Anda di halaman 1dari 22

DIRECTLY OBSERVASIONAL PRACTICE SKILL

TINDAKAN PENGGUNAAN SYRINGE PUMP

Kelompok G’18

Lega Septi Rahmi, S.Kep 1841312064

Venti Agustin, S.Kep 1841312061

Zesty Fitri Dyanda 1841312065

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns. Elvi Oktarina, M.Kep.,Sp.Kep.MB) (Ns. Lina Yerni P, S.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan sistem yang sangat kompleks sehingga sulit untuk

mengontrol setiap pasien. Bagi pasien yang membutuhkan pengobatan ekstra dan

intensif, maka diperlukan suatu alat yang dapat mengontrol dosis volume penggunaan

obat dan flow rate obat yang akan diinjeksikan. Flow rate adalah banyaknya fluida yang

mengalir per satuan waktu. Alat medis yang dapat melakukan injeksi secara otomatis

adalah syringe pump. Dalam hal ini, perawat hanya memberi input pada alat berupa

volume obat yang dibutuhkan serta flow rate yang dibutuhkan pasien.

Pada beberapa kasus pasien seperti hipertensi menjelang operasi, penyakit

jantung, dan penyakit saraf, pemberian cairan obat harus dilakukan secara intensif yaitu

volume cairan obat harus tepat dengan flow rate konstan. Pada pasien kondisi kritis

diperlukan adanya perawatan intensif agar tidak terjadi ketidakseimbangan cairan pada

tubuh (Royan, 2007). Cairan obat dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui injeksi

intravenous untuk durasi waktu yang lama dengan flow rate disesuaikan dengan tingkat

yang tepat sehingga diperlukan jarum suntik yang dapat diprogram secara otomatis.

Syringe pump merupakan alat medis yang difungsikan untuk melakukan injeksi cairan

obat secara terus-menerus dengan tujuan terapeutik maupun diagnostik (Saidi et

al.,2010).

Syringe Pump adalah salah satu peralatan medis yang digunakan untuk

memasukkan obat dalam tubuh pasien berupa cairan dalam waktu tertentu dan

teratur sesuai dosis yang diperlukan dan kondisi pasien. Dalam buku pedoman
peralatan medic yang diterbitkan Kemenkes menyebutkan bahwa Syringe Pump

adalah alat untuk menyalurkan nutria atau cairan obat melalui pembuluh darah

yang diatur volume cairan dan waktunya. Sistem syringe pump dirancang dengan

mekanisme pergerakan motor (Kobayashi,2006). Pergerakan motor akan menyebabkan

ulir maju sehingga mendorong plunger (pendorong suntikan) dan proses injeksi mulai

terjadi. Secara keseluruhan, sistem syringe pump terdiri dari plunger, sebuah motor,

mekanisme pompa, pengontrol mekanisme pompa, dan alarm (Wang, 2010).

Masalah yang sering timbul saat penggunaan syringe pump adalah oklusi

(penyumbatan) selama mekanisme pompa. Penggunaan syringe pump yang dipasang

secara berkelanjutan dapat menyebabkan terjadinya oklusi yang menyebabkan cairan

obat yang masuk ke dalam tubuh tidak mengalir secara konstan dan terbentuk tekanan

besar pada syringe dan aliran cairan (Wang, 2010) yang jika dibiarkan akan terjadi

pembengkakan. Oklusi dipengaruhi oleh sifat darah pasien yaitu mudahnya terjadi

koagulasi (penggumpalan), selang yang terjepit, dan adanya penggumpalan darah di

jarum menuju pembuluh darah pasien.

B. TujuanPenulisan

Tujuan penulisan analisa sintesa tindakan keperawatan yaitu:

