Disusun oleh :
adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada system pengindraan dimana
terjadi pada saat klien menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri
(Nasution.2019)
Menurut data WHO (2016), Secara global di perkirakan 350 juta orang
yang terkena gangguan jiwa. Terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60
2014, gangguan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap
negara tidak hanya di indonesia saja. Beban penyakit atau burden of disase
penyakit jiwa di Tanah Air masih cukup besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar
adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang. (Depkes RI).
dan tenaga kerja , akan tetapi juga penderitaan yang sukar dapat digambarkan
salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif
dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, prilaku dan pencapaian adaptasi
disekitarnya. Terapi
Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri.
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik.
C. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Isolasi Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial hidup berkelompok dan saling
berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Secara alamiah individu
selalu berada dalam kelompok, dengan demikian pula dasarnya individu
memerlukan hubungan timbal balik yang didapatkan melalui kelompok.
Salah satu gangguan jiwa yaitu isolasi sosial adalah keadaan dimana
individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
(Keliat et all 2016). Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang banyak
terdapat dalam masyarakat, dan sering dikonotasikan dengan keadaan
gila. Menurut Videback (2018) Gejala skizofrenia dapat digolongkan
menjadi 2 gejala yaitu gejala positif dan gejala negatif sebagian besar
dari gejala negatif pasien dengan skizofrenia dapat berupa isolasi sosial.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan memfasillitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
TAK merupakan terapi modalitas yang dilakukan perawat pada
sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai
asuhan. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung. Saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama
yang maladaptif. Pada klien dengan isolasi sosial perlu diberikan terapi
aktivitas kelompok.
2. Tanda dan Gejala
Data Subjektif
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak orang lain
b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Klien merasa bosan
d. Klien tidak mau berinteraksi dan membuat keputusan
e. Klien merasa tidak
berguna Data Objektif
a. Menjawab pertanyaan dengan singkat seperti “ya” atau “tidak”
dengan nada pelan
b. Respon verbal kurang bahkan tidak ada
c. Berpikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri
d. Menyendiri dalam ruangan, sering melamun
e. Mondar-mandir atau berdiam diri bahkan melakukan gerakan
berulang-ulang
f. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
g. Ekspresi wajah tidak berseri
h. Tidak merawat diri dan tidak peduli kebersihan diri
i. Tidak bahkan kurang sadar dengan lingkungan sekitar
D. PENGORGANISASIAN
Tempat :
Waktu sesi :
Jumlah anggota :
Setting tempat :
Keterangan :
= Leader
= Co-Leader
= Fasilitator
= Observer
= Pasien
1. Leader :
2. Co-Leader :
3. Fasilitator :
4. Observer :
Pembagian Tugas :
1. Leader
Tugas:
1) Menyiapkan proposal kegiatan TAK.
2) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai.
3) Menjelaskan permainan.
4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
5) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib.
6) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2. Co-Leader
Tugas:
1) Mendampingi leader.
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktivitas pasien.
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat.
4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi.
3. Fasilitator
Tugas:
1) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
2) Memotivasi klien yang kurang aktif.
3) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
4. Observer
Tugas:
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
2) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien
selama kegiatan berlangsung.
3) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SESI 1