0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
126 tayangan3 halaman
Abu Dahdah memberikan pinjaman kepada Allah dengan hartanya yang paling berharga, yaitu kebun beserta 600 pohon kurmanya. Ia juga memiliki istri yang taat dan mendukung keputusannya. Abu Dahdah juga memberikan motivasi kepada kaum muslimin di Perang Uhud untuk terus berjuang demi agama mereka meski Nabi telah gugur.
Abu Dahdah memberikan pinjaman kepada Allah dengan hartanya yang paling berharga, yaitu kebun beserta 600 pohon kurmanya. Ia juga memiliki istri yang taat dan mendukung keputusannya. Abu Dahdah juga memberikan motivasi kepada kaum muslimin di Perang Uhud untuk terus berjuang demi agama mereka meski Nabi telah gugur.
Abu Dahdah memberikan pinjaman kepada Allah dengan hartanya yang paling berharga, yaitu kebun beserta 600 pohon kurmanya. Ia juga memiliki istri yang taat dan mendukung keputusannya. Abu Dahdah juga memberikan motivasi kepada kaum muslimin di Perang Uhud untuk terus berjuang demi agama mereka meski Nabi telah gugur.
Nim :2020206203118P Prodi : S1 Ilmu Keperawatan 3F Mk : Kecerdasan Spritual
Analisis Kisah Keluarga Abu Dahdah Al Anshoriy
Dengan Aspek Ibadah Haji (Insan Kamil)
Bersama Rasulullah
“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya.” [Quran Al- Hadid: 11]
Abu Dahdah al-Anshari berkata, “Sungguh Allah menginginkan pinjaman
(pengorbanan) dari kita.” Rasulullah menanggapi, “Iya, Abu Dahdah.” Abu Dahdah berkata, “Ulurkan tangan Anda, wahai Rasulullah.” Rasulullah menjabat tangannya. Lalu Abu Dahdah berkata, “Sesungguhnya kupinjamkan (kupersembahkan) kebunku kepada Rabbku.” Ia melanjutkan, “Di kebunku ini terdapat 600 pohon kurma. Dan istriku tinggal di dalamnya.”
Ia pergi menuju kebunnya, lalu berseru pada istrinya, “Ummu Dahdah!”
“Kupenuhi panggilanmu, suamiku”, jawab Ummu Dahdah. Ia berkata, “Keluarlah dari kebun! Sungguh kebun ini telah kupinjamkan kepada Rabku.”
Dalam riwayat lain, tatkala istrinya mendengar ucapan suaminya, ia
keluarkan kurma dari mulut anaknya. Dan menumpahkan yang sudah ada di kantong mereka. Mengomentari hal itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Alangkah banyak tandan besar kurma di surga milik Abu Dahdah.”
Alquran surat Al-Hadid ayat 11 di atas adalah motivasi dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala untuk bersedekah. Dan sedekah yang diberikan seseorang pasti mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala. Saking menunjukkan kepastian balasan, Allah ungkapkan dengan kalimat “Allah meminjam”.
Yang namanya pinjaman atau utang, wajib dibayar. Inilah aturannya.
Kalau makhluk saja wajib untuk membayar utangnya. Bagaimana dengan Allah Yang Maha menepati janji. Yang tidak pernah berbuat zalim kepada hamba- hamba-Nya. Inilah yang dipahami dan diyakini Abu Dahdah. Sehingga ia tak perlu berpikir panjang. Begitu mendengar ayat ini, ia langsung memberi respon yang luar biasa.
Abu Dahdah memberikan pinjaman kepada Allah dengan hartanya yang
paling istimewa. Kebun beserta 600 pohon kurma yang ada di dalamnya. Hebatnya lagi, ia memiliki istri yang luar biasa. Menyambut seruan Allah, Rasul- Nya, dan suaminya.
Dari Anas, ia mengatakan ada seseorang yang menemui Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, si fulan memiliki pohon kurma yang tumbuh di kebunku yang aku garap. Tolong, perintahkan dia agar memberinya padaku sehingga aku dapat menyelesaikan penggarapan kebunku itu.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada si pemilik satu pohon,
“Berilah pohon itu untuknya, maka bagimu satu pohon kurma di surga.” Sayangnya orang tersebut menolak tawaran Rasulullah.
Lalu Abu Dahdah menemui orang tersebut. Ia berkata, “Juallah satu
pohonmu itu. Kubeli dengan semua pohon kurma di kebunku.” Setelah itu Abu Dahdah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah menukar pohon kurmanya dengan kebunku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Alangkah banyak tandan besar kurma di surga milik Abu Dahdah.” Nabi mengulang-ulangi ucapannya ini.
Abu Dahdah berangkat menemui istrinya. Ia mengatakan, “Hai Ummu
Dahdah, keluarlah dari kebun. Aku telah menjual semuanya dengan satu pohon kurma di surga.” Sang istri berkata, “Alangkah besarnya untung perdagangan. Alangkah besarnya untuk perdagangan.” Atau ia mengucapkan kalimat yang semakna dengan itu.
Motivasi di Perang Uhud
Diriwayatkan oleh al-Waqidi dari Abdullah bin Amir, ia berkata bahwa
Tsabit bin ad-Dahdah berkata di Perang Uhud saat kaum muslimin tengah porak- poranda barisannya, “Hai orang-orang Anshar, dengarkan aku. Dengarkan aku. Kalau Muhammad telah terbunuh, maka Allah Maha Hidup tidak akan pernah mati. Berperanglah untuk agama kalian!!”
Tergugahlah beberapa orang dari Anshar. Mereka berangkat bersama Abu
Dahdah. Saat itu, tibalah divisi pasukan lengkap, yang di dalamnya terdapat Khalid bin al-Walid, Amr bin al-Ash, dan Ikrimah. Khalid bin al-Walid menembakkan tombaknya dan berhasil membunuh Abu Dahdah. Dan ia pun berhasil membunuh orang-orang yang bersamanya.
aspek-aspek ibadah haji yang terkandung dari kisah keluarga Abu
Dahdah Al Anshoriy yaitu : 1. Ibadah : abu dahdah semenjak masuk islam ia selalu menjalankan ibadah dengan taat 2. Taat : abu dahda sangat taat kepeda tuhan dan ia selalu menjalankan perintah- perintah dari Allah 3. Ikhlas : abu dahda selalu iklas dalam menjalankan sesuatu yang di perintahkan oleh Allah 4. Semanggat : abu dahda selalu semangaat dan tidak pernah mengeluh apa yang ia kerjakan 5. Pantang menyerah : abu dahda selalu menjalan yang ia kerjakan tanpa pantang menyerah dan tidah pernah putus asa 6. Pengorbanan : abu dahda mengorbankan kebunnya demi kebaikan untuk Allah