Oleh :
Kelompok 7
Dio Rifky Cahyandi 2350321069
Regina Aprilia Setiyani 2350321111
Tiara Rahma Putri 2350321086
Siti Aisah 2350321002
Zeni Gustiana 2350321139
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga proposal
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Persepsi Umum ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu S.Kep., Ners., M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.J, bapak Khrisna Wisnusakti, S.Kep., Ners. M.Kep dan bapak Yudi, S.Kep.,Ners
yang telah memberikan bimbingan kepada kami. Kami menyadari bahwa proposal ini belum
sempurna, maka dengan kerendahan hati kami mohon kepada para pembaca untuk
memberikan kitik dan saran yang sifatnya membangun agar kedepannya bisa lebih baik.
Harapan kami semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Kelompok 7
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan seseorang yang mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan diri pada lingkungan serta berintegrasi dan berinteraksi dengan baik, tepat
dan bahagia (Yusuf. dkk, 2015). Sedangkan gangguan jiwa menurut (Keliat dkk, 2015)
merupakan sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berkaitan
langsung dengan distress (penderitaan) dan menimbulkan disabilitas langsung pada satu
atau lebih fungsi kehidupan. Berdasarkan penelitian Wibowo & Hartoyo (2012), di RSJD
Dr. Amino Gondohutomo, ada pengaruh yang signifikan antara terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi terhadap kemampuan mengontrol, kemampuan mengenal dan
mengontrol perilaku kekerasan Terapi aktivitas kelompok adalah psikoterapi yang
dilakukan pada sekelompok klien secara bersama-sama yang dilakukan sejalan dengan
terapi modalitas lain. Waktu yang dibutuhkan 45-60 menit untuk kegiatan dalam
perawatan, 60-90 menit kegiatan diluar lingkungan perawatan. Dalam satu hari dilakukan
1-3 sesi pertemuan sesuai dengan persiapan klien dan perawat.
Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok penderita
bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh
terapis/petugas kesehatan yang telah dilatih. Terapi aktivitas kelompok itu sendiri
mempermudah psikoterapi dengan sejumlah pasien dalam waktu yang sama. Manfaat
terapi aktivitas kelompok yaitu agar pasien dapat belajar kembali bagaimana cara
bersosialisasi dengan orang lain. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan
memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain sehingga pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain.
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku seseorang yang menunjukkan bahwa ia
dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain atau lingkungan, baik secara fisik,
emosional, seksual, dan verbal (NANDA, 2016). Risiko perilaku kekerasan terbagi
menjadi dua, yaitu risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri (risk for self-directed
violence) dan risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain (risk for other-directed
violence).
TAK stimulasi persepsi diberikan agar diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dpat adaptif. Sehingga kemampuan persepsi klien pada tahap ini dievaluasi dan
ditingkatkan tiap sesinya. Pasien resiko perilaku kekerasan mempunyai sifat
menunjukkan emosi dan berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara social.
Terapi aktivitas kelompok yang diberikan setiap perawat adalah salah satu terapi yang
baik yang dapat diintervensikan kepada pasien resiko perilaku kekerasan. (Jek., A.,P. &
Bijaksana., L. 2020). Terapi ini tidak akan bisa berjalan dengan baik, jika tanpa peran
perawat yang mendasarinya. Kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki seorang perawat
mejadi titik keberhasilan dalam pelaksanaan TAK stimulasi persepsi terutama pada pasien
perilaku kekerasan. Dimana terapi ini adalah terapi non farmakologi yang diberikan oleh
perawat terhadap pasien dengan masalah keperawatan yang sama. Terapi ini diberikan
secara berkelompok dn berkesinambungan (Keliat & Akemat, 2012). Maka dari itu,
dengan TAK klien dengan gangguan gangguan persepsi dapat menyelesaikan masalah
yang timbul dari stimulus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok selama kurang lebih 45 menit, diharapkan
peserta dapat mengontrol emosinya serta dapat mencegah perilaku kekerasan.
2. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
c. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara social
d. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan spiritual
e. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat.
C. Indikasi
1. Klien yang mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
2. Ada informasi dari keluarga tentang tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasien
3. Klien yang terdapat tanda/jejas perilaku kekerasan pada anggota tubuh.
D. Kontra Indikasi
Menurut Ardhian (2019) ada beberapa kontraindikasi TAK yaitu:
1. Psikopat dan soisiopat
2. Klien yang selalu diam/autis
3. Delusi yang tidak dapat dikontrol
4. Klien yang mudah merasa bosan
5. Klien dengan amuk
E. Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
1. Peran dan Tugas
a. Leader
Tugas :
1) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
4) Memimpin diskusi kelompok
b. Fasilitator
Tugas :
1) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
3) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator kepada klien untuk
aktif mengikuti jalannya terapi
c. Observer
Tugas :
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien selama
kegiatan berlangsung
3) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan
d. Klien
Tugas :
1) Mengikuti proses terapi aktivitas kelompok dari awal sampai akhir
2) Mendengarkan dan memperhatikan pengarahan dari leader maupun co-leader
3) Menjawab pertanyaan
2. Klien
a. Kriteria pasien
1) KIien dengan resiko perilaku kekerasan
2) KIien yang kooperatif
3) KIien yang sehat secara fisik
4) KIien yang teIah diberitahu oIeh terapis sebelumnya
b. Proses seleksi
1) Identifikasi klien yang memenuhi kriteria
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Menjelaskan tujuan kegiatan
4) Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
5) Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas keIompok
F. Susunan Pelaksanaan
1. Waktu
Hari/Tanggal : Selasa, 28 November 2023
Jam : 11.00 WIB
Tempat : Ruang Perkutut
2. Metode
a. Diskusi
b. Sharing persepsi mengenai resiko perilaku kekerasan
3. Media dan Alat
a. Media gambar
b. Speaker
c. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang mengikuti kegiatan TAK
4. Perawat Pelaksana TAK
a. Leader : Dio Rifky Cahyandi
b. Fasilitator :
1) Tiara Rahma Putri
2) Zeni Gustiana
3) Siti Aisah
c. Observer : Regina Aprilia Setiyani
5. Peserta TAK
1. Tn. A
2. Tn. F
3. Tn. S
6. Setting Tempat
K F
L
K
O F
F K
Keterangan :
a. L : Leader
b. O : Observer
c. K : Klien
d. F : Fasilitator
7. Mekanisme Kegiatan TAK