan kepada klien sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP). Dalam memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif mencakup aspek bio-psiko-sosial-spiritual, sehingga mampu
meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan.
5.3.3 Bagi Institusi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit untuk melengkapi dan menambah referensi di perpustakaan
rumah sakit, dan juga dapat membantu mahasiswa yang sedang melakukan praktik di
lapangan.
5.3.4 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat membimbing dan menyediakan fasilitas, sarana, prasarana
dalam proses pendidikan, melengkapi perpustakaann dengan buku-buku keperawatan
khususnya keperawatan pada lansia dengan Gastritis. Lebih memaksimalkan metode
pembelajaran yang membina respon kritis mahasiswa dalam menetapkan masalah
keperawatan yang sering ditemui di lahan praktek, sehingga kemampuan analisa
mahasiswa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Doengoes, Marilyn E, 2013. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian. Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

LeMone, Burke, & Bauldoff. 2016. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

LeMone, Priscilla dkk. 2017. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
Respirasi. Jakarta : EGC

Mansjoer A. 2017. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nursalam. 2017. Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya. Jakarta: Salemba


Medika

Pranata, A.E & Prabowo E. 2014. Asuhan Keperawatan. Sistem Perkemihan Edisi
1 Buku Ajar.Yogyakarta: Nuha Medika

Price SA, Wilson LM. 2015. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 4. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2011, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Brunner


&Suddarth. Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.


Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.


Defisini dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : PPNI
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTRITIS

Tema                          : Gastritis


SubTopik : Penyuluhan kesehatan Pada Lansia Dengan Gastritis
Hari / tanggal :
Waktu Pertemuan : 20 menit
Tempat : Rumah Tn.A
Sasaran : Pasien dan Keluarga

A. Latar Belakang
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan sub mukosa lambung.
Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya inflamasi sel – sel radang
pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak
dijumpai di klinik/ ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit
gastritis meningkat sejak 5-6 tahun ini dan menyerang laki- laki lebih banyak dari
pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena mengkonsumsi
alcohol dan merokok.
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Gastritis
selama 20 menit, Tn.A dan keluarga dapat memahami mengenai penyakit
gastritis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan mengenai Gastritis selama 20
menit, Tn.A dan keluarga mampu memahami dan menjelaskan:
1. Pengertian penyakit Gastritis
2. Menyebutkan penyebab gastritis
3. Menyebutkan tanda dan gejala Gastritis
4. Menyebutkan jenis-jenis gastritis
5. Menyebutkan terapi pengobatan Gastritis
B. Kisi-kisi Materi
1. Pengertian Gastritis
2. Etiologi Gastritis
3. Manifestasi klinik Gastritis
4. Komplikasi
5. Cara perawatan penderita gastritis
6. Perawatan dengan obat tradisional
7. Cara meramu obat tradisional
8. Penatalaksanaan lain untuk mengatasi sakit maag
C. Media
 Leaflet
 SAP
D. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Peragaan ( stimulasi )
E. Rencana Pelaksanaan

NO Tahap Penyuluh Audience Waktu

1. Pendahuluan - Memberi Salam - Menjawab salam. 5 menit


- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan Tujuan - mendengarkan
pendidikan kesehatan

2. Kegiatan 1. Pengertian penyakit Mendengarkan 10 menit


Inti Gastritis
2. Menyebutkan
penyebab gastritis
3. Menyebutkan tanda
dan gejala Gastritis
4. Menyebutkan jenis-
jenis gastritis
5. Menyebutkan terapi
pengobatan Gastritis
3. Evaluasi - Memberikan - Bertanya 5 menit
kesempatan kepada - Menjawab
Tn.A dan keluarga pertanyaan
untuk bertanya - Mendengarkan
- Memberi jawaban atas - mendengarkan
pertanyaan yang
diajukan
- Menyimpulkan hasil
penyuluhan dan
- evaluasi

