Anda di halaman 1dari 11

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI (SESI-4)


MELAKUKAN KEGIATAN

Di Sususn sebagai salah satu tugas


Stase Keperawatan Jiwa

Di Susun Oleh:
Rahmawati Astuti
Nim : 21231068

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA


PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN NON REGULER
TAHUN 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI
SESI 4: MELAKUKAN KEGIATAN

A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi: halusinasi sesi 4 yaitu melakukan
kegiatan.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi halusinasi adalah setelah 30 menit mengikuti
kegiatan TAK klien mampu mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan

b. Tujuan Khusus
a. Klien memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya
halusinasi
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan harian untuk mencegah munculnya halusinasi

C. Landasa Teori
Halusinasi adalah gangguan persepsi yang terjadi pada respon neurobiologis maladaptif dari
salah satu atau lebih pada kelima indera meskipun tidak adanya stimulus dari eksternal (Stuart,
2013 & Fortinash et al., 2012). Pasien mengalami distorsi sensorik sebagai hal yang nyata dan
meresponnya. Sebenarnya tidak ada stimulus yang didapatkan dari luar namun pasien
meresponnya karena mengalami distorsi sensorik sebagai hal yang nyata. Halusinasi dapat
muncul dari indera pendengaran, penglihatan, penciuman, gustatory, perabaan, kenestetik, dan
kinestetik.
Menurut Stuart (2013), Faktor predisposisi halusinasi adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis
yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang
berikut:

 Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam
perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan
dengan perilaku psikotik.
 Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan
masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya
skizofrenia.
 Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi
yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-
mortem).
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan,
konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi
disertai stress.

Sedangkan factor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi menurut Stuart (2013) adalah:

a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.

b. Stres Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk
menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.

Tanda dan gejala halusinasi didapatkan sesuai dengan jenis halusinasi yang dirasakan pasien.
Pada halusinasi dengar/suara dapat ditemui pasien yang berbicara atau tertawa sendiri tanpa
lawan bicara, marah-marah tanpa sebab, mencondongkan telinga ke arah tertentu, maupun
menutup telinga. Pasien halusinasi juga sering menyatakan bahwa merasa mendengar suara-
suara atau kegaduhan, mendengar suara yang mengajaknya bercakap-cakap, maupun
mendengar suara yang menyuruhnya melakukan sesuatu yang berbahaya. Pada halusinasi
penglihatan, pasien dapat menunjukkan tanda dan gejala menunjuk-nunjuk ke arah tertentu dan
bisa menunjukkan ketakutan pada obyek tertentu. Pasien dapat melaporkan adanya penglihatan
akan bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu atau monster. Data
obyektif yang dapat ditemui pada halusinasi penghidu adalah adanya pasien yang menghidu
seperti sedang membaui bau-bauan tertentu. Terdapat pula pasien yang menunjukkan adanya
perilaku menutup hidung. Pasien yang mengalami halusinasi biasanya menyatakan adanya
membaui bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, dan kadang-kadang bau itu menyenangkan.
Pada halusinasi pengecapan, pasien dapat menunjukkan tanda dan gejala sering meludah.
Terdapat pula pasien yang muntah akibat halusinasi yang dirasakan. Pasien yang mengalami
halusinasi pengecapan biasanya mengatakan adanya rasa darah, urin, atau feses yang
dirasakan.
Pada pasien yang mengalami halusinasi perabaan pasien nampak sering menggaruk-garuk
permukaan kulit. Pasien biasa menyatakan adanya serangga di permukaan kulit. Terdapat juga
pasien yang merasa seperti tersengat listrik.
TAK stimulasi persepsi merupakan terapi aktivitas yang digunakan sebagai stimulus yang
berhubungan dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah (Keliat, Wiyono, & Susanti, 2013). Tujuan dari TAK stimulasi persepsi yaitu agar
klien dapat menyampaikan persepsinya terkait dengan stimulus yang dipaparkan dan dapat
menyelesaikan masalah yang timbul (Keliat & Akemat, 2014).
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di yayasan panti sosian Asyifa Alindo Pratama
sebagian besar klien menderita halusinasi sekitar 80%. Oleh karena itu, perlu diasakan
kegiatan TAK tentang halusinasi.

