Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

MEMBUAT KERAJINAN DARI MANIK-MANIK PADA PASIEN


DENGAN HALUSINASI DI RUANG ARIMBI
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

Disusun oleh :
Riska Yuanita Pratiwi (P1337420923117)
Nuurafiqa Nabilla Mukti P (P1337420923121)
Dinna Rahmanita Kurniati (P1337420923196)
Ika Suciatmi (P1337420923251)
Hendra (P1337420923252)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2024
A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) membuat kerajinan tangan dari manik-manik.

B. Latar Belakang
Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika
seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta
dapat menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain. Menurut Undang-undang No.18 Tahun 2014
kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya (Bangu dkk, 2023).
Kesehatan mental merupakan suatu kondisi sejahtera, dimana individu menyadari
akan kemampuannya dalam mengatasi masalah, tekanan dan dapat bekerja secara
produktif sehingga dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat (Musta’in et al.,
2021). Pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa menyatakan bahwa gangguan
jiwa adalah kondisi dimana proses fisiologis tidak berfungsi dengan baik sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari. Orang awam sering menyebut gangguan ini dengan
gangguan mental dimana keadaan yang mudah ditentukan penyebabnya dan banyak
faktor yang mempengaruhinya. Orang dengan gangguan jiwa akan menunjukkan
pikiran, emosi, dan perilaku yang bertentangan dengan budaya yang ada di lingkungan
setempat (Safitri, 2020).
Orang dengan gangguan jiwa yang disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk
sekumpulan gejala dan/ atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagian
manusia (Ruswadi, 2021).
Terapi yang dapat diberikan pada pasien gangguan jiwa yaitu terapi farmakologis
dan non farmakologis. Terapi non farmakologis pada pasien gangguan jiwa meliputi
terapi keluarga, terapi kelompok, terapi aktivitas, terapi kognitif, terapi lingkungan dan
satunya dengan terapi okupasi. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
yang dapat dengan mudah diterapkan. Salah satunya membuat kerajinan gelang dan
kalung dari manik manik. Dibuktikan bahwa terapi aktivitas kelompok lebih mudah
diterapkan serta dapat mengisi waktu luang pasien (Oktavianthi, Novianthi, Tobing,
2020).
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori merupakan terapi yang diberikan dengan
menstimulus semua panca indra pada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku dan
memberikan respon yang adekuat (Keliat, 2012). Terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori merupakan aktivitas yang digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori
pasien, kemudian diobservasi reaksi sensori pasien berupa ekspresi emosi atau perasaan
melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas
penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal
maupun eksternal (Purwaningsih, 2009). Beberapa aspek dari klien yang harus
diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah :
1. Aspek emosi (Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai,
tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan
cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain)
2. Aspek intelektual (Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya
klien menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat)
3. Aspek sosial (Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat,
klien mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi
minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain)
Dalam pelaksanaannya diikuti dengan membuat kerajinan dari manik-manik berupa
gelang dan kalung yang melatih konsentrasi kelompok untuk tetap fokus dalam meronce
manik-manik. Peserta kelompok harus bergerak aktif mengikuti arahan dari petugas
dalam memberikan petunjuk membuat kerajinan dari manik-manik. Kebersamaan ketika
meronce manik-manik, memilih kreasi sesuai yang diminati dapat meningkatkan
kreatifitas dan interaksi antara anggota kelompok.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
a. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat.
b. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.
2. Tujuan Khusus :
a. Dapat melatih fokus dan konsentrasi klien ketika mengikuti kegiatan
b. Melatih klien bergerak cepat dan tanggap terhadap situasi yang dialami
c. Melatih klien saling mengenal dan lebih dekat
d. Klien dapat menyebutkan kerajinan yang dibuatnya
e. Klien dapat mempersepsikan/menceritakan kerajinan yang dibuatnya
f. Klien dapat memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain.
D. Seleksi Klien
Klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan
masalah perubahan persepsi sensori halusinasi. Karakteristik klien yaitu dengan gangguan
persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai menarik diri dan realita, inisiatif atau ide-
ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif, dan bersedia
mengikuti kegiatan.

