Anda di halaman 1dari 17

SISTEM MUSKULOSKELETAL

TUGAS FISIOLOGI KERJA

KELOMPOK 2
Anggita Raresputi 0606099340
Dekky 0706272780
M. Rizky Ardiansah 0706273461
Oktomi Wijaya 0606100531
Rahma Lisa O. 0606100613
Ridwansyah 0706273852
Wenny Prasetya D. 0706274275

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Indonesia
2007

A. DEFENISI
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa
menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada
kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005,
hal : 39-40). Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam
mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel yang
mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami
malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus
membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau
berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat
karsinogen. (Daniele gale 1996).
Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan
mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan
destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995)
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).
Stadium kanker payudara :
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau
penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran
jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar
dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor
dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau
kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000, hal : 285)
B. ETIOLOGI
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara,
yaitu
a. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
b. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
c. Preparat hormon estrogen
d. Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
e. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker
payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
f. Masa reproduksi yang relatif panjang.
C. MANIFESTASI KLINIS
Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa ada tanda dan gejala). Tanda
awal yang paling umum terjadi adalah adanya benjolan atau penebalan pada
payudara. Kebanyakan 90 % ditemukan oleh wanita itu sendiri, akan tetapi di
temukan secra kebetulan, tidak dengan menggunakan pemeriksaan payudara sendiri
(sarari), karena itu yayasan kanker menekankan pentingnya melakukan sarari.
Tanda dan gejal lanjut dari kanker payudara meliputi kulit sekung (lesung),
retraksi atau deviasi putting susu, dan nyeri, nyeri tekan atau rabas khususnya
berdarah, dari putting.
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat,
benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam
stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005,
hal : 42).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
a. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari
payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
b. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit
dengan kista.
c. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara
pada organ lain
d. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
e. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-
sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66

E. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


1. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari
lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
b. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara,
semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya:
seluruh isi aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar
limfe mamaria interna.

2. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat
direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase
kelenjar limfe aksila.

b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit
yang lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,
antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer, dkk,
2002, hal : 1596 - 1600)
F. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,
pleura, tulang dan hati
2. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengumpulan data klien baik subjektif maupun objektif pada cedera kepala
tergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri, dan adanya komplikasi pada organ vital
lainnya.
a. Data Klinis
Nama : __________________ No. Rek. Medis : __________________
Usia ____ Tinggi Badan ______BB ________ (Aktual/Perkiraan)
LILA___________
Suhu________
Nadi ________ Kuat _____ Lemah _____ Teratur _____ Tak teratur
Tekanan Darah: Lengan Kanan _____ Lengan Kiri _____Duduk _____Berbaring
Tanggal_________Waktu Kedatangan _______ Orang yang dihubungi
_________Telepon : _______
CATATAN KEDATANGAN: _________ Kursi roda ________Ambulans
________Brankar
ALASAN DIRAWAT DI RUMAH
SAKIT:________________________________________
____________________________________________________________________
___
PERAWATAN DIRUMAH SAKIT TERAKHIR :
Tangal _____________________Alasan
_____________________________________

RIWAYAT MEDIS YANG


LALU:______________________________________________

b. Riwayat Penyakit saat ini.

Menurut Stolte (2004) pegakajian keperawatan dengan pola kesehatan fungsional


Gordon yaitu :
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Subyektif :

a. Bagaimana pendapat klien tetntang kesehatan dirinya saat ini.

b. Apakah klien merasa dpat mengatasi hal-hal yang mempengarui kesehataya.

c. Apa yang dilakukan klien secara rutin.

d. Apakah klien secara rutin melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan.

e. Bagaimana cara klien mengatasi penyakitnya.

f. Perihal apakah di dalam agama/kepercayaan klien terkait dengan


pemeliharaan kesehatan.

g. Apakah klien beresiko mengkonsumsi makanan-makanan yang beresiko


terhadap kesehatannya.

h. Apakah klien memilki sumber yang cukup untuk memlihara kesehatannya.

i. Apakah klien mempuyai pengetahuan yang cukup utuk mengambil keputusan


tentang pemeliharaan kesehatannya.

j. Apakah klien pernah mengalami kecelakaan atau injury pada masa lalu.

k. Apakah klien pernah menjalani atau memilki riawayat operasi.

l. Apakah ada reaksi alergi terhadap oba/makanan/barang-barang tertentu, dan


lainya.

m. Apakah klien mempuyai keinginan untuk mejaga atau memelihara


kesehatanya.