F. Evaluasi
1. Struktur
a) Media dan alat memadai
b) Waktu pelaksanaan tepat waktu
c) Lingkungan yang tenang dan mendukung
2. Proses
a) Kegiatan penyuluhan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan yang
direncanakan.
b) Penyuluh menyampaikan materi menggunakan bahasa yang mudah di
mengerti.
c) Peserta mendengarkan dengan penuh perhatian.
d) Peserta terbuka dan berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
e) Tujuan khusus dapat dicapai
3. Hasil
a) Menjelaskan tentang pengertian gastritis
b) Menyebutkan tanda dan gejala gastritis
c) Menyebutkan penyebab gastritis
d) Menyebutkan cara perawatan pasien gastritis di rumah
Lampiran Materi

Materi Pendidikan kesehatan Tentang Gastritis

A. Pengertian Gastritis
Sakit maag atau gastritis adalah peradangan (pembengkakan) pada lapisan
lambung (Priyoto, 2015).
Gastritis (Maag) adalah radang atau luka pada lambung, karena terjadinya
peningkatan cairan lambung yang bersifat asam.
B. Penyebab Gastritis
1. Pada lansia terjadi penurunan fungsi saluran pencernaan.
 Penurunan fungsi mengecap rasa seperti rasa asin dan manis.
 Perubahan pada gigi sebagai alat pengunyah makanan.
 Penurunan fungsi penciuman.
 Penurunan rasa lapar.
 Perubahan pada lambung yaitu lapisan mukosa pada lambung berkurang.
2. Pikiran tidak tenang dan kurang tidur karena sering kencing pada malam hari.
3. Kurang aktivitas sehingga lansia mudah lemah dan nafsu makan menurun
(makan tidak teratur)
4. Minum obat-obatan seperti :
 Obat pengurang nyeri, seperti antalgin, ponstan,dll
 Obat diare, seperti tetrasiklin.
5. Makan dan minum bahan-bahan yang dapat menimbulkan iritasi pada lambung,
antara lain alcohol, makanan asam, tapai, lada, cuka, dan merica.
6. Merokok
C. Tanda Dan Gejala
1. Mual dan muntah.
2. Perut terasa nyeri
3. Perih/ nyeri ulu hati.
4. Nafsu makan menurun.
5. Sering bersendawa
6. Kembung ( perut terasa penuh)
7. Wajah pucat
8. Sakit saat BAB

D. Jenis – Jenis Gastritis


a) Akut : Terjadi mendadak / baru ( kurang dari 6 bulan)
b) Kronik : Terjadi menahun /lama (lebih dari 6 bulan)
E. Komplikasi
1. Pendarahan pada saluran cerna bagian atas.
2. Terjadi luka yang berlanjut pada lambung ( tukak lambung.
3. Kekurangan darah karena terganggunya penyerapan vitamin B12

F. Bagaimana cara Merawat Penderita Gastritis Di rumah


1. Sajikan makanan pada waktunya secara teratur serta dalam porsi yang kecil.

2. Segera makan jika timbul keluhan.


3. Minum air hangat manis sebelum makan jika terasa mual
4. Minum susu untuk menetralkan asam lambung.
5. Berikan makanan yang lunak untuk memudahkan mengunyah
6. Lakukan aktivitas sesuai kemampuan shingga meningkatkan keinginan tidur
G. Perawatan penyakit maag dengan obat tradisional
Keuntungan obat tradisional :
 Harga murah
 Mudah didapat
 Tidak mengandung zat kimia
H. Cara Meramu Obat Tradisional
1. Bahan :
 40 gr lidah buaya yang telah dikupas
 600 cc air ( 3 gelas)
 2-3 sendok makan madu
2. Cara membuat :
 Rebus lidah buaya yang telah dikupas dengan air 600cc hingga menjadi 300
cc(1,5 gelas)
 Tambahkan 2-3 sendok makan madu
 Minum selagi hangat
 Aturan minum 1 -2 kali sehari.
I. Cara lainya untuk mengatasi sakit maag
1. Melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam dengan langkah berikut :