E. Jadwal Kegiatan
1. Tempat Pelaksanaan : Ruang TAK Arimbi RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Semarang
2. Lama Pelaksanaan : 60 menit
3. Waktu Pelaksanaan : Kamis, 14 Maret 2024 pukul 09.00 - 10.00 WIB

F. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Simulasi
3. Menyusun Kerajinan

G. Media dan Alat


1. Meja, Kursi
2. Contoh kerajinan manik-manik
3. Manik-manik
4. Tali pengikat untuk meronce manik-manik

H. Pengorganisasian
1. Leader
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan
c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e. Meminta tanggapan dari klien atas kegiatan yang telah dilakukan
f. Memberi reaksi positif pada klien

2. Co leader
a. Membantu tugas leader
b. Mengingatkan leader tentang kegiatan
c. Bersama leader menjadi contoh kegiatan
d. Memberi reaksi positif pada klien

3. Fasilitator
a. Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien sebagai anggota
kelompok
b. Membantu mempersiapkan klien dan sarana yang menunjang ketika kegiatan
kelompok berlangsung
c. Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap aktif dalam melaksanakan terapi
aktifitas kelompok.

I. Setting Tempat
P P
L

P
CO MEJA
P
F P P

Keterangan : Susunan perawat yang berpartisipasi


L : leader a. Leader : Ika Suciatmi
CO : co-leader b. Co-leader : Hendra
F Fasilitator c. Fasilitator : Dinna Rahmanita K.
P : pasien Riska Yuanita Pratiwi
Nuurafiqa Nabilla Mukti P
J. Langkah Kegiatan TAK
1. Persiapan
a. Melakukan kontrak sebelumnya
b. Menyiapkan pasien
c. Menyiapkan tempat kegiatan
d. Menyiapkan media dan alat yang dibutuhkan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri, tugas, dan peran
3) Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
4) Menjelaskan tujuan umum TAK
b. Evaluasi atau validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang di rasakan
c. Kontrak
1) Topik kegiatan TAK : membuat kerajinan dari manik-manik
2) Waktu : 60 menit
3) Tempat : Ruang TAK Arimbi
4) Menjelaskan tujuan khusus TAK
5) Menjelaskan peraturan TAK :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada co Leader
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Klien dipersilahkan untuk minum dan ke kamar mandi sebelum TAK
dimulai
d) Dilarang bicara sendiri atau mengobrol selama TAK
e) Mendengarkan pendapat orang lain
f) Diharapkan tetap fokus dan konsentrasi

3. Tahap Kerja
a. Mempersiapkan alat dan media yang dibutuhkan
b. Menata kursi kurang dari jumlah peserta yang mengikuti kegiatan
c. Menyiapkan manik-manik yang akan digunakan untuk membuat kerajinan
d. Membagikan manik-manik yang sudah disiapkan
e. Membagikan tali/pengait untuk meronce manik-manik
f. Memberikan contoh hasil karya kerajinan dari manik-manik
g. Mengajarkan cara membuat kerajinan dari manik-manik
h. Klien mempraktekkan membuat manik-manik sesuai arahan dari petugas
i. Klien bisa menyelesaikan kerajinan dari manik-manik
j. Klien menceritakan hasil karya kerajinan dari manik-manik
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan membuat kerajinan dari
manik-manik dan mendiskusikan pada orang lain
2) Memasukkan kegiatan TAK membuat kerajinan dari manik-manik sebagai
jadwal harian
c. Kontrak
1) Menyepakati TAK yang akan datang
2) Menyepakati waktu dan tempat

5. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung, khusus nya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
b. Evaluasi Hasil
1) Apakah peserta mengikuti jalannya TAK secara berurutan?
2) Apakah perilaku peserta sesuai yang diharapkan?
3) Apakah klien mampu membuat kerajinan dari manik-manik?
4) Apakah klien mampu memberikan pendapat tentang hasil karyanya?
5) Apakah klien mampu menanggapi pendapat klien lainnya?

