Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

SESI IV

Disusun Oleh:

1. Irma Oktaviani 4. Wulan Rizky Febriani


2. Dini Tsuwaebah 5. Seni Asqolani Romli
3. Septi A’ink 6. Putri Eka Utoyo
7. Qarinatul M

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN VI


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BSI BANDUNG
2014
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. TOPIK

Terapi Aktivitas Kelompok: perubahan persepsi sensori : HalusinasiSESI IV

2. TUJUAN

2.1 Tujuan umum


Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasidalam
kelompok secara bertahap.
2.2 Tujuan khusus
a. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
b. Klien memahami pentingnya minum obat.
c. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
d. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

3. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi
merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan
jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan
perabaan atau penghiduan.Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.Dampak
dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai
teman dan sibuk dengan pikirannya sendiri.Salah satu penanganannya adalah dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan
mengontrol halusinasi yang dialaminya.Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ
Provinsi Jawa Barat khususnya Ruang NURI sebagian besar pasien menderita
halusinasi.Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.
4. LANDASAN TEORI
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagaistimulasi yang terkait dengan pengalaman
dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Sesi IV: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

Tujuan
a. Klien memahami pentingnya minum obat
b. Klien memahami akibat tidak minum obat
c. Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
2. Beberapa contoh obat

Metode
1. Diskusi tanya jawab
2. Melengkapi jadwal harian
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi III
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelahmenggunakan tiga
cara yang telah di pelajari{mengardik, menyibukkandiri dengan kegiatan terarah
dan bercakap-cakap}
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi denganminum obat.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
i. Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin
kepadaterapis.
ii. Lama kegiatan30 menit.
iii. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja.
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegahkambuh karena
obatdan memberi perasaan tenang.
b. Terapis menjelaskan kerugian bila tidakpatuh minum obat yaitu akan kambuh
sakitnya (halusinasi).
c. Menjelaskan lima benar minum obat.
1) Benar obat
2) Benar waktu minum obat.
3) Benar orang yang minum obat
4) Benar cara minum obat
5) Benar dosis obat
d. Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat.
e. Berikan pujian pada klien yang benar.
f. Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat.
g. Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat.
h. Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara
mencegahhalusinasi/kambuh.
i. Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat,yaitu halusinasi kambuh.
j. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum atautidak
minum obat.
k. Berikan pujian bila benar.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empatcara mengontrol halusinasi yaitu,
menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap dan minumobat.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrolhalusinasi.
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.

5. KRITERIA KLIEN
a. Persyaratan Umum
a. Klien yang tidak terlalu gelisah.
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi Aktifitas
Kelompok
c. Klien tenang dan kooperatif
d. Kondisi fisik dalam keadaan baik
e. Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas
f. Klien yang dapat memegang alat tulis
g. Klien yang panca inderanya masih memungkinkan
b. Persyaratan Khusus
Klien dalam pengawasan

6. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK

a. Tempat
Aula Rumah Sakit jiwa X
b. Hari / tanggal
Senin, 20 Januari 2014
c. Waktu
Jam 09.00 – 09.30 WIB

d. Pengorganisasian

i. Jumlah dan nama klien

Jumlah klien sebanyak 5 orang ditambah 2 klien cadangan

Klien 1 : Tn A ; Kooperatif

Klien 2 : Tn B ; Kooperatif

Klien 3 : Tn C ; Kooperatif

Klien 4 : Tn D ; Kooperatif

Klien 5 : Tn E ; Kooperatif

Klien Cadangan 1 : Tn F ; Kooperatif

Klien Cadangan 2 : Tn G ; Kooperatif

ii. Leader dan uraian tugas ( Seni )

 Menyiapkan proposal kegiatan TAK


 Memimpin jalannya TAK
 Membuka acara TAK
 Menjelaskan tujuan dan peraturan TAK, sebelum kegiatan dimulai
 Merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalannya TAK
 Menjelaskan permainan
 Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
 Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
 Membuat standar perilaku kelompok
 Menyelesaikan masalah agar kelompok dapat terus bekerja
 Memberi arahan
 Mengontrol diskusi materi tentang halusinasi
 Mengevaluasi kegiatan bersama
 Menutup acara

iii. Co leader dan uraian tugas ( Irma )

 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien


 Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

iv. Fasilitator dan uraian tugas ( Putri, Qorinatul, Septi, Dini)

 Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.


