Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


(TAK)

STIMULASI PERSEPSI : PERILAKU KEKERASAN RUANG


BRATASENA RS DR. MARZOEKI MAHDI BOGOR

Elsa Novitasari
1506732116

PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
A. Topik
R CANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
E STIMULASI PERSEPSI : PERILAKU KEKERASAN
N SESI 1

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi : Perilaku kekerasan sesi 1 yaitu
mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi : perilaku kekerasan adalah klien memiliki
kemampuan untuk mengenal perilaku kekerasan yang dilakukan.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menyebutkan penyebab kemarahan.
b. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah).
c. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)
yang biasa dilakukan.
d. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasann.

C. Landasan Teori
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan (Stuart, 2013). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai diri sendiri atau orang lain secara fisik maupun psikologis
(Townsend, 2010; Keliat, Akemat, Daulima & Nurhaeni, 2015). Berdasarkan definisi ini,
maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal maupun fisik, diarahkan pada diri
sendiri, orang lain atau lingkungan.
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stressor yang dihadapi
oleh seseorang, yang dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
1. Faktor Predisposisi
Menurut Townsend (2010), faktor predisposisi perilaku kekerasan adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Pengaruh neurofisiologik, bergaam komponen sistem
neurologismempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat
impuls dan agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam menstimulasi
timbulnya perilaku bermusuhan dan sifat agresif.
2) Pengaruh biokimia, berbagai neurotransmiter (epinefrin, norepinefrin,
dopamin, asteilkolin dan serotonin) sangat berperan dalammemfasilitasi
dan menghambat impuls agresif. Peningkatan horomon androgen dan
norepinefrin serta penurunan serotonin pada cairan serebrospinal
merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan timbulnya
perilaku agresif pada seseorang (Townsend, 2010)
3) Pengaruh genetik, genetik memiliki pengaruh kuat dalam kecenderungan
seseorang melakukan perilaku kekerasan.
4) Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai
gangguan serebral yang memengaruhi sistem limbik dan lobus temporal,
trauma otak, penyakit encephalitis, epilepsi terbukti berpengaruh terhadap
perilaku agresif dan tindak kekerasan.
b. Psikologis
1) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan
membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan perilaku kekerasan dapat
memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri dan
memberikan arti dalam kehidupannya. Perilaku agresif dan kekerasan ini
merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaan
dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan.
2) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajari
dan bisa dimulai sejak kecil.
3) Teori sosiokultural, kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan
menerima perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam
masyarakat merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal.

a. Internal, yaitu semua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kelemahan,


menurunnya percaya diri, rasa takut serta hilang kontrol.
b. Eksternal, penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis dan lain-
lain.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dirancang untuk meningkatkan kesehatan


psikologis dan emosional pasien dengan masalah keperawatan jiwa. Tujuan dari terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) adalah membantu anggota dalam meningkatkan koping
dalam mengatasi stressor dalam kehidupan dengan menggunakan anggota kelompok
sebagai salah satu sumber dukungan. TAK memiliki tujuan terapeutik dan tujuan
rehabilitatif.

Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling


membutuhkan dan menjadi tempat untuk klien berlatih perilaku yang baru untuk
memperbaiki perilaku yang lama yang maladaptif (Keliat & Akemat, 2015). TAK di
bagi empat yaitu: TAK stimulasi kognitif/persepsi, TAK stimulasi sensori, TAK
orientasi realita dan TAK sosialisasi. Pada kesempatan ini perawat akan berfokus pada
TAK stimulasi persepsi. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi
merupakan terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang memiliki kemunduran
orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif
serta mengurangi perilaku maladaptif. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok (Keliat & Akemat, 2015).

D. Klien
1. Karakteristik/kriteria
a. Klien dengan risiko perilaku kekerasan yang sudah mulai tenang dan tidak
gelisah.
b. Klien dengan risiko perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu mengontrol
marahnya.
c. Klien dapat diajak bekerjasama (kooperatif).
d. Klien tidak disorientasi.
e. Klien tidak inkoheren.
2. Proses Seleksi
a. Pengkajian dan observasi oleh mahasiswa.
b. Penyeleksian masalah berdasarkan masalah keperawatan.
c. Tidak mengalami perubahan fungsi kognitif berat dan dapat memahami pesan
yang diberikan.
d. Mengklarifikasi klien dan bekerja sama dengan perawat ruangan.
e. Mengadakan kontrak dengan klien, yaitu klien bersedia untuk mengikuti
kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan, tempat dan waktu.
3. Jumlah Klien : 5 orang

E. Pengorganisasian
1. Waktu
- Hari/Tanggal : Sabtu, 23 November 2019
- Waktu : 08.30 s.d 09.00 WIB (30 menit)
- Tempat : Ruang Makan/ Taman Ruang Drupadi
2. Tim Terapis
a. Leader: Elsa Novitasari

