Anda di halaman 1dari 83

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

PEMBERIAN JUS TOMAT (SOLANIUM LYCOPERSICUM)


TERHADAP STABILISASI TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI

SISKA NOVI YULIANI


16.321.0073

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020

i
PEMBERIAN JUS TOMAT (SOLANIUM LYCOPERSICUM)
TERHADAP STABILISASI TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang

Siska Novi Yuliani


163210073

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jombang Jawa Timur pada tanggal 08 Juli 1998, putri dari

Bapak Hariyono dan Ibu Umi Nasihah. penulis merupakan putri pertama dari 2

bersaudara.

Pada tahun 2010 penulis lulus dari Mi Negeri pucangsimo Bandarkedungmulyo,

penulis melanjutkan studi di SMP Negeri Bandarkedungmulyo dan lulus pada tahun

2013, selanjutnya penulis melanjutkan studi di MAN 7 Jombang dan lulus pada tahun

2016, kemudian penulis melanjutkan studi di STIKES Insan Cendekia Medika Jmbang

dan penulis memilih Program S1 Keperawatan dari lima program studi yang ada di

STIKES ICME Jombang. Dengan demikian riwayat hidup penulis buat dengan

sebenar-benarnya

JOMBANG 08 Agustus 2020

SISKA NOVI YULIANI


16.321.0073

vii
MOTTO HIDUP

“KEBERHASILAN BUKANLAH MILIK ORANG PINTAR KEBERHASILAN


ADALAH KEPUNYAAN MEREKA YANG SENANTIASA BERUSAHA”

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

viii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillah syukur ku ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT atas rahmat serta

hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan, kelancaran, kesabaran sehingga dapat

terselesaikan tugas akhir tepat waktu meskipun ditengah era pandemi covid-19. Saya

persembahkan karya yang sederhana ini kepada :

1. Bapak Hariyono dan Ibu Umi Nasihah yang tercinta yang tak henti-hentinya

mencurahkan cinta, kasih dan sayang yang tak terhingga. Dengan semangat dan

dukungan beliau, baik secara moril maupun materil, hanya doa dan prestasi yang

bisa aku persembahkan.

2. Adek saya Stefani Devi Nasila yang sudah memberikan saya semangat, hiburan

ketika saya mengerjakan tugas akhir ini.

3. Semua keluargaku khususnya nenek dan saudara-saudaraku yang telah banyak

memberikan doa, semangat, serta dukungan demi sampai terselesainya kuliahku.

4. Kedua dosen pembimbingku Bapak Dr. Hariyono, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Ibu Ucik

Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah sabar membimbing dalam mengerjakan

skripsi literature review ini. Semoga ilmu dan nasehat yang beliau berikan semoga

bermanfaat.

5. Seluruh bapak dan ibu dosen S1 keperawatan terimakasih banyak atas semua ilmu,

nasehat serta motivasi yang telah diberikan semoga bermanfaat.

6. Teman saya khususnya Helen Ayu P yang selalu mendegar semua keluh kesah dan

selalu memberi motivasi kepada saya.

ix
7. Untuk teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu.

Terimakasih sudah bersedia menjadi teman saya dalam keadaan susah maupun

senang.

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul
“Pemberian Jus Tomat (Solanium Lycopersicum) Terhadap Stabilisasi Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi”. Penyusunan tugas akhir ini ditulis sebagai persyaratan
kelulusan demi menempuh Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada: H. Imam Fatoni, S.KM.,MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan “Insan Cendekia Medika” Jombang. Inayatur Rosyidah, S.Kep.,M.Kep
selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan. Dr. Hariyono, M.Kep selaku
pembimbing utama.Ucik Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing anggota
yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Dan
kepada orang tua dan keluarga yang senantiasa mendoakan penulis, dan mendukung
penulis baik secara moril dan materil selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Insan Cendika Medika Jombang hingga terselesaikan Karya Tulis
Ilmiah, dan semua teman-teman yang selalu memberikan dukungan sehingga Karya
Tulis Ilmiah penelitian ini dapat terselesaikan. Serta seluruh pihak yang mendukung
dan memotivasi peneliti yang tidak dapat peneliti satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih kurang dari kesempurnaan
oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan proposal penelitian ini

Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Jombang, 08 Agustus 2020
Penulis

xi
ABSTRAK

PEMBERIAN JUS TOMAT (SOLANIUM LYCOPERSICUM)


TERHADAP STABILISASI TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI

Oleh

SiskaNoviYuliani
Email : siskanoviyuliani07@gmail.com
(16.321.0073)

Pendahuluan : Hipertensi yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi yang termasuk
salah satu masalah degenerative, masalah hipertensi banyak diderita oleh masyarakat dunia
bahkan termasuk di negara Indonesia. Konsumsi jus tomat dapat di manfaatkan sebagai salah
satu cara untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Sumber Data : Pencarian elektonik
komprehensif pencarian yang dilakukan di Google Scholar (2015-2020), Perpusnas (2015-
2020), OASTER (2015-2020), DOAJ (2015-2020). Penelitian ini menggunakan literature
review dengan populasi semua penderita hipertensi. Metode Tinjaun : Istilah dan ungkapan
kata kunci terkait dengan pemberian jus tomat terhadap stabilisasi tekanan darah pada penderita
penderita hipertensi. Abstrak atau teks lengkap dari penelitian terdahulu ditinjau sebelum
dimasukkan, dalam meninjau sesuai dengan kriteria inklusi ekslusi dan penilaian kualitas
dengan menggunakan pedoman strobe. Hasil : Hasil penelitian dalam pencarian jurnal, bahwa
mengkonsumsi jus tomat dalam kurun waktu 2 pekan dengan dosis 150 gram tomat yang di
blender tanpa campuran dapat menurunkan tekanan darah sistolik dengan selisih nilai 14,76
mmHg dari nilai tekanan darah sistolik awal dan tekanan darah dengan selisish nilai 3,37
mmHg dari tekanan diastolik awal. Kesimpulan : Kesimpulan dari peneliti sebelumnya
menunjukkan bahwa ada pengaruh pada pemberian terapi jus tomat terhadap stabilisasi tekanan
darah pada penderita hipertensi.

Kata kunci : Jus tomat, Stabilisasi , Hipertensi

xii
ABSTRACT

GIVING TOMATO JUICE (SOLANIUM LYCOPERSICUM)


TO BLOOD PRESSURE STABILIZATION
IN HYPERTENSION SUFFER

By

SiskaNoviYuliani
Email : siskanoviyuliani07@gmail.com
(16.321.0073)

Introdoction: Hypertension which is known as high blood pressure which is a degenerative


problem, hypertension problem is suffered by many people in the world, including in Indonesia.
Consumption of tomato juice can be used as a way to reduce high blood pressure. Design:
Comprehensive electronic searches conducted on Google Scholar (2015-2020), National
Library (2015-2020), OASTER (2015-2020), DOAJ (2015-2020). This study used a literature
review with a population of all hypertension sufferers. Review Methods: Key terms and
phrases related to giving tomato juice to stabilization blood pressure in suffer with
hypertension. Abstracts or full texts from previous studies were reviewed prior to inclusion, in
the review according to the inclusion criteria and quality assessment using strobe guidelines.
Results: The results of research in the journal Search, that consuming tomato juice within 2
weeks at a dose of 150 grams of tomatoes in a blender without a mixture can reduce systolic
blood pressure with a difference of 14.76 mmHg from initial systolic blood pressure and
diastolic blood pressure, there is a difference of 3,37 mmHg from the initial diastolic pressure.
Conclusion: The conclusions of previous researchers indicated that there was an effect on the
administration of tomato juice therapy on blood pressure stabilization in hypertensive suffer.

Keywords: Tomato juice, Stabilization, Hypertension

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIHAN.................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .......................................... iv
PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... v
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vii
MOTTO HIDUP ......................................................................................... viii
LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................. xi
ABSTRAK................................................................................................... xii
DAFTAR ISI................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xviii
DAFTAR LAMBANG................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xx
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Penelitian............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1 Konsep Terapi Herbal Tomat (solanium lycopersicum) ....................... 6
2.1.1 Karakteristik tomat (solanium lycopersicum) .......................... 6
2.1.2 Kandungan tomat (solanium lycopersicum) ............................. 7
2.1.3 Manfaat tomat (solanium lycopersicum) .................................. 10

xiv
2.1.4 Penatalaksanaan terapi herbal dengan buah tomat (solanium
lycopersicum) ........................................................................ 13
2.2 Konsep Tekanan Darah ...................................................................... 14
2.2.1 Definisi tekanan darah ............................................................. 14
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi tekanan darah ............................... 15
2.2.3 Pengukuran tekanan darah ....................................................... 17
2.3 Konsep Hipertensi .............................................................................. 18
2.3.1 Definisi hipertensi .................................................................. 18
2.3.2 Etiologi hipertensi.................................................................... 19
2.3.3 Klasifikasi hipertensi .............................................................. 20
2.3.4 Faktor-faktor resiko hipertensi ................................................ 20
2.3.5 Patofisiologi hipertensi ........................................................... 23
2.3.6 Manifestasi hipertensi ............................................................ 23
2.3.7 Komplikasi hipertensi ............................................................ 23
2.3.8 Penatalaksanaan hipertensi ..................................................... 25
2.4 Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................. 28
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS PENELITIAN ....... 31
3.1 Strategi Pencarian Literatur ................................................................. 31
3.1.1 Framework yang digunakan .................................................... 31
3.1.2 Kata kunci ............................................................................. 31
3.1.3 Database atau search engine ................................................... 32
3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi................................................................ 32
3.3 Seleksi studi dan penelitian kualitas ................................................... 33
BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................ 41
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 51
5.1 Pembahasan ....................................................................................... 51
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 53
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 53
6.2 Saran ................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 55

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah ................................................................ 20


Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi PICOS ................................................ 31
Tabel 3.2 Daftar pencarian artikel ................................................................. 35
Tabel 4.1 Kriteria umum dalam penyelesaian studi ........................................ 40
Tabel 4.2 Pemberian jus tomat (solanium lycopersicum) terhadap stabilisasi
tekanan darah pada penderita hipertensi ......................................................... 41
Tabel 4.3 Sumber utama dalam penelitian ....................................................... 47
Tabel 4.4 Kandungan tomat (solanium lycopersicum) .................................... 48

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tensimeter manual ..................................................................... 18


Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal ......................................................... 33

xvii
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organiation

AHA : American Heart Association

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

BTT : Biological Base Therapies

LDL : Low Density Likopopretein

HDL : High Density Lipoprotein

JNC : The Joint Nasional

TIA : Transient Ischaemic Attack

STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICME : Insan Medika Cendekia

xviii
DAFTAR LAMBANG

( ) : Dalam kurung

% : Persen

“ ” : Tanda petik

> : Lebih dari

< : Kurang dari

≥ : lebih besar sama dengan

≤ : kurang dari sama dengan

N : Jumlah responden

n : Jumlah kategori

N : Jumlah jurnal

n : Jumlah excluded

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Pernyataan Judul


Lampiran 2 : Lembar Format Skripsi Dosen Pembimbing 1
Lampiran 3 : Lembar Format Skripsi Dosen Pembimbing
Lampiran 4 : Lembar Digital Receipt Turnitin
Lampiran 5 : Lembar Hasil Plagsacn/Turnitin

xx
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi dikenal masyarakat dengan sebutan penyakit darah tinggi yang

termasuk masalah degenerative, masalah hipertensi banyak diderita oleh

masyarakat dunia termasuk di negara Indonesia, masalah hipertensi termasuk

Penyakit Tidak Menular atau PTM. Banyak para penderita hipertensi yang dengan

mudahnya meremehkan gejala-gejala dari penyakit hipertensi ini. Hipertensi dapat

menyebabkan meninggalnya penderita oleh sebab itu banyak yang beranggapan

bahwa masalah hipertensi disebut dengan pembunuh diam-diam atau the silent

killer, karena penyakit tersebut bisa datang tiba-tiba tanpa menunjukan gejala

(Nurul Hidayah, Utomo, & Denys, 2018).