 Ciptakan suasana tenang


 Rileks dan tenang
 Tarik nafas melalui hidung dan mengisi paru-paru dengan menghitung 1,2, dan
3.
 Hembuskan nafas secara perlahan melalui mulut.
 Ulangi sampai dengan 15 kali dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
2. Melakukan kompres hangat
 Alat : Botol kosong dan air hangat sebanyak 400 cc
 Cara : botol yang berisi air hangat dilapisi menggunakan kain atau handuk
kemudian diletakkan pada perut bagian kanan atas selama 5-10 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 1.Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 3.Jakarta : EGC
Hadi,Sujono.2009.Gastroenterologi.Offset:Bandung
Sue, Marion, Meridean, Elizabeth. 2008. Nursing Outcomes Classification
Fourth Edition,USA : Mosby Elsevier
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1493/8/8.%20Lampiran.pdf
https://studylibid.com/doc/152563/lembar-balik-gastritis--maag--lansia.rtf
A. Apa itu Gastritis (Maag)…?  Obat pengurang nyeri, seperti antalgin,
Gastritis (Maag) adalah radang atau luka ponstan,dll
pada lambung, karena terjadinya peningkatan  Obat diare, seperti tetrasiklin.
cairan lambung yang bersifat asam. 11.Makan dan minum bahan-bahan yang
dapat menimbulkan iritasi pada lambung,
antara lain alcohol, makanan asam, tapai,
lada, cuka, dan merica.
12.Merokok
C. Tanda Dan Gejala gastritis (MAAG)
9. Mual dan muntah.
8. Segera makan jika timbul keluhan.
10.Perut terasa nyeri
B. Apa PenyeBab gastritis ? 9. Minum air hangat manis sebelum
11.Perih/ nyeri ulu hati.
7. Pada lansia terjadi penurunan fungsi makan jika terasa mual
saluran pencernaan. 10. Minum susu untuk menetralkan asam
 Penurunan fungsi mengecap rasa lambung.
seperti rasa asin dan manis. 11.Berikan makanan yang lunak untuk
 Perubahan pada gigi sebagai alat memudahkan mengunyah
pengunyah makanan. 12.Lakukan aktivitas sesuai kemampuan
 Penurunan fungsi penciuman. shingga meningkatkan keinginan tidur
 Penurunan rasa lapar. 12.Nafsu makan menurun.
 Perubahan pada lambung yaitu lapisan 13.Sering bersendawa
mukosa pada lambung berkurang. 14.Kembung ( perut terasa penuh)
15.Wajah pucat
8. Pikiran tidak tenang dan kurang tidur 16.Sakit saat BAB
karena sering kencing pada malam hari. D. Akibat lanjut dari penyakit maag yang
tidak diobati
4. Pendarahan pada saluran cerna bagian
atas.
5. Terjadi luka yang berlanjut pada lambung
( tukak lambung. F. Perawatan penyakit maag dengan obat
6. Kekurangan darah karena terganggunya tradisional
9. Kurang aktivitas sehingga lansia mudah penyerapan vitamin B12. Keuntungan obat tradisional :
lemah dan nafsu makan menurun (makan E. Bagaimana cara perawatan jika terjadi  Harga murah
tidak teratur) sakit maag ???  Mudah didapat
10.Minum obat-obatan seperti : 7. Sajikan makanan pada waktunya secara  Tidak mengandung zat kimia
teratur serta dalam porsi yang kecil.
G. Cara meramu obat tradisional  Ciptakan suasana tenang
3. Bahan :  Rileks dan tenang
 40 gr lidah buaya yang telah dikupas
 Tarik nafas melalui hidung dan mengisi
 600 cc air ( 3 gelas)
 2-3 sendok makan madu paru-paru dengan menghitung 1,2, dan 3.
4. Cara membuat :  Hembuskan nafas secara perlahan melalui
 Rebus lidah buaya yang telah dikupas
mulut.
dengan air 600cc hingga menjadi 300
cc(1,5 gelas)  Ulangi sampai dengan 15 kali dengan
 Tambahkan 2-3 sendok makan madu selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
 Minum selagi hangat 2. Melakukan kompres hangat
 Aturan minum 1 -2 kali sehari.
 Alat : Botol kosong dan air hangat Oleh
sebanyak 400 cc
Fivi Oktavia
 Cara : botol yang berisi air hangat dilapisi
menggunakan kain atau handuk kemudian Nim : 2020-02-14901-008
diletakkan pada perut bagian kanan atas
selama 5-10 menit. YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
H. Cara lainya untuk mengatasi sakit maag PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2021
1. Melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam
dengan langkah berikut :

