http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link
_________________________________________________________________
Wasis Nugroho*)
Abstrak
Henti jantung merupakan keadaan gawat darurat penyakit jantung yang sangat berbahaya sehingga
membutuhkan penanganan segera. Keluarga sebagai orang pertama yang menemukan anggota keluarga
yang mengalami kejadian henti jantung di rumah memiliki posisi penting dalam menyelamatkan jiwa
anggota keluarganya yang mengalami henti jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
pengalaman keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang mengalami henti jantung di Rumah
Wilayah Kota Ternate. Penelitian ini menggunakan metode desain penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi interpretif. Partisipan sebanyak lima orang dari keluarga yang pernah
menghadapi anggota keluarganya yang mengalami kejadian henti jantung. Data diperoleh melalui hasil
wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan teknik dari Van Manen. Hasil penelitian
menunjukkan terbentuknya sepuluh tema yaitu mengenali tanda yang ditunjukan, mengenali gejala
yang dikeluhkan, persepsi saat menjumpai kejadian, respon perasaan ketika menghadapi kejadian,
respon sikap ketika menghadapi kejadian, keputusan untuk penanganan, tindakan dalam memberikan
pertolongan, respon perasaan ketika mendengar informasi, respon sikap ketika mengetahui informasi
dan kebutuhan akan penanganan.
Abstract
juga meningkatnya angka harapan hidup. sebenarnya dari keluarga dalam menghadapi
Kematian akibat penyakit jantung di anggota keluarga yang mengalami kejadian henti
Indonesia menduduki urutan pertama jantung.
dikelompok permasalahan kematian penyakit
tidak menular (Pusat Data dan Informasi 2. Metode
Kemenkes RI, 2012), dalam Penilaian tingkat
kefatalan penyebab kematian (Case Fatality Rate) Penelitian ini menggunakan metode desain
di tahun 2009 dan 2010 bahwa penyakit jantung penelitian kualitatif dengan pendekatan
menjadi penyebab kematian pertama (21,85%) fenomenologi interpretif. Lokasi penelitian di
dari lima penyakit tidak menular lain. rumah tempat tinggal partisipan di empat
American Heart Association (2010), menjelaskan kelurahan wilayah kecamatan Kota Ternate
bahwa keadaan henti jantung terjadi akibat dari Tengah dan Selatan, Kota Ternate pada tahun
kehilangan darah dan oksigen di dalam otot 2014. Partisipan dipilih secara purposive sampling
jantung karena terhambatnya arteri koroner oleh yang memenuhi kriteria. Partisipan sebanyak
bekuan darah atau akibat kerja jantung dalam lima orang dari masing-masing keluarga yang
memompakan darah. Penderita saat itu akan pernah menghadapi anggota keluarganya yang
mengalami kehilangan kesadaran, pernapasan
mengalami kejadian henti jantung. Data
yang terhenti dan nadi tidak teraba. Kematian bisa
diperoleh melalui hasil wawancara mendalam
dan di analisis menggunakan teknik dari Van
terjadi jika tidak segera mendapatkan penanganan
Manen. Data didapat melalui teknik wawancara
(Mandal, 2014).
semi terstruktur bersama partisipan selama tiga
Pentingnya identifikasi awal terhadap
puluh sampai empat puluh menit. Hasil
penderita dengan kejadian henti jantung yang
wawancara kemudian dianalisis menggunakan
merupakan mata rantai penanganan henti
pendekatan hermeneutic untuk memperoleh
jantung (the chain of survival) sebelum ke rumah
tema-tema pokok.
sakit (prehospital). Identifikasi awal terhadap
penderita, adalah dengan meminta pertolongan
dan segera memberikan bantuan hidup dasar 3. Hasil dan Pembahasan
dan lanjutan di rumah sakit (Hollenberg, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
Keluarga merupakan mata rantai pertama sepuluh tema pokok yang terungkap dari
dan utama sebagai identifikasi awal anggota pengalaman keluarga dalam menghadapi
keluarga yang mengalami henti jantung di anggota keluarga yang mengalami henti jantung.
rumah yang masih perlu menjadi perhatian.
