Anda di halaman 1dari 14

EDEMA CEREBRAL

PENGERTIAN
Edema cerebral merupakan peningkatan volume otak yang terjadi akibat injuri, baik
secara langsung maupun tidak langsung pada jaringan otak. Edema serebral juga disebut
kondisi dimana terjadi pembesaran otak akibat adanya penumpukan cairan dalam otak.
Pembengkakan otak dapat menimbulkan gejala berupa pusing, bahkan kesulitan
berbicara.

ETIOLOGI
Edema cerebral dapat disebabkan karena:
 Cedera kepala
 Stroke
 Pendarahan otak
 Infeksi seperti meningitis
 Tumor otak

PATOFISIOLOGI
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi.
Energi yang dihasilkan di dalam sel-sel syaraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi.
Otak tidak punya cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun
sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak
boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa
plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala. Gejala permulaan disfungsi serebral, pada
saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui
proses metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada
kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan laktat akibat
metabolisme anaerob. Hal ini menyebabkan asidosis metabolik. Dalam keadaan normal
aliran darah serebral (CBF) adalah 50–60 ml/mnt/100gr jaringan otak yang merupakan
16% dari curah jantung/kardiak output (CO).
Edema serebral terjadi sebagai akibat dari perubahan dalam lingkungan sel yang
disebabkan oleh kontusio, hilangnya autoregulasi dan peningkatan permiabelitas dinding
pembuluh darah. Mumgkin terjadi setempat, terlokalisasi atau hipoksia. Edema serebral
dapat dikendalikan dengan oksigenisasi, ventilasi dan tekanan darah.

Hipoksia dapat terjadi melalui:


 Jaringan iskemia pada daerah yang kurang oksigen dan sel menjadi edema.
 Vasodilatasi pembuluh darah otak terjadi sebagai usaha untuyk meningkatkan
suplai oksigen ke jaringan otak , dimana keduanya dapat meningkatkan TIK.
Hiperkapnia merupakan penyebab dari vasidolator pambuluh darah otak yang berlebihan,
ini terjadi sebagai akibat dari hipoventilasi pada pasien yang tidak sadar akibat volume
darah otak meningkat dan meningkatkan TIK.

TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada edema cerebri adalah:
 Terjadi atau tidak penurunan kesadaran.
 Kebingungan
 Iritabel
 Mual dan muntah
 Pusing, nyeri kepala
 Kecemasan
 Perubahan motorik dan sensorik
 Perubahan bicara
 Kejang/konvulsi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah rutin, kimia, elektrolit, gula darah
 CT Scan Kepala

1
PENATALAKSANAAN
 Observasi keadaan umum pasien
 Monitor tingkat kesadaran
 Kurangi volume darah intracranial
 Pertahankan tekanan darah 60-90 mmHg
 Hiperventilasi
 Pertahankan fungsi metabolik otak
 Hindarai keadaan yang meningkatkan tekanan intrakranial
 Pemberian obat-obat untuk vaskulerisasi, analgesic, anti
edema

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan antara lain:
1. Riwayat penyakit, saat kejadian, serangannya, lamanya, faktor pencetus
dan status kesadaran
2. Status neurology: perubahan kesadaran, nyeri kepala, vertigo, menurunnya
refleks, kejang, iretabel, kegelisahan, ukuran pupil refleks terhadap cahaya,
hemiparesis, latergi dan coma
3. Statur gastrointestinal: mual dan muntah.
4. Status kardiopulmonal: kesukaran bernafas atau sesak nafas, depresi nafas,
nafas lambat, hipotensi, bradikardi
5. Status mental, perubahan perilaku kognitif perubahan fisik pada berbicara
dan gerakan motorik.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
2. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b.d reduksi mekanis vena atau arteri
3. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan

2
4. Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme, restriksi cairan dan intake tidak adekuat.
5. Cemas dari keluaraga dan klien berhubungan dengan pengobatan dan
perawatan serta adanya perubahan situasi
6. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif.
7. PK : Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)