Data WHO pada Tahun 2015, masalah hipertensi menempatkan nomor

pertama sebagai penyakit yang dapat menimbulkan masalah kematian di dunia,

terdapat kurang lebih sejumlah 1,13 miliar masyarakat dunia sudah terserang

penyakit hipertensi, artinya bahwa ada satu dari tiga orang didunia mengidap

masalah hipertensi. Pada tahun 2020 ada kurang lebih 1,56 miliar penduduk dunia

mengidap hipertensi, hipertensi mampu menyebabkan kematian sejumlah delapan

miliar jiwa pada setiap tahunnya di dunia. Di negara Indonesia sendiri penyakit

hipertensi menduduki peringkat ke-5 sebagai penyebab kematian data Survey

Sample Registration (Lubis, Suliani, & Anestiya, 2019).

1
2

American Heart Association (AHA) masyarakat yang usia melebihi 20 tahun

sudah memiliki masalah hipertensi, dan sudah mengantongi angka 74,5 juta

penduduk. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 jumlah kasus

hipertensi di Indonesia terbilang cukup tinggi yakni 34,1%. Hal ini menegaskan

bahwa masalah hipertensi tidak banyak memperoleh kepedulian yang lebih. Dilihat

pada hasil penelitian tekanan darah pada usia 18 tahun keatas, didapatkan pada

jumlah kasus hipertensi sebanyak 34,1 %. Hanya ada 8,8% masyarakat memahami

jika mereka memiliki hipertensi, dan hanya ada kurang lebih 14,5% masyarakat

patuh meminum obat antihipertensi. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

tahun 2018 jumlah kasus hipertensi bersumber pada tanya jawab pada >18 tahun

wilayah Jawa Timur berada di urutan nomor 6 sebagai provinsi dengan kasus

hipertensi tertinggi (Kesehatan, 2018).

Hipertensi banyak dipengaruhi oleh pola tingkah laku yang tidak baik seperti:

kurang melakukan olahraga, kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi alkohol

yang berlebih, serta kurang mengkonsumsi asupan sayur dan buah, sehingga dapat

menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Apabila penyakit hipertensi ini tidak

ditangani dengan tepat dan cepat dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya,

dan akan menimbulkan penyakit lainnya seperti : kerusakan ginjal, penyakit stroke

dan aterosklerosis (Maisyaroh, K, & Prihatiningsih, 2016).

Salah satu cara yang dapat dimanfaatkan untuk menangani masalah hipertensi

ini yaitu dengan cara farmakologi dan nonfarmakologi, farmakologi yaitu dengan

meminum obat-obatan antihipertensi seperti : diuretik, vasodilator, penghambat

adrenergic dan lain-lain, dan nonfarmakologi seperti memperbanyak memakan


3

sayur dan buah, buah yang dapat menurunkan tekanan darah adalah buah naga,

semangka, melon, blimbing dan contoh sayur yang dapat menurunkan tekanan

darah adalah tomat (solanium lycopersicum) (Lubis et al., 2019).

Jus tomat (solanium lycopersicum) merupakan salah satu buatan dari buah

tomat, jus tomat dinilai memiliki kandungan yang cukup efektif untuk menurunkan

tekanan darah sehingga menjadikan tomat sebagai mencegah meningkatnya

tekanan darah baik sistolik maupun diatolik. Kandungan kalium di 100 gr tomat

mengandung 235 mg kalium. Kalium berguna untuk mencegah meningkatnya

tekanan darah dengan cara vasodilator dapat mengakibatkan pengurangan retensi

perifer dan menaikkan cardiac output, selain itu kalium bertugas menjadi diuretik

sehingga penyingkiran natrium dan cairan menjadi bertambah. Kemudian

bermanfaat juga sebagai membatasi pembebasan pada renin, sehingga dapat

memperbaiki kegiatan renin angiotensin dan bermanfaat juga untuk memerintah

saraf perifer pada sentral sehingga dapat mengakibatkan perubahan nilai tekanan

darah. Serta tomat memiliki kandungan likopen yang dinilai efektif sebagai

menurunkan tekanan darah, tomat sedikit memiliki natrium dan lemak (Nurul

Hidayah et al., 2018).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian jus tomat (solanium lycopersicum) terhadap

stabilisasi tekanan darah pada penderita hipertensi ?

1.3 Tujuan Penelitian


4

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis pemberian jus tomat (solanium lycopersicum) terhadap

stabilisasi tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi rata-rata tekanan darah penderita hipertensi sebelum diberi

jus tomat (solanium lycopersicum).

2. Mengidentifikasi rata-rata tekanan darah penderita hipertensi sesudah diberi jus

tomat (solanium lycopersicum).

3. Mengidentifikasi pengaruh pemberian jus tomat (solanium lycopersicum)

terhadap stabilisasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita

hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan agar mampu memperluas pandangan dan

pengetahuan untuk masyarakat umum, keilmuan medical bedah dan referensi

bagi peneliti ini perihal manfaat dari jus tomat (solanium Lycopersicum)

terhadap stabilisasi tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan menjadikan

jus tomat (solanium lycopersicum) sebagai salah satu obat alternatif

nonfarmakologi yang dapat menangani penyakit hipertensi selain

mengkonsumsi obat farmakologi, bahwa dengan mengkonsumsi jus tomat


5

(solanium lycopersicum) setiap hari dapat menstabilisasi pada penderita

hipertensi.
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Konsep Terapi Herbal Tomat (Solanium lycopersicum)

2.1.1 Karakteristik Tomat (Solanium lycopersicum)

Tomat (solanium lycopersicum) adalah tanaman sejenis dari keluarga

solanacea, yang berasal dari negara Amerika Tengah dan Selatan dari Meksiko

sampai ke Peru. Istilah tomat sendiri bermula dari Bahasa Aztec, salah satu suku

Indian yaitu Xitomate dan Xitotomate. Tumbuhan ini meluas ke semua benua

Amerika terutama ke kawasan yang beriklim tropis, banyak masyarakat

menyebut tanaman tomat sebagai tanaman penganggu. Peluasan tanaman tomat

disebarkan oleh hewan seperti burung. Burung tersebut memakan buah tomat

kemudian kotorannya terhambur kemana-mana, sedangkan peluasan tanaman

tomat di negara Eropa dan Asia dilakukan oleh orang-orang Spanyol yang

membawa tanaman tomat untuk ditanaman diperkarangan. Tanaman tomat

datang ke negara Indonesia dibawah oleh para penjajah Belanda, dengan seperti

ini tumbuhan tomat banyak menyebar keseluruh belahan dunia, baik yang

memiliki iklim tropis maupun subtropis (Thalia, 2018).

Tomat (Solanium lycopersicum) sendiri berasal dari negara Amerika tropis

yang banyak ditanam di ladang-ladang atau perkarangan rumah dan banyak

dijumpai tumbuh luar diatas ketinggian 1-1600 meter diatas

54
7

permukaan laut. Tanaman tomat tidak bisa terkena guyuran air hujan terus

menerus menurus, sinar matahari yang berlebih, tanaman tomat menyukai

tanah yang bergembur dan subur. Tanaman tomat tumbuh dengan tegak,

memiliki tinggi kurang lebih 0,5-2,5 meter, tanaman tomat memiliki cabang

banyak dan terdapat bulu atau rambut halus di batangnya. Tanaman tomat

memiliki daun yang berbentuk oval, tomat memiliki mahkota yang menyerupai

bintang, tomat memiliki banyak bentuk ada yang bulat, oval dan lain-lain.

Tomat muda memiliki warna hijau mudah dan tomat masak akan berwarna

merah (Thalia, 2018).

Tomat memiliki biji yang banyak daun berbentuk pipih, biji tomat

memiliki warna kuning, buah tomat dapat dimakan secara langsung atau dapat

diolah dulu seperti : dibuat jus tomat, dibauat saus tomat, dibuat acar dan lain-

lain. Selain buahnya yang dapat dikonsumsi ada daun yang dapat dimanfaatkan

sebagai sayur mayur, tomat buah yang berbentuk bulat dan ada yang oval yang

berwarna merah jika sudah masak, dan juga memiliki daging tebal (Thalia,

2018).

2.1.2 Kandungan Tomat (Solanium lycopersicum)

Tomat memiliki banyak kandungan, berikut adalah kandungan tomat (solanium

lycopersicum) :

1. Vitamin C

Vitamin ini sangat diperlukan untuk tubuh, vitamin C banyak terdapat di

buah dan sayuran yang ada disekitar kita. Didalam vitamin C terdapat

mikrenetrial esensial yang diperlukan oleh metabolisme pada tubuh yang


8

normal, vitamin ini merupakan antioksidan utama yang dengan mudah larut

kedalam tubuh yang berguna sebagai menurunkan tekanan darah dan level

kolesterol (Thalia, 2018).

2. Vitamin A

Didalam tomat juga terdapat vitamin A, vitamin A memiliki khasiat untuk

kesehatan mata, kesehatan kulit serta bermanfaat sebagai pencegah jerawat

(Thalia, 2018).

3. Vitamin B1

Didalam tomat mengandung B1, vitamin B1 dapat bermanfat membentuk

energi yang berguna untuk menyehatkan jantung serta memiliki manfaat

sebagai metabolisme karbohidrat (Thalia, 2018).

4. Vitamin B2

Vitamin B2 pada tomat bermanfaat sebagai mencegah penyakit kanker ,

katarak dan sakit kepala (Thalia, 2018).

5. Vitamin B6

Vitamin B6 memiliki manfaat untuk penyusunan sel-sel darah merah dan

mendukung untuk meringankan tanda hipertensi (Thalia, 2018).

6. Vitamin B9

Vitamin B9 memiliki manfaat untuk membantu perkembangan pada janin,

bermanfaat juga sebagai obat anemia (Thalia, 2018).

7. Vitamin B3

Memiliki manfaat untuk penurunan kolesterol jahat dan bermanfaat untuk

mengurangi gangguan pada persendian, bermanfaat juga sebagai melepaskan


9

energi dan zat nutrient serta bermanfaat untuk mengurangi depresi (Thalia,

2018).

8. Vitamin E

Vitamin E memiliki manfaat untuk melindungi lemak tubuh dari serangan

radikal bebas, oleh sebab itu didalam vitamin E memiliki zat antioksidan yang

mudah larut dalam lemak. Sedangkan lemak bermanfaat sebagai membran sel

yang memiliki fungsi sebagai melindungi liver (Thalia, 2018).

9. Likopen

Didalam tomat mengandung likopen yang bemanfaat untuk antioksidan

sehingga dapat berfungsi untuk melumpuhkan radikal bebas, likopen

bermanfaat juga sebagai menyeimbangkan kadar kolesterol darah dalam tubuh

dan bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, serta bermanfaat sebagai

merenggakan sel saraf jantung yang tegang, yang diakibatkan oleh endapan

kolesterol dan endapan glukosa dengan menghambat pelepasan oksigen reaktif

terhadap endotel yang menghalangi dilatasi pembuluh darah, ini adalah salah

satu patofisiologi tomat digunakan menurunkan tekanan darah (Ismalia et al.,

2016).

10. Bioflavonoid

Didalam tomat mengandung bioflavonoid yang berfungsi sebagai

mengurangi bahaya kolesterol didalam tubuh dan berfungsi juga sebagai

mencegah penggumpalan darah. Bioflavonoid mudah larut didalam air

sehingga dapat berfungsi untk melancarkan keluar air seni sehingga

mengakibatkan antihipertensi. Hal ini memiliki hubungan dengan ACE


10

sehingga angiotensin I mengakibatkan dapat diubah sebagai angiotensin II.

Mangakibatkan jumlah angiotensin II berkurang dan mengakibatkan

vasokonstriksi dan sekresi aldostern untuk reabsirbsi natrium dan air. Secara

otomatis mengakibatkan berkurang menjadikan tekanan darah akan menurun

(Thalia, 2018).

11. Kalium

Kalium berpengaruh pada sistem renin angiotensin, sehingga dapat

menghalangi pengeluaran renin. Renin berfungsi merubah angiotensinoge n

sebagai angiotensin I akibat adanya faktor blok pada sistem, kemudian

pembuluh darah terjadi vasodilator menyebabkan turunnya tekanan darah

(Ismalia et al., 2016).

12. Magnesium

Magnesium memiliki manfaat untuk produksi energi serta bermanfaat

sebagai pembentukan protein (Thalia, 2018).