Berbagai hambatan dapat terjadi dan Mengenali tanda yang ditunjukan
mempengaruhi keluarga dalam menghadapi
anggota keluarga yang mengalami henti jantung. Keluarga dalam mengenali tanda yang
Keadaan ini kemudian mempengaruhi kondisi ditunjukan oleh anggota keluarga yang
prognosis penderita yang semakin memburuk mengalami kejadian henti jantung disampaikan
atau bahkan bisa mengakibatkan kematian. seperti kehilangan kesadaran. Kehilangan
Banyak keluarga di wilayah Jepang kesadaran yang ditunjukan seperti ungkapan
meskipun telah mengetahui langkah instruksi pernyataan dibawah ini;
penanganan dari pelayanan medis, namun “Saya ke depan rumah untuk bajual di kios
tingkat kelangsungan hidup dan gangguan sekitar lima belas menit saya punya perasaan tidak
neurologis yang ditimbulkan masih tinggi (Fujie, enak dan ketemu dorang lihat jatuh di tangga
2014). Kurangnya keluarga dalam menafsirkan, belakang tara sadar, posisi dorang diantara yang
keterlambatan penanganan segera, perasaan mau kekamar” (P1).
panik, tidak nyaman yang dirasakan saat
(Saya pergi ke depan rumah untuk jualan
menghadapi kejadian henti jantung yang dialami di toko kecil sekitar lima belas menit perasaan
anggota keluarganya (Ann-Brit, 2010). saya tidak enak waktu kebelakang melihat
Data dari Medical Record RSUD Dr. Chasan Dia terjatuh ditangga belakang tidak sadar,
Boesoirie Ternate di tahun (2012), menyebutkan posisi dia diantara pintu yang mau ke kamar).
tahun 2011 sebanyak 15 kasus kematian yang “Dong ada bilang rasa pusing lalu saya suruh
diakibatkan oleh henti jantung yang dibawa oleh tidur di tempat tidur saja, tapi tiba-tiba dorang
keluarga ke ruangan IGD. Permasalahan ini jatuh tara sadar di dapur, lalu saya dengan anak-
penting untuk diketahui lebih mendalam lagi, anak angkat ke tempat tidur”(P4).
sehingga dapat mengetahui keadaan yang (Dia menyampaikan bahwa dia merasa
pusing kemudian saya menganjurkan untuk di tangga belakang tidak sadar, saya melihat
tidur di tempat tidur saja, namun tiba-tiba dia dia punya wajah biru).
terjatuh tidak sadar didapur, kemudian saya “…lalu saya dengan anak-anak angkat ke
dan anak-anak mengangkatnya ke tempat tempat tidur, saya lihat dorang pe muka pucat
tidur). sekali sudah agak kebiruan, tangan dingin dan
berkeringat (P4).
Pernyataan partisipan di atas menunjukkan (Kemudian saya dengan anak-anak
bahwa ketika pertama kali menemukan anggota angkat ke tempat tidur, saya melihat dia
keluarga yang mengalami henti jantung itu dalam punya muka pucat sekali sudah agak
keadaan terjatuh tidak sadarkan diri. Keluarga juga kebiruan, tangan terasa dingin dan
menyampaikan bahwa dia melihat anggota berkeringat).
keluarganya yang mengalami kejadian henti
jantung sudah terbaring tidak sadar: Keluarga yang lainnya mengatakan melihat
“…karena torang belum tau waktu masuk di bibir anggota keluarga yang mengalami henti
kamar lihat dorang terbaring di tempat tidur, jantung seperti membiru dan tampak pucat;
padahal ih, dorang sudah bagaimana ini panggil- “Tapi waktu dia tidak sadar, langsung
panggil dorang sudah tara sadar” (P3). kelihatan dorang pe bibir ini biru begitu” (P2).