LEMBAR PENILAIAN
Nama Klien
Aspek yang dinilai

Mengikuti kegiatan
sampai selesai
Perilaku peserta sesuai
yang diharapkan?
Mampu membuat
kerajinan dari manik-
manik?
Memberikan pendapat
tentang hasil karyanya
Memberi tanggapan
terhadap pendapat klien
Jumlah

Petunjuk penilaian :
a. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
b. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (V) jika ditemukan
pada klien atau (X) jika tidak ditemukan.

6. Antisipasi Masalah
a. Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan
memberikan motivasi oleh fasilitator
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan
alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar klien kembali
mengikuti permainan

7. Dokumentasi
Dokumentasikanlah kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh catatan : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
(melihat manik-manik), klien tidak mampu mengekpresikan dan memberi tanggapan,
namun mengikuti kegiatan sampai selesai.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No 18 tahun 2014.Kesehatan Jiwa. Jakarta ;2014
Anna Keliat, B. (2014) Terapi Aktivitas Kelompok. Edited by B. Angelina. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Azizah, Lilik M. Dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa: Teori dan Aplikasi
Praktik Klinik. Jogjakarta: Indomedika Pustaka
Agustyani, E. W., Wahyudi, H., & Suwandi, C. (2020). Pengaruh Terapi Okupasi Aktivitas
Waktu Luang Terhadap Perubahan Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Jiwa. Jurnal
Sabhanga, 2(2), 1-8.
Asyari, K., & Harahap, L. (2022). Rehabilitasi Psikososial Pada Pasien Gangguan Jiwa Di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta (Doctoral dissertation, UIN Surakarta).
Bangu, dkk. 2023. Keperawatan dan Kesehatan Jiwa. Tahta Media Group
Gemini, S., Natalia, R., & Ners, M. P. (2022). Art Therapy sebagai Upaya Mengatasi
Kesepian pada Lansia di Panti Wreda Budi Sosial Kota Batam. Journal of Community
Dedication, 2(2), 82-87.
Kotijah, S. (2021). Terapi Okupasi Sebagai Upaya Peningkatan Kemandirian Dan
Pengetahuan Pasien ODGJ Di Rumah Singgah Al-Hidayah: Occupational Therapy As
An Effort To Increase The Independence And Knowledge Of People With Mental
Disorders At Al-Hidayah Halfway House. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan,
7(3), 23-26.
Maulana, I., Hernawati, T., & Shalahuddin, I. (2021, Februari). Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Terhadap Penuruanan Tingkat Halusinasi pada Pasien Skizofrenia :
Literature Review. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, 9(1), 153-160.
Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa. Kemenkes RI: PPSDMK & BPPSD.
Putri, S. N. (2023). Implementasi Psikoterapi Terhadap Warga Binaan Sosial Di PSBL
Harapan Sentosa 1 Cengkareng: Psikoterapi. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
Humanitas, 5(II).
Ruswadi, Indra. 2021. Keperawatan Jiwa. Panduan Praktis Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Adab.
Umami, U. R. (2020). Positive activity untuk meningkatkan kepercayaan diri pada pasien
skizofrenia. Procedia: Studi Kasus dan Intervensi Psikologi, 7(1), 13-24.
Yusuf, A. H. Dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

HASIL PELAKSANAAN
TAK : MEMBUAT KERAJINAN DARI MANIK-MANIK

A. Struktur Kelompok
Leader : Ika Suciatmi
Co-Leader : Hendra
Fasilitator : Dinna Rahmanita K.
Riska Yuanita Pratiwi
Nuurafiqa Nabilla Mukti P
Klien :

B. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Terapi aktivitas kelompok membuat kerajinan tangan dari manik-manik
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2024 pukul 09.00 s.d 10.00 WIB
di ruang Arimbi RSJD Dr. Amino Gondohutomo.
b. Sasaran terapi aktivitas kelompok adalah klien dengan masalah keperawatan
perubahan persepsi sensori halusinasi.
c. Media yang digunakan adalah meja, kursi, manik-manik, tali/pengait manik-
manik.
d. Sebelum pelaksanaan mahasiswa melakukan beberapa persiapan yaitu :
a) Pembuatan proposal yang disetujui oleh pembimbing klinis.
b) Pengorganisasian dan pembagian tugas sesuai dengan proposal.
c) Persiapan fasilitas yang akan digunakan berupa meja, kursi, manik-manik,
tali/pengait manik-manik.
d) Melakukan setting dan alur kegiatan dengan melakukan kontrak waktu,
menjelaskan tujuan kegiatan, mendapatkan izin, melakukan pembukaan dan
perkenalan, melakukan isi kegiatan dan melakukan terminasi.
2. Evaluasi proses
a. Peserta kegiatan terapi bermain berjumlah ...... orang yaitu ...............................
b. Setelah leader mengatakan permainan dimulai, fasilitator mulai memainkan
musik, setelah itu semua perserta berputar mengitari kursi sampai musik berhenti
c. Setelah musik berhenti, ada 2 peserta yang tidak mendapatkan kursi. Leader dan
co-leader mengajak 2 peserta tersebut yaitu Tn. W dan Tn. A untuk
memperkendalkan diri terlebih dahulu, kemudian memilih gambar yang disukai
sesuai dengan pengalamannya (pasien sedikit menunjukkan ketertertarikan)
d. Tn. A memilih gambar orang sedang bermain bola, Tn. A mengatakan ia
menyukai sepak bola, ia sangat menyukai tim Arema. Dan Tn. A mengatakan
jika nama fans dari Arema disebut Aremania. Sedangkan Tn. W memilih gambar
orang sedang menyanyi, ia mengatakan menyukai seni. Setelah Tn. A dan Tn. W
memberikan pendapatnya, leader mengajak semua orang yang ada diruangan
untuk memberikan pujian dan tepuk tangan kepada Tn. A dan Tn. W
e. Setelah itu permainan berlanjut, musik dimainkan kembali dengan peserta yang
tersisa ada 4 orang dengan 3 kursi yang tersedia. Tn. A dan Tn. W tidak
diikutsertakan dalam permainan karena sebelumnya sudah tereliminasi dalam
perebutan kursi, dan dipersilahkan untuk duduk di kursi yang masih tersedia
lainnya.
f. Saat musik diberhentikan kembali, Tn. M tidak mendapatkan kursi, kemudian
leader dan co leader mengajak Tn. M untuk berkenalan dan memilih gambar apa
yang disukai. Tn, M memilih gambar orang sedang menyanyi, dan kebetulan
gambar tersebut adalah idolanya yaitu Rhoma Irama, dan ia meminta untuk
menyanyi sedikit lagu dari idolanya tersebut. Leader memperbolehkan Tn. M
untuk menyanyikan sebuah lagu yang berjudul darah muda sesuai permintaan
Tn. M. Dan peserta yang ada diruangan ikut bernyanyi semua. Setelah sesi Tn.
M selesai, leader mengajak semua orang yang ada diruangan untuk memberikan
tepuk tangan kepada Tn. M
g. Permainan masih berlanjut, dengan peserta yang tersisa adalah 3 orang dengan 2
kursi yang tersedia. Tn. M duduk bersebelahan dengan Tn. A, dan Tn. W yang
sudah tereliminasi diawal.
h. Leader mengajak peserta untuk lebih bersemangat lagi, karena kursi yang
tersedia sudah mulai berkurang. Kemudian leader meminta fasilitator untuk
memainkan musik kembali.
i. Peserta selanjutnya yang tidak mendapat kursi adalah Tn. H. Tn. H dapat
memperkenalkan dirinya sendiri dan alamat rumahnya, namun saat ditanya
gambar apa yang disukai, Tn. H sedikit bingung untuk menjelaskan, namun
leader dan co leader memotivasi Tn. H untuk dapat menyelesaikan apa yang
sedang dijelaskan Tn. H kemudian sesi Tn. H ditutup dengan tepuk tangan dari
peserta yang ada diruangan.
j. Menjelang permainan berakhir, peserta yang tersisa adalah 2 orang dan 1 kursi
yang tersedia. Peserta yang tersisa adalah Tn. N dan Tn. S
k. Fasilitator memainkan musik kembali dengan durasi yang sedikit lebih lama dari
sebelumnya agar peserta dapat fokus dan juga dapat suasana yang sedikit
menegangkan.
l. Setelah musik diberhentikan, peserta yang tidak mendapat kursi adalah Tn. N.
Setelah Tn. N memperkenalkan namanya, ia memilih gambar berupa gambar
tanah suci. Ia mengatakan senang jika melihat gambar mekah, dan bermimpi
untuk pergi kesana. Pendapat Tn. N ditanggapi oleh Tn. M yang mana Tn. M
juga menyukai beribadah, apalagi jika ke mekah. Sesi Tn. N ditutup dengan
tepuk tangan dari peserta yang ada diruangan.
m. Diakhir permainan, peserta yang tersisa adalah Tn. S, leader dan co leader juga
mengajak Tn. S untuk berkenalan dan memilih gambar apa yang ia sukai.
Setelah Tn. S berkenalan, Tn. S memilih gambar buah-buahan, ia mengatakan
sangat menyukai buah yang lunak seperti durian, melon, dan pepaya. Sesi Tn. S
ditutup dengan tepuk tangan dari peserta yang ada diruangan.
n. Setelah semua pasien memberikan pendapatnya masing-masing, leader, co-
leader, serta fasilitator memberikan pujian yang positif pada masing-masing
pasien.
o. Sebelum menutup kegiatan ini, pasien mengatakan perasaanya jika mereka
senang berbincang bersama dan menceritakan pengalamannya masing-masing
p. Terapi aktivitas kelompok berlangsung selama 30 menit

