Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN STIMULUS SENSORI

DENGAN MENGAMBAR

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6

1. MERISA. NIM : 1711144017


2. NASTHA DEA. NIM : 1711144017
3. RETNO FITRI ARIYANTI NIM : 171114401759
4. RIANA FEBRIANTI. NIM : 171114401760
5. RINAWATI NIM : 171114401761

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan
(Keliat & Akemat, 2005).
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta
orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia .
Indonesia mengalami peningkatan jumlah penderita ganguan jiwa dengan usia di atas 15
tahun mencapai 0.46% ini berati terdapat lebih dari 1 juta jiwa di indonesia menderita
gangguan jiwa berat. Berdasarkan data tersebut di ketahui 11,6% penduduk indonesia
mengalami ganguan mental emosional.( Riskesdas,2013)
Dilihat dari data diatas bahwa Terapi aktivitas kelompok stimulus sensori ini
dapat membantu klien meningkatkan prilaku adaptif serta mengurangi prilaku maladaptif
terutama pada pasien.
Kerusakan interaksi social merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain atau suatu tindakan
melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan social secara
langsung (rawlins,1993). Kerusakan interaksi social terjadi apabila individu menemukan
dalam kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Pemutusan
proses hubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu terhadap proses hubungan
yag di sebabkan oleh kurangnya peraan serta dan tidak mampu berespon dengan
lingkunga sosialnya, kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan
keinginan menghidar dari orang lain. Apabila tingkah laku tersebut tidak segera di
tanggulangidapat menyebab klien mengalami gangguan jiwa yang lebih berat seperti
munculnya halusinasi resiko menciderai diri, dan orang lain dan penurunan minat
kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien dengan kerusakan interaksi social
dilakukan denganpendekatan individu dan kelompok. Hal ini dapat di lkukan terapi
aktivitas kelompok, penggunan kelompok dalam praktik keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan kekambuhan serta pemulihan harga diri klien
selama di rwat di rumah sakit. Dinamika kelompok membantu klien meningkatkan
perilaku adaptif serta mengurangi prilaku maladaftif.
Berdasarkan uraian di atas penggunann terapi aktivitas kelompok dapat
memberikan dampak positif dapat membantu klien meningkatkan pilaku adaptif serta
mengurangi prilaku maladaftif terutama pada pasien dengan kerusakan interaksi social
yang salah satu nya di sebabkan oleh ketidakmampuan merespon dengan linkungan
social nya.
Salah satu aktivitas kelompok yang mempunyai tujuan agar klien mampu
memberikan respon dapat mengekspresikan perasaan adalah terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori klien dapat
menggunakan semua panca indera nya untuk merespon stimulus yang di berikan,
sehingga klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan kemampuan memberi respon
terutama terhadap lingkungan di harapkan klien mampu meningkatkan hubungan social
dengan orang lain.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa perawat mampu menguasai tehnik, prinsip dan prosedur
pelaksanaan praktik Terapi Aktivitas Kelompok yang dilakukan secara berkelompok.
2. Tujuan Khusus

a) Agar mahasiswa mampu memberikan TAK dengan baik dengan memperhatikan


aspek bio-psiko-kulturla dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (pasien
safety), sesuai dengan standar TAK dan berdasarkan perencanaan keperawatan
yang telah tersedia.
b) Agar mahasiswa mampu memilih dan menggunakan peralatan dalam memberiakan
TAK sesuai standar.
c) Agar mahasiswa mampu mengumpulkan data, menyusun, mendokumentasikan dan
menyajikan informasi TAK.
BAB II