(Karena sebelumnya kita belum (Tetapi waktu dia tidak sadar, langsung
mengetahui dan masuk kekamarnya melihat kelihatan dia punya bibir ini seperti biru).
dia terbaring di tempat tidur, padahal ih, “Kong paitua tasono sudah deng
bagaimana keadaannya ini seraya manggorong… dong pe muka pucat dengan kuku
memanggil-manggil dia tapi sudah tidak jari tangan ini sudah kelihatan biru” (P3).
sadar). (Kemudian bapak tertidur sudah
bersamaan itu dengan suara ngorok…bapak
Pernyataan diatas menerangkan bahwa punya muka pucat dengan kuku jari tangan
awalnya partisipan belum mengetahui keadaannya ini sudah kelihatan biru).
yang terjadi karena berada di tempat lain, saat “Iya, waktu pertama dong jatuh itu langsung
masuk ke kamar tidur dari anggota keluarga yang saya lihat dorang pe muka (wajah) pucat sekali
mengalami kejadian henti jantung itu kemudian baru tara sadar” (P5).
melihat telah terbaring di tempat tidur. Keluarga (Iya, saat awal dia jatuh langsung saya
juga mengatakan bahwa telah melihat anggota melihat wajahnya pucat sekali dan juga tidak
keluarga terduduk dikursi kemudian tidak sadar).
sadarkan diri.
“Saat sudah di rumah, paitua duduk di kursi Wajah pucat merupakan keadaan yang
sofa ini, bilang ke saya bahwa dong pe uluhati sakit diakibatkan karena mulai terhambatnya sirkulasi
so naik ke dada…dong pe posisi duduk terlipat di darah dan oksigen ke daerah kepala hingga ke
kursi sudah (diperagakan) setelah tara sadar” (P2). wajah. Selain itu didapatkan juga mulut yang
(Pada saat berada dirumah, suami saya keluar busa (berbusa). Hal ini diterangkan pada
duduk di sofa ini, mengatakan ke saya bahwa ungkapan pernyataan yang disampaikan sebagai
dia punya ghulu hati terasa sakit hingga berikut;
dirasakan sampai ke dada… posisi dia sudah “Posisi maitua itu waktu saya lihat, jatuh dan
tertekuk di kursi setelah kemudian tidak dong pe gabu gabu (berbusa) segar keluar dari
sadar). mulut” (P1).
Terduduk di kursi tidak sadarkan diri yang (Posisi Ibu itu saat saya melihat, terjatuh
dikatakan oleh keluarga merupakan suatu dan mengeluarkan busa segar dari mulut).
kejadian yang dilihatnya setelah anggota “…kaget kong gosok dong pe dada dengan
keluarga yang mengalami henti jantung minyak tawon…tapi dong manggorong deng
mengeluhkan rasa sakit di daerah hulu hati dan keluar gabu-gabu (berbusa) dari mulut” (P3).
dadanya. Kejadian tidak sadarkan diri di atas (Kaget dan gosok dia punya dada dengan
diikuti dengan terlihatnya tanda tanda kebiruan minyak tawon…tapi dia ngorok dan keluar
(sianosis). busa dari mulutnya).
“…saya kebelakang ketemu dorang sudah (Saya lihat dia jatuh dari kursi, kemudian
jatuh ditangga belakang tara sadar, saya lihat tiba-tiba dia jatuh dia punya napas tidak ada
dorang pe muka biru” (P1). tapi di mulut ada keluar busa sedikit dari
(Saya kebelakang bertemu dia sudah jatuh mulut).
Busa segar yang keluar dari mulut dijelaskan bahwa setelah meraba kedua tangan
merupakan keadaan yang ditunjukan dari salah dan kaki anggota keluarga yang mengalami
satu tanda akibat karena ketidak sadaran yang henti jantung itu terasa lemas dan dingin sekali
membuat penumpukan air ludah di mulut dan tidak seperti keadaan suhu anggota tubuh
kemudian dikeluarkan. seperti biasanya.