 Motivasi klien yang kurang aktif.
 Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memfasilitasi anggota kelompok.
 Memberi pengaruh positif pada kelompok.
 Menjaga tetap damai.
 Meminimalkan konflik dengan mencari alternative.
 Menetapkan tingkat penerimaan kelompok terhadap anggota secara
individual.
 Menjaga kelompok tetap focus.

v. Observer dan uraian tugas ( Wulan )

 Mengobservasi jalannya proses kegiatan.


 Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung.
 Menyimpulkan posisi kelompok.
 Mengkaji kinerja kelompok.
e. Langkah – langkah

a. Kegiatan berlangsung satu season : 30 menit

b. Pembukaan dan perkenalan

c. Diawali dengan doa


d. Penjelasan aturan kegiatan

e. Proses kegiatan

f. Sharing perasaan

f. Perilaku yang diharapkan

i. persiapan

 Terapis / Perawat

Siap Materi dan mental

 Klien

Kooperatif

ii. Proses

1. Persiapan
 Memilih klien sesuai dengan kriteria dan persyaratan
 Membuat kontrak dengan klien
 Persiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik
1.Salam dari terapis kepada klien
2.Perkenalkan nama dan panggilan terapis
3.Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien pada saat ini
c. Kontrak :
 Menjelaskan tujuan kegiatan
 Menjelaskan aturan sebagai berikut:
 Jika klien akan meninggalkan aktivitas harus ijin kepada terapis.
 Lama kegiatan selama 30menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengontrol
halusinasi dengan obat, keuntungan minum obat dan akibat dari tidak
minum obat.
b. Terapis meminta klien menceritakan perasaannya saat ini. Mulai dari klien
yang sebelah kiri, secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran,
hasilnya ditulis di whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari
persepsi sensori yang dialami.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang.
 Menyepakati waktu dan tempat.
7. ATURAN MAIN
Proses evaluasi anggota dan kelompok pelaksanaan pada hari senin tanggal 20 Januari
2014 pukul 09.00 – 09.30
Anggota kelompok maksimal 5 orang klien
1. Anggota kelompok yang terlambat maksimal 30 % dari keseluruhan jumlah pasien.
2. Anggota kelompok yang memberikan pendapat minimal 3 orang atau 50 % dari yang
hadir
3. Anggota kelompok yang dapat mengekspresikan perasaan atau pendapat dan tingkah
laku minimal 50 %.
4. Anggota kelompok yang dapat mengungkapkan perasaannya terhadap kegiatan yang
dilakukan diakhir kegiatan minimal 50 % dari yang hadir
8. TATA TERTIB
a. Panitia dan peserta datang 5 menit sebelum acara dimulai.
b. Anggota wajib memberikan alasan dan informasi pada leader apabila tidak dapat
mengikuti TAK.
c. Anggota tidak diperkenankan meninggalkan tempat saat berlangsungnya TAK sebelum
TAK selesai.
d. Anggota tidak diperkenankan untuk makan, minum, dan merokok selama TAK
berlangsung.
e. Jika ada pertanyaan dari anggota TAK diwajibkan anggota untuk mengangkat tangan.

9. PROGRAM ANTISIPASI
a. Usahakan dalam keadaan terapeutik
b. Anjurkan kepada terapis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok, menahan diri
untuk tertawa atau sikap yang menyinggung
c. Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh cadangan yang
telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada peserta.
d. Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak bisa
diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran.
e. Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari peserta
TAK yang lain.
f. Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, leader
memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan dari kelompok.
g. Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.

10. ALAT BANTU


Contoh obat untuk halusinasi
11. SETTING TEMPAT

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam bentuk U


2. Ruangan nyaman dan tenang

Whiteboard/
Posisi : layar

Keterangan:
= leader = fasilitator
= co-leader = observer
= pasien = sekertaris

12. PENUTUP

Demikianlah proposal kami susun, atas perhatian dan dukungan Ibu dalam pembuatan
proposal ini kami sampaikan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep.
(2004).KeperawatanJiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.Aspek yangdinilai
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi IV: TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
No Nama klien Menyebutkan 5 benar Menyebutkan Menyebutkan kerugian
cara minum obat keuntungan minum obat tidak patuh minum obat
1
2
3
4
5

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5benar cara
minum obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beritanda √ jika klien mampu
dan tanda X jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi
sesi V. Klien mampu menyebutkan 5 benar minum obat, manfaat dan akibat bila
tidak patuh minum obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

Anda mungkin juga menyukai