HASIL LEMBAR PENILAIAN


Nama Klien
Aspek yang dinilai Tn. Tn. A Tn. S Tn. Tn. W Tn. H
M N
Mengikuti kegiatan sampai selesai √ √ √ √ √ √
Menyebutkan gambar apa yang telah dipilih √ √ √ √ √ √
Memberi pendapat tentang gambar √ √ √ √ √ √
Memberi tanggapan terhadap pendapat klien √ x √ √ x x
Jumlah 4 3 4 4 3 3

Kesimpulan :
Secara keseluruhan, 6 pasien mengikuti TAK dari awal sampai akhir kegiatan, dengan hasil
seperti yang tertera pada ditabel atas. Selain itu hasil juga menunjukkan bahwa sebagian besar
pasien mampu melakukan tindakan dengan baik, sesuai dengan target – target yang sudah
ditentukan pada tabel diatas. Tingkat keberhasilan dalam kegiatan TAK ini adalah 87,5%

3. Kendala yang dihadapi


a. Saat awal pelaksanaan, suasana kurang kondusif karena terlalu banyak distraksi,
seperti panggilan visit dari dokter untuk pasien, banyak mahasiswa yang ada
diruangan ± 17 mahasiswa didalam ruang TAK, dan belum termasuk peserta
yang mengikuti permainan, serta ada panggilan pasien untuk mengantar ECT,
yang membuat peserta TAK belum bisa fokus pada TAK.
b. Saat pelaksanaan, Tn. S sempat meninggalkan ruang tanpa mengatakan apa-apa,
namun kembali lagi, dan saat ditanya ia menjawab barusan kencing

Anda mungkin juga menyukai