1. Untuk mengetahui prosedur tepat dan aman melakukan electrocardiography

2. Untuk mengetahui bahaya yang dihadapi saat melakukan electrocardiography

3. Untuk mengetahui analisa dari tindakan yang di lakukan


C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa Profesi Keperawatan

Sebagai bahan pembelajaran mahasiswa dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pada jantung dengan

menggunakan syringe pump. Mengetahui tata cara memberikan tindakan

keperawatan yang baik dan benar, mampu menganalis secara baik terkait

asuhan keperawatan yang diberikan sesuai teoritis, dan mendapatkan

pengetahuan baru mengenai keperawatan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil analisa sintesa ini diharapkan meningkatkan wawasan

mahasiswa profesi ners tentang informasi mengenai analisis dari tindakan

keperawatan yang baik dan benar serta pelaksanaan intervensi pada pasien

dengan gangguan pada jantung dari berbagai macam penyakit dan hasil

analisis dapat dijadikan pedoman dan pengetahuan yang baru bagi profesi

ners.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Syringe Pump

1. Pengertian

Suatu alat yang digunakan untuk memasukkan obat, cairan, darah

dengan mengatur masuk tiap menitnya/persatuan waktu tertentu secara

teratur dengan menggunakan spuit ukuran tertentu.

Syringe Pump adalah alat khusus yang dapat menjalankan fungsi infus

dimana cairan obat tersebut diberikan secara terus menerus dengan kecepatan

pergerakan yang sangat lamban dikarenakan obat yang diberikan terlalu pekat

dan tingkat keakurasiannya dan ketelitiannya sangat diperlukan. Sistem ini

dapat menjalankan fungsi infus dimana cairan obat tersebut diberikan secara

terus menerus dengan kecepatan pergerakan yang sangat lamban dikarenakan

obat yang diberikan terlalu pekat dan tingkat keakurasiannya dan

ketelitiannya sangat diperlukan. Dan dapat digunakan secara otomatis sesuai

kebutuhan.

Syringe Pump adalah salah satu peralatan medis yang digunakan untuk

memasukkan obat dalam tubuh pasien berupa cairan dalam waktu tertentu dan

teratur sesuai dosis yang diperlukan dan kondisi pasien. Dalam buku pedoman

peralatan medic yang diterbitkan Kemenkes menyebutkan bahwa Syringe


Pump adalah alat untuk menyalurkan nutria atau cairan obat melalui

pembuluh darah yang diatur volume cairan dan waktunya

Cara kerja alat ini menggunakan system pemompaan secara otomatis untuk

mendorong syringe yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu

terntu ke dalam tubuh pasien. ( Kris diyanto, 2014 ).

2. Tujuan :

a. Agar pasien mendapat asupan cairan atau obat sesuai dengan kebutuhan

b. Dosis yang diberikan tepat dan akurat baik waktu dan volumenya

3. Fungsi Syringe Pump

a. untuk mengatur jumlah cairan yang masuk ke dalam sirkulasi darah melalui

vena.

b. Sebagai alat yang digunakan untuk memasukan obat dan cairan dengan

tingkatan ketepatan yang tinggi ke dalam tubuh pasien.

c. Sebagai alat yang dapat digunakan secara kontinyu sesuai aturan tanpa

memberikan efek kadar obat yang terlalu rendah atau tinggi karena

dilakukan dengan tepat dan akurat.

d. Sebagai alat pemasukan obat yang efektif terutama bagi pasien yang
memiliki kesulitan memasukan obat dalam bentuk tablet atau kapsul

4. Sistem Alarm dan Keamanan


Untuk menjaga keamanan ke pasien (patient safety), maka alat ini

dilengkapi dengan sistem Alaram, diantaranya adalah sebagai berikut

a. Alarm Occlusion / Kemampatan

Berfungsi untuk memberikan tanda bunyi alaram dan memberhentikan

sistem pompa pada saat terjadi sumbatan pada IV line dan pembuluh darah

pada pasien. Kondisi Alaram terjadi pada saat sensor Occlusion

mendeteksi tekanan, nilai tekanan pada kondisi ini berkisar 60-80 Kpa,

350-500 mmHg.

b. Alarm Delivery Limit

Untuk memberikan batasan jumlah cairan yang akan diberikan pada

pasien. Jika jumlah cairan yang diberikan sudah tercapai, maka alaram

akan berbunyi dan alat akan berhenti memompa.

c. Alarm Nearly empty

Berfungsi untuk memberikan isyarat suara alaram pada saat cairan

yang diberikan pada pasien akan segera habis.

