Disusun oleh :
Kelompok 2
Widodo, S.kep
Elidon Meizi, S.Kep
Hadi Suwanto, S.Kep
Betty Efrilyen, S.Kep
Anggi Geovani, S.Kep
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMADIAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021/2022
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Insomnia adalah salah satu fenomena umum dalam gangguan pola tidur,Jangka
2011:73). Dari semua kelompok usia yang ada, masalah insomnia sering terjadi pada
usia lanjut. Makin lanjut usia seseorang, makin banyak terjadi insomnia. Pada usia lebih
insomnia di Indonesia sekitar 10%.Artinya kurang lebih 28 juta dari total 238 juta
penduduk Indonesia menderita insomnia.Jumlah ini hanya mereka yang terdata dalam
data statistik.Selain itu, masih banyak jumlah penderita insomnia yang belum terdeteksi
(Siregar, 2011:12).
Insomnia biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya,
seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup
manusia. Oleh karena tingginya angka insomnia yang dialami lansia di Indonesia kami
selaku penulis tertarik untuk membahas mengenai gangguan insomnia pada lansia di
makalah yang berjudul “konsep dan asuhan keperawatan Pada lansia dengan insomnia”
penulis akan membahas lebih jelas mengenai konsep penyakit insomnia dan asuhan
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami :
3
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
A. KONSEP LANSIA
1. Definisi
dimaksud dengan usia lanjut adalah seorang laki-laki atau perempuan yang berusia
60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun
karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan aktif dalam pembangunan (tidak
potensial).
3. Proses Menua
Proses menua merupakan proses terus menerus secara alamiah, yang dimulai
sejak lahir dan pada umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua
setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Menua bukanlah suatu
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh (Nugroho, 2008)
4
mempertahankan struktur serta fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
(Darmojo, 2000)
sepanjang hidup. Beberapa teori sosial tentang proses penuaan antara lain:
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu
situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Hardywinoto
dan Setiabudhi 2005, mengemukakan bahwa kemampuan lanjut usia untuk terus
Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling awal.
seorang lanjut usia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Selain hal tersebut, dari pihak masyarakat juga mempersiapkan kondisi agar para
lanjut usia menarik diri. Keadaan ini mengakibatkan inetraksi sosial lanjut usia
Values)
5
Menurut teori ini, seorang lanjut usia dinyatakan mengalami proses penuaan
yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat
kematiannya.
Teori aktivitas dikembangkan oleh Palmore dan Lemon et. al.cit Hardywinoto
2005 yang menyatakan, bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana
aktivitas adalah :
lanjut usia, dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada suatu saat
merupakan gambarnya kelak padasaat ia menjadi lanjut usia. Dan hal ini dapat
terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tak
6
berubah,walaupun ia menjadi lanjut usia. Menurut teori penarikan diri dan teori
aktivitas, proses penuaan merupakan suatu pergerakan dan proses yang searah,
akan tetapi pada teori kesinambungan merupakan pergerakan dan proses banyak
kehidupannya.
task) selama hidup yang hars dilaksanakan oleh lanjut usia, yaitu:
Menurut Stanley & Beare (2006) penuaan adalah normal, dengan perubahan
fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang
pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini
diobservasi di dalam satus sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem.
Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam
7
Kelanjutusiaan (aging) adalah proses alamiah yang dimulai sejak terjadi
kehidupan manusia yakni sebagai bayi, anak, remaja, dewasa muda, usia
menengah, masa lanjut usia sampai orang tersebut meninggal secara normal
Masalah kesehatan utama yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal dan
dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan perawatan lansia agar
seperti terjadinya : Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh, Kifosis,
Persendian membesar dan menjadi kaku, Pada otot terjadi atrofi serabut otot
(sehingga seseorang bergerak lamban, otot keram dan menjadi tremor). Pada
kurang gerak bisa juga disebabkan karena penyakit jantung dan pembuluh darah
kemampuan fisik juga mental hidupnya. Akibatnya aktivitas hidupnya akan ikut
menimbulkan rasa sakit. Lansia yang pernah terjatuh akan merasa takut untuk
terjatuh lagi sehingga lansia tersebut menjadi takut untuk berjalan dan
membatasi pergerakannya.
c. Inkontinensia
Beser atau yang sering dikenal dengan ”Ngompol” karena saat BAK atau
keluarnya air seni tanpa disadari akibat terjadi masalah kesehatan atau sosial.