Perawatan lansia dengan


gastritis atau (maag)
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN Jalan Beliang No.110
Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3227707

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Fivi Oktavia


NIM : 2020.02.14901.008
Nama Pembimbing : Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes

No Hari/ Catatan pembimbing TTD


tanggal Pembimbing Mahasiswa

1 Selasa, 27 1. Bimbingan Pre Confrence


April 2021 2. Buat latar belakang sesuai dengan isi
poin 4 alinea
3. Sesuaikan analisa data dengan
pengkajian diawal
4. Sesuaikan diagnosa, tujuan (kriteria
hasil), intervensi pada askep dengan 3 S Siti Santy Fivi
(SDKI, SLKI dan SIKI) Sianipar, S. Oktavia
Kep., M. Kes
Egha Handriani is inviting you to a
scheduled Zoom meeting.

Topic: Pre Conference Stase Keperawatan


Gerontik Bersama Pembimbing Ibu Siti
Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes
Time: Apr 27, 2021 10:00 AM
Asia/Makassar

Join Zoom Meeting


https://us04web.zoom.us/j/74417392690?
pwd=VmZ5YWcvRFVGZng2OWJqZmxuT
2R3Zz09

Meeting ID: 744 1739 2690


Passcode: 324567
2. Kamis, 29 1. Bimbingan Post Confrence
April 2021 2. Lanjutkan pembuatan isi Bab 4, Bab 5,
SAP dan leaflet gastritis

Egha Handriani is inviting you to a


scheduled Zoom meeting
Topic: Post Conference Bersama Dengan Siti Santy Fivi
Ibu Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Sianipar, S. Oktavia
Time: Apr 29, 2021 02:00 PM Kep., M. Kes
Asia/Makassar
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/71800646194?
pwd=LzBoZVI0bXJqSXFrY3pYaXhsclJzdz
09

Meeting ID: 718 0064 6194


Passcode: 245613
3. Kamis, 06 1. LP dan Askep ACC
Mei 2021

Siti Santy Fivi


Sianipar, S. Oktavia
Kep., M. Kes
CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Senin, 26 April 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 08.00 WIB - Pengarahan Kontrak Kegiatan Bersama Pembimbing Stase
s/d
Keperawatan Gerontik
10.00 WIB
- Penutup dengan dokumentasi
- Link:
Progsus Keperawatan Ruang 2 is inviting you to a scheduled
Zoom meeting.

Topic: Pengarahan Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes pada


Stase Keperawatan Gerontik
Time: Apr 26, 2021 08:00 AM Jakarta

Join Zoom Meeting


https://us02web.zoom.us/j/5021611282?
pwd=RVpFMjkyUW5kQzhTQ1Rhc290MHlDQT09

Meeting ID: 502 161 1282


Passcode: 789618

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia


CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Selasa, 27 April 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 09.00 WIB - Pre Conference Stase Keperawatan Gerontik
s/d
- Penutup dengan dokumentasi
12.00 WIB
- Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Topic: Pre Conference Stase Keperawatan Gerontik Bersama


Pembimbing Ibu Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes
Time: Apr 27, 2021 09:00 AM Asia/Makassar

Join Zoom Meeting


https://us04web.zoom.us/j/74417392690?
pwd=VmZ5YWcvRFVGZng2OWJqZmxuT2R3Zz09

Meeting ID: 744 1739 2690


Passcode: 324567

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia


CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Rabu, 28 April 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 13.00 WIB - Bimbingan Askep Stase Keperawatan Gerontik
-
- Penutup dengan dokumentasi
15.35 WIB
- Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Topic: Bimbingan Askep Kep. Gerontik Bersama Ibu Siti Santy


Sianipar, S. Kep., M. Kes
Time: Apr 28, 2021 01:00 PM Asia/Makassar

Join Zoom Meeting


https://us04web.zoom.us/j/72629538661?
pwd=ZXZBcjBHRlVxY05IamoyMUNMZGJ4Zz09

Meeting ID: 726 2953 8661


Passcode: NB1D3C

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

CATATAN KEGIATAN HARIAN


Hari, Tanggal : Kamis, 29 April 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 14.00 WIB - Post Conference Stase Keperawatan Gerontik
s/d - Penutup dengan dokumentasi
17.30 WIB - Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Topic: Post Conference Bersama Dengan Ibu Siti Santy