5. Rumus dosis menggunakan syringe pump

𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠𝑥 𝐾𝑔𝐵𝐵 𝑥 60


£µ/𝑐𝑐

6. Indikasi

 Diberikan pada pasien yang menggunakan obat-obat tertentu (misalnya :

noreprineprin, dopamine, dobutamin, herbeser, lasik dll)


 Pemberian obat dilaksanakan oleh perawat sesuai ketentuan medis

 Pasien dengan kasus jantung dengan pembatasan cairan

 Pasien post operasi sedang dan besar

 Pasien dengan gangguan ginjal

7. PERSIAPAN ALAT
 Steril
a. Cairan fisiologis (NaCL 0,9%, Dextrose 5%) 100ml, 500ml/ 1000ml.
b. Spuit Syringe pump (biasanya 50 ml) sesuai ukuran dan merk
(B’Braun/ terumo).
c. Syringe pump machine / infusion pump machine.
d. Three way Stopcock 2 buah.
e. Connector tube (precursor) 2 buah.
f. Obat-obatan sesuai kebutuhan (Dopamin, Dobutamin, Norepinephrin,
cedocard, dll).
g. Cateter vena (abocath, venflon) ukuran 18 G, 20 G
h. Povidon iodine 10%.
i. Alkohol 70%.
j. Kapas.
k. Kasa dalam tromol
l. Handschoon/ gloves
 Nonsteril
a. Catatan monitoring obat.
b. Adhesive/ plester.
c. Gunting Plester.
d. Bengkok/ neerbeken.
e. Standard infuse.
f. Scort (grown).
g. Kertas label

8. PROSEDUR KERJA
1. Beritahukan program terapi kepada klien/ keluarga
2. Siapkan klien
3. Hitung dosis obat dan pengencerannya secara tepat sesuai program terapi
dokter
4. Pasang IV line sesuai dengan protap pemasangan infuse)
5. Pasang syringe pump machine pada standard infuse dengan kuat
6. Hisap cairan fisiologis (NaCL 0,9%, Dextrose 5%) sesuai kebutuhan ke
dalam syringe 50 ml B’Braun/ terumo.
7. Hisap obat yang dibutuhkan (sesuai program terapi dokter) ke dalam syringe
50 ml B’Braun/ terumo yang telah berisi cairan fisiologis. Umumnya jumlah
obat dan pelarut yang tercampur sama dengan 50 ml (tergantung permintaan
dokter), usahakan obat tercampur rata
8. Buang sisa udara dari dalam syringe secara hati-hati, upayakan tidak ada
obat yang terbuang
9. Hubungkan Syringe B’Braun/ terumo dengan connector tube dan isi
connector tube dengan larutan obat dalam syringe pump
10. Tempatkan Syringe B’Braun/ terumo pada Syringe pump machine
11. Pasang kabel listrik pada Syringe pump machine dan hubungkan
dengan sumber arus listrik AC. Tekan tombol “on/ off”
12. Hubungkan connector tube dengan salah satu ujung three-way
stopcock secara tepat
13. Hubungkan dua ujung yang lain dari three-way stopcock masing-
masing dengan cateter vena (jarum infuse) dan infuse set yang telah
terpasang pada vena klien
14. Putar katub pada three-way stopcock sesuai kebutuhan (pengaturan
pemberian obat dan cairan)
15. Tekan tombol program rate pada Syringe pump machine sesuai hasil
perhitungan dosis obat (satuan ml/jam atau ml/hour)
16. Tekan tombol Run/start dan perhatikan sinyal lampu “run” pada
Syringe pump machine
17. Dokumentasikan pemberian obat pada lembaran observasi obat: nama,
obat, dosis obat, cara pemberian, rate/ laju obat dalam syringe pump,
tanggal, dan pemberian obat
18. Observasi efek obat dan reaksi klinis pasien selama pemberian obat
19. Jika obat mendekati habis atau habis maka alarm akan berbunyi, maka
tekan tombol alarm dan tekan tombol “stop”
20. Tutup jalur dari syringe pump dengan memutar katub three-way
stopcock, lepaskan dari Connector tube
21. Lepaskan syringe dari syringe pump machine dan isi dengan cairan
fisiologis sebanyak 20-30 ml (jumlah obat dan pelarut umumnya 50 ml).
buang sisa udara dalam syringe
22. Pasang kembali Connector tube dan tempatkan syringe yang telah
berisi cairan fisiologis pada Syringe pump machine
23. Buka kembali jalur Syringe pump dengan memutar katub threeway
stopcock
24. Cek ulang program rate/ laju pada syringe pump machine kemudian
tekan tombol start/run
25. Jika cairan dalam syringe habis maka alarm akan berbunyi, maka
tekan tombol alarm dan matikan syringe pump dengan menekan tombol
“on/off”.
26. Tutup jalur dari syringe pump dengan memutar katub three-way
stopcock. Lepaskan dari connector tube, bersihkan dan bereskan peralatan
(kembalikan pada tempatnya).
27. Perawat cuci tangan.