Sesak napas juga disampaikan oleh
keluarga saat melihat; Mengenali gejala yang di keluhkan
“Saya lihat dia sesak napas, ada suara ngorok
dan baru dorang pe napas satu-satu”(P3). Nyeri hulu hati adalah gejala yang
(Saya lihat dia sesak napas, ada suara disampaikan keluarga terhadap keadaan yang di
ngorok dan juga dia punya napas terengah). keluhkan oleh anggota keluarga yang mengalami
kejadian henti jantung;
Keadaan sesak napas ini diakibatkan oleh “Sebelumnya dorang ada mengeluh kalau
terganggunya saluran pernapasan karena lidah dorang pe ulu hati terasa sakit, sebelum saya
yang terjatuh ke belakang dan juga dapat dapat dorang jatuh itu” (P1).
menimbulkan bunyi ngorok, bunyi ngorok dapat (Sebelumnya dia mengeluhkan kalau
terdengar pada orang yang mengalami hulu hatinya terasa sakit, sebelum saya
hambatan pernapasan. Kejadian ini selanjutnya menemukan dia terjatuh itu).
dapat mengakibatkan henti napas yang “…paitua mengeluh bilang ke saya bahwa
disampaikan oleh dua partisipan dibawah ini; dong pe ulu hati sakit kong so naik ka atas di
“Sempat angkat maitua pe kepala dan panggil- dada…” (P2).
panggil nama, cuma maitua air mata keluar, mata (Bapak mengeluh ke saya bahwa hulu
sudah tertutup baru saya lihat dorang pe napas su hatinya sakit dan sudah naik sampai
tarada begitu (tidak bernapas)”(P1). terasa di dada).
(Sempat angkat Ibu punya kepala dan
panggil-panggil nama, cuma Ibu punya air Nyeri hulu hati adalah nyeri yang
mata keluar, mata sudah tertutup dan saya dikeluhkan digambarkan nyerinya pada daerah
lihat dia punya napas seperti sudah tidak di antara perut dan tulang dada (hulu hati).
ada). Setelah melihat tanda dan gejala yang di
“Ada saudara juga ikut bantu saya mengatur tunjukan, kemudian memunculkan persepsi
posisi kepala diangkat supaya tara terhambat dia keluarga.
pejalan napas barang saya kira mungkin napas
tersumbat karena kelihatan tidak ada napas”(P5). Persepsi saat menjumpai kejadian
(Ada saudara yang juga ikut mambantu
saya mengatur posisi kepala diangkat supaya Persepsi yang disampaikan oleh keluarga
tidak terhambat jalan napasnya). seperti keadaan yang berbahaya dan penyakit
lain;
Tangan lemah dan dingin ini merupakan “Saya kase tau di mama, bilang torang
kalimat yang disampaikan oleh seorang bawa ke rumah sakit jua soalnya saya lihat
partisipan yang menghadapi anggota keluarga dorang pe keadaan su bahaya sekali” (P2).
yang mengalami kejadian henti jantung. (Saya memberitahukan ke Ibu,
“…baru saya angkat dorang pe tangan kaya sebaiknya bawa ke rumah sakit saja soalnya
macam so lombo, maksudnya sudah lemas (lemah)” saya melihat keadaannya sudah sangat
(P3). berbahaya).
(Baru saya angkat tangannya seperti telah “Saya berpikir hanya tidur saja biasa, cuma
lemah, maksudnya sudah lemas). manggorong dan mulut keluar busa itu yang
“…saya pegang dorang pe tangan lalu saya biking saya curiga kalau dorang pe keadaan
rasa seperti dingin sekali, lalu saya raba dorang pe tidak baik, berbahaya begitu”(P3).
kaki dan tangan (ekstermitas) itu dingin sekali dan (Saya berpikir mungkin tidur biasa,
berkeringat” (P4). hanya suara ngorok dan mulutnya yang
(Saya pegang tangannya dan saya merasa keluar busa itu yang membuat saya curiga
seperti dingin sekali, kemudian saya meraba bahwa keadaan dia tidak baik, berbahaya).
kaki dan tangannya itu dingin sekali dan “Saya pikir cuma pingsan biasa saja…tapi
berkeringat). lama-lama dorang pe tangan dingin sekali muka
so pucat agak biru, wah bahaya ini. Hari itu
Penjelasan yang diungkapkan di atas saya tara tunggu lama, langsung bawa ke
rumah
masalah yang terjadi. Semua keputusan yang sakit parah, keluarga mengharapkan dan
dilakukan oleh partisipan lebih kearah mencari bergantung kepada professional kesehatan
pelayanan kesehatan dengan membawa anggota dalam mengatasi penyakit. Selama tahap respon
keluarga yang mengalami henti jantung ke akut, keluarga harus menyesuaikan diri dengan
rumah sakit. penyakit, diagnosa, pengobatan atau bahkan
Seseorang yang berperan dan tanggung keadaan kritis anggota keluarganya yang sakit.