13. Fosfor

Fosfor berguna untuk membantu menjadikan tulang dan gigi agar kuat

(Thalia, 2018).

2.1.3 Manfaat Tomat (Solanium lycopersicum)

Tomat (Solanium lycopersicum) memiliki manfaat bagi kesehatan diantaranya

adalah :

1. Menurunkan tekanan darah

Tomat (solanium lycopersicum) banyak kalium, kurang mengandung

natrium dan juga lemak, kerja kalium untuk menghalangi pelepasan renin,
11

sehingga dapat menjadi sistem renin angiotensin. Biaflavonoid yang ada di

tomat bermanfaat untuk mengurangi kolesterol dan bermanfaat juga untuk

mencegah penggumpalan darah. Selain kalium tomat juga mengandung

likopen, yang bermanfaat untuk antioksidan sehingga dapat berfungsi untuk

melumpuhkan radikal bebas, bermanfaat juga sebagai menyeimbangkan kadar

kolesterol darah dalam tubuh dan bermanfaat untuk mengatur tekanan darah

(Thalia, 2018).

2. Melawan kanker

Di dalam tomat mengandung likopen yang tinggi dan mengandung serat

yang tinggi. Kedua zat ini yang ampuh untuk berbagai kanker, seperti kanker

mulut, kanker prostat, kanker tenggorokan, lambung, usus besar serta kanker

ovarium, zat antioksidan yang lain dalam tomat dapat digunakan untuk

menangkal radikal bebas (Thalia, 2018).

3. Menyehatkan jantung

Tomat (solanium lycopersicum) memiliki kandungan kalium dan mineral

yang cukup tinggi yang berguna bagi jantung. Kalium bermanfaat untuk denyut

jantung dan bermanfaat untuk menjaga supaya stabil, hal ini membantu

terhindar penyakit jantung, hipertensi dan lain sebagainya (Thalia, 2018).

4. Menyehatkan paru-paru

Dokter sangat menyarankan agar kita sering mengkonsumsi tomat, di

karenakan buah tomat memiliki banyak manfaat salah satunya menyehatkan

paru-paru, tomat juga membantu membersihkan paru-paru dari penyakitnya

(Thalia, 2018).
12

5. Menyehatkan hati

Didalam tomat mengandung zat antioksidan yang memiliki manfaat

menjaga organ hati dari penyakit kanker, kemudian ada kandungan vitamin,

mineral dan serat cukup tinggi (Thalia, 2018).

6. Menyehatkan mata

Kandungan vitamin A yang ada di dalam tomat cukup tinggi selain itu juga

ada kandungan thiamin, niacin serta folat. Nutrisi-nutrisi ini mampu untuk

menyembuhkan gangguan kesehatan yang ada di mata (Thalia, 2018).

7. Mencegah dan mengobati diabetes

Kandungan sodium, kromium dan seng yang ada didalam tomat

bermanfaat untuk menstabilkan kadar gula dalam darah. Diabetes atau glukosa

adalah masalah diakibatkan karena tingginya glukosa dalam darah. Sering

buang air kecil, merasa haus termasuk tanda dari glukosa (Thalia, 2018).

8. Mencegah sembelit

Tomat (solanium lycopersicum) banyak memiliki kandungan serat yang

baik untuk penderita sembelit. Serta mampu untuk mengontrol pola buang air

besar agar menjadi lancar. Hal ini dapat mencegah agar terhindar dari penyakit

sembelit (Thalia, 2018).

9. Menurunkan kolesterol

Tomat (solanium lycopersicum) kaya akan dengan serat yang memiliki

manfaat untuk bersaing dan usus dan lemak, serat dan lemak berakibat, pada

turun penyerapan LDL (Low Density Likopprotein) atau kolesterol buruk dan
13

menaikkan produksi serta penyerapan kadar HDL (High Density Lipoprotein)

atau kolesterol baik yang diperlukan tubuh (Thalia, 2018).

2.1.4 Penatalaksanaan Terapi herbal dengan buah tomat (Solanium lycopersicum)

Perawat sendiri memiliki kewajiban untuk memberikan keamanan dalam

perawatan kepada masyarakat, salah satunya dengan memanfaatkan

penyembuhan komplementer. Penyembuhan komplementer salah satu pilihan

dikarenakan oleh beberbagai fenomena, seperti mudahnya bahan yang didapat

dan banyak berada disekitar kita, tidak mengeluarkan dana yang besar,

pemahaman akan keselamatan dari obat tersebut. National Center For

Complementery and ALternatif Medicine Of The National Insitute Of Health

telah memberikan beragam bentuk penyembuhan, salah satunya Biological

Base Therapies (BTT). BTT termasuk bentuk penyembuhan memanfaatkan

olahan yang ada diala termasuk kedalamnya adalah terapi herbal, beberapa

terapi herbal yang cukup pasti menurut ilmiah untuk mencegah tekanan darah

menjadi tinggi namun banyak masyarakat yang belum mengetahuinya (Thalia,

2018).

Kandungan yang ada didalam buah tomat diketahui memiliki manfaat

untuk menurunkan tekanan darah adalah bioflavonoid, likopen dan kalium.

Tomat (solanium lycopersicum) sendiri bekerja untuk mencegah terjadinya

pelepasan renin sehingga dapat memperbaiki sistem pada renin angiotensin,

sedangkan bioflavonoid yang ada pada tomat menekan resiko terjadinya

kolesterol dan aglutinasi darah. Bioflavonoid sangat mudah larut dalam air

sehingga dapat digunakan untuk melancarkan keluarnya urin, sehingga dapat


14

menyebabkan antihipertensi. Tomat (solanium lycopersicum) mempunyai

banyak kandungan seperti likopen. Likopen bermanfaat untuk antioksida yang

berfungsi untuk mematikan radikal bebas, kemudian berfungsi untuk

menyeimbangkan kadar kolesterol, tekanan darah dan mengandung sel-sel

saraf jantung yang ketat, yang disebabkan karena adanya endapan kolesterol

dan glukosa, penyakit hipertensi dapat diberi olahan dengan tomat yang matang

sebesar 150 gram ditambah 50 ml air putih. Kemudian dihancurkan dengan

blender kemudian diberikan dalam waktu pagi hari selama kurang lebih

seminggu (Thalia, 2018).

2.2 Konsep Tekanan Darah

2.2.1 Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah salah satu kriteria yang ada pada metode peredaran darah

yang sederhana dan mudah untuk melakukan penilaian. Sistem peredaran darah

sendiri dapat menjelaskan tentang peredaran darah orang tersebut, sistem

peredarah darah sendiri memiliki arti dimana sistem yang mendistribus ika n

darah berawal dari organ jantung ke seluruh tubuh kemudian dan berbalik lagi

ke jantung. Tekanan darah mampu dicatat dengan ukuran millimeter merkuri

mmHg, serta dapat dicatat menjadi 2 angka, yakni sistolik (saat jantung

berkontraksi) dan diastolik (saat jantung beristirahat) (Susiati Irna, 2016).

Tekanan darah angka meningkat apabila seorang itu dalam kondisi senang,

cemas, gelisah atau sedang melaksanakan kegiatan jasmani. Baik dalam

keadaan yang sedang maupun berat, setelah kondisi terlewat tekanan darah
15

akan mengalami keadaan normal. Dan jika tekanan darah setelah melewati

kondisi tersebut tidak kembali normal maka disebut sebagai hipertensi atau

tekanan darah (Apriliana, 2016).

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Beberapa faktor yang menyebabkan adanya peningakatan tekanan darah :

1. Usia

Tekanan darah sangatlah beragam di sepanjang kehidupan, tekanan darah

sistolik mengarah pada remaja dan orang dewasa, akan tetapi memenuhi rerata

140 mmHg. Sedangkan tekanan darah diastolik akan terjadi peningkatan pada

bertambahnya umur (Susiati Irna, 2016).

2. Jenis kelamin

Hormon yang ada di perempuan mengakibatkan perempuan cenderung

lebih tinggi mengakibatkan perempuan cenderung lebih tinggi mempunyai

tekanan darah yang tinggi sehingga mengakibatkan perempuan memiliki

bahaya lebih tinggi mengalami penyakit jantung dari pada laki-laki (Susiati

Irna, 2016).

3. Olahraga

Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang mencolok pada sistem

kardiovaskular, saat melakukan kegiatan olahraga termasuk meningkatkan

curah jantung, ada kenaikan sedang pada tekanan darah arteri rerata, penurunan

resistensi perifer total dan kenaikan aliran darah otot rangka (Susiati Irna,

2016).

4. Stress
16

Cemas, khawatir, panik dan keadaan emosi yang tidak stabil dapat

menjadikan stimulus simpatis yang berkelanjutan, sehingga mengakibatkan

kenaikan pada curah jantung, vasokonstriksi, naiknya produksi pada renin.

Naiknya renin dapat menyebabkan mekanisme angiotensin menjadi aktif dan

penambahan sekresi di aldosterone sehingga memiliki dampak di naiknya

tekanan darah (Susiati Irna, 2016).

5. Ras

Banyak yang beranggapan bahwa populasi orang yang mempunyai hitam

mempunyai tekanan darah lebih tinggi dari pada orang yang tidak memiliki

kulit hitam. Suku atau ras mungkin dapat mempengaruhi tekanan darah pada

tubuh (Susiati Irna, 2016).

Masyarakat Afrika-Amerika sendiri cenderung lebih besar dari pada

masyarakat Amerika-Eropa. Kasus meninggal sering dikaitkan pada masalah

hipertensi banyak menyerang pada masyarakat Amerika-Afrika. Kecondongan

pada masyarakat ini tentang penyakit hipertensi, diyakini memiliki keterkaitan

yang erat pada faktor genetik dan lingkungan (Susiati Irna, 2016).

6. Medikasi

Pengobatan baik farmakologi dan non farmakologi dapat berpengaruh

kepada tekanan darah. Ada beberapa obat farmakologi penurunan hipertensi

contohnya : obat penurunan hipertensi ada diuretic, beta adrenergic, ACE

inhibitor dan lain-lain (Susiati Irna, 2016)

2.2.3 Pengukuran Tekanan Darah

Berikut adalah tata cara mengukur tekanan darah :


17

Penilaian tekanan darah mampu diukur menggunakan 2 cara, yakini secara

langsung dan tidak langsung. Untuk cara langsung kateter arteri dimasukkan

pada arteri kemudian nilai akan kelihatan, cara ini terbilang akurat dari pada

pengukuran tekanan darah tidak langsung, tetapi cara imi menimbulka n

masalah kesehatan lainnya (Fitriani & Nilamsari, 2017)

Kemudian pengukuran tekanan darah tak langsung dapat diukur

menggunakan alat, yakni dengan sphygmometer dan alat stetoskop.

Sphygmometer sendiri terdiri dari kantung karet yang terbungkus kain atau

yang dikenal dengan sebagai manset yang mampu di pompa dan perlengkapan

pengukuran tekanan darah yang memiliki hubungan langsung pada rongga

manset. Kemudian perlengkapan dikolaborasikan dengan baik agar tekanan

darah terdapat di manometer dapat terbaca dan sesuai dengn tekanan dalam

millimeter air raksa yang kemudian disalurkan oleh arteri brakialis. Hal-hal

yang perlu diperhataikan saat pengukuran tekanan darah langsung yaitu :

mempersiapkan ruang untuk pemeriksaa, kemudian alat, tempat untuk

pengukuran, dan pompa (Fitriani & Nilamsari, 2017).

Cara mengukur tekanan darah tidak langsung dimulai dengan mencuci

tangan, kemudian dapat menjelaskan langkah-langkah dalam pengukuran

tekanan darah. Tekanan darah dapat diukur dalam keadaan duduk kemudian

punggung bersandar dan bisa diukur dengan posisi terlentang. Kemudian

manset dipasang pada 2/3 diatas lengan dengan jarak 2 cm diatas siku.

Posisikan lengan sedikit lebih tinggi dari pada jantung, kemudian stetoskop

diletakkan diatas arteri brachialis, lalu raba pulsasi arteri yang ada pada
18

pergelangan tangan (arteri radialis), lalu pompa menset sampai tekanan manset

sampai 30 mmHg, setelah pulsasi arteri radialis menghilang kemudian katup

di manset dibuka perlahan-lahan dan biarkan tekanan manset turun dengan

sendirnya (Darah, 2015).