BAB III

ANALISA SINTESA DOPS

Inisial pasien : Ny. T

Usia : 63 Tahun

Diagnosa medis : Susp CAP + On Ventilator a/i Gagal Nafas tipe I e.c Acute

Lung Oedema e.c ACS + UAP d/d NSTEMI

Tanggal masuk : 12 Maret 2019

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran

Penurunan curah jantung

Definisi:

Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi

kebutuhan metabolik tubuh.

Batasan Karakteristik :

- Perubahan Frekuensi Irama Jantung

 Aritmia

 Bradikardi, Takikardi

 Perubahan EKG

 Palpitasi
- Perubahan Preload

 Penurunan tekanan vena central (central venous pressure, CVP)

 Peneurunan tekanan arteri paru (pulmonary artery wedge pressure,

PAWP)

 Edema, Keletihan

 Peningkatan CVP

 Peningkatan PAWP

 Distensi vena jugular

 Murmur

 Peningkatan berat badan

- Perubahan Afterload

 Kulit Lembab

 Penurunan nadi perifer

 Penurunan resistansi vascular paru (pulmunary vascular resistence,

PVR)

 Penurunan resistansi vaskular sistemik (sistemik vascular resistence ,

SVR)

 Dipsnea

 Peningkatan PVR

 Peningkatan SVR

 Oliguria

 Pengisian kapiler memanjang


 Perubahan warna kulit

 Variasi pada pembacaan tekanan darah

- Perubahan kontraktilitas

 Batuk, Crackle

 Penurunan indeks jantung

 Penurunan fraksi ejeksi

 Ortopnea

 Dispnea paroksismal nokturnal

 Penurunan LVSWI (left ventricular stroke work index)

 Penurunan stroke volume index (SVI)

 Bunyi S3, Bunyi S4

- Perilaku/Emosi

 Ansietas, Gelisah

Faktor Yang Berhubungan :

- Perubahan afterload

- Perubahan kontraktilitas

- Perubahan frekuensi jantung

- Perubahan preload

- Perubahan irama

- Perubahan volume sekuncup

2. Dasar pemikiran
Adanya keluhan angina akut dan ditemukan gambaran EKG elevasi

segmen ST (NSTEMI) atau Angina Pektoris tidak stabil (APTS/ UAP).

Diperlukan penalataksanaan terapi farmakologis yang berkelanjutan

menggunakanNitroglycerin atau Glyceryl Trinitrate. NTG adalah sebuah

vasodilator yang mudah menguap, yang mengurangi angina pectoris dengan

cara merangsang guanylate cyclase dan merendahkan kalsium sitosolik.

Nitroglycerin digunakan untuk pengobatan angina pectoris dan hipertensi,

untuk menghasilkan hipotensi yang terkontrol selama pembedahan dan untuk

mengobati gagal jantung.

3. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah pemberian obat melalui

syringe pump. Yaitu cara memberikan obat melalui pembuluh darah balik /

vena. Syringe pump merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberikan

cairan atau obat ke tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu dan jumlah

tertentu. Secara khusus alat ini menitikberatkan atau memfokuskan pada

jumlah cairan yang dimasukkan kedalam tubuh pasien dengan satuan

millimeter per jam (ml/jam). Syringe pump didesain agar mempunyai

ketepatan yang tinggi dan mudah digunakan.

Prinsip dasar syringe pump adalah memasukan cairan secara berkala

sesuai dengan perintah yang diberikan dengan sistem kontrol dan keamanan

yang sangat baik karena dilengkapi dengan sistem alarm yang sensitif di

bagian titik kritis sehingga tidak akan membahayakan pasien saat terjadi
kesalahan alat. Adapun alarm yang terpasang pada syringe pump diantaranya

adalah sebagai berikut.

a. Alarm untuk kemampatan

Alarm satu ini akan berbunyi jika bagian bagian syringe pump

mengalami kemampatan. Kemampatan dapat disebabkan oleh banyak hal.

Alarm dapat berbunyi akibat adanya tekanan yang berlebih pada sistem

pompa. Sensor alarm ini akan sekaligus mematikan atau menghentikan

tindakan pemompaan jika terjadi sumbatan.

b. Alarm untuk batasan jumlah cairan yang dimasukkan

Dalam mengonsumsi obat, tentunya akan ada aturan dan batasan

tertentu. Hal ini agar pasien dapat mengonsumsi obat dengan dosis yang tepat

dan tidak berlebihan. Syringe pump akan memberikan kemudahan karena

akan ada alarm yang memberitahukan tenaga medis bahwa cairan dan obat

yang dimasukan sudah sampai pada batasnya atau sudah sesuai dengan limit

yang ditentukan. Jika batasan sudah tercapai, maka, secara otomatis pompa

akan berhenti dan alarm akan berbunyi sebagai tandanya.

c. Alarm untuk mengetahui cairan sudah hampir habis

Selain untuk mengetahui adanya sumbatan dan sudah tercapainya limit

atau batasan pemasukan cairan atau obat, alat ini juga dilengkapi dengan

alarm uang memberitahukan bahwa cairan yang ada pada alat akan segera

habis. Hal ini untuk mencegah alat kehabisan cairan atau obat yang

semestinya dimasukan secara berkesinambungan.


4. Prinsip-prinsip tindakan

Prinsip yang perlu diperhatikan adalah:

a. Bersih

b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar

c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi

d. Menerapkan 6 benar:

 Benar nama dan usia klien

 Benar cara pemberian

 Benar nama obat

 Benar waktu pemberian

 Benar dosis

 Benar dokumentasi

e. Prosedur pemeriksaan EKG:

1) Persiapan alat

 Syringe Pump

 Obat Vial

 Spuit 50 cc untuk di syringe pump dan spuit 5 cc untuk apus obat

 Pengencer obat NaCl 0,9 %

 Selang konektor syringe pump dengan infus

 Three way jika dibutuhkan

2) Prosedur tindakan

 Jaga privasi klien.


 Pastikan alat tidak rusak.

 Jelaskan pada pasien tujuan pemasangan syringe pump dan

pemasukan obat.

 Pastikan 6 benar obat.

 Pastikan dosis dan jumlah pengenceran sudah benar.

 Pastikan kecepatan jalannya obat sudah benar.

 Pastikan aliran obat paten di selang

ProsedurTindakan

N Prinsip-prinsip tindakan Rasional Dilakukan/


o Tidak
1. Lakukan komunikasi terapeutik Bina hubungan
saling percaya
2. Cuci tangan Mencegah
kontaminasi
3. Menerapkan 6 benar: Prinsip yang benar
a. Benar nama dan usia klien meminimalkan
b. Benar cara pemberian kesalahan pemberian
c. Benar nama obat obat
d. Benar waktu pemberian
e. Benar dosis
f. Benar dokumentasi
4. Persiapan obat: menarik obat dari ampul
a. Membaca label obat sekali lagi
b. Meyakinkan bahwa semua obat ada didasar
ampul, ketuk dengan jari jikamasih ada obat
dikepala ampul
c. Menggergaji leher ampul bila diperlukan atau
menggunakan kapas alkohol disekitar leher
ampul lalu mematahkan leher ampul
d. Memegang ampul dengan tangan non
dominan dan alat suntik ditangan dominan.
Masukkan kedalam ampul dan dan menarik
sesuai dosis yang diperlukan
Persiapanobat: menarikobatdari vial
a. Membaca label obat sekali lagi
b. Membuka pelindung yang menutupi vial
tanpa menyentuh karet, membersihkan
dengan kapas alkohol bila perlu
c. Mengocok obat bila diperlukan sesuai aturan
penggunaan obat
d. Menarik obat dari vial sesuai dosis yang
diperlukan
e. Melepas jarum dari vial dan mengeluarkan
gelembung udara yang ada disuntikan
f. Mengganti jarum dengan jarum steril baru
sebelum ke klien
5. Kembalikeklien: dekatkanalat-alat yang Alat yang mudah
dibutuhkan, pasangsampiran dijangkau
memudahkan saat
melakukan tindakan
6. Siapkan spuit Memudahkan dalam
melakukan tindakan
7 Siapkan medikasi klien Memudahkan dalam
melakukan tindakan
8 Pasangkan spuit pada syringe pump dan Agar obat yang
hubungkan spuit dengan akses intravena diberikan bisa masuk
ke dalam tubuh
pasien
9NNyalakan syringe pump. Menjalankan
prosedur
pemasangan
10 Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam Memastikan
cc/jam kecukupan dosis
Dengan rumus sebagai berikut : yang dibuthkan oleh
pasien

11 Tekan start untuk memulai pemberian medikasi Menjalankan


prosedur
pemasangan
12 Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan Agar pemasangan
memberikan peringatan dengan suara dan lampu dari alat diyakini
yang menyala merah sudah terpasang
dengan baik
EEvaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.
13 Mengetahui keadaan
pasien
14 Menjaga privacy pasien selama tindakan Memberikan rasa
nyaman
15 Dokumentasi: Dokumentasi yang
a. Nama obat benar sesuai tindakan
b. Dosis yang diberikan
c. Lokasi penyuntikan
d. Waktu pemberian
e. Cara pemberian
f. Reaksi alergi
g. Tanda tangan perawat dan saksi

5. Analisa tindakan keperawatan

Pasien mengalami angina akut dan ditemukan gambaran EKG elevasi

segmen ST (NSTEMI) atau Angina Pektoris tidak stabil (APTS/ UAP). Oleh

karena itu perlu pemberian terapi farmakologis untuk diagnosa medis

tersebut.NTG Injection diindikasikan untuk perawatan angina pectoris

yangberhubungan dengan suplai darah yang dibatasi, akut dan intens arteri

vasokonstriksi jantung, kegagalan ventrikel kiri serangan jantung

yangmenyertainya jantung, tekanan darah tinggi selama operasi jantung dan

kondisi lainnya.

Syringe pump adalah salah satu alat yang

digunakanuntukmemasukkanobatdengansistemberkaladanteratursecaraotomati

s. Denganperhitungan yang tepat, syringe pump

dapatmemudahkantenagamedisuntukmemberikancairanatauobatsecaraterjadw
aldanmeminimalkan human error yang kerap terjadi. Sebagai alat yang

digunakan untuk memasukan obat dan cairan dengan tingkatan ketepatan yang

tinggi ke dalam tubuh pasien dan sebagai alat yang dapat digunakan secara

kontinyu sesuai aturan tanpa memberikan efek kadar obat yang terlalu rendah

atau tinggi karena dilakukan dengan tepat dan akurat. Maka syringe pump

sangat diperlukan untuk pemberian NTG agar kondisi angina pectoris pasien

dapat segera dipulihkan dan pemberian dosisnya lebih akurat secara berkala

6. Bahaya yang mungkin muncul

No Bahaya-bahaya Pencegahannya

1. Klien menolak karena beberapa jenis obat Menjelaskan tujuan dan

menimbulkan rasa nyeri prosedur dengan jelas

2. Alat tidak terpasang dengan benar dan dosis Memasang alat sesuai

yang diberikan untuk pasien tidak dengan prosedur dan

tercukupi/kelebihan menghitung dosis sesuai

dengan standar rumus yang

digunakan

3. Terjadi kesalahan dalam memberikan obat Lakukan tindakan sesuai

prosedur dan prinsip 6

benar

7. Evaluasi (hasil yang didapat dan maknanya)


a. Obat selesai diberikan dan pengoperasian alat sudah sesuai dengan posedur

b. Maknanya : Obat sudah masuk melalui jalur IV klien dengan alat syringe pump
DAFTAR PUSTAKA

Kris Diyanto ( 2014 ). Teori Kuliah Kerja Lapangan RSUD Moewardi Solo.

http://www.blogger.com elektromedis- Teori KKL RSUD Moewardi Solo.

Diakses pada 12 Maret 2019 , pukul 10.30 WIB

Potter, P. A. dan Perry. 2007. Standard Operation Prosedur (SOP) Keperawatan

Edisi Terjemahan. Jakarta: ECG

Saidi, I., Ouni, L.E., dan Benrejeb, M., 2010, Design of an Electrical Syringe Pump

Using a Linear Tubular Step Actuator, International Journal of Sciences and

Techniques of Automatic control & computer engineering, 4: 1388-1401

Udjianti, Wajan juni. 2009. Keperawatan Cardiovascular. Malang: Poltekkes

DepKes Malang.

Anda mungkin juga menyukai