Obyektif :

a. Bagaimana kebersiha diri klien (rambut, kulit, mulut dan gigi, gigi palsu,
genetalia, anus)
2. Pola Nutrisi Metabolic

Subyektif :

a. Apa jenis, jumlah dan frekuensi makanan yang dikonsumsi klien dalam
sehari.

b. Apa ada suplemen, vitamin atau obat-obatan terkait nutrisi.

c. Jeneis makanan yang disukai.

d. Bagaimana nafsu makan klien.

e. Apakah ada kesulitan makan (nyeri menean, mual, kembung, sulit menelan,
dam lain-lain).

f. Apakah ada diet.

g. Bagaimana kecukupan intake/output cairan.

h. Apakah berat badan: normal, overweight atau underweight.

i. Apakah ada perubahan berat badan dalam waktu dekat.

Obyektif :

a. Bagaimana kondisi rambut, turgor kulit, conjungtiva,palpebrae, scelera,


rongga mulut, lidah, keenjar getah bening, status hidrasi.

b. Suhu tubuh.

c. Bagaiaman hasil pemeriksaan abdomen.

d. Adanya edema.

e. Kemampuan mengunyah keras.

f. Apakah menggunakan gigi palsu.


g. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostic yang terkait dengan
kecukupan nutrisi.

h. Berat badan, tinggi badan dan IMT.

i. Apakah klien bisa melakukan ambulasi.

3. Pola Eliminasi

Subyektif :

a. Bagaimana pola BAB (frekuensi, kontintn/inkontinen, konsistensi, warna,


nyeri).

b. Apakah ada kesulitan BAB.

c. Apakah menggunakan obat-obatan yang terkait BAB (laksantia, suposutoria,


dan alain-lain).

d. Bagaimana poala BAK (frekuensi,kontintn/inkontinen, konsistensi, warna,


oliguria, anuria, jumlah, dan nyeri).

Obyektif :

a. Bagaimana kondisi abdomen, anus, mulut uretra, dan adannya nyeri ketuk
ginjal.

b. Apakah klien memagang perutnya.

c. Bising usus.

d. Hasi pemeriksaan/medik/laboratorium yang dilakukan terkait dengan


eleminasi.

4. Pola aktivitas dan Latihan


Subyektif :

a. Bagaimana pola aktivitas dan latihan klien: jenis aktivitas, frekuensi,


lamanya.

b. Apakah teratur dalam melakukan latihan pergerakan sendi.

c. Adakah keluhan ketika beraktivitas.

d. Apakah ada hambatan fisik dalam melakukan aktivitas dan apa rupa
hambatanya.

e. Alat bantu apa yang diperluka klien pada saat beraktivitas, apakah klien
mersa nyaman dengan alat tersebut.

f. Apakah klien mengalami gangguan keseimbangan.

g. Adakah keluhan sesak, lemah, lelah.

h. Seberapa jauh dapat melalui aktivitas.

i. Adakah keluhan nyeri dada, batuk. Bagaimana produksi slym.

Obyektif :

a. Apakah klien memerlukan bantuan orang lain atau alat bantu untuk
beraktivitas.

b. Apakah lingkungan cukup aman bagi klien untuk melakukana aktivitas.

c. Bagaimana dengan uji kekuatan otot.

d. Bagaimana dengan postur dan gaya berjalan klien.

e. Apakah klien mampu memenuhi kebutuhan hariannya.

f. Adakah tanda-tanda sianosis, takikardi, diaphoresis.

g. Apakah lingkungan aman bagi klien.


h. Bagaimana dengan hasil pemeriksaan thorax dan jantung, serta lengan dan
tungkai.

i. Hasil observasi: Pernafasan, nadi, tekanan darah, JVP, kapilary refill, edema
perifer. Laboratorium, EKG, dan pemeriksaan diagnostic lainya.

j. Mengukur IADL (Instrumental Activities of Daily Living)

5. Pola Istirahat – Tidur

Subyektif:

a. Apakah klien merasa segar setelah tidur pada malam hari.

b. Kebiasan tidur berapa jam/hari, pukul berapa, siang/malam.

c. Apakah tidur dapat berlangsung lama atau sering terbangun.

d. Apakah ada laporan tentang pasien: pernafasan yang tidak abnormal,


mendengur terlalu keras, gerakan-gerakan abnormal pada waktu tidur.

e. Apa yang menyebabkan klien sering terbangun pada waktu tidur (rasa sakit,
berisik, atau hal lain).

f. Adakah klien mengalami gangguan tidur.