Gambar 2.1 : tensimeter manual

2.3 Konsep Hipertensi

2.3.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi ialah kejadian ada kenaikan yang tidak normal pada tekanan

darah yang ada pada pembuluh darah, yang kejadian kenaikkan tidak normal

secara terus menurus. Menurut WHO hipertensi ialah salah satu keadaan

dimana tekanan darah sistolik lebih besar dari nilai tekanan darah normal atau

tekanan darah sistolik 160 mmHg keatas (Susiati Irna, 2016).

Hipertensi adalah kondisi seseorang memiliki nilai tekanan darah lebih

besar dari normal, sehingga menyebabkan ada angka morbiditas dan angka

mortelitas. Tekanan darah ada 2 fase yakni sistolik dan diastolik. Tekanan darah

sistolik memperlihatkan fase darah yang dipompa oleh jantung dan tekanan

darah diastolik memperlihatkan fase darah yang sedang kembali ke jantung

(Thalia, 2018).
19

2.3.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua jenis yakni :

1. Hipertensi primer

Hipertensi yang sudah terlihat pencetus disebut dengan hipertensi primer,

ada beberapa faktor yang menyebabkan hipertensi ini salah satunya adalah

faktor keturunan diduga memiliki peran yang cukup penting dalam hipertensi

ini (Susiati Irna, 2016).

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi yang disebabkan karena efek dari komplikasi atau obat khusus

dapat menyebabkan hipertensi ini, ada sekitar 10% penderita mengalami

hipertensi ini. Ada beberapa kasus yang menyebabkan hipertensi sekunder

contohnya adalah masalah disfungsi renal yang diakibatkan karna ada masalah

di ginjal atau yang disebut dengan masalah ranovaskular (Susiati Irna, 2016).

2.3.3 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi menurut (Nurarif & Kusuma, 2016).

Tabel 2.2 Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :


(Tambayong, 2000)

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 ringan 140-159 90-99
Grade 2 sedang 160-179 100-109
Grade 3 berat 180-189 100-119
Grade 4 sangat berat >210 >120
20

2.3.4 Faktor-faktor Resiko Hipertensi

Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi secara

umum :

1. Toksin

Toksin ialah zat-zat sisa yang tidak di pakai, yang seharusnya dan wajib

di keluarkan karena memiliki sifat racun. Organ hati memiliki fungsi untuk

mengeluarkan sisa racun lewat organ kulit dan organ usus, sedangkan organ

ginjal melewati saluran kencing, apabila ada masalah didalam ginjal dan hati

maka tugas pembersihan toksin yang seharusnya dilakukan dengan baik akan

menyebabkan masalah, akibatnya bila toksin yang ada didalam tubuh tidak bisa

dikeluarkan akan menyebar kedalam darah. Jika darah mengandung toksin dan

tidak dapat dinetralisir dapat menyebabkan masalah kematian, kelenjar adrenal

akan memaksa ginjal untuk menguatkan fungsi penyaring dapat menjadikan

masalah pada ginjal. Penyakit yang bisa diderita penumpukan toksin dalam

tubuh seperti masalah hipertensi (Thalia, 2018).

2. Faktor genetik

Penelitian membuktikan bahwa ada kira-kira 20-40% penderita hipertensi

primer dikarenakan ada garis hubungan darah yang sama pada penderita

hipertensi, Sehingga prospek berhubungan dengan genetik. Gen melibatkan

sistem renin angiotensin dan yang lain berhubungan pada tonus vaskuler,

transportasi garam dan air di ginjal dan penyimpanan insulin berpartisipasti

kronoligi hipertensi (Susiati Irna, 2016)


21

3. Umur

Kerentanan umur pada penyakit akan bertumbuh seiring dengan

meningkatnya umur seseorang, pada diatas 60 tahun memiliki 50-60 tekanan

darah yang tinggi. Hal ini merupakan salah satu dari faktor akibat degenerasi

yang terjadi saat meningkatnya umur. Tekanan darah laki-laki akan bertambah

jika berumur diatas 45 tahun dan pada perempuan akan mengalami kenaikan

jika berumur diatas 55 tahun (Thalia, 2018).

4. Mengkonsumsi garam berlebih

Santapan tinggi natrium berkaitan oleh retensi cairan, santapan garam

yang berlebihan dapat menjadikan penyebab penting terjadi masalah hipertensi

primer (Susiati Irna, 2016).

5. Stress

Tekanan emosional atau mental mampu mempengaruhi derajat hidup

manusia sehingga dapat menjadikan tekanan darah tinggi, stress berkelanjutan

dapat mengakibatkan otot polos vaskuler hipetropoli lalu mempengaruhi alur

pusat integrasi otak (Susiati Irna, 2016).

6. Merokok

Kandungan nikotin pada rokok mampu mengakibatkan peningkatan

tekanan darah seseorang. Rokok memiliki peran penting didalam tekanan darah

yang kompleks, sehingga mengakibatkan problem di pembuluh darah, yang

berakibatkan pada kenaikan kerja jantung dan kenaikan kebutuhan oksigen

(Susiati Irna, 2016).

7. Kegemukan (obesitas)
22

Obesitas mampu menyebabkan masalah hipertensi primer, hal ini

dikarenakan tumpukan lemak yang dapat mengakibatkan sumbatan di dalam

pembuluh darah kemudian dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah

(Susiati Irna, 2016).

8. Alkohol

Mengkonsumsi alkohol sebanyak 2 gelas lebih dalam sawaktu waktu

dapat meningkatkan resiko terjadi kenaikan tekanan darah dan mengakibatkan

resistensi pada obat antihipertensi (Susiati Irna, 2016).

9. Kafein

Pengaruh kafein terhadap peningkatan tekanan darah masih diperdebatkan

oleh para peneliti, kafein sendiri mampu mengakibatkan denyut jantung

menjadi cepat, kafein memang dapat mengakibatkan tekanan darah akan tetapi

tidak memilik pengaruh yang terus menerus (Susiati Irna, 2016).

10. Kurang beraktifitas

Orang yang kurang beraktivitas cenderung memiliki resiko tinggi terkena

hipertensi, dikarenakan beraktifitas mampu mencegah dan dapat mengontrol

hipertensi dengan menurunkan tekanan darah (Susiati Irna, 2016).

2.3.5 Patofisiologi Hipertensi

Kontrol tekanan darah meliputi kontrol sistem yang kompleks dan

hormonal yang berkaitan satu dengan yang lain, dipengaruhi oleh cardiac

output dan tahanan vaskular. Refleks baroreseptor memiliki peran pada

perubahan tekanan darah yang kemudian diperantai baroreseptor otonom.

Letak baroreseptor berada di sinus karotis dan arkus aorta yang bekerja cepat
23

untik mengkompensasi perubahan tekanan darah. Cardiac ouput dipengaruhi

oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan pada perifer dipengaruhi

oleh dimeter ateriol. Jika diameter mengalami penurunan (vasokuntruksi),

tahanan perifer mengalami peningkatan, dan jika diameter mengalami

peningkatan (vasodilatasi) tahanan perifer akan mengalami penurunan (Susiati

Irna, 2016).

2.3.6 Manifestasi Hipertensi

Gejala hipertensi tidak spesifik, tetapi kebanyakan oranng mengalamai gejala

ini :

1. Pening

2. Cemas

3. Jantung berdebar-debar

4. Pusing (Apriliana, 2016).

2.3.7 Komplikasi Hipertensi

Hipertensi dapat menyebabkan beberapa komplikasi diantaranya adalah :

1. Payah jantung

Dimana keadaan jantung yang tidak mampu memompa darah didalam

badan dengan baik diperlukan oleh badan disebut payah jantung (Congestive

Health Failure). Kecacatan ini dikarenakan ada masalah di arteri jantung atau

di sistem listrik jantung (Susiati Irna, 2016).

2. Stroke

Tekanan darah yang tinggi mampu mengakibatkan pembuluh darah

menjadi pecah, jika pembuluh darah di otak pecah akan mengakibatkan


24

perdarahan dan dan dapat mengakibatkan masalah kematian, pembuluh darah

di otak terjadi masalah akan mengakibatkan stroke atau serangan tran-siskemik

(TIA), yang pelaksananya sebagai peralis, pada satu sisi (hemiplegia) atau

gangguan tajam pada penglihatan pada penderita stroke dan hipertensi disertai

serangan iskemi, insiden infarek akan menjadi 80% (Susiati Irna, 2016).

3. Kerusakan penglihatan

Hipertensi mampu mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di mata

sehingga dapat membuat pandangan buram atau buta pada orang tersebut

(Susiati Irna, 2016).

4. Kerusakan ginjal

Ada kenaikan tekanan darah di dinding pembuluh darah dapat

berpengaruh pada kapiler glummerolus di ginjal. Kemadian memadat sehingga

fungsi selaku penyaring menjadi terhambat dan akan berdampak pada

kebocoran di glumerolus yang mengakibatkan urin bercampur dengan darah

(Susiati Irna, 2016).

2.3.8 Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu secara non farmakologi

dan farmakologi :

1. Penatalaksanaan non farmakologi

a. Mengurangi obesitas atau menurunkan berat badan

Faktor yang dapat di kendalikan seperti berat badan berlebih atau

obesitas yang merupakan salah satu dari faktor yang berkaitan dalam

hipertensi dikarenakan orang yang memiliki badan kurus memiliki resiko


25

kecil terkena hipertensi dibandiangkan orang yang berbadan gemuk.

Menurunkan berat badan 10 kg berat badan dapat mengurangi 5-20 mmHg

(Thalia, 2018).

b. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh

Mengurangi makan yang garam berlebih bermanfaat untk menurunkan

tekanan darah seseorang. 5 gram atau 1 sendok perhari termasuk ideal

dalam mengkonsumsi garam (Thalia, 2018).

c. Melakukan olahraga

Melakukan olahraga, salah satu contohnya adalah jalan cepat, jalan

cepat dalam waktu 30-45 menit dalam 3-4 perminggu termasuk salah satu

olahraga yang mempu menurunkan tekanan darah (Thalia, 2018).

d. Berhenti merokok

Nikotin yang terdapat di tembakau cukup tinggi sehingga menjadikan

kerja jantung menjadi kuat dan dapat mengakibatkan arteri menjadi

mengkerut sehingga peredaran di dalam darah menurun menjadi tekanan

darah menjadi tinggi. Merokok perannya sangat besar dalam meningkatnya

tekanan darah yang dikarenakn oleh kandungan nikotin, nikotin dapat

memicu hormonon adrenalin yang didapat menyebabkan tekanan menjadi

tinggi. Tidak merokok salah satu uaya yang baik untuk mencegah terjadi

masalah kardovaskuler pada pengidap hipertensi (Thalia, 2018).

e. Tidak mengkonsumsi alkohol

Meminum minuman beralkohol melewati batas mampu

mengakibatkan tekanan darah menjadi naik. Mengkonsumsi minum keras


26

dapat mengakibatkan menjadi stroke. Sebaiknya wanita membatasi dalam

mengkonsumsi alkohol yang tidak boleh dari 14 unit dalam seminggu dan

untuk laki-laki tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 21 unit dalam satu

minggu. Dan sebaiknya tidak mengkonsumsi alkohol bagi pria dan wanita

karena menghindari mengkonsumsi minuman beralkohol mampu

mengurungi tekanan darah sebesar 2-4 mmHg (Thalia, 2018).

f. Melakukan relaksasi dan menghindari stress

Contoh melakukan relaksasi adalah dengan melakukan meditasi, yoga,

terapi murottal, hipnoterapi, terapi musik, terapi realaksasi benson (Thalia,

2018).

2. Farmakologi

a. Diuretic

Termasuk salah satu obat antihipertensi memiliki efek untuk

mendukung ginjal untuk menaikkan pengeluaran natrium, klorida dan air.

