Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI MENGGAMBAR DAN MENEBAK GAMBAR


PADA PASIEN HALUSINASI DI RUANG GERANIUM
RSJD DR. RM. SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

Dinda Luthfi Prasetiani (P07120120015)


Salsha Nabilla Anandayu (P07120120016)
Inti Anugrah Sakti (P07120120017)
Julia Rifka Adiek Nur (P07120120018)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA

Jalan Tata Bumi, No. 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, D.I.Yogyakarta

Telp/Fax (0274)617601
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI MENGGAMBAR DAN MENEBAK GAMBAR PADA
PASIEN HALUSINASI DI RUANG GERANIUM
RSJD DR. RM. SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH

Diajukan untuk disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Klaten, 20 Mei 2022

Pembimbing Rumah Sakit Pembimbing Akademik

Dwi Hastuti, S.Kep, Ns. Sarka Ade Susana, SIP, S.Kep, MA.
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI MENGGAMBAR DAN MENEBAK
GAMBAR PADA PASIEN HALUSINASI

A. Topik
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : Menggambar dan Menebak
Gambar.

B. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah sekelompok gejala yang ditandai dengan
perubahan pikiran, perasaan dan perilaku seseorang yang menimbulkan
hendaya/disfungsi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Beberapa
gangguan jiwa yang cukup sering terjadi di masyarakat antara lain adalah
depresi, ansietas/cemas, skizofrenia, bipolar, gangguan kepribadian, dan
lain-lain.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
memberikan hasil yang lebih besar terhadap perubahan perilaku pasien,
meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptive.
Bahkan terapi aktivitas kelompok memberikan modalitas terapeutik yang
lebih besar daripada hubungan terapeutik antara dua orang yaitu perawat
dan pasien (Dermawan, 2013).
Salah satu jenis terapi aktivitas adalah terapi aktivitas kelompok
stimulasi kognitif atau persepsi. Pada terapi ini pasien dilatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami kemudian diamati kemampuannya dan ditingkatkan setiap sesinya.
Hasil akhir yaitu respons adaptif dalam kehidupan pasien. aktivitas yang
digunakan berupa stimulus dan persepsi misal membaca tulisan, menonton
acara televisi, perilaku kemarahan, kebencian, putus asa dan halusinasi
(Keliat, 2010).
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami
suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstren atau persepsi
palsu (Prabowo, 2014). Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien
mengalami perubahan sensori persepsi yang disebabkan stimulus yang
sebenarnya itu tidak ada (Sutejo, 2017).
Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik
diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan
halusinasinya sehingga semakin jauh dari hubungan sosial dengan
lingkungan disekitarnya. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan
gangguan persepsi stimulasi dapat membantu dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah
klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada
saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota
kelompok yang lain.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif masalah (Kelliat,
2005). Tujuan terapeutik untuk memfasilitasi interaksi, mendorong
sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien),
meningkatkan stimulus realitas dan respon individu, memotivasi dan
mendorong fungsi kognitif dan afektif, meningkatkan rasa dimiliki,
meningkatkan rasa percaya diri, dan belajar cara baru dalam menyelesaikan
masalah. Sedangkan tujuan rehabilitatif untuk meningkatkan kemampuan
untuk ekspresi diri, meningkatkan kemampuan empati, meningkatkan
keterampilan sosial, serta meningkatkan pola penyelesaian masalah.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka penulis bermaksud untuk
melakukan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi berupa permainan
menggambar dan menebak gambar di Ruang Geranium RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu memperkenalkan diri
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Pasien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
d. Pasien dapat memberi makna gambar
e. Pasien dapat menebak gambar
f. Pasien dapat melatih fokus dan konsentrasi
g. Pasien dapat menyampaikan manfaat kegiatan TAK Stimulasi
Sensori yang telah diberikan.

D. Manajemen Waktu
1. Tempat Pelaksanaan : Ruang Geranium RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Klaten
2. Waktu dan Lama Pelaksanaan
a. Hari / Tanggal : Senin, 23 Mei 2022
b. Waktu : 09.00 WIB
c. Lamanya Pelaksanaan : 45 menit
- Perkenalan : 5 menit
- Pengarahan : 5 menit
- Tahap kerja : 20 menit
- Penutup : 5 menit
E. Setting Tempat
Gambar Setting Tempat