D. Persiapan Peserta
a. Karakteristik/kriteria
a. Klien dengan gangguan persepsi halusinasi yang sudah mulai mampu
menginterpretasikan realitas terhadap diri sendiri maupun orang lain
b. Klien dengan gangguan persepsi halusinasi yang sudah mulai mampumengontrol
halusinasinya
c. Klien dapat diajak bekerjasama (kooperatif)
d. Klien tidak disorientasi
e. Klien tidak inkoheren

b. Proses seleksi
a. Pengkajian dan observasi oleh mahasiswa
b. Penyeleksian masalah berdasarkan masalah keperawatan
c. Tidak mengalami perubahan fungsi kognitif dan dapat memahami pesan yang
diberikan
d. Mengklarifikasi klien dan bekerja sama dengan perawat ruangan
e. Mengadakan kontrak dengan klien, yaitu klien bersedia untuk mengikutikegiatan
berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan, tempat dan waktu

c. Jumlah Klien: 5 Orang


E. Pengorganisasian
a. Waktu
Hari/Tanggal : Saptu, 23 September 2023
Waktu : 15.00 s/d 15.30 WIB (30 Menit)
Fase Orientasi 5 menit
Fase Kerja 15 menit
Terminasi 10 menit
Tempat : Tempat yang tenang dan kondusif yang memungkinkan
dijadikan tempat diskusi di Panti Sosial Asyifa Alindo Pratama

b. Tim terapis
a. Leader : Rahmawati Astuti, S.kep
Uraian tugas:
1) Memimpin dan memastikan TAK berjalan sesuai dengan rencana
2) Menjelaskan tujuan pelaksanaan dan prosedur kegiatan TAK
3) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok

b. Co Leader: Euis Kurnia Dewi, S.Kep


Uraiana tugas:
1) Membantu leader mengatur jalannya acara
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengingatkan leader tentang waktu
4) Memastikan informasi sampai dari leader ke fasilitator

c. Fasilitator: Ainun Mardiah, S.Kep, Febriansyah, S.Kep


Uraian tugas:
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Membantu menjelaskan peraturan dan prosedur kepada klien
3) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
4) Mempertahankan kehadiran peserta

d. Observer: Any Maryani, S.Kep


Uraian tugas:
1) Mengobservasi jalannya kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
3) Membantu fasilitator dalam menjalankan tugasnya

c. Metode dan Media


a. Metode yang digunakan:
Dinamika kelompok, Diskusi dan Tanya jawab
b. Media
- Kertas HVS yang sudah tertera nama masing-masing pasien
- Jadwal kegiatan harian klien
- Alat tulis
d. Setting Tempat
Setting: Peserta dan terapis duduk membentuk lingkaran. Fasilitator berada di samping
anggota kelompok, yang pembagiannya adalah satu fasilitator akan mendampingi dua
anggota kelompok.

F. Rencana Evaluasi
a. Struktur
Meliputi rencana kegiatan TAK, Membuat proposal TAK, Konsultasi proposal TAK, ijin
kepada ketua yayasan panti sosial, mempersiapkan tempat

b. Proses
- Meliputi proses kegiatan dari awal sampai akhir
- Klien dapat mengetahui cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian
yang sudai dibuat dalam daftar kegiatan harian pasien
- Klien dapat meperagakan kegiatan
- Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti kegiatan TAK
- Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
- Leader dan Coleader dapat mengarahkan peserta untuk aktif selama mengikuti kegiatan
TAK

c. Hasil
- Diharapkan semua klien (100%) mengikuti kegiatan TAK dari awal sampai akhir
- Klien mampu mendemonstrasikan ulang cara yang sudah diajarkan
G. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan
a. Memilih klien yang sudah kooperatif dan tidak memiliki gangguan kognitif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari leader kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan leader (menggunakan papan nama)
3) Berdoa bersama

b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan kabar dan perasaan klien saat ini
2) Memacu semangat semua klien, fasilitator, dan observer

c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengontrol halusinasi yang dirasakan dengan
melakukan kegiatan harian
2) Menjelaskan peraturan TAK, sebagai berikut:
- Lama kegiatan 30 menit
- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
- Klien mengikuti instruksi dengan baik dan benar
- Selama kegiatan berlangsung, peserta hanya boleh berbicara saat diberi
kesempatan oleh terapis
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
fasilitator yang mendampinginya