Menaikkan pengeluaran dalam ginjal mampu menyedikitkan cairan yang

ada di tubuh, yang digunakan untuk membuat tekanan darah menjadi

rendah (Thalia, 2018).

b. Vasodilator

Obat antihipertensi ini memiliki efek membuat pembuluh darah

menjadi lebar dan mampu menjadikan tekanan darah secara langsung

(Thalia, 2018).

c. Penghambat adrenergic (Beta blocker, alfa blocker, alfa-beta blocker)


27

Obat ini bermanfaat untuk menghambat pemberhentian renin,

angiotensin tidak bakal menjadi aktif. Angiotensin I tidak bakal terbentuk

dan angiotensin II tidak akan berganti angiotensin II memegang peran

utama pada kenaikan tekanan darah (Thalia, 2018).

d. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor)

Memiliki manfaat untuk memotong penyusunan angiotensin II dapat

menyebabkan vasodilatasi dan penyusutan sekresi aldosterone

mengakibatkan kejadian ekskresi natrium, air dan retensi kalium (Thalia,

2018).

2.4 Hasil penelitian terdahulu

1. Judul penelitian Pengaruh Jus Tomat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi Lansia oleh (Nurul Hidayah et al., 2018). Berdasarkan hasil

penelitian tersebut menjelaskan bahwa :

a. Peneliti menggunakan menggunakan metode quasi eksperiment dengan

pretest dan posttest design.

b. Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang

belum pernah mengkonsumsi jus tomat sebagai olahan alternatif untuk

mengurangi tekanan darah.


28

c. Rerata tekanan darah sistolik sebelum di intervensi 156 mmHg dan diastolik

92 mmHg, setelah di intervensi tekanan darah sistolik mengalami

pengurangan menjadi 142,33 mmHg dan diastolik menjadi 88,52 mmHg.

d. Sehingga dapat ditarik kesimpulkan terdapat pengaruh signifikan saat setelah

diberi jus tomat pada penderita hipertensi lansia di daerah Lawang.

2. Judul penelitian Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Tekanan Darah

Wanita Menopause dengan Hipertensi di Posyandu Kantil oleh (Rahayu, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa :

a. Peneliti menggunakan metode pre-experiment dalam penelitian ini

b. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua wanita yang

sudah menopause dengan masalah hipertensi yang berjumlah 11 orang.

c. Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum di intervensi berjumlah 138,181

mmHg dan diastolik 89,09 mmHg. Setelah di intervensi dengan pemberian

jus tomat tekanan darah sistolik menjadi 131,181 mmHg dan diastolik

menjadi 87,82 mmHg.

d. Hasil analisa menunjukkan bahwa tidak ada selisih yang bermakna pada

tekanan darah pra intervensi dan pre intervensi dengan jus tomat di Posyandu

Kantil.

3. Judul penelitian Pengaruh Pemberian Terapi Jus Tomat Terhadap Penurunan

Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer Stage 1 di Desa Monggot

Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan oleh (Wahyuni & Suryani, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

a. Peneliti menggunakan teknik quasi experimental.


29

b. Cara menentukan sampel didalam penelitian adalah menggunakan cara

purposive sampling. Untuk responden yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 20 orang.

c. Dalam penelitian ini peneliti memberikan jus tomat dengan dosis 150 gr tanpa

campuran apapun.

d. Tekanan darah awal sebelum di intervensi adalah 140,10 mmHg dan diastolik

87,20 mmHg, setelah di intervensi dengan pemberian jus tomat dengan dosis

150 gr tekanan darah mengalami pengurangan menjadi 140,50 mmHg pada

sistolik dan diastolik menjadi 87,20 mmHg

e. Yang artinya ada pengaruh signifikan pada tekanan darah sistolik setelah di

intervensi
BAB 3
METODE

3.1 Stategi Pencarian Literatur

3.1.1 Framework yang digunakan

Strategi yang digunakan dalam mencari artikel ini, menggunakan PICOS

framework .

1) Population/problem : mewakili populasi atau masalah yang akan di analisis

2) Intervention : suatu tindakan penatalaksanan terhadap kasus perorangan

atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan

3) Comparation : penatalaksanaan lain yang digunakan sebagai pembanding

4) Outcome : hasil atau luaran yang diperolah pada penelitian

5) Study design : desain penelitian yang digunakan oleh jurnal yang akan di

review

3.1.2 Kata kunci

Dalam pencarian artikel atau jurnal ini menggunakan keyword (AND, OR NOT

or AND NOT) yang dipakai untuk menjabarkan atau menspesifikkan pencarian

tersebut, sehingga dapat mempermudah dalam menentukan artikel atau jurnal

yang akan dipakai. Kata kunci yang dipakai dalam penelitian ini yaitu,

“Hypertension” AND “High Blood Pressure” AND “Tomato Juice”.

30
31

3.1.2 Database atau Search engine

Data yang dipakai saat melakukan penulisan tugas akhir ini adalah

menggunakan data sekunder yang diperoleh bukan dari hasil pengawasan

secara langsung namun dipengaruhi dari hasil tugas akhir yang selesai

dilaksanakan para studi terdahulu, sumber data yang didapatkan berbentuk

artikel atau jurnal yang berkaitan dengan topik, dilakukan menggunakan

database melalui e-resources, pubmed, perpusnas dan google scholar.

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Tabel 3.1 kriteria inklusi dan ekslusi dengan format PICOS
Kriteria Inklusi eksklusi
Problem Jurnal nasional maupun Jurnal nasional maupun
internasional internasional yang tidak
berhubungan pada topik berhubungan pada topik
penelitian yakni yang akan membuang atau
penderita hipertensi mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi
Intervention Pemberian jus tomat Pemberian jus tomat
(Solanium (Solanium Lycopersicum)
Lycopersicum) dengan campuran
Comparation Tidak ada faktor Tidak ada faktor
pembanding pembanding
Outcome Adanya hubungan Tidak ada hubungan
pemberian jus tomat pemberian jus tomat
(solanium lycopersicum) (solanium lycopersicum)
terhadap stabilisasi terhadap stabilisasi tekanan
tekanan darah pada darah pada penderita
penderita hipertensi hipertensi
Study design Quasi eksperimental Systematic/Literature
studies Review
Tahun terbit Artikel atau jurnal yang Artikel atau jurnal yang
terbit setelah tahun 2015 terbit setelah tahun 2015
Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia dan bahasa
bahasa Inggris Inggris
32

3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

3.3.1 Hasil pencarian dan seleksi studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui e-resources Perpusnas

(Directory of Open Access Journals, OpenAIRE, OAIster) dan Google scholar

menggunakan kata kunci “Hypertension” AND “High Blood Pressure” AND

“Tomato Juice”, peneliti menemukan 510 jurnal yang sesuai dengan kata kunci

tersebut. Jurnal penelitian tersebut kemudian diskrining, sebanyak 430 jurnal

diekslusi karena terbitan tahun 2015 kebawah dan menggunakan bahasa selain

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Assessment kelayakan terhadap 162

jurnal, jurnal yang duplikasi dan jurnal yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi

dilakukan eksklusi, sehingga didapatkan 10 jurnal yang dilakukan review

kriteria inklusi dilakukan eksklusi, sehingga didapatkan 10 jurnal yang

dilakukan review.
33

Pencarian menggunakan keyword melalui


database Pubmed, Perpusnas dan Google
scholar
N = 510

Seleksi jurnal 5 tahun terakhir dan Excluded (n=132)


menggunakan Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia Problem/Populasi:
- Tidak sesuai dengan topik (n=85)
N= 430 -
Intervention:
- Faktor medikasi (n=5)
-
Seleksi judul dan duplikat Outcome :
N = 162 - Tidak ada hubungan dengan tekanan
darah (n=7)

Study design:
- Systematic review (n=12)
- Literature review (n=10)
- Book chapters (n=8)
Identifikasi abstark - Conference abstrac (n=5)
N = 30

Excluded (n=20)
- Penilaian tekanan
darah (n=13)
Jurnal akhir yang dapat - Tujuan penelitian tidak
dianalisa sesuai rumusan sesuai (n=7)
masalah dan tujuan
N=10

Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal


34

3.3.2 Daftar artikel hasil pencarian

Literature review ini di sintesis menggunakan metode naratif dengan

mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil

yang diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang sesuai dengan

kriteria inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi

nama peneliti, tahun terbit, judul, metode dan hasil penelitian serta database.
35

Tabel 3.2 Daftar artikel pencarian


No Author Tahun Volume, Judul Metode Hasil Penelitian Database
Angka (Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)

1. Ayu Ristia 2015 Vol : 4 Pengaruh D: True experimental dengan Ada pengaruh tekanan darah e-resources
Daniati, No: 1 Penambahan Minyak rancangan pre-post test with sistolik dikelompok perakuan perpusnas
Martha Irene Zaitun Terhadap control group design yakni awalnya 150,9±1.7 mmHg (OpenAIRE)
Kartasurya Tekanan Darah S: Purposive sampling turun menjadi 136,4±4,5 mmHg
(Daniati & Sistolik PenderitaV: Likopen, minyak zaitun, (p=0,002), dikelompok kontrol
Kartasurya, Hipertensi yangtomat, tekanan darah, hipertensi. tekanan darah sistolik awalnya
2015) diberi Jus Tomat I: Pengukuran biofisilogis, 148,5±4,5 mmHg menjadi
observasi, dan International 138,4±5,5 mmHg (p=0,0001).
Physical Activity Questionnaire Rerata pengurangan tekanan
(IPAQ), darah sistolik dikelompok
A: Uji paired t-test, Wilcoxon, perlakuan yakni 10,1±2,3 mmHg
independent t- test dan Mann (p=0,007).
Whitney
2. Linda 2017 Vol : 8 Pengaruh Pemberian D: Quasi eksperiment dengan Sebelum intervensi tekanan Google
Widyarani Jus Tomat (Solanium rancangan one group pre-post darah diukur terlebih dahulu, scholar
(Widyarani, Lyopersicum) test design rerata tekanan darah sistolik
2017) terhadap Tekanan S: Purposive sampling dan tekanan darah diastolik
Darah Pada Lansia V: Lansia, hipertensi, jus tomat adalah 157,23±2,738 mmHg
Penderita Hipertensi I: Pengukuran biofisilogis dan
dan 96,33±1,398 mmHg
Stadium I observasi
A: Paired t test setelah di intervensi tekanan
darah sistolik dan diastolik
mengalami pengurangan
yakni menjadi 142,47±1,634
mmHg dan 92,60±1,163
mmHg. Ditemukan ada selisih
yang signifikan tekanan darah
sistolik maupun di tekanan
36

darah diastolik pra tindakan


dan pre tindakan pemberian
jus tomat.
3. Sukma 2015 Vol : 2 Pengaruh D: Eksperimen dengan Ditemukan pengurangan tekanan e-resources
Paramita R No : 1 Pemberian Jus rancangan pre-post control darah sebanyak 4,4 mmHg pada perpusnas
(Paramita, Tomat design tekanan sistolik lalu pada (OAIster)
2015) (Lyopersicum S: Random sampling tekanan diastolik mengalami
Commune) terhadap V: Jus tomat, tekanan darah pengurangan sebanyak 3,1
sistolik dan diastolik dan mmHg di kelompok perlakuan.
Tekanan Darah hipertensi Dikelompok kontrol maupun
Sistolik dan I: Pengukuran biofisilogis dan kelompok perlakuan terjadi
Diastolik Laki-Laki observasi pengurangan tekanan darah
Hipertensif Usia 40- A: uji t, uji saphiro-wilk, uji sistolik maupun diastolik
45 Tahun Wilcoxon, dan uji anakova masing-masing sebanyak 1,4
mmHg. Setelah diberi jus tomat
mampu mempengaruhi tekanan
darah sistolik maupun di tekanan
darah diastolik maupun diastolik
selesai di kontrol menggunakan
IMT dan asupan kalium.
4. Alina 2015 Vol 4 Pengaruh Pemberian D: True experimental dengan Dikelompok perlakuan terjadi e-resources
Dzulchilda No 2 Jus Mentimun Dan rancangan pre test – post test pengurangan 17,84 mmHg±9,09 perpusnas
Ilma, Yekti Tomat Terhadap control group design mmHg ditekanan darah sistolik (OpenAIRE)
Wirawann Tekanan Darah S: Consecutive sampling (p=0,000) dan 11,34±4,02 di
(Ilma & Perempuan V: Mentimun, tomat, tekanan tekanan diastolik (p=0,000).
Wirawanni, Overweight Dan darah, perempuan overweight Dibandingkan dengan kelompok
2015) Obesitas dan obesitas. kontrol yang tidak ditemukan
I: Pengukuran biofisilogis dan pengurangan tekanan darah
observasi sistolik maupun di tekanan
A: Shapiro-Wilk, uji Mann- diastolik secara bermakna.
Whitney, independent t-test,
dependent t-test dan Wilcoxon
37