Untuk mengatasi masalah ini biasanya lansia akan mengurangi minum dengan
e. Infeksi
Pada lansia telah terjadi penurunan fungsi tubuh. Daya tahan tubuh juga
Selain itu juga dari faktor lingkungan juga bisa terpengaruh terhadap infeksi
9
Sehingga pada lansia terjadi penurunan penglihatan, pendengaran dan
komunikasi (berbicara).
Konstipasi yang terjadi pada lansia disebabkan karena pergerakan fisik pada
lansia yang kurang mengkonsumsi makana berserat, kurang minum juga akibat
Pada kasus konstipasi yaitu feces menjadi keras dan sulit dikeluarkan maka akan
tertahan diusus sehingga dapat terjadi sumbatan diusus yang menyebabkan rasa
sakit diperut.
h. Isolasi (Depresi)
Gejala-gejala depresi yang sering muncul dianggap sebagai bagian dari proses
gangguan tidur, pikiran dan gerakan lamban, cepat lelah dan menurunnya
menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan
10
2) Gangguan fisik : sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang,
gangguan pencernaan.
i. Kurang Gizi
memilih jenis makana yang bergizi, isolasi sosial karena lansia mengalami
konsumsi jenis makanan tertentu, adanya penyakit fisik, mental, gangguan tidur
dan obat-obatan.
Hal ini berhubungan dengan pekerjaan. Semakin seseorang bertambah tua maka
sehari-hari.
Banyak kejadian lansia mempunyai berbagai macam penyakit atau yang biasa
disebut komplikasi, sehingga membutuhkan juga obat yang banyak untuk tiap
penyakitnya. Lansia sering kali menggunakan obat dalam jangka waktu yang
lama tanpa pengawasan dari dokter sehingga akan muncul penyakit baru dari
11
l. Insomnia
Hampir semua lansia mempunyai gangguan tidur yakni sulit untuk mulai masuk
dalam proses tidur, tidurnya tidak nyenyak dan mudah terbangun, sering
bermimpi, bangun terlalu awal (dini hari). Apabila sudah terbangun maka akan
Salah satu penyebab daya tahan tubuh pada lansia menurun terjadi akibat
terganggunya fungsi organ tubuh. Namun tidak semua proses menua mengakibatkan
penurunan daya tahan tubuh. Hal ini juga dapat terjadi akibat penyakit yang diderita
lansia, penyakit yang sudah akut, penggunaan obat-obat tertentu dan status gizi yang
buruk.
B. KONSEP INSOMNIA
1. PENGERTIAN
kuantitas.Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat
memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau
sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur
mengalami sulit untuk tidur atau sering terbangun di malam hari atau bangun terlalu
2. ETIOLOGI
a. Faktor psikologis
antara lain rasa cemas, depresi, ketakutan, berduka, dan stres.Seorang lansia yang
ditinggal pasangan dan anak cenderung memiliki perasaan depresi. Selain itu,
gangguan tidur pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti
b. Faktor lingkungan
yang bising, cahaya yang terang atau gelap, suhu yang ekstrem, kelembaban
lingkungan, dan tatanan yang tidak familiar bisa mengganggu pola tidur
seseorang.
c. Asupan nutrisi
konsumsi alkohol, kebersihan diri yang tidak terjaga dengan baik, dan konsumsi
d. Ketidaknyamanan fisik
13
kardiovaskuler (perawatan paska operasi jantung), urgensi, penyakit Alzheimer,
3. PATOFISIOLOGI
membutuhkan waktu tidur 7-8 jam dengan NREM 75% dan REM 25%.Kebutuhan
tempat tidur, mudah jatuh tidur, tetapi juga mudah terbangun dari
terbangun.Gangguan juga terjadi pada dalamnya tidur sehingga lansia sangat sensitif
terhadap stimulus lingkungan. Selama tidur malam, seorang dewasa muda normal
akan terbangun sekitar 2-4 kali. Tidak begitu halnya dengan lansia, ia lebih sering
terbangun. Walaupun demikian, rata-rata waktu tidur total lansia hampir sama
dengan dewasa muda. Ritmik sirkadian tidur-bangun lansia juga sering terganggu.