Sianipar, S. Kep., M. Kes
Time: Apr 29, 2021 02:00 PM Asia/Makassar

Join Zoom Meeting


https://us04web.zoom.us/j/71800646194?
pwd=LzBoZVI0bXJqSXFrY3pYaXhsclJzdz09

Meeting ID: 718 0064 6194


Passcode: 245613

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Jumat, 30 April 2021


No. Waktu Kegiatan
1. 14.00 WIB - Seminar Kecil Stase Keperawatan Gerontik
s/d - Penutup dengan dokumentasi
15.30 WIB - Link:
Progsus Keperawatan Ruang 2 is inviting you to a scheduled
Zoom meeting.
Topic: Progsus Keperawatan Ruang 2's Zoom Meeting Seminar
Kelompok 1B
Time: Mei 01, 2021 02:00 PM Bangkok
Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/5021611282?
pwd=dUc2TFMwallpU3FNRW4vNE1Nb3NRZz09

Meeting ID: 502 161 1282


Passcode: weekday

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Sabtu, 01 Mei 2021


No Waktu Kegiatan
.
1. 09.00 WIB - Membahas Leaflet dan SAP Untuk Pendkes kelompok dan
s/d
individu
10.30 WIB
- Penutup dengan dokumentasi
- Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
Topic: Membahas Leaflet dan SAP Untuk Pendkes kelompok dan
individu
Time: Mei 01, 2021 09:00 AM Asia/Makassar

Join Zoom Meeting


https://us04web.zoom.us/j/71800646194?
pwd=LzBoZVI0bXJqSXFrY3pYaXhsclJzdz09

Meeting ID: 718 0064 6194


- Passcode: 457210

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

CATATAN KEGIATAN HARIAN


Hari, Tanggal : Senin, 03 Mei 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 13.00 wib - Membahas membuat Video Senam Lansia Bersama
Pembimbing Stase Keperawatan Gerontik
s/d
- Penutup dengan dokumentasi
15.35 wib - Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
Topic: Membahas membuat Video Senam Lansia Bersama
Pembimbing Stase Keperawatan Gerontik
Time: Mei 03, 2021 01:00 PM Asia/Makassar
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/78859143989?
pwd=cG5DT2pDQTROWFdxRVY3ZTRVaUZKUT09

Meeting ID: 788 5914 3989


- Passcode: 234356

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Selasa, 04 Mei 2021


No. Waktu Kegiatan
1. 08.00 WIB - Melakukan Pendidikan kesehatan Individu
s/d
- Penutup dengan dokumentasi
12.30 WIB
- Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
Topic: Melakukan Penkes Individu
Time: Mei 04, 2021 08:00 PM Asia/Makassar
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/78859143989?
pwd=cG5DT2pDQTROWFdxRVY3ZTRVaUZKUT09

Meeting ID: 788 5914 3989


Passcode: 234356

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Rabu, 05 Mei 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 16.00 WIB - Pendidikan Kesehatan kelompok Tentang Diabetes Melitus
s/d dan Senam Lansia Stase Keperawatan Gerontik
17.30 WIB - Penutup dengan dokumentasi
- Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
Topic: Pendkes dan Senam pada Lansia Stase Keperawatan
Gerontik
Time: May 5, 2021 04:00 PM Asia/Makassar
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/74046112460?
pwd=STV0dVdKa2ZScXZSZjVOMzZCTU9sUT09
Meeting ID: 740 4611 2460
Passcode: 234567

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Kamis, 06 Mei 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 14.00 WIB - Evaluasi Kelompok Stase Keperawatan Gerontik
s/d
- Penutup dengan dokumentasi
16.00 WIB
- Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Topic: Evaluasi Kelompok Stase Keperawatan Gerontik


bersama pembimbing Ibu Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes
Time: May 6, 2021 02:00 PM Asia/Makassar