5. Cici 2015 Vol : 9 Pemberian Juice D: Quasi Eksperiment dengan Pemberian jus tomat dicampur e-resources
Lavenia, No : 1 Campuran Tomat Dan desain penelitian one group dengan mentimun membuktikan perpusnas
Nurdin Mentimun pretest-postest design. adanya selisih yang bermakna (OAIster)
(Lavenia, Terhadap Penurunan S: Random Sampling dipengurangan tekanan darah
Lavenia, Tekanan Darah V: Efektivitas, hipertensi, jus dengan nilai p value = 0,000
Tinggi, Kepada Penderita tomat dan mentimun, tekanan (p=0,05) dihari ke 3 dan p value
Kesehatan, Hipertensi darah (p=0,05) di hari ke 5, sehingga
& Kock, I: Pengukuran biofisiologis dan mampu ditarik kesimpulan
2015) observasi bahwa campuran jus tomat dan
A: uji t-test mentimun mampu secara efektif
membuat tekanan darah menjadi
berkurang bagi penderita
hipertensi. Perbedaan tekanan
darah begitu tampak pada hari ke
3 dan 5.
6. Hapipah, 2018 Vol : 3 Pengaruh Jus Tomat D: Pre-Eksperimen dengan Rerata tekanan darah sistolik e-resources
Maelina Terhadap Penurunan pendekatan One Group Pre – lansia sekitar 164,47 mmHg, perpusnas
Ariyanti, Tekanan Darah Post Test without control Design sesudah diberikan jus tomat (Directory
Ulfatul Lansia Dengan S: Purposive sampling turun menjadi sekitar 150,53 of Open
Izzah, Hipertensi V: Hipertensi, Jus Tomat, Lansia
mmHg. Kemudian tekanan Access
Istianah I: Pengukuran biofisiologis dan
darah diastolik terjadi Journals)
(Hapipah, observasi
Ariyanti, A: Uji t-test dependent pengurangan yang semula
Izzah, & 93,00 mmHg sebelum
Istianah, diberikan jus tomat
2018) mengalami pengurangan
menjadi sekitar 85,53 mmHg
setelah diberi jus tomat.
7. Wahyuni, 2017 Vol : 4 Pengaruh Pemberian D: Quasy Experimental Design Ditemukan ada efek akibat Google
Ferti Estri No : 2 Terapi Jus Buah atau desain eksperimen semu dan setelah diberi jus tomat pada scholar
Suryani Tomat terhadap metode one group pre test – post pengurangan tekanan darah
(Wahyuni & Penurunan Tekanan test design bagi penderita hipertensi
Suryani, Darah pada Penderita S: Purposive sampling primer stage 1 di desa
2017) Hipertensi Primer V: Jus tomat dan hipertensi
monggot kecamatan geyer
38

Stage 1 di Desa I: Pengukuran biofisiologis dan kabupaten grobongan yang


Monggot Kecamatan observasi terdapat pengurangan tekanan
Geyer Kabupaten A: Uji wilcoxon darah sistolik selesai diberi
Grobogan perlakuan 136,50 mmHg dan
tekanan darah diastolik
setelah selesai diberi
perlakuan 88,20 mmHg
8. Nur Hidayah 2017 Vol : 5 Efektifitas Pemberian D: True Experiment dengan uji Anova Repeated Measure Google
, Ria No : 1 Jus Tomat Ditambah rancangan randomized repeated menunjukkan jus tomat-jeruk scholar
Ambarwati Jeruk Nipis Terhadap measure with control group nipis dapat menurunkan tekanan
(Nur Tekanan Darah pada design. darah sistolik dan diastolik
Hidayah & Wanita Dewasa S: Stratifed random sampling (α=0.005, p= 0.002 dan
Ambarwati, V: jus tomat- jeruk nipis, tekanan p=0.038), sedangkan tingkat
n.d.) darah sistolik, tekanan darah kecukupan energi, protein,
diastolik lemak, karbohidrat, serat,
I: Pengukuran biofisiologis dan natrium, dan kalium tidak
observasi berpengaruh terhadap penurunan
A: Anova Repeated Measure tekanan darah sistolik dan
diastolik
9. MAISYAR 2016 Vol : 2 Pengaruh Jus Tomat D: Quasi-eksperimen dengan Terdapat efek yang ada Google
OH No: 1 Terhadap Tekanan rancangan Non Equivalent pengaruh signifikan setelah scholar
(Maisyaroh Darah Lansia Di Control Group diberi jus tomat mampu
et al., 2016) Dusun Niten S: teknik Non Probability mengurangi tekanan darah
Nogotirto Gamping Sampling dengan metode pada lanjut usia di dusun niten
Sleman Yogyakarta Purposive Sampling
nogotirto gampng sleman
V: Jus tomat, hipertensi, tekanan
darah Yogyakarta (p<0,05).
I: Pengukuran biofisiologis dan
observasi
A: shappiro-wilk, uji t-test
terikat (paired t-test). Wilcoxon
Match Pairs Test, uji t test
independent, Mann Whitney
39

10. Theresia 2018 Vol : 3 Effect Of Consuming D: Quasy experiment with It was found differences in e-resources
Anita, Agus Iss : 6 Tomato pretest-posttest control group systolic and diastolic blood perpusnas
Suwandono, (Lycopersium S: Consecutive sampling pressure values changed before (Directory
Ida Ariyanti, Commune) Juice In V: Hypertension, Pregnancy, and after being given tomato of Open
Noor Lowering Blood Tomato, Lycopersium Commune juice p=0,001 (<0,05) Access
Pramono, Pressure In Pregnant I: Pengukuran biofisiologis dan
Journals)
Suryati Mothers With observasi
Kumorowul Hypertension A: Wilcoxon
an
(Anita,
Suwandono,
Ariyanti,
Pramono, &
Kumorowul
an, 2017)
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Pada bagian ini memuat tentang studi literatur yang relevan dengan tujuan

penelitian yaitu : mengidentifikasi pemberian jus tomat (Solanium lycopersicum)

terhadap stabilisasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi.

Penyajian dari hasil studi literatur yang ada di dalam penulisan karya ilmiah ini memuat

beberapa rangkuman dari hasil masing-masing artikel atau jurnal rujukan yang disusun

dalam bentuk tabel. Selain itu, akan dideskripsikan isi dari tabel beserta trend yang ada

oleh peneliti (Hariyono, 2020).

Tabel 4.1 Karakteristik umum dalam penyelesaian sudi (n=10)

No Kategori N %

A. Tahun Publikasi
1 2015 4 40
2 2016 1 10
3 2017 3 30
4 2018 2 20

Total 10 100
B Desain Penelitian
1 Quasi Eksperimental 5 50
2 True Experimental 3 30
3 Experimen 1 10

4 Pre experimental design 1 10

Total 10 100

40
41

Tabel 4.2 Pemberian Jus Tomat (Solanium Lycopersicum) terhadap Stabilisasi Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi
Bahwa memberikan jus tomat (solanium (Wahyuni & Suryani, 2017), (Widyarani,
lycopersicum) secara terus menerus 2017), (Anita et al., 2017), (Paramita,
dalam waktu kurang lebih satu minggu 2015), (Maisyaroh et al., 2016), dan
dapat menurunkan tekanan darah sistolik (Hapipah et al., 2018).
maupun diastolik yang bermakna,
sehingga dapat menstabilkan tekanan
darah setelah mengkonsumsi jus tomat
(solanium lycopersicum).
Bahwa campuran dengan bahan lain (Daniati & Kartasurya, 2015), (Lavenia
seperti mantimun, jeruk nipis dan et al., 2015), (Nur Hidayah &
minyak zaitun pada jus tomat (solanium Ambarwati, n.d.) dan (Ilma &
lycopersicum) memperlihatkan terdapat Wirawanni, 2015)
prngurangan tekanan darah sistolik
maupun diastolik juga.

Penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni & Suryani, 2017) yang berjudul

“Pengaruh Pemberian Terapi Jus Buah Tomat Terhadap Penurunan Tekanan Darah

pada Penderita Hipertensi Primer Stage 1 di Desa Monggot Kecamatan Geyer

Kabupaten Grobongan”. Peneliti menggunakan desain penelitian quasi

eksperimental, analisis biavariat yang diperoleh menggunkan uji Wilcoxon adalah

nilai Z sihitung sebesar -2.530 dengan p=0,001 (p<0,05) dengan ini dapat ditarik

kesimpulkan ada selisi nilai tekanan darah setelah pemberian jus tomat pada

penderita hipertensi stage 1. Sebelum dilakukan intervensi rerata tekanan darah

responden yaitu 147,10 mmHg san 87,20 mmHg di diastolik, sehingga mampu

ditarik kesimpulan terdapat perubahan setelah diberi jus buah tomat penderita

hipertensi dalam waktu satu minggu sebesar 6,6 mmHg di tekanan darah sistolik

dan 4 mmHg di tekanan darah diastolik.


42

Penelitian yang dilakukan oleh (Widyarani, 2017) yang berjudul “Pengaruh

Pemberian Jus Buah Tomat (Solanium Lycopersicum) Terhadap Tekanan Darah

pada Lansia Penderita Hipertensi Stadium I”. peneliti menggunakan analisi data

yakni paired t test, sebelum diberi terapi jus responden diukur tekanan darah

terlebih dulu rerata tekanan darah responden pra pemberian jus tomat sebesar

157,23 mmHg dan diastolik 96,33 mmHg. Setelah diberi terapi jus tomat tekanan

darah sistolik turun menjadi 142,47 mmHg dan diastiolik 92,60 mmHg. Tekanan

darah pra dan pre diberi jus tomat memiliki selisih sebesar 14,76 mmHg sistolik

dan diastolik 3,37 mmHg. Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan paired t test

diketahui besarnya nilai signifikan 0,000 (p<0,005), maka diartikan ada selisih

yang bermakna pada sistolik maupun diastolik pra dan pre diberi jus tomat,

pemberian jus tomat seminggu mempengaruhi tekanan darah sistolik dan diastolik

yang bermakna bagi responden.

Penelitian yang dilakukan oleh (Anita et al., 2017) yang berjudul “Effect of

Consuming Tomato (Lycopersium Commune) Juice in Lowering Blood Pressure in

Pregnant Mothers with Hypertension”. Peneliti menggunakan 30 responden,

responden tersebut dibagi menjadi 2 yakni experiment dan kontrol, rerata tekanan

darah sistolik di kelompok kontrol sebesar 142,60 mmHg lalu kelompok

experiment tekanan darah sistolik sebesar 143,91 mmHg. Kedua kelompok tersebut

setelah diberi jus tomat mengalami pengurangan nilai tekanan darah, di kelompok

kontrol turun menjadi 139,47 yang artinya terdapat pengurangan tekanan darah

kelompok kontrol 3,13 mmHg lalu dikelompok experiment turun menjadi 135,11

mmHg yang artinya terdapat pengurangan 8,26 mmHg. Kedua kelompok tersebut
43

mempunyai niali p<0,05 sehingga memiliki arti terdapat efek setelah

mengkonsumsi jus tomat 250 ml setiap hari selama 2 minggu mampu mengurangi

tekanan darah di wanita hamil yang mempunyai masalah hipertensi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Paramita, 2015) yang berjudul “Pengaruh

Pemberian jus tomat (Lycopersicum Commune) Terhadap Tekanan Darah Sistolik

dan Diastolik Laki-Laki Hipertensif Usia 40-45 tahun”. Peneliti memakai metode

random sampling, subjek didalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yakni perlakuan

dan kontrol, peneliti tidak menjabarkan dengan pasti berapa rerata pra dan pre

diberi tindakan tetapi peneliti menjabarkan bahwa ada pengurangan 4,4 mmHg di

tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik 3,1 mmHg dikelompok

perlakuan. Kemudian dikelompok kontrol terdapat pengurangan sistolik maupun

diastolik masing-masing 1,4 mmHg. Dapat diartikan bahwa ada pengaruh

pemberian perubahan tekanan darah sistolik dengan diastolik dengan diastolik

selesai dipantau menggunakan IMT dan asupan kalium.