Jam biologik lansia lebih pendek dan fase tidurnya lebih maju. Seringnya terbangun
pada malam hari menyebabkan keletihan, mengantuk, dan mudah jatuh tidur pada
siang hari. Dengan perkataan lain, bertambahnya umur juga dikaitkan dengan
14
4. PATHWAY
insomnia
Faktor Faktor
Faktor
Lingkungan Fisiologis
psikologis
Cemas
Merangsang Sistem
Aktivasi Retikuler
(SAR) untuk
menurunkan
pengeluaran
serotonin
15
5. TANDA DAN GEJALA
Menurut Remelda (2008), tanda dan gejala yang timbul dari pasien yang
mengalami insomnia yaitu penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering
terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Insomnia juga bisa
1. Sulit untuk tidur tidak ada masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk
2. Bangun terlalu awal Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala insomnia.
a. Resah
b. Mengantuk
c. Sulit berkonsentrasi
d. Sulit mengingat
e. Gampang tersinggung
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan insomnia ini dapat
1. Tindakan Keperawatan
b. Pantau pola tidur klien dan catat hubungan faktor-faktor fisik (misalnya: apnea
saat tidur, sumbatan jalan nafas, nyeri / ketidaknyamanan, dan sering berkemih).
c. Jelaskan pada klien pentingnya tidur adekuat (selama kehamilan, sakit, stress
psikososial).
d. Ajarkan klien dan keluarga untuk menghindari faktor penyebab (misal : gaya
16
e. Ajarkan klien dan kelurga dalam teknik relaksasi (pijat/urut sebelum tidur, mandi
(pindah tempat tidur, memakai tempat tidur hanya untuk tidur, dll). Jika tidak
psikiater).
2. Tindakan Medis
Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien insomnia yaitu
1.PENGKAJIAN
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan
yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat
2010).
a. Pengumpulan data
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada
pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi
17
faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan
mudah di analisis.
Jenis data antara lain Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui
tekanan darah, serta warna kulit. Adapun fokus dalam pengumpulan data
meliputi:
untuk masalah potensial. Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
6) Pola tidur
Siang siang
18
7) Kegiatan yang biasa di lakukan untuk pengantar tidur?
3. ANALISA DATA
4. PERUMUSAN MASALAH
keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih
segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan
komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang
tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi
yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga dapat d itentukan
19
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
keperawatan :
1. Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.
lakukan intervensi.
dalam transisi dari tingkat sajetrah tertetu ketinkat sajetera yang lebih tinggi.
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola istirahat tidur
diantaranya yaitu :
c) Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk tidur, henti nafas saat
20
tidur, (sleep apnea) dan ketidak mampuan mengawasi prilaku.
6. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih
dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang
21
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan :
keperawatan NOC NIC
Dx.Insomia Rest : Extent and Pattern Sleep Enhancement (
berhubungan Sleep : Extent an Pattern peningkatan tidur)
dengan
Tujuan : a. Fasilitas untuk
ketidaka
mempertahankan
nyamanan fisik Setelah dilakukan tindakan
aktivitas sebelum tidur
dan mengantuk keperawatan diharapkan
(mendengar musik)
secara berlebih pencapaian kebutuhan
b. Ciptakan lingkungan
istirahat dan tidur dapat
yang nyaman
terpenuhi.
c. Instruksikan untuk
Kriteria Hasil : memonitor tidur pasien
d. Monitor waktu makan
a. Jumlah Jam Tidur Dalam
dan minum dengan
Batas Normal 6-8
waktu tidur (Huda &
Jam/Hari
Kusuma, 2016).
b. Pola Tidur, Kualitas
Dalam Batas
Normal
c. Perasaan Segar Sesudah
Tidur Atau Istirahat
7. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan.
Tahap 1: Persiapan
22
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
Tahap 2: Intervensi
Tahap 3: Dokumentasi
keperawatan.
8. EVALUASI
hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di
disusun.