Rencana Tindakan
1. Pola Nafas tidak efektif
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN ( N0C ) INTERVENSI ( NIC )
NOC : NIC :
 Respiratory Airway Management
status : Ventilation  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
 Respiratory status : jaw thrust bila perlu
Airway patency  Posisikan pasien untuk memaksimalkan
 Vital sign Status ventilasi
Kriteria Hasil :  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
 Mendemonstrasikan jalan nafas buatan
batuk efektif dan suara  Pasang mayo bila perlu
nafas yang bersih, tidak  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
ada sianosis dan dyspneu  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
(mampu mengeluarkan
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
sputum, mampu bernafas
tambahan
dengan mudah, tidak ada
 Lakukan suction pada mayo
pursed lips)
 Menunjukkan jalan nafas  Berikan bronkodilator bila perlu
yang paten (klien tidak  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
merasa tercekik, irama Lembab
nafas, frekuensi  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
pernafasan dalam keseimbangan.
rentang normal, tidak  Monitor respirasi dan status O2
ada suara nafas Terapi Oksigen
abnormal) o Bersihkan mulut, hidung dan secret
 Tanda Tanda vital dalam trakea
rentang normal (tekanan o Pertahankan jalan nafas yang paten
darah, nadi, pernafasan) o Atur peralatan oksigenasi
o Monitor aliran oksigen
o Pertahankan posisi pasien
o Onservasi adanya tanda tanda

3
hipoventilasi
o Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif


RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN ( N0C ) INTERVENSI ( NIC )
NOC : Peningkatan Perfusi Sereberal (Cerebral Perfusion
Circulation status Promotion)
Tissue Prefusion : cerebral Definisi: Peningkatan keadekuatan perfusi dan
pembatasan terjadinya komplikasi bagi pasien yang
Kriteria Hasil : mengalami atau beresiko terhadap ketidakadekuatan
mendemonstrasikan status perfusi serebral.
sirkulasi yang ditandai  Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan
dengan : parameter hemodinamisk dan mempertahankan
 Teka parameter hemodinamis di dalam rentang tersebut.
nan systole  Picu terjadinya hipertensi dengan meningkatkan
dandiastole dalam volume atau bahan inotropis atau vasokonstriktor,
rentang yang jika perlu, untuk mempertahankan status
diharapkan hemodinamis dan mengoptimalkan cereberal
 Tida perfussion pressure (CCP).
k ada  Berikan titrasi obat-obatan vasoaktif, jika perlu,
ortostatikhipertensi untuk mempertahankan status hemodinamik pasien
 Tidk  Gunakan bahan-bahan (agents) yang tepat untuk
ada tanda tanda meningkatkan volume intravaskular, jika perlu
peningkatan tekanan (contoh: koloid, produk darah, dan kristaloid)
intrakranial (tidak  Gunakan bahan-bahan (agents) yang tepat untuk
lebih dari 15 mmHg)

4
mendemonstrasikan meningkatkan volume untuk mempertahankan status
kemampuan kognitif hemodinamik
yang ditandai dengan:  Monitor prothrombim time(PT) dan thromboplastin
 berk parsial, jika menggunakan hetastarch sebagai bahan
omunikasi dengan untuk meningkatkan volume
jelas dan sesuai  Gunakan bahan reologis (contoh: Mannitol dosis
dengan kemampuan rendah atau Low Molecular Weight Dextrans
 men (LMD)]
unjukkan perhatian,  Pertahankan level hematocrit sekitar 33% untuk
konsentrasi dan terapi hemodilusi hipervolemik
orientasi  Lakukan phlebotomisasi pada pasien, jika perlu,
 mem untuk mempertahankan level hematocrit pada rentang
proses informasi yang diharapkan
 mem  Pertahankan level glukosa serum di dalam rentang
buat keputusan dengan normal
benarmenunjukkan  Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan
fungsi sensori motori penempatan head of bed (HOB) optimal (sebagai
cranial yang utuh : contoh, 0, 15, atau 30 derajat) dan monitorlah respon
tingkat kesadaran pasien terhadap posisi kepalanya.
mambaik, tidak ada
 Hindari tekukan leher atau tekukan pinggul/lutut
gerakan gerakan
secara ekstrim
involunter
 Pertahankan level pCO2 pada 25 mm Hg atau lebih
tinggi
 Berikan calcium channel blocker, sesuai program
 Berikan vasopressin, sesuai program
 Berikan dan monitor pengaruh diuretika osmotik dan
loop active serta kortikosteroid
 Berikan obat-obatan untuk rasa sakit, jika perlu
 Berikan obat-obatan antikoagulan, sesuai program
 Berikan obat-obatan antiplatelet, sesuai program
 Berikan obat-obatan thrombolytic, sesuai program
 Monitor prothrombin time (PT) dan partial
thromboplastin time (PTT) pasien untuk
mempertahankan 1 ½ sampai 2 kali kondisi normal,
secara tepat
 Monitor efek samping terapi antikoagulan
 Monitor tanda-tanda perdarahan (MIsalnya:
pemeriksaan tinja dan drainase NG untuk darah)
 Monitor status neurologis
 Monitor dan hitung cereberal perfusion pressure
(CPP)
 Monitor ICP dan respon neurologis pasien terhadap
aktivitas-aktivitas perawatan
 Monitor Mean Arterial Pressure (MAP)
 Monitor Central Venous Pressure (CVP)

