Anda di halaman 1dari 13

Proposal Terapi Aktivitas Kelompok pada Klien dengan Gangguan

Persepsi Sensori : Halusinasi di Ruang Berry RSKD Duren Sawit

Disusun oleh :

1. Bya Pramesti Dwi Banowati


2. Dinda Maktalina Putri
3. Ichsan Aji Wijaya
4. Laila Nur Khaliza
5. Mutiara Putri F
6. Wendy Noevanto Poetra

TINGKAT 3B
PRODI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MH THAMRIN
JAKARTA TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan proposal terapi aktivitas kelompok yang berjudul “Proposal Terapi
Aktivitas Kelompok pada Klien dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi di Ruang
Berry RSKD Duren Sawit”. Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum
Keperawatan Jiwa.
Di samping itu, penulis juga berharap proposal ini mampu memberikan kontribusi
dalam menunjang pengetahuan klien dan pihak lain pada umumnya. Dengan terselesaikannya
proposal ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dan memberikan bantuan dalam pembuatan proposal ini yang tidak dapat disebutkan satu per
satu. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proposal ini.
Semoga proposal ini bermanfaat bagi semua.

Jakarta , 13 Juni 2022

Penulis
A. TOPIK

TAK: Sesi 1: Mengenal dan Mengidentifikasi Halusinasi

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Klien mampu mengenal dan mengidentifikasi halusinasi yang dialaminya.
2. Tujuan Khusus

1) Klien mampu mengetahui keuntungan terapi aktifitas kelompok


2) Klien mampu mengenal halusinasi
3) Klien mampu mengidentifikasi halusinasi (isi, frekuensi, waktu terjadi, pencetus,
perasaan, respon)
4) Klien mampu berteman baik dengan kelompoknya

C. LANDASAN TEORI

Ganguan Persepsi Sensori (Halusinasi) adalah perubahan persepsi terhadap


stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang,
berlebihan atau terdistorsi (PPNI, 2016). Halusinasi merupakan salah satu gejala yang
sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi identik dengan
skizofrenia, seluruh klien dengan skizofrenia diantaranya mengalami halusinasi.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui
panca indra tanpa stimulus eksternal, persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi dimana klien
mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi
tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi. Stimulus internal di persepsikan sebagai
suatu yang nyata ada oleh klien. Halusinasi diartikan hilangnya kemampuan manusia
dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).
Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Halusinasi salah satu gejala dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi: merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan/ penciuman.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan,
bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk terlaksananya terapi
ini dibutuhkan leader, co-leader, dan fasilitator. Therapy Aktivitas Kelompok (TAK)
merupakan kegiatan yang diberikan kelompok klien dengan maksud memberi therapy
bagi anggotanya. Dimana berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan
meningkatkan respon social.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama. Tujuan kelompok adalah
membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang
destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari setiap anggota
dan pemimpin dalam mencapai tujuan.
Penatalaksanaan keperawatan pasien gangguan jiwa untuk mengatasi halusinasi
adalah terapi psikofarmakodinamika, terapi ECT (Elektroconvulsive Therapy) dan terapi
aktivitas kelompok. Salah satu intervensi keperawatan yang ada adalah terapi aktivitas
kelompok. Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang
merupakan upaya untuk memfasilitasi perawat atau psikoterapis terhadap sejumlah
pasien pada waktu yang sama. Tujuan dari terapi aktivitas adalah untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota (Purwanto, 2015).
Kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi bisa kendalikan dengan terapi
aktifitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi adalah pasien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau
stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi pasien dievaluasi dan ditingkatkan
pada tiap sesi. Dengan proses ini diharapkan respons pasien terhadap berbagai stimulus
dalam kehidupan menjadi adaptif (Sustrami& Sundari, 2014).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Tujuan dari terapi
ini untuk membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi, menstimulasi
persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi perilaku
maladaptif (Sutejo, 2017). Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
atau alternatif penyelesaian masalah.

D. KLIEN

1. Kriteria Klien/Karakteristik
1) Memiliki diagnosa keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
2) Kooperatif
3) Belum mampu mengenal dan mengidentifikasi halusinasi
2. Proses Seleksi
1) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
3) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK
3. Jumlah Klien
6
4. Daftar Nama Klien
1) Tn. J
2) Tn. M
3) Tn. M
4) Tn. S
5) Tn. A
6) Tn. Y