Penelitian yang dilakukan oleh (Maisyaroh et al., 2016) yang berjudul

“Pengaruh Jus Tomat Terhadap Tekanan Darah Lansia di Dusun Niten Nogotirto

Gamping Sleman Yogyakarta”. Menggunakan 20 responden teknik yang

digunaakan adalah non probality sampling, sampling yang digunakan adalah

purposive sampling. Peneliti mengelompokkan responden menjadi 2 yakni

experiment dan kontrol masing-masing responden berjumlah 10 responden,

kemudian kedua kelompok tersebut diukur tekanan darah rerata tekanan darah

sistolik dikelompok experiment tekanan darah sistolik 170,0 mmHg dan 98,5
44

mmHg diastolik, sedangkan rerata tekanan darah dikelompok kontrol tekanan

darah sistolik 169,0 mmHg dan 99,5 mmHg. Setelah diberi jus tomat mengalami

penurunan di tekanan darah sistolik dan diastolik yakni 10,5 mmHg dan 10 mmHg

untuk kelompok kontrol mengalami pengurangan ditekanan darah sistolik maupun

diastolik yakni 0,5 mmHg dan 2 mmHg. Data penelitian memiliki hasil yang

normal dari hasil uji normalitas mengguanakan data uji Shapiro Wilk yang

memiliki nilai yang signifikansi yaitu di atas 0,05 (𝑝>0,05). Nilai signifikansi (p)

yang besarnya lebih besar dari 0,05 mengindikasikan bahwa data berdistribusi

normal sehingga dapat mempenuhi asumsi normalitas data statistik parametrik.

Hasil tersebut membuktikan tidak ada perubahan yang bermakna diantara data pra

dan pre tekanan darah (p=0,726) maupun pra dan pre tekanan darah diastolik

(p=0,168) pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok experiment terdapat

selisih yang bermakna antara data pra dan pre tekanan darah sistolik (p=0,000)

maupun data pra dan pre tekanan darah diastolik (p=0,000). Sehingga dapat ditarik

kesimpulan terdapat adanya efek yang bermakna dari pemberian jus tomat bagi

pengurangan tekanan darah pada lanjut usia di Dusun Niten Nogotirto Gamping

Sleman Yogyakarta (p<0,05). Pemberian jus tomat dalam waktu seminggu dapat

mengurangi rerata tekanan darah sistolik hingga 10,5 mmHg dan diastolik 10

mmHg.

Penelitian yang dilakukan oleh (Hapipah et al., 2018) yang berjudul

“Pengaruh Jus Tomat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan

Hipertensi”. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti mengukur tekanan darah rerata

tekanan darah sistolik pra diberi jus tomat 151,88 mmHg dan 95,94 mmHg di
45

tekanan darah diastolik, pre diberi jus tomat kemudian diukur tekanan darah

diastolik turun menjadi 130,00 mmHg dan diastolik 88,75 mmHg, kemudian

memanfaatkan uji Wilcoxon hasil uji Wilcoxon tekanan darah menunjukkan hasil

yang signifikan yakni p=0,000 (p<0,05).

Penelitian yang dilakukan oleh (Daniati & Kartasurya, 2015) yang berjudul

“Pengaruh Penambahan Minyak Zaitun Terhadap Tekanan Darah Sistolik

Penderita Hipertensi yang Diberi Jus Tomat”. Peneliti membagi menjadi 2

kelompok yakni kontrol dan perlakuan, rerata tekanan darah kelompok kontrol

148,5 mmHg lalu tekanan darah kelompok perlakuan 150,9 mmHg, setelah

diintervensi terdapat pengurangan dikelompok kontrol maupun perlakuan, di

kelompok perlakuan turun menjadi 136,4 mmHg dengan nilai uji beda Wilcoxon

(p=0,002) dan kelompok kontrol turun menjadi 136,4 mmHg dengan nilai paired t-

test (p=0,0001), rerata pengurangan tekanan darah sistolik kelompok perlakuan

sebesar 14,5±2,3 mmHg yang artinya terdapat pengurangan tekanan darah sistolik

di kelompok perlakuan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Lavenia et al., 2015) yang berjudul

“Pemberian Juice Campuran Tomat dan Mentimun Terhadap Peurunan Tekanan

Darah Kepada Penderita Hipertensi”. Peneliti menggunakan analisis univariat dan

bivariat dapat dilakukan menggunakan analisis statistic dengan t-test dependent

(paired sample test) untuk melihat adanya perbedaan tekanan darah pra dan pre

diberi tindakan. Uji statistik untuk seluruh analisis tersebut dapat dianalisis dengan

tingkat kemaknaan sebesar 95% (alpha 0.05). memiliki arti jika nilai p B 0.05 maka

statistik dapat disebut sebagai ada perbedaan dan apabila jika nilai p > 0.05 maka
46

hasil hitungan tersebut tidak ada perbedaan. Hasil penelitian memperlihatkan

setelah pemberin terapi jus tomat dicampur mentimun mampu memperlihatkan

adanya selisih yang signifikan yaitu 0,000 (p≤0,05). Dapat ditarik kesimpulan

setelah diberi campuran jus tomat dan mentimun mampu mengurangi tekanan

darah yang efektif bagi penderita hipertensi, dilihat adanya pengurangan tekanan

darah di hari ke-3 dan ke-5.

Penelitian yang dilakukan oleh (Nur Hidayah & Ambarwati, n.d.) yang

berjudul “ Efektifitas Pemberian Jus Tomat Ditambah Jeruk Nipis Terhadap

Tekanan Darah pada Wanita Dewasa Effect”. Peneliti menggunakan uji Mann

Whitney, nilai p value menunjukkan (p=0,777 dan p=0,176) terbilang membuktikan

bahwa tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik diantara kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan pra diberi intervensi terapi jus tomat. Kemudian

melakukan hasil uji Independent T-test nilai p value memperlihatkan di minggu ke-

1 dan minggu ke-3 sebesar (p=0,037, p=0,048) dan (p=0,032 dan p=0,011), yang

artinya setelah diberi jus tomat ditambah jeruk nipis efektif mempunyai

mengurangi tekanan darah sistolik maupun diastolik.

Penelitian yang dilakukan oleh (Ilma & Wirawanni, 2015) yang berjudul

“Pengaruh Pemberian Jus Mentimun dan Tomat Terhadap Tekanan Darah

Perempuan Overweight dan Obesitas”. Subjek dalam penelitian ini menggunakan

perempuan yang mempunyai usia diantara 18-23 tahun dan mempunyai masalah

gizi, obesitas. Kemudian peneliti membagi menjadi 2 kelompok yakni perlakuan

dan kontrol, hasil uji beda mann-whitney pada usia dan status gizi pada kelompok

perlakuan maupun kelompok kontrol menunjukan bahwa tidak ada selisih diantara
47

kedua kelompok tersebut (p=0,015) dan diastolik (p=0,0003) pra tindakan pada

kedua kelompok tersebut. Kemudian diuji menggunakan uji beda yakni uji beda

independent t-test menunjukan nilai p value (p>0,05) yng artinta tidak ada selis ih

asupan protein, lemak, energi, natrium, serat, kalium dan lain-lain di kedua

kelompok, akan tetapi terdapat selisih magnesium (p=0,002), dan asupan kalium

(p=0,035). Hasil uji beda mann whitney memperlihatkan bahwa ada selisih tekanan

darah sistolik maupun diastolik yang artinya bahwa pra dan pre diberi perlakuan p

value (p=0,000), sedangkan nilai p value (p>0,005), memiliki arti bahwa tekanan

darah sistolik maupun diastolik dikelompok kontrol tidak mendapat pengurangan.

Kemudian selisih rerata tekanan darah sistolik maupun diastolik diantara kedua

tersebut kemudian dianalisi menggunakan uji mann-whitney, terlihat pada nilai p

velue (p=0,000) yang artinya ada selisih mean perubahan pada tekanan darah

sistolik dan diastolik diantara pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa memberikan 200 ml jus tomat dicampur

jus mentimun selama 7 hari terus menerus dapat menurukan tekanan darah yang

signifikan pada perempuan overweight dan obesitas.

Tabel 4.3 Sumber utama dalam penelitian


Review Articles
Resouces Ordinary
Book review Systematic Meta- Dissertation
Type paper
review analysis
Indonesian 8 15 9 - - -
English 200 176 1 12 - 9
Total Indonesia = 32 English Total = 430
= 398

Tabel 4.4 Kandungan Tomat (Solanium Lcyopersicum)


48

Author Tomat (Solanium Lycopersicum)


(Wahyuni Jus tomat (solanium lycopersicum) memiliki kandungan zat kalium,
& Suryani, zat kalium sendiri berperan penting dalam penurunan tekanan darah,
2017) selain kalium terdapat likopen yang mana likoped memiliki peran
sebagai mengurangi LDL (Low Density Lipopretein)
(Widyarani, Buah tomat (solanium lycopersicum) adalah salah satu olahan herbal
2017) yang banyak mengandung kalium, didalam 100 gram tomat
mengandung 235 mg kalium, selain kalium tomat memiliki
kandungan lain seperti : likopen, lemak sedikit memiliki natrium,
peneliti menyebutkan bahwa tomat memiliki banyak manfaat seperti
dapat mengurangi tekanan darah, menyeimbangkan kadar kolesterol
darah dalam tubuh, melumpuhkan radikal bebas dan lain-lain
(Anita et Pencegahan pre-eklampsia bisa dilakukan dengan melakukan diet
al., 2017) nutrisi seprti dengan mengkonsumsi sayur dan buah. Salah satu buah
yang dapat digunakan dalam pencegahan pre-eklampsia adalah tomat.
Ini terjadi karena tomat mengandung vitamin A dan vitamin C, dan
mengandung anti penyakit yang merupakan senyawa yang baik untuk
kesehatan manusia, terutama disukai banyak masyarakat. Selain itu
tomat adalah buah-buahan yang rendah dan lemak, bebas kolesterol
dan digunakan sebagai salah satu sumber serat yang baik.
(Paramita, Peneliti mengemukakan bahwa pemberian 200 ml jus tomat yang
2015) terdiri dari 150 gram tomat, yang kemudian ditambah 100 ml air dan
2,5 gram gula diet, yang diblender dan kemudian diasaring, lalu
diberikan setiap hari pada pagi hari dalam waktu 2 minggu mampu
mempengaruhi perubahan tekanan darah sistolik maupun diastolik.
(Maisyaroh Sumber makanan yang banyak mengandung likopen yang tinggi
et al., 2016) adalah ada di buah tomat, didalam 100 gram tomat mempunyai 92,7
mmHg likopen, likopen berfungsi sebagai menurunkan tekanan darah,
cara mencegah penebalan dan pengerasan pada dinding arteri dengan
cara mengatur tonus otot-otot pada pembuluh darah.
(Hapipah et Jus tomat termasuk terapi herbal, didalam buah tomat memiliki sedikit
al., 2018) natrium, lemak dan kaya akan kandungan kalium, didalam 100 garam
tomat segar memiliki 235 mg kalium. Kalium memiliki manfaat
sebagai mengurangi tekanan darah, kalium berguna sebagai diuretika,
sehingga mampu menperbaiki kegiatan sistem renin angiotensin,
kalium mampu memerintah atifitas saraf perifer dan sentral yang dapat
memberi pengaruh pada tekanan darah.
(Daniati & Jus tomat merupakan salah satu olahan yang memiliki manfaat sebagai
Kartasurya, mengurangi tekanan darah. Buah tomat banyak mengandung likopen.
2015) Buah tomat banyak mengandung likopen pada 100 gram tomat
mengandung sebesar 4,6 likopen. Likopen sendiri dinilai mampu
mengurangi tekanan darah karena likopen dapat memicu terjadinya
produksi nitric olesida, ketika tomat diolah menjadi jus dapat
menyebabkan meningkatnya likopen menjadi 9,5 mg dalam 100 gram
49