Objektif:

a. Apakah klien terlihat capek/lesu/tanda-tanda kurang tidur (lingkar hitam


kelopak mata).

b. Jenis obat tidur yang digunakan dan kapan digunakan.

c. Tanda dan gejala yang muncul akibat kurang tidur.

6. Pola Kognitif – Konseptual


a. Subyektif:

b. Apakah klien menggunakan alat banu dengar, penglihatan.

c. Apakah ada gangguan persepsi sensori.

d. Apakah klien mengatakan adanya perubahan-perubahan dalam memori.

e. Apakah ada kesulitan dalam mengingat kejadian jangka waktu dekat atau
yang sudah lama terjadi.

f. Apakah mengalami disorientasi tempat/waktu/orang.

g. Bagaimana kemampuan dalam dalam pengambilan keputusan


(mandiri/dibantu).

h. Apakah ada perubahan perilaku (hiperaktif/hipoaktif).

i. Apakah ada perubahan dalam konsentrasi.

j. Apakah gelisah, tidak kooperatif, marah, menarik diri, depresi, halusinasi,


delusi.

k. Adakah riwayat stroke/tanda-tanda infeksi.

l. Adakah ketidaknyamanan/nyeri yang dialami klien

Obyektif:

a. Adakah perubahan dosis/jenis obat akhir-akhir ini

b. Hasil MMSE, pemeriksaan medic, laboratorium.

c. Apakah klien tampak bingung dan sulit konsentrasi.

d. Bagaimana dengan fungsi penglihatan, pendengaran, pengecapan.

7. Pola Persepsi Diri– Konsep Diri

Subyektif:
a. Apakah klien mengatakan ketakutan atau kekhawatiran.

b. Apakah sumber ketakutan/kekhawatiran tersebut diketahui.

c. Apakah klien mengatakan tidak dapat menguasai hidupnya.


Kegagalan/keputusasaan.

d. Apakah klien kehilangan sesuatu yang berarti/pindah tempat/berpisah dengan


orang yang dicintai.

e. Bagaimana penampilan umum, postur tubuh, mau/menolak kontak mata.

f. Apakah berkomentar negatif tentang dirinya.

g. Apakah klien tidak mau melihat pada bagian tubuh yang rusak.

h. Apakah menunjukan sikap agresif, marah, menutur.

Obyektif:

a. Adakah gejala stimulasi system saraf otonom (peningkatan nadi, jumlah


pernapasan, tekanan darah, diaphoresis).

b. Bagaimana hasil pengkajian uji saraf cranial.

8. Pola Peran - Hubungan


Subyektif:
a. Apakah klien mengikuti organisasi kemasyarakatan atau kegiatan sosial
lainnya.

b. Bagaimana interaksi klien dalam keluarga dan lingkungannya.

c. Apakah ada perubahan peran.

Obyektif:
a. Observasi interaksi antara anggota keluarga atau dengan lingkungan sekitar.
9. Pola Seksual – Reproduksi
Subyektif:
a. Adakah perubahan fisiologis yang berdampak pada seksulitas klien.

b. Keluhan apa yang dirasakan setelah mengalami perubahan seksualitas.

c. Apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah akibat seksualitas.

d. Masihkah ada minat dalam melakukan hubungan intim dengan pasangan.


Bagaimana dengan frekuensi dan adakah kesulitan.

e. Adakah keluhan dengan prostat atau hernia.

10. Pola Koping – Toleransi Stress


Subyektif:
a. Bagamana satus emosi klien.

b. Adakah masalah/stress psikologis akhir-akhir ini sperti: depresi, kehilangan


pasangan hidup, minder, dan lain-lain.

c. Bagaimana upaya pengelolaan stress. Apakah upaya tersebut membantu klien


mengatasi masalahnya.

Obyektif:
a. Catat perilaku atau manifestasi psikologis dari mood, afek, kecemasan, dan
stress.