E. PERORGANISASIAN

1. Waktu : Pukul 11:00 s/d 11:30 WIB


2. Hari, tanggal : Selasa, 14 Juni 2022
3. Tempat : Ruang Berry RSKD Duren Sawit
4. Tim Terapis :

a. Leader : Dinda Maktalina Putri


1) Memimpin TAK : merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalannya TAK.
2) Membuka acara TAK
3) Memimpin perkenalan
4) Menjelaskan tujuan TAK
5) Menjelaskan proses kegiatan TAK
6) Menutup kegiatan TAK
b. Co. Leader : Bya Pramesti Dwi Banowati
1) Membacakan tata tertib dan program antisipasi
2) Mengambil alih tugas leader apabila jalannya TAK pasif, dan menyerahkannya
kembali kepada leader apabila jalannya TAK sudah normal kembali
3) Menuliskan apa yang diucapkan klien, di catatan
c. Fasilitator : Mutiara Putri F, Ichsan Aji Wijaya, Wendy Noevanto Poetra
1) Mempertahankan kehadiran peserta
2) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
3) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari
dalam kelompok
d. Observer: Laila Nur Khaliza
1) Mengobservasi jalannya kegiatan TAK dari awal sampai akhir
2) Mengobservasi semua perilaku klien dan peran anggota terapis
3) Mengevaluasi jalannya TAK dari awal sampai akhir
4) Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang
5) Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya

5. Setting Tempat :

Keterangan :
: Klien
: Fasilitator
: Observer
: Leader
: Co Leader

6. Metode :
1) Berkenalan
2) Diskusi
3) Sharing

7. Media :

1) Name tag
2) Spidol/Pulpen
3) Bola kecil jika diperlukan
4) Kursi

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Struktur Kegiatan

Pelasksanaan Waktu Keterangan


Persiapan 10:30-11:00 (30 menit) Sebelum acara dimulai
Orientasi 11:00-11:10 (10 menit) Acara dimulai
Tahap Kerja 11:10-11:25 (15 menit) Acara berlangsung
Tahap Terminasi 11:25-11:30 (5 menit) Penutupan
Total Waktu Pelaksanaan Acara 30 menit

2. Persiapan :
1) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi
Leader: “Selamat siang, Pak. Kami mahasiswa Universitas MH Thamrin akan
mengadakan Terapi Aktivitas Kelompok khusus klien dengan gangguan halusinasi.
Tujuannya agar bapak bisa mengenal halusinasinya dan tidak merasa sendiri. Total
ada 6 orang termasuk Bapak yang akan mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok ini.
Lokasi di depan ruangan Berry sekitar pukul 11:00 dan berlangsung 30 menit hari
Selasa, 14 Juni 2022. Bagaimana? Apakah Bapak bersedia?”

2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan


Fasilitator mengatur posisi kursi (setting tempat) dan name tag
3. Orientasi (10 menit) :
1) Salam terapeutik :
a. Salam dari terapis pada klien
Leader: “Selamat siang, salam sejahtera bapak-bapak sekalian. Apakah bapak-
bapak sudah siap untuk melaksanakan terapi aktivitas?”
b. Terapis memperkenalkan nama
Leader: “Baik, sebelumnya perkenalkan kami mahasiswa Universitas MH
Thamrin. Saya Dinda sebegai leader. Disamping saya ada Bya sebagai co leader.
Kemudian ada fasilitator, Ichsan, Wendy dan Mutiara serta observer sekaligus
dokumentasi adalah Laila”
2) Evaluasi/validasi :
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
Leader: “Siang ini keadaan bapak-bapak bagaimana? Semalam tidur nyenyak
tidak?”
b. Menanyakan aktivitas apa yang telah dilakukan klien hari ini
Leader: “Pagi ini sudah melakukan aktivitas apa saja?”
3) Kontrak :
a. Terapi menjelaskan tujuan kegiatan
Leader: “Baik, bapak, tujuan kita berkumpul bersama disini adalah
melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok yang mana bertujuan untuk
mengenal suara bisikan-bisikan, bayangan atau halusinasi yang dialami.
Apakah bapak-bapak bersedia?”
b. Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
Co leader:
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis
- Lama kegiatan 30 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Tata tertib:
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
4) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
5) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
6) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