24
BAB III
Seorang pasien laki-laki usia 70 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan sulit
terbangun dimalam hari dan sulit untuk tidur lagi,pasien mengatakan sering mengantuk pada
siang hari dan sulit berkomunikasi, istri mengatakan suaminya sering marah,setelah
anaknya yang jauh darinya.pasien juga sering mengonsumsi kopi dimalam hari,pasien
terlihat lemas dan mengantuk pada siang hari,pasien mengatakan tidak tahu cara untuk
mengatasi masalah tidurnya,pasien tidak bisa menjawab saat ditanya masalah apa yang
A. PENGKAJIAN
1. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. A
Gol.Darah:O/A/B/AB
Agama :Islam
2. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan :
3. RIWAYAT PEKERJAAN
saat ini pasien bekerja menjaga toko yang dibangun di rumahnya sendiri
2. Pekerjaan sebelumnya
26
4. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
2. Ukuran : 6x4 M
3. Jendela :4
5. Jumlah kamar :3
5. RIWAYAT REKREASI
1. Hobi/minat : Mancing
2. Keanggotaan organisasi :-
6. STATUS KESEHATAN
1. Keluhan utama
untuk tidur dan sering terbangun tengah malam,dan pagi harinya selalu terlihat lemah
cemas pada anaknya yang breada jauh darinya,sejak 2 minggu yang lalu.
27
7. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI
1. Aktivitas
Pasien selalu bangun lebih awal nampak lemah dan mengantuk pada siang
2. Istirahat/tidur
pasien sulit untuk tidur dimalam hari selalu terbangun lebih awal,dan
3. Rekreasi
semenjak ditingal menikah oleh anaknya pasien dan istri tidak perna pergi
4. Psikologis
- Emosi : sejak 2 minggu ini pasien sulit diajak komunikasi pasien mudah
5. Indeks katz : (A) Kemandirian dalam hal makan, berpindah tempat, kekamar kecil,
8. TINJAUAN SISTEM
x/mnt
28
9. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
Skor
e No Pertanyaan Jawaban
+ -
29
2. Inventaris depresi beck :
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
D. Ketidak puasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
30
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu.
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
31
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
PENILAIAN
8 Depresi sedang
3. APGAR keluarga :
Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab;
1. Selalu : skor 2
32
2. Kadang-kadang : skor 1
3. Hampir tidak pernah : skor 0
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Pasien mengatakan sulit untuk 1. pasien terlihat lemas dan mengatuk
tidur,untuk tidur pasien membutuhkan 2. TD: 100/90,N:105 X/mnt,RR: 24
waktu sekitar 40 menit X/mnt,S: 370C
2. Pasien mengatakan sering terbangun 3. Pasien terlihat binggung saat ditanya
dimalam hari dan sulit untuk tidur mengapa tidak bisa tidur
lagi
3. pasien mengatakan sering mengantuk
pada siang hari dan sulit
berkomunikasi
4. istri pasien mengatakan pasien seing
marah
5. pasien mengatakan tidak tahu cara
untuk mengatasi masalah tidurnya
6. pasien mengatakan tidak tahu
mengapa ia tidak bisa tidur
33
11. Analisa data
ANALISA DATA
SYMTOM ETIOLOGI PROBLEM
Ds : Cemas Gangguan Pola Tidur
1. Pasien mengatakan sulit
untuk tidur,untuk tidur
pasien membutuhkan waktu Merangsang sistem limbik
34
1. pasien terlihat lemas dan Tidak mengerti cara
mengatuk mengatasi gangguan tidur
2. Pasien terlihat binggung
saat ditanya mengapa Kurang pengetahuan
tidak bisa tidur
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas ditandai dengan sulit untuk
insomnia
35
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
3.5 EVALUASI
BAB IV
PENUTUP
40
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada klien Tn. A dengan
sebagai berikut.
A. KESIMPULAN
1. Nama klien Tn. A berusia usia 70 tahun datang kerumah sakit dengan
40 menit untuk tidur,sering terbangun dimalam hari dan sulit untuk tidur
X/mnt,S: 370C
2. Diagnosa yang muncul pada kasus ini berdasarkan respon klien yaitu
41
(kuantitas dan kualitas tidur), NIC yang di tetapkan adalah sleep
waktu makan dan minum dengan waktu tidur dan catat kebutuhan tidur
tidur pada klien harus selalu disesuaikan dengan kondisi dan keluhan
jam 40 menit sejak hari pertama hingga hari ketiga. Sedangkan kualitas
10% untuk kualitas tidur psikologis sejak hari pertama hingga hari
ketiga.
B. SARAN
sama antar perawat dan klien lebih ditingkatkan dan meningkatkan kinerja
42
pemeriksaan dan tindakan keperawatan terutama pada klien dengan
43
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, A. 2002. Gangguan Pola Tidur Pada Kelompok Usia Lanjut Dan Penatalaksanaannya.
Puri, B.K. 2011. Buku Ajar Psikiatri. Ed. 2. Hal: 268. Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI