Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Nutrisi post operasi adalah makanan yang diberikan pada pasien setelah
menjalani pembedahan. Tujuan dari pemberian nutrisi setelah operasi yaitu
mengusahakan agar keadaan pasien segera kembali normal dan mempercepat
proses penyembuhan serta meningkatkan daya tahan tubuh pasien (Almatsier,
2015).
Kondisi tubuh pada saat operasi tubuh sengaja dibuat luka sehingga terjadi
stres yang menyebabkan perubahan metabolik akibat reaksi endokrin yang
kompleks. Akibat dari luka terjadi proses penyembuhan luka yang merupakan
proses kompleks dan banyak yang terkait. Kebutuhan kalori, protein, lemak dan
elektrolit sangat diperlukan untuk kebugaran fisik dan penyembuhan luka setelah
operasi (Solihin, 2009).
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat di bangsal aster menyatakan
bahwa dalam satu bulan terdapat ± 50 pasien yang mendapatkan tindakan operasi
pembedahan dengan berbagai kasus seperti fraktur, hernia, tumor mamae, batu
ureter, appendik, dan tumor colli. Beberapa pasien yang telah menjalani operasi
mengatakan tidak mengetahui apa saja nutrisi yang dapat mempercepat
penyembuhan luka dan pasien mengatakan segan untuk mengkonsumsi makanan
yang berbau amis karena takut lukanya tidak cepat kering, sedangkan sebagian
pasien mengatakan jika mengkonsumsi makanan berbau amis akan menyebabkan
lukanya gatal. Berdasarkan latar belakang diatas kami tertarik untuk memberi
pendidikan kesehatan tentang nutrisi pada pasien setelah operasi di ruang Aster
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
B. Tujuan
1. Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan klien dan/atau keluarga
dapat memahami mengenai nutrisi pasien setelah operasi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit, diharapkan pasien dan
keluarga pasien setelah operasi dapat mengetahui tentang :
a. Pengertian nutrisi
b. Tujuan pemberian nutrisi pada pasien setelah operasi
c. Nutrisi yang dibutuhkan pasien setelah operasi
d. Pentingnya kebutuhan nutrisi untuk pasien setelah operasi
e. Komplikasi apabila nutrisi tidak terpenuhi
C. Strategi Pelaksanaan
Metode : Ceramah dan diskusi Kebutuhan nutrisi post operasi
Media : Poster, leaflet
D. Proses Pelaksanaan
Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan
Penyuluh Sasaran
Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan
Penyuluh Sasaran
5 Menit Evaluasi/Penutup 1. Memberikan 1. Menjawab
pertanyaan 2. Menyimak
2. Menyimpulkan 3. Menjawab salam
materi
3. Menutup
(mengucapkan
salam)
E. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Fasilitator
: Peserta
F. Pengorganisasian
1. Penyaji : Isna Raditya Ningrum, Kurmala
Tasari, Tutik Paridah, Retno Hastuti, Datik
Wahyuningsih, Tulus Dwi Hartanto.
1. Moderator : Isna Raditya
2. Fasilitator+Observer : Tutik paridah, Retno Hastuti
G. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan yang dilaksanakan di Ruang Aster RSUD
dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
b. Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan yaitu berupa leaflet dan poster.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta mendengarkan materi penyuluhan dengan baik dan ada respon
positif dari peserta .
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan secara
benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Pengertian nutrisi
b. Tujuan pemberian nutrisi pada pasien setelah operasi
c. Nutrisi yang dibutuhkan pasien setelah operasi
d. Pentingnya kebutuhan nutrisi untuk pasien setelah operasi
e. Komplikasi apabila nutrisi tidak terpenuhi
f. Kebutuhan nutrisi post operasi
- Nasi 1 piring
- Teh 1 gelas
- Pepaya 2 potong
- Mangga 1 buah
- Pisang 1 buah
- Nasi 1 piring
- Susu 1 gelas
- Jeruk 1 buah
- Apel 1 buah
- Nasi putih
b. Bila mual:
kondisi pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:
a. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam,
ikan, telor, dan sejenisnya.
Daftar Pustaka:
Brunner & Suddarth. (2011). Keperawatan medikal bedah Vol 1. Jakarta : EGC.
Beyer, Dudes. (2008). The clinical practice of medical surgical nursing 2nd. Brown Co
Biston.
Instalasi Gizi RSCM dan Asosiasi Dietisien Indonesia. (2006). Penuntun diet. Jakarta :
Gramedia.