jawab dalam keluarga pada keadaan itu akan Penyakit yang serius atau mengancam jiwa dapat
memberikan keputusannya dalam mengatasi mengakibatkan krisis keluarga. Krisis keluarga
permasalahan. Keadaan di atas ditegaskan oleh yang terjadi karena mengalami masa
Paivi (2004), yang mengatakan bahwa keputusan ketidakteraturan sebagai respon terhadap
dipengaruhi oleh kekuatan fungsi keluarga, stressor kesehatan yang dialami keluarganya.
dukungan fungsi akan berpengaruh pada Stress yang dialami oleh keluarga akan sama
perhatian terhadap gejala penyakit yang terjadi atau bahkan lebih besar dirasakan dibanding
dalam kehidupan sehari-hari. oleh anggota keluarganya yang menderita
Menurut Anderson dalam Smith, (2003), penyakit akut itu (Murray, 2000).
menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor yang Respon keluarga secara spontan akan
sangat mempengaruhi seseorang dalam memilih ditunjukan ketika mengetahui keadaan anggota
pemanfaatan pelayanan kesehatan sebagai suatu keluarga mengalami masalah yang berbahaya.
keputusan yang dapat mengatasi masalah Kejadian henti jantung yang berlangsung cepat
kesehatannya yaitu faktor predisposisi juga akan mempengaruhi respon emosional dan
(predisposing factor), faktor pemungkin (enabling sikap yang ditunjukan dalam menerima
faktor) dan suatu kebutuhan (need). Melihat kenyataan yang sedang terjadi (Azwar, 2012).
keadaan permasalahan kesehatan anggota Kebutuhan keluarga akan penanganan
keluarga yang serius dan membahayakan terkait dengan upaya menangani masalah henti
jiwanya, maka partisipan yang saat itu sebagai jantung yang terjadi di lingkungan keluarga,
keluarga yang memiliki peran menghadapinya disampaikan dan dirasakan oleh partisipan
akan menganggap perlu untuk segera sangat perlu dan diharapkan. Kebutuhan ini
membutuhkan pelayanan kesehatan. disampaikan ketika telah menilai semua aspek
Tindakan keluarga dalam menolong anggota yang menjadi kekurangan saat menghadapi
keluarga yang mengalami henti jantung yang anggota keluarganya yang mengalami kejadian
diketahui dari partisipan penelitian ini seperti henti jantung. Kebutuhan yang diharapkan oleh
menggosok dengan minyak gosok, memberikan partisipan seperti memperoleh pengetahuan
posisi yang nyaman dan melonggarkan pakaian. serta ketersediaan sarana untuk menangani
Tindakan ini merupakan upaya keluarga dalam kejadian henti jantung di lingkungan keluarga.
menolong anggota keluarga yang mengalami Hasil riset yang dilakukan oleh Fujie (2013),
kejadian henti jantung. Tindakan ini dilakukan oleh mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang
partisipan secara spontan sesuai dengan apa yang penanganan awal dan resusitasi oleh keluarga
diketahuinya dan dengan melihat posisi maupun masih dirasakan kurang dan keadaan ini
keadaan anggota keluarga yang mengalami henti kemudian akan mempengaruhi kelangsungan
jantung. hidup pada kejadian henti jantung di lingkungan
Notoatmojo (2012) menjelaskan bahwa keluarga akan lebih kecil. Upaya untuk
ketika muncul suatu permasalahan kesehatan meningkatkan kelangsungan hidup dari kejadian
yang terjadi dalam lingkungan keluarga, seperti henti jantung di lingkungan keluarga harus
biasanya keluarga akan memberikan mencakup peningkatan pengetahuan dan
pertolongan awal sesuai dengan pengalaman kemampuan melakukan bantuan hidup oleh
dan yang diketahuinya saat itu. Namun setelah keluarga (Goh, 2013). Kebutuhan akan
penanganan yang diberikan kemudian tidak ketersediaan sarana untuk menangani kejadian
dapat memperbaiki kondisi kesehatan penderita henti jantung di lingkungan keluarga
kearah pemulihan atau bahkan lebih menjadi diungkapkan oleh partisipan dalam penelitian
keadaan yang lebih serius, maka barulah ini antara lain kendaraan dan sarana komunikasi
memikirkan segera untuk mencari penanganan (telepon).