c. Tahap Kerja
a. Menjelaskan mekanisme kegiatan yaitu seluruh peserta menepuk tangan teman yang ada
di sebelah kanannya secara bergantian untuk memperkenalkan dirinya.
b. Leader membagikan kartu nomor kepada klien. Dan klien secara berurutan
menyebutkan kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan.
c. Co Leader membagikan lembar yang sudah berisi daftar kegiatan harian pasien
d. Leader meminta klien untuk memberikan checklist pada setiap kegiatan harian yang
dilakukan
e. Leader memberikan waktu 5 menit untuk klien membaca dan memberi checklist pada
daftar harian yang telah dibuat
f. Leader meminta klien untuk membacakan jadwal kegiatan harian yang telah di checklist
g. Leader mengarahkan klien untuk selalu menyibukan diri dengan kegiatan harian yang
telah dibuat sebagai bagian terapi untuk mengurangi kemunculan halusinasi
h. Fasilitator membantu klien dalam mengisi lembar kegiatan harian
d. Semua klien harus mengisi lembar kegiatan harian
e. Semua klien mendapat kesempatan yang sama untuk membacakan kegiatan harian yang
telah di checklist
f. Leader menjelaskan kembali pentingnya membuat jadwal kegiatan harian untuk
mengontrol halusinasi
g. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap klien
menjelaskan pentingnya membuat jadwal kegiatan harian untuk mengontrol halusinasi

d. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Menanyakan klien tentang cara mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
- Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. Rencana tindak lanjut


- Menganjurkan setiap anggota kelompok untuk melakukan tiga cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap
- Memasukkan kegiatan harian yang dilakukan pada jadwal daftar harian klien

c. Kontrak yang akan dating


- Menyepakati kegiatan berikutnya
- Menyepakati waktu dan tempat

H. Antisipasi
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat TAK
- Memanggil klien
- Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien
yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan kepada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
c. Bila klien lain ingin ikut
- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang trpilih
- Katakan kepada klien lain bahwa ada permainan yang mungkin dapat diikuti oleh klien
tersebut
- Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut.

I. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Kemampuan yang
diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.
Kriteria Evaluasi
a. Struktur
Meliputi perencanaan TAK yaitu pembagian peran dalam TAK
b. Proses
- Kegiatan TAK kelompok halusinasi sesi 4 dilaksanakan pada hari Saptu, 23
September 2023 jam 15.00 WIB - 15.30 WIB di yayasan panti sosial Asyifa Alindo
Pratama
- Klien dapat membuat jadwal harian, klien yang mengikuti TAK adalah klien yang
mengalami halusinasi.
- Kegiatan dilaksanakan dengan tepat waktu
- Leader dan co-leader dapat mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan kegiatan
TAK.
- Fasilitator dapat melakukan perannya dengan baik
- Observer dapat melakukan perannya dengan baik

c. Hasil
- 80% klien yang mengikuti kegiatan dapat memperlihatkan kemampuan non verbal:
kontak mata, duduk tegak, menggunakan bahasa tubuh yang sesuai dan mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir
- 80% klien yang mengikuti kegiatan dapat memperlihatkan kemampuan verbal:
menyebutkan nama, mengajak berkenalan, dan menyebutkan tiga cara mengontrol
halusinasi

b. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil evaluasi yaitu kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta serta
respon peserta saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Misalnya
kemampuan dalam bercakap-cakap dengan teman sebelahnya

FORMAT PENILAIAN KLIEN TAK: HALUSINASI SESI 4


BERKENALAN DENGAN ANGGOTA KELOMPOK

a. Kemampuan Verbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
Ny. R Ny. S Ny. E Ny. Nn. A
1 Menyebutkan kegiatan
yang biasa dilakukan
2 Memperagakan
kegiatan yang biasa
dilakukan
3 Menyusun jadwal
kegiatan harian
4 Menyebutkan satu cara
mengontrol halusinasi
Jumlah
b. Kemampuan Non Verbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
Ny. R Ny. S Ny. E Ny. Nn. A
1 Kontak Mata
2 Duduk Tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
- Beri tanda checklist untuk klien yang meelakukan, dan X jika klien tidak
melakukan
- Jumlahkan kemampuan klien. Nila 1: Klien belum mampu, Nilai 2: klien mampu
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A., Akemat, Helena., Nurhaeni, H. (2011). Keperawatan kesehatan jiwa


komunitas: Basic course. 2nd ed. Jakarta: EGC
Keliat, B.A., Akemat. (2014). Keperawatan jiwa: Terapi aktivitas kelompok. 2nd ed.
Jakarta: EGC
Stuart, G. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing. 10th ed. Missouri:
Mosby

Anda mungkin juga menyukai