11. Pola Nilai – Kepercayaan


Subyektif:
a. Sistem nilai, tujuan dan keyakinan apa yang dimiliki klien

b. Apakah lansia teratur melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan


agamanya.

c. Apakah klien teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan.
d. Apa latar belakang yang dimilikiklien (agama, filosofi, kultur).

e. Apakah system tersebut mempengaruhi semua aspek baik kesehatan atau


koping terhadap stress.

Obyektif:
a. Observasi adanya alat-alat ibadah. Proses keperawatan selanjutnya adalah
mengidentifikasi masalah keperawatan berdasarkan pengkajian yang telah
dilakukan. Setelah itu memprioritaskan masalah keperawatan dan
mengimplementasi. Langkah terakhir mengevaluasi perkembangan dari
asuhan keperawatan yang telah dilakukan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan secret.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi
inadekuat, faktor psikologis
3. Intoleransi aktivitas fisik b.d penurunan kekuatan otot.

A. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa NOC NIC (Page : 465)


1 Ketidak efektifan1. Status 1. Airway Suction
bersihan jalan nafasrespirasi : 2. Airway Management
b.d penumpukan kepatenan jalan 3. Oxygen therapy
napas 4. Positioning
secret.
kriteria hasil: 5. Vital sign monitoring
a. RR dalam 6. Acid- base management
batas 7. Acid- base management :
normal respiratory asidosis
b. Mendemons 8. Acid- base management :
respiratory asidosis
trasikan
9. Emergency management
batuk 10. Fluid management
efektif
c. Menunjukan
jalan nafas
yang paten
d. Mampu
mengidentif
ikasi dan
mencegah
faktor yang
dapat
menghamba
t jalan
nafas.

2 Ketidakseimbangan 1.Status nutrisi 1. Manajemen Nutrisi


nutrisi kurang dari dengan kriteria 2. Monitor Nutrisi
kebutuhan tubuh b.d hasil: 3. Konseling Nutrisi
intake nutrisi a. BB stabil, 4. Terapi Nutrisi
inadekuat, faktor tingkat 5. Pendampingan perawatan diri :
psikologis energi makan
6. Pendampingan peningkatan berat
adekuat
badan
b. Pemasukan
7. Manajemen berat badan
nutrisi 8. Monitor cairan
adekuat 9. Manajemen cairan
10. Manajemen alergi (page : 520)

3 Intoleransi aktivitas1. Toleransi 1. Terapi aktivitas


b.d terhadap 2. Energi manajemen
ketidakseimbangan aktivitas dgn 3. Manajemen nutrisi
suplai & kebutuhan kriteria hasil: 4. Emosional support
O2 a. Klien 5. Manajemen mood
mampu 6. Promosi latihan
aktivitas 7. Terapi nyeri
8. Terapi oksigen
minimal
9. Pendampingan perawatan diri
b. Kemampua
10. Pengaturan tidur
n aktivitas
meningkat
secara
bertahap
c. Tidak ada
keluhan
sesak nafas
dan lelah
selama dan
setelah
aktivits
minimal
d. v/s dibantu
selama dan
setelah
aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA
1. Azhali MS, Herry Garna, Aleh Ch, Djatnika S. Penyakit Infeksi dan Tropis.
Dalam : Herry Garna, Heda Melinda, Sri Endah Rahayuningsih. Pedoman
Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi 3. FKUP/RSHS, Bandung,
2005 ; 209-213.
2. Rauscher LA. Tetanus. Dalam :Swash M, Oxbury J, penyunting. Clinical
Neurology. Edinburg : Churchill Livingstone, 1991 ; 865-871
3. Behrman, Richard E., MD; Kliegman, Robert M.,MD ; Jenson Hal. B.,MD,
Nelson Textbook of Pediatrics Vol 1” 17th edition W.B. Saunders Company.
2004 Udwadia FE, Tetanus. Bombay: Oxford University Press, 1993 : 305
4. Soedarmo, Sumarrno S.Poowo; Garna, Herry; Hadinegoro Sri Rejeki S, Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi & Penyakit Tropis, Edisi pertama, Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
5. WHO News and activities. The Global Eliination of neonatal tetanus :
progress to date, Bull WHO 1994; 72 : 155-157

Anda mungkin juga menyukai