lain. Berbagai hambatan terkait dengan
Ketika keluarga telah memutuskan untuk kebutuhan sarana dapat mempengaruhinya
menerima penanganan pelayanan kesehatan seperti lamanya dibawa ke rumah sakit, lama
kepada anggota keluarganya yang menderita waktu kejadian, fasilitas sarana dan lamanya
dalam mencari bantuan. Untuk itu kebutuhan ketika menghadapi suatu keadaan yang
akan kendaraan khusus (ambulans) kemudian dianggap berbahaya. Perlunya pemahaman
menjadi kebutuhan yang di anggap penting tentang arti pentingnya membantu anggota
dalam upaya menangani kejadian henti jantung keluarga yang mengalami henti jantung saat itu
dirumah. sehingga keluarga dalam menghadapinya
Riset oleh Lerner (2008) mengatakan bahwa dengan keadaan tenang dan dapat menangani
untuk dapat meningkatkan penanganan segera dengan cepat dan tepat.
melalui hubungan cepat dengan orang yang Keputusan keluarga untuk penanganan
menemukan kejadian henti jantung di lapangan, dengan memilih untuk mencari pelayanan
untuk itu membutuhkan sarana komunikasi dan kesehatan dan alternatif lain, menunjukkan
transportasi yang baik. Hal lain yang dikatakan bahwa keluarga masih berpikir bahwa masalah
oleh Akahane (2012) tentang perlunya kesiapan ini harus secepatnya dibawa ke rumah sakit.
petugas dilapangan. Orang yang menemukan Tindakan keluarga dalam memberikan
kejadian henti jantung dirumah bisa saja tidak pertolongan dilakukan masih sesuai dengan
mampu melakukan bantuan hidup dasar karena pemahaman dan kebiasaannya. Tindakan ini
faktor usia, pemahaman maupun masih belum sesuai dalam memberikan
kekhawatirannya, dengan demikian kebutuhan penanganan kepada permasalahan henti jantung.
akan kesiapan petugas juga merupakan hal yang Respon perasaan ketika mengetahui informasi
sangat penting. dari petugas kesehatan yang menangani
Kurangnya tindakan keluarga yang diberikan digambarkan dengan perasaan kaget karena
kepada anggota keluarga yang mengalami henti merasa kejadian itu terasa cepat.
jantung sejak awal menemukan kejadian dan sesuai Kebutuhan yang di rasakan perlu dari
dengan prosedur penanganan bagi masyarakat keluarga dalam menghadapi kejadian henti
awam, hal ini jelas menunjukkan bahwa perlunya jantung yang merupakan suatu harapan.
pemantapan lebih lanjut oleh instansi Keluarga menilai kejadian yang terjadi akan
penyelenggara kesehatan terkait tingkat daerah dapat ditangani apabila ditunjang oleh
khususnya guna memberikan pelatihan yang tepat. kebutuhan yang dirasakan perlu.
Penekanan dalam pelatihan lebih pada Masukan kepada Instansi pelayanan
kemampuan keluarga dalam mendeteksi awal kesehatan terkait khususnya Dinas Kesehatan
kejadian dan bantuan hidup dasar (Early detection Daerah Kota Ternate adalah dengan peningkatan
and Basic life support) yang lebih intensif. Banyak kualitas dan kuantitas pendidikan kesehatan
bukti riset menunjukkan bahwa dalam penanganan kepada masyarakat terutama kepada keluarga
awal penderita yang mengalami henti jantung di yang beresiko, Aktifkan Sistem Pelayanan Gawat
luar rumah sakit dengan baik telah meningkatkan Darurat pada pusat pelayanan Rumah Sakit.
kondisi penderita untuk dapat bertahan hidup.
5. Daftar Pustaka