Anda di halaman 1dari 8

PRE PLANNING PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SOSIALISASI :
DI RUANG MADRIM RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa

Pembimbing Akademik :
Ns. Diyan Yuli Wijayanti, M.Kep
Pembimbing Klinik :
Anita Mayasari, S.Kp,

Oleh :
1. Budi Utomo
2. Eliana Sari
3. Fachrudin AR

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXX


DEPARTEMEN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
PRE PLANNING PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SOSIALISASI

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Isolasi sosial adalah seseorang yang tidak mampu dalam berinteraksi
dengan orang sekitar (Muhith, 2015). Hal ini merupakan gangguan dalam
berhubungan yang merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang
mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain
dan lingkungan (Dalami, 2009). Menurut Depkes RI penarikan diri atau
withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian
maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat
bersifat sementara atau menetap. Pasien dengan isolasi sosial mengalami
gangguan dalam berinteraksi dan mengalami perilaku tidak ingin
berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, dan
menghindar dari orang lain.
Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2013 jumlah penderita
gangguan jiwa di Indonesia lebih dari 28 juta orang dengan kategori
gangguan jiwa ringan 14,3% dan 17% atau 1000 orang menderita
gangguan jiwa berat. Dibanding rasio dunia yang hanya satu permil,
masyarakat Indonesia yang telah mengalami gangguan jiwa ringan sampai
berat telah mencapai 18,5% (Depkes RI, 2009).
Pasien pada umumnya merasa ada sesuatu yang mengancam dirinya
sehingga dia mengalami ketidakmampuan berinteraksi dengan orang lain
dengan cara menarik dirinya sendiri dari lingkungan sosial. Pembatasan
diri yang dilakukan pasien tidak hanya pada sosial tetapi juga kehidupan
emosionalnya. Cara untuk mengatasi masalah gangguan interaksi pada
pasien gangguan jiwa khususnya pasien isolasi sosial dapat dilakukan
upaya – upaya tindakan keperawatan bertujuan untuk melatih klien
melakukan interaksi sosial sehingga klien merasa nyaman ketika
berhubungan dengan orang lain. Salah satu tindakan keperawatan tersebut
yaitu dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) sosialisasi. Kegiatan
sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien dalam
melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang
lain, mengekspresikan ide dan tukar persepsi dan menerima stimulus
eksternal yang berasal dari lingkungan.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan klien mampu dan mengetahui cara berkenalan dengan
orang lain
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 60 menit, diharapkan
klien mampu :
1) Klien mengetahui cara berkenalan dengan orang lain
2) Klien mampu mengetahui manfaat berkenalan dengan orang lain
3) Klien mampu mendemonstrasikan cara berkenalan

B. RANCANGAN KEGIATAN
1. Tempat : Ruang 12 (Madrim) RSJD DR. Aminogondo Hutomo,
Semarang
2. Hari/tanggal : Rabu, 22 November 2017
3. Waktu : 08.30 wib
4. Sasaran : Klien isolasi sosial
5. Jumlah klien : 5 orang
6. Setting tempat :
Keterangan :
: Pasien
: Leader
: Observer
: Fasilitator

7. Pembagian Tugas
a. Leader : Putri Melania P.
b. Fasilitator : Isna Intan J
Nindy Kartika D.
c. Observer : Noor Aliyatur R.
d. Tugas :
1) Peran Leader
a) Memimpin jalannya kegiatan
b) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah
dilakukan
f) Memberi reinforcement positif pada klien
g) Menyimpulkan kegiatan
h) Bersama leader menjadi contoh kegiatan
2) Peran Observer
a) Mengobservasi jalannya acara
b) Mencatat jumlah klien yang hadir
c) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung
d) Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan klien
e) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas kelompok
f) Membuat laporan hasil kegiatan
3) Peran Fasilitator
a) Mamfasilitasi jalannya kegiatan
b) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari
dalam / luar kelompok Perilaku yang diharapkan dari
kelompok
e) Klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
f) Klien dapat ikut serta dalam seluruh kegiatan TAK

C. ALAT / MEDIA
Speaker

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Orientasi
- Persiapan
a. Memilih klien isolasi sosial yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak waktu dengan klien sebelum pelaksanaan
TAKs.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
- Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai tanda
pengenal).
3) Menanyakan nama dan panggilan klien.
b. Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan masalah yang dirasakan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu untuk berinteraksi dengan
pasien lain dan membangun komunikasi serta kerjasama dalam
kelompok
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut:
a) Bagikan gambar yang telah disiapkan secara acak kepada
seluruh peserta
b) Hidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan
arah jarum jam
c) Pada saat musik dimatikan, angota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk bertanya tentang
kehidupan pribadi kepada peserta yang memiliki gambar
yang sama dengan peserta dengan cara: memberi salam,
memanggil nama panggilan, menanyakan kehidupan
pribadi (orang terdekat/dipercayai, pekerjaan, dimulai dari
terapis sebagai contoh.
d) Ulangi b dan c semua anggota kelompok mendapat giliran
e) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan
2. Kerja
Tahap Waktu Kegiatan
Orientasi 10 menit - Mengucapkan salam
- Perkenalan terapis dan peserta TAKs
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menanyakan masalah yang dirasakan
saat ini
- Menjelaskan tujuan kegiatan.
- Menjelaskan aturan main dalam TAKs.
Kerja 35 menit - Melingkar untuk seluruh peserta TAKs
Terminasi 15 menit - Menanyakan perasaan klien setelah
melakukan TAKs.
- Memberikan reinforcement positif
terhadap perilaku klien yang positif.
- Mereview ulang permainan yang telah
dilakukan
- Melakukan kontrak waktu yang akan
datang untuk TAKs selanjutnya

3. Terminasi
a. Evaluasi respon subjektif
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah melakukan TAKs
b. Evaluasi respon objektif
1) Klien kooperatif
2) Klien aktif berdiskusi
3) Terapis mengevaluasi kembali kepada klien mengenai cara
berkenalan dengan orang lain
c. Tindak lanjut
1) Menganjurkan pada klien untuk menggunakan cara berinteraksi
dengan orang lain
2) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien
d. Kontrak waktu yang akan datang
1) Menyepakati kontrak waktu baru yang akan datang
2) Menyepakati tempat TAKs yang berikutnya
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, E. 2009. Asuhan Keperwatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Jakarta :
Trans Info Media.
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa : Ter]ori dan Aplikasi.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
Wiastuti, Arni. 2011. Pengaruh Terapi Atktivitas Kelompok Sosialisasi terhadap
Kemampuan Sosialisasi Pasien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Ghrasia
Provinsi DIY. Yogyakarta : Stikes Aisyiyah.

Anda mungkin juga menyukai