Join Zoom Meeting


https://us04web.zoom.us/j/75493024132?
pwd=NU15ZDQvV3BwNGREUVJEMVZZbkRPZz09

Meeting ID: 754 9302 4132


Passcode: 785463

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Jumat, 07 Mei 2021

No. Waktu Kegiatan


1. 16.00 WIB - Ujian Virtual Stase Keperawatan Gerontik Hari Pertama
s/d Mahasiswa an. Egha Handriani, Nico Andi Purnomo, Erlina,
18.00 WIB dan Randy
- Penutup dengan dokumentasi

- Link:
Egha Handriani is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
Topic: Ujian Virtual Mahasiswa Egha Handriani di Stase
Keperawatan Gerontik
Time: May 7, 2021 04:00 PM Asia/Makassar
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/79844505301?
pwd=Z25hVmVERU1hS3pVTFM5QndNVmk0dz09
Meeting ID: 798 4450 5301
- Passcode: 345678

Nico Sindu is inviting you to a scheduled Zoom meeting.


Topic: Ujian Keperawatan Gerontik dengan Gout Arthritis
Time: May 7, 2021 04:40 PM Asia/Makassar
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/78516856088?
pwd=L3BrVlQ4eUtCL2xxcFRUeEdsalI0QT09
Meeting ID: 785 1685 6088
Passcode: 7h33ya

Erlina . is inviting you to a scheduled Zoom meeting.


Topic: Ujian Stase gerontik dengan pendidikan kesehatan
tentang gastritis pembimbing ibu Siti Santy
sinipar,S.Kep.,M.Kes
Time: May 7, 2021 05:30 PM Jakarta
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/2556538855?
pwd=WU9KN0JTZHY3RXN5UnEyUjdPakIzQT09
Meeting ID: 255 653 8855
Passcode: 6GLPqL

Randy . is inviting you to a scheduled Zoom meeting.


Topic: Ujian Stase Gerontik dengan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi pembimbing ibu Siti Santy
Sianipar,S.Kep.,M.Kes
Time: May 7, 2021 06:00 PM Asia/Makassar
Join Zoom Meeting
https://us05web.zoom.us/j/85612247687?
pwd=ZTFkVnZSUWtRamFIRDRJYko5UlVjUT09
Meeting ID: 856 1224 7687
Passcode: 145673

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

CATATAN KEGIATAN HARIAN

Hari, Tanggal : Sabtu, 08 Mei 2021

No Waktu Kegiatan
.
1. 14.00 WIB - 16.50 WIB - Ujian Virtual Stase Keperawatan Gerontik Hari
Kedua Mahasiswa an Rudy Helkya Yustevan,
Trieka, Fivi Oktavia
2. 16.50 WIB - 10.00 WIB - Penutup dengan dokumentasi
- Link:
Rudy Yustevan Dehen is inviting you to a
scheduled Zoom meeting.
Ujian stase Gerontik dengan pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi pembimbing ibu Siti Santy
Sinipar, S.Kep., M.Kes
Time: May 8, 2021 02:00 PM Jakarta
Join Zoom Meeting
https://us05web.zoom.us/j/82466775478?
pwd=MGpPTmt2SE1na3ZITXZvdEJXNWx4Zz09
Meeting ID: 824 6677 5478
Passcode: SgVH29

Tri Eka is inviting you to a scheduled Zoom


meeting.
Topic Ujian stase Gerontik dengan Manajemen
Nyeri pada Gout Arthritis
Time: May 8, 2021 03:00 PM Asia/Pontianak
Join Zoom Meeting
https://us05web.zoom.us/j/86748366093?
pwd=TWxXNGprRVplOUZBV1BadUdrdDlZZz0
9
Meeting ID: 867 4836 6093
Passcode: VDEj1R

Fivi oktavia is inviting you to a scheduled Zoom


meeting.
Topic: Ujian Stase Gerontik, Mahasiswa Fivi
Oktavia, Pembimbing Akademik Ibu Siti Santy
Sianipar,S.Kep.,M.Kes
Time: May 8, 2021 04:00 PM Asia/Pontianak
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/71556174817?
pwd=R0U1V0sxTzN6bjZSK2RINnBiSEZCdz09
Meeting ID: 715 5617 4817
Passcode: GJ2tQs

Pembimbing Mahasiswa,

Siti Santy Sianipar, S. Kep., M. Kes Fivi Oktavia

Anda mungkin juga menyukai