4. Tahap kerja (15 menit):


Tahap Kerja :
1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan nama
panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam
Leader: “Sebelum kita memulai, mari bapak-bapak memperkenalkan diri”
2) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu pembahasan mengenai
TAK
Co leader: “Dalam Terapi Aktivitas Kelompok ini yang dibahas adalah sesi 1, yaitu
mengenal halusinasi. Sebelum kita bisa mengontrol halusinasi, yang pertama kita
bisa lakukan adalah mengenal halusinasi yang kita rasakan. Ada isi halusinasi bisa
berupa bisikan atau bayangan, frekuensi halusinasi muncul perhari, waktu muncul
seringnya kapan, munculnya saat sedang sedih kah, melamun. Perasaan yang dirasa
saat halusinasi muncul dan responnya seperti apa”
Fasilitator (Ichsan): “Saya contohkan. Nama saya Ichsan. Halusinasi yang saya
rasakan adalah mendengar bisikan untuk kabur dari rumah. Sehari bisa 20 kali.
Paling sering muncul saat malam. Saat saya pikiran melayang dan capek, bisikannya
muncul. Perasaan saya jadi kacau, bingung akhirnya saya suka teriak-teriak dan
tendang pintu kamar”
3) Terapis menjelaskan bahwa yang bersedia menceritakan halusinasinya dipersilakan.
Apabila tidak ada yang mau memulai lebih dulu maka akan ditunjuk oleh fasilitator
atau bermain lempar bola sambil bernyanyi. Jika lagu berhenti, maka klien yang
memegang bola yang akan menceritakan halusinasinya atau apa yang klien rasakan.
Leader: “Mari kita mulai. Bapak-bapak ada yang bersedia untuk cerita lebih dulu?
Apabila tidak ada maka fasilitator akan menunjuk, jika masih belum ada yang berani
maka kita akan bermain lepar bola sambil bernyanyi. Jika lagu berhenti, maka
pemegang bola terakhir yang akan menceritakan halusinasinya”
4) Secara bergiliran klien diminta untuk melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
Fasilitator (Wendy): “Ya, sudah 1 orang yang cerita. Sekarang siapa yang mau
lanjut?”
5) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menjelaskan halusinasinya dan
mengajak klien lain bertepuk tangan.
Fasilitator (Mutiara): “Horeee. Bapak hebat”
5. Tahap terminasi (5 menit):
1) Evaluasi :
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Observer: “Bapak-bapak, bagaimana perasaannya setelah sharing dan cerita
dalam Terapi Aktivitas ini? Apakah semua sudah mengenal halusinasinya?”
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
Observer: “Wah bagus. Ini kemajuan untuk selanjutnya bisa mengontrol
halusinasi”
2) Tindak lanjut :
Terapi meminta klien melaporksn isi, waktu, situasi dan perasaannya jika terjadi
halusinasi
Leader: “Bapak jangan sungkan untuk cerita kepada kami, kepada kakak perawat
apabila muncul halusinasi. Ceritakan isi, frekuensi, waktu, dan perasaannya seperti
apa agar halusinasi bisa cepat diatasi”
3) Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati TAK yang akan datang yaitu mengontrol halusinasi dengan
menghardik
Leader: “Bapak semua sudah bisa mengenal halusinasi. Selanjutnya adalah
lanjut sesi 2 yaitu menghardik halusinasi”
b. Menyepakati waktu dan tempat
Co leader: “Bila disempatkan lagi, kita bisa menyepakati waktu dan tempat
untuk latihan menghardik”
Leader: “Kita akhiri acara hari ini. Apabila ada salah kata mohon dimaafkan.
Selamat siang”

G. ANTISIPASI TERHADAP MASALAH

1. Klien yang pasif (tidak efektif)


1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat
atau klien yang lain
2. Klien yang drop out (meninggalkan arena TAK)
1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan TAK
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali
lagi
3. Bila ada klien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
2) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti
oleh klien tersebut
3) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran
pada permainan tersebut.
4. Tata tertib
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
4) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
5) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
6) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai,
maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang
waktu TAK kepada anggota.

H. EVALUASI PELAKSANAAN TAK

1. Evaluasi persiapan TAK


1) Tim berjumlah 6 orang, terdiri atas 1 Leader, 1 Co-leader, 3 fasilitator, dan 1
Observer.
2) Lingkungan tenang
3) Peralatan lengkap
2. Evaluasi prosses TAK
1) Minimal 75% dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
2) Minimal 75% klien aktif mengikuti kegiatan.
3. Evaluasi hasil TAK
1) Minimal 75% klien mampu mengikuti peraturan kegiatan.
2) Minimal 75% klien mampu mengenal halusinasi
3) Minimal 75% klien merasakan manfaat TAK

Sesi 1: TAK
Stimulasi Persepsi: Halusinasi

Kemampuan mengenal halusinasi

Menyebut Menyebut Menyebut


No Menyebut isi
Nama Klien waktu terjadi situasi terjadi perasaan saat
. halusinasi
halusinasi halusinasi halusinasi
1
2
3
4
5
6
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi. Beri tanda  jika
ditemukan pada klien mampu atau tanda  jika tidak mampu

Perkembangan Klien Selama TAK

A. Kemampuan verbal : memberi pendapat


Nama Klien
No
Aspek yang dinilai
.

1. Memberi respon pada saat


bermain
2. Menceritakan manfaat setelah
mengikuti kegiatan TAK
3. Menceritakan perasaan setelah
mengikuti kegiatan TAK
4. Mengerti tata tertib
Jumlah

B.  Kemampuan nonverbal
Nama klien
No. Aspek yang dinilai

1. Kontak mata
2. Sikap antusias
3. Mengikuti tata tertib
4. Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah

Petunjuk :
1.      Di bawah judul nama klien, tilis nama panggilan klien yang ikut TAK
2.      Untuk tiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda  jika ditemukan pada klien atau
tanda  jika tidak ditemukan.
3.      Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 tau 4 klien mampu ; jika
nilai ≤ 2 klien belum mampu
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutejo, dkk. (2017). Buku Panduan Praktik Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sutejo. (2017). Keperawatan Kesehatan Jiwa Prinsip dan Praktik Asuhan


Keperawatan.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat.

Anda mungkin juga menyukai