Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

OLEH
MAHASISWA SEMESTER VI/IX

PROGRAM STUDI NERS

SYUNILA TOSI MEKAR W. Y SAMIUN

AMBROS .B. PASO DYAN .V. SIOKAIN

DAVID A. TEMALURU DEBRIANA S. NOMLENI

MARIA S.A.S FOWO ERNA K. KORE

ELIAS M. DOS REIS AGNES .M. TAY

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

PERIODE 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan proposal TAK ini dengan baik. Proposal TAK yang berjudul stimulsi
sensori:halusinasi disusun unuk memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah sistem neurobehavior
program studi ners.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik an
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
kedepan.

Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca serta dapat menambah pengetahuan para pembaca.

Kupang, Maret 2019

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok adlah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain,
saling bergantungan serta mempunyai norma yang sama (Stuart & Sundenn, 1991 dalam Yusuf
2015). Manusia adalah makluk sosial yang hidup berkelompok, dan saling berhubungan untuk
memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial dimaksud antara lain saling memiliki
penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mengalami masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang
digunakan sebagai target asuhan. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi saling
bergantung, yang membutuhkan dan menjadi laboraturium tempat klien melatih perilaku baru
yang adaptif unruk memperbaiki perilaku lama yang adaptif (Keliat, 2014). Penggunaan
kelompok dalam praktik keperawatan jia memeberikan dampak positif dalam upaya pencegahan,
pengobatan atau serta pemulihan kesehatan jiwa selain itu, dinamika kelompok tersebut
membantu pasin meningkatkan perilaku adaptif dan menggurangi perilaku maladaptive.

Secara umum fungsi kelompok adalah sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman.


2. Berupaya memberikan pengalaman dan penjelasan anggota lain.
3. Merupakan proses menerima umpan balik.

Terapi aktivitas kelompok merupakan terapi yang bertujuan mengubah perilaku pasien
dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Cara ini cukup efektif karna didalam kelompok akan
terjadi interaksi satu dengan yang lain, saling mempengaruhi, saling bergantung dan terjalin satu
persetujuan norma yang diakui bersama, sehingga terbentuk suatu sistem sosial yang khas yang
didalamnya terdapat interaksi dan interdepensi.

TAK bertujuan memeberikan fungsi terapi bagi anggotanya yang setiap anggota
berkesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik terhadap anggota yang lain,
mencoba cara baru untuk meningkatkan respon sosial, serta harga diri. Keuntungan lain
diperoleh anggota kelompok yaitu adanya dukungan pendidikan, meningkatkan kemaampuan
masalah, dan meningkatakan, hubugangan interpersonal (Yusyf ,2015).

TAK merupakan tindakan keperawat, oleh sebabkan itu perlu dimasukan dalam tindakan
keperawatan pada masalah keperaatan tertentu. Jadi, rencana keperaatn terdiri dari tindakan
semua kemampuan yang dipelajari klien dalam TAK hendaknya digunakan sampai klien pulang
ke rumah. Peran keluarga diperlukan untuk memantau pelaksanaan di rumah (Keliat, 2014).
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian TAK

Terapi aktivitas kelompok (TAK) stiulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas mempersepsikan stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan
untuk didiskusikan didalam kelompok.

Dalam aktivitas kelopok stimulasi persepsi stimulasi halusinasi dibagi dalam 4 sesi yaitu:

1) Klien mengenal halusinasi


2) Klien m engontrol halusinasi dengan cara mengahardik
3) Klien mengontrol halusinasi dengan membuat aktivitas terjadwal
4) Klien mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang lain

2. Tujuan TAK
1) Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi.
2) Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi
b. Klien dapat mengontrol hausinasi dengan cara menghardik
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas tejadwal
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara minum obat.
3. Klien
a. Criteria klien
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi
b. Proses Seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk criteria
2) Mengidentivikasi klien yang masuk criteria
3) Mengumpulkan klien yang masuk kritria
4) Membuat kontrak dnegan klien yang setuju mengikuti AK, maliputi: menelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main didalam
kleompok.

4. Kriteria hasil
a. Evaluasi struktur
1) Kondisi lingkungan tenang dan dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi mengikuti kegiatan.
2) Posisi tepat dilantai menggunakan tikar.
3) Peserta sepakat untukmengikuti kegiatan
4) Alat yang digunakan dalam kondisi baik
5) Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
b. Evaluasi proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
2) Leader mampu memimpin acara
3) Co-leader membnatu mengkoordinasi seluruh kegiatan
4) Fasilitatir mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
5) Fasilitator mrmbantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah
6) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok Yng
berfungsi sebagai evaluator kelompok.
7) Peserta mengikuti kegiatan dari awalhingga akhir.
c. Evaluasi akhir
Diharapkan 75% dari kelomok mampu:
1) Menelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
2) Menyampaikan halsinasi yang diraskan dengan jelas

5. Antisipasi masalah
1) Penangan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas:
a. Memanggil klien
b. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mejawab sapaan perawat atau klien
lain
2) Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa ijin:
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alas an klien meninggalkan kegiatan
3) Bila klien lain ingin ikut:
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
b. Katakana pada klien bahwa ada kegiatan klien yang ungkin diikuti oleh klien
tersebut.
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak member pesan
kepada kegiatan ini.
Sesi 4: Mencegah Halusinasi Dengan Bercakap-Cakap

1. Tujuan
a. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
munculnya halusinasi.
b. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.
2. Setting
a. Terapis dank lien duduk bersama dalam linkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Spidol dan papan tulis/ flipchart
b. Jadwal kegiatan harian dan pulpen
4. Metode
a. Diskusi kelompok
b. Bermain peran/simulasi
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak waktu dengan kien yang telah mengikti sesi
2) Terapis membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan tempat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terpis kepada klien
b) Klien dan terapis memakai papan nama
2) Evaluasi atau validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan pengalaman klien terhadap 2 cara yang telah dipelajari
(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk mencegah
halusinasi.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan yaitu mengontrol halusinasi yaitu dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut : jika ada klien yang
meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepadaterapis, lama kegiatan
45 menit, setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegegah halusinasi
2) Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap.
3) Terapis meminta klien meyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa
dilakukan
4) Terapis memperagakan cara bercakap=cakap jika halusinasi muncul,
misalnya : “suster, ada suara ditelinga saya. Saya mau ngobrol saja degan
suster” atau “ suster saya mau ngobrol kegiatan harian saya”.
5) Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang yang
disebelahnya.
6) Berikan pujian atas keberhasilan klien
7) Ulangi point 5 dan 6 sampai semua klien mendapatkan giliran.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis menanyakan klien cara mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
c) Memeberikan pujian ats keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Menganjurkan klen menggunkan 3 cara mengontrol halusinasi yaitu:
menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap.
3) Kontra yang akan datang
a. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengntrol halusinasi dengan patuh minum obat
b. Terapis menyepakati waktu dan tempat.

6. Evaluasi dan dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakuakn saat proses TAKberlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimulasi
persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah mencegah halusinasi
dengan bercakap-cakap. Formulir evaluasi adalah sebagai berikut.

NAMA KLIEN
N ASPEK YANG DINILAI
O
1 Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan
2 Memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan
3 Menyusun jadwal kegiatan harian
4 Menyebutkan dua cara mengontrol halusinasi

Petunjuk
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian
yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal
kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara pencegahan halusinasi. Beri tanda (√)
jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

7. Dokumentasi
Dokumentasi klien yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien.

Anda mungkin juga menyukai