tomat. Disini peneliti menambah campuran minyak zaitun, didalam


100 ml minyak zaitun ekstra mengandung 77,478 gram asam oleat,
asam oleat sendiri mampu mencegah terjadinya endotelium.
Mengkonsumsi 60 ml minyak zaitun mampu menurunkan tekanan
darah sistolik pada lansia sebesar 14-15 mmHg dalam kurung waktu
4 minggu.
(Lavenia et Campuran tomat dan mentimun mampu dijadikan sebagai obat
al., 2015) alternatif terhadap penurunan teknan darah, dikarenakan tomat
memiliki kandungan kalium. Didalam 100 gram tomat segar memiliki
fungsi sebagai mengurangi tekanan darah menggunakan cara
menyusutkan natrium yang berada di urine dan air menggunakan cara
diuretic, selain itu kalium memiliki vitamin C dan memiliki asam folat
yang tinggi. Pada campuran buah tomat dan mentimun menjadikan
kalium lebih tinggi menjadi 362,7 mg, mengkonsumsi campuran buah
tomat dan mentimun tidak menjadikan over dosis jika di konsumsi
setiap hari.
(Nur Buah tomat tersedia disekitar kita yang memiliki harga yang murah
Hidayah & dan banyak memiliki manfaat salah satunya sebagai menurunkan
Ambarwati, tekanan darah, tomat kaya akan likopen, di 100 gram tomat memiliki
n.d.) 7050 𝜇g sedangkan jeruk nipis memiliki kandugan flavonoid,
penelitian membuktikan bahwa pemberian 4mg/kg BB jeruk nipis
pada setiap hari mampu mengurangi tekanan darah 47±8,41 mmHg.
(Ilma & Didalam 100gram tomat segar mempunyai kandunga kalium 235 mg
Wirawanni, dan serat sebesar 0,9 gram. Pada pemberian jus tomat sebanyak 200
2015) ml dalam seminggu mampu mengurangi tekanan darah sistolik dan
diastolik, sedangkan 100 gram mentimun mempunyai kalium sebesar
147 mg dan memiliki magnesium sebesar 13 mg, tomat dan mentimun
sama-sama mempunyai kandungan karbohidrat, energi dan gula yang
paling rendah dibandingkan dengan sumber pangan lainnya. Sehingga
daoat diperbolehkan dimakan dalam jumlah besar pada penderita
overweight dan obesitas.
BAB 5
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Hipertensi mampu ditangani menggunakan terapi herbal, disekitar kita banyak

tanaman yang dinilai memiliki kegunaan untuk obat anthipertensi salah satunya

adalah tomat. Tomat memiliki kandungan kalium, likopen kedua kandungan itu

berguna untuk menurunkan tekanan darah. Berdasarkan penelitian terdahulu

mengkonsumsi tomat dalam waktu satu sampai dua pekan mampu menurunkan

tekanan darah. Berdasarkan beberapa fakta pada jurnal tersebut menunjukkan

bahwa dengan pemberian jus tomat pada penderita hipertesi akan menunjukkan

penurunan tekanan darah sistolik dengan rata-rata sebesar 10,5-14,76 mmHg serta

pada tekanan darah diastolik sebesar 3,1-10.5 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa

terjadi penurunan tekanan darah setelah pemberian jus tomat pada tingkat yang

lebih besar ((Wahyuni & Suryani, 2017), (Widyarani, 2017), (Anita et al., 2017),

(Paramita, 2015), (Maisyaroh et al., 2016), (Hapipah et al., 2018)).

Selain jurnal jus tomat tanpa campuran peneliti menggunakan jurnal dengan

jus tomat dengan campuran, didalam jus tomat dengan campuran sama-sama

mengalami pengurangan tekanan darah dengan rata-rata 12,1-14,5 mmHg di

tekanan darah sistoliknya ((Daniati & Kartasurya, 2015), (Lavenia, 2015), (Nur

Hidayah & Ambarwati, n.d.), (Ilma & Wirawanni, 2015)).

50
51

Berdasarkan fakta dan observasi diatas ada beberapa teori penelitian terdahlu

beranggapan, bahwa didalam tomat mengandung banyak vitamin, seperti : vitamin

E, vitamin C, protein, serat dan kalium (Paramita, 2015). Peneliti terdahulu

menuturkan didalam tomat mempunyai sifat antihipertensi, anti glukosa,

menyeimbangkan kolesterol dalam darah dan merenggangkan sel-sel saraf jantung

yang tegang (Widyarani, 2017). Dosis yang diberikan adalah 200 ml jus tomat 1

kali dalam sehari selama 2 pekan secara berturut-turut, mampu mengurangi tekanan

darah sistolik sebesar 4,4 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 3,1 mmHg

(Paramita, 2015). Didalam 100 gr tomat memiliki kandungan 235 mg kalium,

sedikit memiliki kandungan natrium dan lemak (Hapipah et al., 2018).

Berdasarkan penilaian saat ini, sudah banyak masyarakat yang berusaha

menerapkan mengkonsumsi terapi herbal, disebabkan terapi herbal di yakini aman

dari pada terapi obat-obatan, selain itu terapi herbal terkenal murah dan mudah

didapatkan karena banyak berada disekitar kita. Berdasarkan observasi dari

beberapa jurnal diatas, saat melakukan penelitian terdahulu, peneliti memiliki

beberapa kendala seperti kurang responden yang membutuhkan pengamatan extra

dan beberapa jurnal tomat yang menyamakan antara jurnal jus tomat tanpa

campuran dengan jurnal pemberian jus tomat dengan campuran. Dengan seperti ini

memperlihatkan bahwa pemberian jus tomat tanpa campuran memiliki dampak

yang lebih tinggi sebagai antihipertensi dari pada jus tomat dengan campuran.
BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari beberapa jurnal yang telah dijelaskan di bab-bab

sebelumnya, peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah :

1. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik dari beberapa jurnal diatas sebelum diberi

jus tomat (solanium lycopersicum) 157,23 mmHg dan nilai rata-rata tekanan

diastolik dari beberapa jurnal diatas 96,33 mmHg.

2. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik dari beberapa jurnal diatas sudah diberi

jus tomat (solanium lycopersicum) 142,47 mmHg dan nilai rata-rata tekanan

darah diastolik dari beberapa jurnal diatas 92,60 mmHg.

3. Setelah kurang lebih 2 pekan diberi jus tomat (solanium lycopersicum) dengan

dosis tomat 150 gram tanpa campuran gula, terdapat selisih tekanan darah

sistolik dan sesudah diberi terapi jus 14,76 mmHg dan selisih tekanan darah

diastolik terdapat selisih sebelum dan sesudah diberi terapi jus tomat 3,37

mmHg.

4. Ada pengaruh pemberian terapi jus tomat (solanium lycopersicum) terhadap

stabilisasi tekanan darah pada penderita hipertensi.

52
53

6.2 Saran

6.2.1 Bagi petugas kesehatan

Penelitian ini diharapkan mampu membagikan penjelasan dan intervensi

keperawatan secara mandiri sebagai salah satu terapi herbal untuk menolong

masalah ketidakstabilan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan

menggunakan olahan jus tomat (solanium lycopersicum).

6.2.2 Bagi penelitian selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah rentang waktu saat

pemberian jus tomat sehingga dapat menjadi pembanding dari penggunakan jus

tomat sebagai salah satu olahan untuk menstabilkan tekanan darah pada

penderita.

6.2.3 Bagi responden

Agar mampu menggunakan buah tomat (solanium lycopersicum) sebagai salah

satu terapi herbal dengan dosis yang sesuai untuk mengurangi tekanan darah

secara efektif
DAFTAR PUSTAKA

Anita, T., Suwandono, A., Ariyanti, I., Pramono, N., & Kumorowulan, S. (2017).
Effect of Consuming Tomato (Lycopersium Commune) Juice in Lowering Blood
Pressure in Pregnant Mothers With Hypertension. Belitung Nursing Journal, 3(6),
707–711. https://doi.org/10.33546/bnj.296

Apriliana, E. (2016). BAB II Tinjauan Pustaka Antena, (70), 11–20. Diambil dari
http://eprints.polsri.ac.id/4002/3/File III.pdf

Daniati, A. R., & Kartasurya, M. I. (2015). PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK


ZAITUN TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOLIK PENDERITA
HIPERTENSI YANG DIBERI JUS TOMAT, 4, 62–70.

Darah, M. T. (2015). Tanggal Terbit : 05 Januari 2015, 8–9.

Fitriani, N., & Nilamsari, N. (2017). Factors Associated With Blood Pressure on Shift
Workers and Non-Shift Workers in Pt. X Gresik. Journal of Industrial Hygiene
and Occupational Health, 2(1), 57. https://doi.org/10.21111/jihoh.v2i1.1273

Hapipah, Ariyanti, M., Izzah, U., & Istianah. (2018). Pengaruh Jus Tomat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lansia. The Indonesian
Journal of Health Science, 3(1), 77. https://doi.org/10.32528/ijhs.v0i0.1525
Hariyono. (2020). Buku Pedoman Penyusunan Skripsi.

Hidayah, Nur, & Ambarwati, R. (n.d.). Efektifitas Pemberian Jus Tomat Ditambah
Jeruk Nipis Terhadap Tekanan Darah pada Wanita Dewasa Effect
TomatoJuicewith Extra Lime on Blood Pressure at Women Adults, 7–14.

Hidayah, Nurul, Utomo, A. S., & Denys. (2018). PENGARUH JUS TOMAT
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA, (October 2018).
https://doi.org/10.32528/ijhs.v0i0.1525

Ilma, A. D., & Wirawanni, Y. (2015). PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN


DAN TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN
OVERWEIGHT DAN OBESITAS, 4, 281–287.

Ismalia, N., Zuraida, R., Lampung, U., Gizi, B. I., Kedokteran, F., & Lampung, U.
(2016). Efek Tomat ( Lycopersion esculentum Mill ) dalam Menurunkan Tekanan
Darah Tinggi Effect Tomato ( Lycopersion esculentum Mill ) for Decreasing High
Blood Pressure. Majority, 5(4), 107–111.

Kesehatan, K. (2018). HASIL UTAMA RISKESDAS 2018.

54
55

Lavenia, C., Lavenia, C., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Kock, F. De. (2015).
PEMBERIAN JUICE CAMPURAN TOMAT DAN MENTIMUN, 000.

Lubis, R. M., Suliani, N. W., & Anestiya, A. (2019). Penerapan Jus Tomat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rt 001 Rw 007
Kelurahan Papanggo Jakarta Utara Tahun 2019, 5(2).

Maisyaroh, K, D. C. A., & Prihatiningsih, D. (2016). Pengaruh jus tomat terhadap


tekanan darah lansia di dusun niten nogotirto gamping sleman yogyakarta.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis (1 ed.). jl.Sunan
Kudus No228 Ringroad Barat, Gorden Rt 5 Tamantirto, Kasihan Bantul,
Jogjakarta.

Paramita, S. (2015). Pengaruh Pemberian Jus Tomat ( Lycopersicum COmmune )


Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Laki-laki Hipertensif Usia 40- 45
Tahun, 1–33.

Rahayu, R. M. (2017). The Influence of Tomato Juice on Blood Pressure in Menopause


Women With Hypertension in Posyandu Kantil. Journal of Health Science and
Prevention, 1(2), 52–57. https://doi.org/10.29080/jhsp.v1i2.11

Susiati Irna. (2016). Perbandingan Pengaruh Terapi Musik Tradisional dan Terapi
Tertawa terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Panti
Werdha Mojopahit Mojokerto, 14–63.

Thalia, E. (2018). Efektivitas pemberian terapi jus tomat dan tomat rebus terhadap
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kec.
Karas Kab. Magetan.

Wahyuni, & Suryani, F. E. (2017). Pengaruh Pemberian Terapi Jus Buah Tomat
terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer Stage 1 di
Desa Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Urecol Universitas
Muhammadiyah Magelang, 245–250.

Widyarani, L. (2017). PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT (SOLANUM


LYCOPERSICUM) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA
PENDERITA HIPERTENSI STADIUM I. Journal of Chemical Information and
Modeling, 8(9), 1–58. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5

Anda mungkin juga menyukai