TERAPI STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR

A. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu psikoterapi yang di lakukan sekelompok
klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang di pimpin atau diarahkan
oleh seorang therapist (Yosep,2009).kerusakan interaksi social merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain atau
suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingungan social
secara langsung( luwins, 1983)
B. Tujuan
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah prilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada pada konstribusi
dari setiap anggota dan pemimpin dalam mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu satu
sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan
laboratorium tempat mencoba dan menemukan hubungan intrapersonal yang baik, serta
mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa memiliki diakui, dan
dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan
waktu tertentu dengan tenag yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi kelompok
adalah membuat sadar diri peningkatan hubungan intrapersonal, membuat perubahan, atau
ketiganya.
C. Klien
klien dengan kriteria sebagai berikut:
a. Klien dengan riwayat isolasi social, halusinasi, HDR
b. Klien yang mengikutu TAK ini tidak mengalami prilaku agresif atau mengamuk, dalam
keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama
D. Jadwal kegiatan
E. Tempat
Ruang makan di gedung punai
F. Waktu
TAK dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2019 pada jam 10.00
G. Metode pelaksanaan
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

Co-
Leader
C Leader

O
Klien 6 Klien 1
N

T
Fasilitator Fasilitator
O

Klien 5 Klien 2

E Klien 4 Klien 3

T
Fasilitator
T
Observ.
I
H. Media dan alat
1. Kertas, pensil warna.
2. Papan
3. Jadwal kegiatan klien

I. Pengorganisasian
a. Leader, bertugas:
1). Mengkoordinasi seluruh kegiatan .
2). Memimpin jalannya terapi kelompok.
3). Memimpim diskusi.
b. Co-leader, bertugas:
1). Membantu leader mengkoodinasikan seluruh kegiatan.
2). Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3). Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4). Menggantikan leader jika terhalangan tugas.
c. Fasilitator, bertugas:
1). Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2). Memotivas anggita dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3). Membimbing kelomok selama permainan diskusi.
4). Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
5). Bertanggungjawab terhadap program antisipasi masalah.
d. Observer, bertugas:
1). Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
2).mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok.
3). Mengobservasi prilaku pasien.
J. Setting tempat.
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam bentuk kursi susunan U
2. Ruangan nyaman dan tenang
K. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah yang ikut sesi satu
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menggambar dan menceritakannya pada orang
lain
2) Menjelaskan aturan main berikut
a). Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada
terapis
b). Lama kegiatan 25 menit
c). Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
a. terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada orang lan.
b. Terapis membagikan kertas dan pensil warna untuk setiap klien.
c. Terapis meminta klien untuk menggambar apa saja yang sesuai dengan diinginkan
saat ini.
d. Semetara klien mengambar, terapis berkeliling, dan memberi penguatan kepada
klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klie.
e. Setelah smuan klien menggambar, terapis meminta masing-masing klien untuk
memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada klien lain.
Yang harus di ceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut untuk
klien.
f. Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapatkan giliran.
g. Setiap kali klien seesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberi atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terrapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui gambar.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu menonton TV.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

L. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Askep
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi sensori menggambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu
mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang digambar dan menceritakan
makna gambar.
Sesi 2 :

Stimulus sensori menggambar kemampuan memberi

respon terhadap menggambar

Kemampuan mencegah prilaku kekerasan secara fisik

No Aspek yang dinilai


Nama klien

1. Mengikuti kegiatan dari


awal sampai akhir.
2. Menggambar sampai selesai.
3. Menyebutkan gambar apa.
4. Menceritakan makna
gambar.
5.
Petunjuk :

a. Tulis nama panggilan klien TAK pada kolom nama klien


b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan dua cara fisik untuk mencegah
prilaku kekerasan (˅) jika klien mampu dan (-) jika klien tidak mampu
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatn tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2 TAK stimulus prespsi prilaku
kekerasan, klien mampu mempraktikan tarik nafas dalaam tapi belum mampu
mempraktikan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktikan diruang
rawat (buat jadwal)

M. Rencana evaluasi
1. Klien dapat mengikuti kegiatan
2. Klien dapat menggambar, mampu menyebutkan gambar.
3. Klien dapat menceritakan gambar.

Anda mungkin juga menyukai