Keterangan:
: Leader : Co-leader : Fasilitator
: Pasien : Observer

F. Seleksi Pasien
1. Jenis masalah keperawatan sesuai dengan indikasi TAK : Halusinasi
pendengaran
2. TAK Halusinasi dengan masalah keperawatan gangguan pendengaran
3. Kondisi pasien kooperatif, yang memiliki indikasi sebagai berikut :
pasien yang mengalami halusinasi yang telah melakukan interaksi
interpersonal
4. Pasien yang tidak mengalami gangguan komunikasi verbal
5. Kesediaan pasien mengikuti TAK
Bina hubungan saling percaya dilanjutkan dengan kontrak waktu pasien,
menjelaskan manfaat dan tujuan mengikuti TAK dan menanyakan
kesediaan pasien mengikuti TAK.
6. Proses seleksi pasien dilakukan sehari sebelum TAK
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok (Prabowo, 2014).
G. Data Fokus Peserta
Nama
Halusinasi Fasilitator
Pasien
Tn. W Halusinasi pendengaran : Salsha
Mendengar bisikan untuk membunuh Nabilla
siapapun yang melintas didepannya. Anandayu

Sdr. W Halusinasi pendengaran : Dinda Luthfi


Mendengar bisikan makhluk halus. Prasetiani

Tn. E Halusinasi pendengaran :


Mendengar bisikan dari bandung Inti Anugrah

bondowoso untuk mencari perempuan Sakti

kemudian ditinggalkan.
Sdr. I Halusinasi pendengaran : Julia Rifka
Melihat makhluk halus. Adiek Nur

H. Pengorganisasian
Terapi Aktivitas Kelompok Sesi 2
1. Leader : Dinda Luthfi Prasetiani
Uraian Tugas Pelaksanaan :
a. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
b. Merencanakan, mengontrol dan menganjurkan jalannya terapi
c. Membuka acara
d. Memimpin acara diskusi.
2. Co-Leader : Salsha Nabilla Anandayu
Uraian Tugas Pelaksanaan :
a. Membantu tugas leader
b. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
d. Mengingatkan leader tentang kegiatan.
3. Fasilitator : Inti Anugrah Sakti
Uraian Tugas Pelaksanaan :
a. Memfasilitasi jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi peserta yang kurang aktif
c. Memberikan stimulasi dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif dalam mengikuti jalannya TAK
d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam atau
dari luar kelompok.
4. Observer : Julia Rifka Adiek Nur
Uraian Tugas Pelaksanaan :
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Mencatat jumlah peserta yang hadir
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung
d. Mencatat tanggapan yang ditemukan peserta
e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas kelompok
f. Membuat laporan hasil kegiatan dan menyimpulkan hasil kegiatan.

I. Media dan Alat


1. Kertas HVS
2. Pulpen
3. Handphone
4. Bola
5. Lembar penilaian.

J. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Menggambar
5. Menebak gambar.
K. Program Antisipasi dan Tata Tertib
1. Tata tertib
a. Leader memimpin jalannya kegiatan
b. Semua keputusan ada dibawah kendali leader dan co-leader
c. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
d. Pasien datang minimal 5 menit sebelum TAK dimulai
e. Pasien tidak boleh meninggalkan tempat sebelum TAK dimulai
f. Jika pasien ingin meninggalkan kegiatan harus izin dengan terapis
atau leader
g. Berpakaian rapi dan bersih
h. Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama kegiatan
TAK
i. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta dapat
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan
j. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK telah
habis, sedangkan permainan belum selesai, maka leader dan co-
leader akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang
waktu TAK kepada anggota.
2. Program Antisipasi TAK
a. Penanganan pasien yang tidak aktif selama aktivitas kelompok
i. Memanggil pasien
ii. Memberikan kesempatan kepada pasien tersebut untuk
menjawab sapaan terapis atau pasien yang lain.
b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit
i. Panggil nama pasien
ii. Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
iii. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu pasien boleh kembali lagi.
c. Bila ada pasien lain yang ikut
i. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada
pasien yang telah dipilih
ii. Katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang
mungkin dapat diikuti oleh pasien tersebut
iii. Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan
tidak memberi peran pada permainan tersebut.

L. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi, yaitu halusinasi
pendengaran
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat yang akan digunakan dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
b. Evaluasi dan validasi
Menanyakan perasaan pasien saat ini
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu :
a) Menggambar dan menceritakannya kepada terapis dan
pasien lain
b) Menebak gambar.
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
a) Jika ada pasien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Pasien tidak boleh makan dan minum selama kegiatan
d) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu :
i. Permainan I
a) Membagikan kertas HVS dan pulpen kepada masing-
masing pasien
b) Terapis menjelaskan kepada pasien untuk mengambar
sesuai dengan pikiran dan perasaannya
c) Terapis meminta pasien menggambar apa saja sesuai
dengan yang diinginkan saat ini
d) Sementara pasien mulai menggambar, terapis
berkeliling, dan memberikan pengutan kepada pasien
untuk terus menggambar. Jangan mencela pasien.
e) Setelah semua pasien selesai menggambar, terapis
meminta masing-masing pasien untuk memperlihatkan
dan menceritakan gambar yang telah dibutnya kepada
pasien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa
dan apa makna gambar tersebut menurut pasien.
f) Kegiatan point e dilakukan sampai semua pasien
mendapat giliran
g) Setiap kali pasien selesai menceritakan gambarnya,
terapis mengajak pasien lain bertepuk tangan.
ii. Permainan II
a) Terapis meminta pasien untuk berdiri dan membuat
lingkaran
b) Terapis memutar music dan memberikan bola kepada
salah satu pasien
c) Pasien bergantian memutar bola searah dengan jarum
jam, pasien yang mendapatkan bola disaat music
berhenti akan menebak gambar yang sudah disediakan
oleh terapis
d) Peserta lain yang tidak mendapat tugas menebak gambar
akan memberikan klu suara dan gerakan yang ada pada
gambar tebakan
e) Kegiatan point c dan d dilakukan sampai semua pasien
mendapat giliran
f) Setiap kali pasien berhasil menebak gambar, terapis
mengajak pasien lain bertepuk tangan.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan kepada peserta setelah mengikuti
TAK
2) Terapis menanyakan kembali gambar apa, menyebutkan makna
gambar, dan perasaan pasien mengenai gambar
3) Terapis memberikan pujian kepada peserta atas partisipasi dan
keberhasilan dalam mengikuti TAK
b. Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaan
melalui gambar
2) Terapis menganjurkan pasien secara teratur cara yang telah
dipelajari
3) Memasukkan ke jadwal kegiatan harian pasien
5. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV
b. Menyepakati waktu dan tempat.

M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan pasien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
2) Posisi tempat permainan I duduk di kursi dan menggunakan meja
3) Posisi tempat permainan II berdiri dan bergantian menebak gambar
4) Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
5) Alat yang digunakan dalam kondisi baik
6) Leader, Co-leader, Fasilitator, dan Observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evaluasi Proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir
2) Leader mampu memimpin acara
3) Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
4) Fasilitator mampu memotivasi seluruh kegiatan
5) Fasilitator membantu leader dan co-leader melaksanakan kegiatan
dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah
6) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
7) Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan kelompok mampu :
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas.
Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evalusai dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi sensori menggambar, kemampuan pasien yang diharapkan
adalah mampu mengikuti kegiatan mengambar, menyebutkan apa yang digambar,
dan menceritakan makna gambar

Sesi 2 : TAK

A. Stimulasi Sensori Menggambar

Kemampuan memberi respons terhadap menggambar

Nama Pasien
No Aspek yang dinilai

1. Menggambar sampai selesai


2. Menyebutkan apa yang digambar
3. Menceritakan makna gambar

B. Stimulasi Sensori Menebak Gambar


Kemampuan memberi respons terhadap menebak gambar

Nama Pasien
No Aspek yang dinilai

1. Menebak gambar yang di peragakan


pasien lain
2. Menyebutkan nama hewan yang
ada pada gambar
Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan pasien yang mengikuti TAK pada kolom nama
2. Untuk setiap pasien, beri penilaian tentang kemampuan pasien mengikuti,
merespons, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang musik
yang didengar. Beri tanda () jika pasien mapu dan beri tanda (-) jika
pasien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap pasien.

Contoh : Pasien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi sensori menggambar. Pasien


mengikuti sampai selesai. Pasien mampu menggambar, menyebutkan
nama gambar, dan menceritakan makna gambar. Anjurkan pasien untuk
mengungkapkan perasaan melalui gambar.
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, D., & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa (Konsep dan Kerangka Jiwa).
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Keliat, B. A. 2010. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.
Reliani, U. 2015. Pelaksanaan teknik mengontrol halusinasi : kemampuan klien
skizofrenia mengontrol halusinasi.
Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013.
Shives, L.R. 2012. Basic Concept of Psychiatric Mental Health Nursing, 8th edition.
Lippincott William & Wilkins.
WHO. Mental Health Action Plan 2013-2020. 2013. Geneva : World Health
Organization.

Anda mungkin juga menyukai