5
 Monitor PAWP dan PAP
 Monitor status pernafasan (missal: kecepatan, ritme,
dan kedalaman respirasi: level pO2, pCO2, pH, dan
level bikarbonat)
 Lakukan auskultasi suara paru terhadap crackles dan
atau suara tambahan lainnya
 Monitor tanda-tanda kelebihan cairan (missal: rhonci,
distensi vena jugularis (JVD), edema, dan
peningkatan sekresi pulmoner)
 Monitor keadekuatan pengiriman oksigen pada
jaringan (sebagai contoh, PaCO2, SaO2,, dan level
hemoglobin dan output kardiak), jika tersedia
 Monitor nilai laboratorium yang berkaitan dengan
perubahan keseimbangan oksigenasi atau asam-basa,
jika perlu
 Monitor input dan out put
 Peripheral Sensation Management (Manajemen
sensasi perifer)
 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
 Monitor adanya paretese
 Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
ada lsi atau laserasi
 Gunakan sarun tangan untuk proteksi
 Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
 Monitor kemampuan BAB
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Monitor adanya tromboplebitis
 Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi

3. Nyeri Akut
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN ( N0C ) INTERVENSI ( NIC )
NOC : NIC :
Pain Level, Pain Control, PAIN MANAGEMENT (Manajemen Nyeri)
Comfort Level Definisi : mengurangi nyeri dan menurunkan tingkat
Pain : Disruptive Effects nyeri yang dirasakan pasien.
Kriteria Hasil : Intervensi :
- Menggunakan skala  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
nyeri untuk termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
mengidentifikasi kualitas dan faktor presipitasi

6
tingkat nyeri  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Melaporkan bahwa  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
nyeri berkurang mengetahui pengalaman nyeri pasien
dengan menggunakan  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
manajemen nyeri.  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
- Melaporkan  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
kebutuhan tidur dan tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
istirahat tercukupi
 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
- Mampu
menemukan dukungan
mengguna-kan
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
metode non
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
farmakologi untuk
 Kurangi faktor presipitasi nyeri
mengurangi nyeri
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
ANALGETIC ADMINISTRATION (Administrasi
Analgesik)
Definisi : penggunaan agen farmakologi untuk
menghentikan atau mengurangi nyeri.
Intervensi :
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
nyeri sebelum pemberian obat

7
 Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: kekurangan intake nutrisi


untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN ( N0C ) INTERVENSI ( NIC )
NOC : NIC :
Nutritional Status : Nutrition Management
Nutritional Status : food and  Kaji adanya alergi makanan
Fluid Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Nutritional Status : nutrient menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
Intake dibutuhkan pasien.
Weight control  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Kriteria Hasil : intake Fe
Adanya peningkatan berat  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
badan sesuai dengan protein dan vitamin C
tujuan  Berikan substansi gula
Beratbadan ideal sesuai  Yakinkan diet yang dimakan mengandung
dengan tinggi badan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Mampumengidentifikasi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah
kebutuhan nutrisi dikonsultasikan dengan ahli gizi)

8
Tidk ada tanda tanda  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
malnutrisi makanan harian.
Menunjukkan peningkatan  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
fungsi pengecapan dari kalori
menelan  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Tidak terjadi penurunan  Kaji kemampuan pasien untuk
berat badan yang berarti mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
 Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
 Monitor lingkungan selama makan
 Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan
 Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

5. Cemas
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN ( N0C ) INTERVENSI ( NIC )
NOC : NIC :
 Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
 Coping
 Gunakan pendekatan yang menenangkan
 Impulse control
 Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Kriteria Hasil :
pelaku pasien
 Klien mampu
mengidentifikasi dan  Jelaskan semua prosedur dan apa yang
mengungkapkan gejala dirasakan selama prosedur
 Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres

9
cemas  Temani pasien untuk memberikan keamanan
 Mengidentifikasi, dan mengurangi takut
mengungkapkan dan  Berikan informasi faktual mengenai
menunjukkan tehnik diagnosis, tindakan prognosis
untuk mengontol cemas  Dorong keluarga untuk menemani anak
 Vital sign dalam batas  Dengarkan dengan penuh perhatian
normal  Identifikasi tingkat kecemasan
 Postur tubuh, ekspresi  Bantu pasien mengenal situasi yang
wajah, bahasa tubuh dan menimbulkan kecemasan
tingkat aktivitas
 Dorong pasien untuk mengungkapkan
menunjukkan
perasaan, ketakutan, persepsi
berkurangnya
 Instruksikan pasien menggunakan teknik
kecemasan
relaksasi
 Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

6. PK : Peningkatan TIK
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN ( N0C ) INTERVENSI ( NIC )
Mengatasi dan Intracranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor
mengurangi episode dari Tekanan Intra Kranial)
peningkatah tekanan Definisi: pengukuran dan interpretasi data pasien untuk
intrakranial. mengatur tekanan intra cranial.
Memonitor tanda-tanda Aktivitas:
peningkatan TIK  Bantu dengan insersi peralatan monitoring TIK.
 ciptakan informasi kepada keluarga/SO.
 kalibrasi dan tingkatkan transducer.
 irigasi Flush System.
 atur alarm.
 ambil sample drainage cairan serebrospinal
(CSS).
 catat hasil pengukuran TIK dan analisis.
 monitor tekanan perfusi serebral.
 catat perubahan respon pasien terhadap stimulus.
 monitor TIK pasien dan respon neurologis
terhadap aktivitas perawatan.
 monitor jumlah/angka drainage CSS.
 monitor intake dan output.

10
 restraint pasien jika perlu.
 monitor selang terhadap gelembung udara.
 ubah transducer/flush system.
 ubah dan atau tingkatkan perawatan pada area insersi
sesuai kebutuhan.
 monitor area insersi terhadap infeksi.
 monitor temperature dan WBC.
 cek pasien terhadap adanya kekakuan kuduk.
 berikan antibiotic
 posisikan pasien dengan kepala elevasi 30-40o
dan dengan posisi leher netral.
 kurangi stimulus lingkungan.
 beri jarak kegiatan perawatan untuk mengurangi
peningkatan TIK.
 ubah prosedur suksioning untuk meminimalkan
peningkatan TIK.
 pertahankan hiperventilasi terkontrol, sesuai
order.
 pertahankan tekanan arterial sistemik dalam
rentang spesifik.
 berikan agen farmakologis untuk
mempertahankan TIK dalam rentang spesifik.
 beritahu dokter terhadap peningkatan TIK yang
tidak berespon terhadap protocol pengobatan

7. Resiko infeksi :
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN ( N0C ) INTERVENSI ( NIC )
NOC : NIC :
Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Knowledge : Infection  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
control  Pertahankan teknik isolasi
Risk control  Batasi pengunjung bila perlu
Kriteria Hasil :  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
Klien bebas dari tanda tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
dan gejala infeksi meninggalkan pasien
Menunjukkan  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan

11
kemampuan untuk  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
mencegah timbulnya kperawtan
infeksi  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
Jumlah leukosit dalam  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
batas normal alat
Menunjukkan perilaku  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
hidup sehat sesuai dengan petunjuk umum
 Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan
infeksi kandung kencing
 Tingktkan intake nutrisi
 Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)


 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
 Monitor hitung granulosit, WBC
 Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

12
DAFTAR PUSTAKA

Bandini, Nancy Swift, Manual of Nursing, Little Brown And Company, Boston, 1993
Neurological

Carpenito, L.J, 1999, Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8, EGC, Jakarta

Doenges, M.E, Moorhouse, M. F, Geissler, A.C, 1999, Rencana Asuhan


Keperawatan, EGC, Jakarta

NANDA, 2001, Nursing Diagnoses : Definition and Classification 2001 – 2002,


Philadelpia

Long, B. c, Phipps, Wj, Esential of Medical Surgical Nursing, CV, Mosby Company,
St. Luis. 1985

McCloskey, J.C, Bulechek, G.M, 1996, Nursing Intervention Classification


(NIC), ,Mosby, St. Luis

13

Anda mungkin juga menyukai