Uraian Tugas:
1) Memimpin dan memastikan TAK berjalan sesuai dengan rencana
2) Menjelaskan tujuan pelaksanaan dan prosedur kegiatan TAK
3) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
b. Co Leader: Firly Andini
Uraian tugas:
1) Membantu leader mengatur jalannya acara
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengingatkan leader tentang waktu
4) Memastikan informasi sampai dari leader ke fasilitator
c. Fasilitator:
- Shafa Dwi

- Barzam Fathan

- Destin K

- Novri Andini

- Intan Sari P

Uraian Tugas:
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Membantu menjelaskan peraturan dan prosedur kepada klien
3) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
4) Mempertahankan kehadiran peserta
d. Observer: Khaula Nur A
Uraian Tugas:
1) Mengobservasi jalannya kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung
3) Membantu fasilitator
3. Metode dan Media
a. Metode yang digunakan, antara lain:
- Dinamika kelompok
- Diskusi dan tanya jawab
- Bermain peran/ simulasi
b. Media
- Stiker nama
- Kertas ukuran A3
- Spidol
- Buku catatan dan pulpen
- Properti sesuai tokoh peran
- Gambar berwarna (perilaku kekerasan & bukan)
4. Setting Tempat

Setting: Peserta duduk di kursi secara melingkar. Fasilitator berada di samping


masing-masing anggota kelompok.

CL L

K K

K
K
K

K K

Keterangan :
Leader Fasilitator
L CL
K Co Leader O
Observer
Klien

F. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien yang sudah kooperatif dan tidak memiliki gangguan kognitif
berat.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (menggunakan papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
4) Berdoa bersama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan kabar dan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Memacu semangat semua klien, fasilitator, dan observer
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan.
2) Menjelaskan peraturan TAK, sebagai berikut:
- Lama kegiatan 30 menit
- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
- Klien mengikuti instruksi dengan baik dan benar
- Selama kegiatan berlangsung, peserta hanya boleh berbicara saat
diberi kesempatan oleh terapis
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada fasilitator
3. Tahap Kerja
a. Mengumpulkan peserta dalam bentuk lingkaran.
b. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal perilaku kekerasan
yang dilakukan.
c. Meminta klien menceritakan penyebab marah, tanyakan setiap klien dan tulis di
kertas.
d. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan saat klien marah sebelum perilaku
kekerasan terjadi, tanyakan perasaan dan tulis di kertas.
e. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan, baik secara fisik
maupun verbal, tanyakan setiap pasien dan tulis di kertas.
f. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yng paling sering
dilakukan untuk diperagakan.
g. Melakukan bermain peran/ stimulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak
berbahaya (membentak).
h. Menanyakan perasaan klien setelah bermain peran.
i. Mendiskusikan dampak/ akibat perilaku kekerasan, tanyakan setiap pasien dan
tulis di kertas.
j. Berikan pujian pada klien yang melakukan atau menjawab pertanyaan dengan
baik.
k. Menyimpulkan penyebab, tanda dan gejala serta respon klien saat marah dan
dampak dari perilaku kekerasan yang klien lakukan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian terhadap keberhasilan kegiatan TAK
3) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif
b. Tindak Lanjut
- Perawat meminta klien untuk menilai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab marah, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi serta
akibat perilaku kekerasan.
- Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala, perilaku
kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati waktu, tempat, dan TAK berikutnya mengenai cara baru yang
sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.

G. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Kemampuan yang diharapkan adalah klien dapat mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, mengenal tanda dan gejala marah, perilaku kekerasan yang dilakukan
dan akibat perilaku kekerasan.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta serta respon
peserta saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Misalnya
kemampuan dalam menjelaskan penyebab dari marah dan perilaku kekerasan.
Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan gambaran yang dirasa dan
dilakukan jika terjadi marah atau perilaku kekerasan selama di rumah sakit.
FORMAT EVALUASI
Stimulasi Persepsi: Perilaku Kekerasan

Kemampuan Mengenal Perilaku Kekerasan


Tanda Perilaku
Penyebab dan kekerasan Melakukan
No. Nama Klien marah/ gejala yang bermain Akibat PK
PK marah/ biasa peran
PK dilakukan
1
2
3
4
5

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal perilaku kekerasan.

Beri tanda jika klien mampu dan tanda  jika klien tidak mampu.
Daftar Pustaka

Keliat, B. A & Akemat, P. (2015). Model praktik keperawatan profesional jiwa. Jakarta :
EGC

Keliat, B.A., Akemat. P., Helena, N & Nurhaeni. (2015). Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas: CMHN (Basic Nurse). Jakarta: EGC.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Philadelphia : Elsevier


Mosby.

Townsend, M.C. (2010). Nursing diagnoses in psychiatric nursing care plans and
psychotropic medication. Philadelphia : FA Davis company.

Anda mungkin juga menyukai