DISUSUN OLEH :
NAMA : NURFADILA, S.Kep
NIM : 2022032033
CI LAHAN CI INSTITUSI
A. Definisi
Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) atau yang disebut juga gagal
gagal jantung kronik, yang dapat terjadi secara akut, subakut maupun indolen
dengan gejala yang memburuk secara bertahap dalam beberapa hari atau
minggu, fraksi ejeksi bisa normal atau menurun, namum curah jantung
umumnya normal atau tekanan darah dalam batas normal. ( Yuniadi,Y, 2017)
yang tersering adalah sesak nafas (dyspnea) yang semakin berat dan biasanya
tidur dengan kepala yang dielevasi untuk mengurangi dyspnea yang muncul
secara spesifik dalam keadaan terlentang, terlebih lagi dyspnea yang muncul
dyspnea adalah salah satu indicator yang paling dapat dipercaya dari gagal
B. Anatomi fisiologi
berdasarkan gambar diatas, secara anatomi terdapat beberapa bagian jantung
antara lain:
1) Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari
ventrikel sinistra.
2) Atrium kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang
3) Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru-paru
pulmonari.
5) Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling berotot, menerima
darah kaya oksigen dari paru-paru melalui atrium kiri dan memompanya ke
ke patu-paru (pulmo).
7) Katup trikuspidalis, terdapat diantaranya atrium dekstra dengan ventrikel
9) Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium
dekstra.
thorak, antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum, dan lebih menghadap
kekiri dari pada ke kanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan.
Jantung dewasa beratnya antara 220-260 gram. Jantung terbagi atas sebuah
septum atau sekat menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan.
sternoperikardial.
a. Sirklus jantung
atrium dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung
sinoatrial (SA) terletak pada dinding posterior atrium dekstra dekat muara
primer bagi ventrikel dan ventrikel menyediakan sumber tenaga utam bagi
b. Curah jantung
berbagai nutrisi. Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh
ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besarnya. Bila tidak demikian akan
jantung akan meningkat pada waktu kerja berat, stres, peningkatan suhu
C. Etiologi
output) menurun.
overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam
meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban
(demand overload)
Beban kebutuhan metabolik meningkat melebihi kemampuan daya
kerja jantung di mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi
keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi
e. Aterosklerosis Koroner
h. Penyakit jantung
i. Faktor sistemik
jantung.
D. Patofisiologi
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan/ sinkron, maka
jaringan. Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau kanan jantung. Sebagai
lalu ke sirkulasi paru, ventrikel kanan dan atrium kanan, maka jelaslah bahwa
gagal jantung kiri akhirnya akan menyebabkan gagal jantung kanan. Pada
kenyataanya, penyebab utama gagal jantung kanan adalah gagal jantung kiri.
11 Karena tidak dipompa secara optimum keluar dari sisi kanan jantung, maka
darah mulai terkumpul di sistem vena perifer. Hasil akhirnya adalah semakin
E. Pathway
Regurgitasi aorta Perikardis, tamponade Hipertensi
Cacat septum dan infark
Disfungsi sistolik
Dan atau diastolik
Kegagalan jantung
2. Takipnea
3. Batuk
5. Nokturia
10.Gangguan pada abdomen ( kembung, begah atau sulit makan) yang ditandai
G. Komplikasi
4 .Efusi pleura
H. Pemeriksaan Diagnostik
2. EKG (Elektrokardiogram)
diatas kertas. Tes ini membantu mendignosa masalah iram jantung dan
4. tes darah BNP: untuk mengukur kadar hormone BNP (B-type natriuretic
dinding.
7. Kateterisasi jantung : Tekanan normal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau
fraksi/perubahan kontrktilitas
Keperawatan
1) Tirah Baring
2) Oksigen
3) Diet
mengurangi edema
b. Pembatasan cairan
c. Mengurangi BB
d. Menghindari alkoho
4) Medis
Terapi farmakologi :
1) Digitalis : untuk meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan
2) Diuretik : untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal serta
darah. Obat ini juga menurunkan beban awal (preload) dan beban akhir
J. Pencegahan
a. Pengkajian primer
1) Airway
2) Breathing
Frekuensi nafas, apakah ada penggunaan obat bantu nafas, retraksi dada,
3) circulation
Pengkajian mengenai volume darah dan cardiac output, serta adanya
nadi.
b. Pengkajian sekunder
1) Pengkajian
1. aktivitas/istirahat
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
4. Nutrisi
5. Nyeri kenyamanan
6. Higiene
a. Gejala : keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.
7. Pernapasan
a. Gejala : dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
b. Tanda :
pernpasan.
pulmonal)
2) Diagnosa Keperawatan
perubahan afterload
perubahan irama jantung, diharapkan masalah curah jantung 1. Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung
perubahan frekuensi meningkat, dengan kriteria hasil (meliputi dispenea, kelelahan, adema ortopnea
kontraktilitas, perubahan 1.Kekuatan nadi perifer ejection 2. Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah
preload, perubahan fractian (EF) meningkat jantung (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali
afterload (D.0008 hal. 34) 2.Palpitasi menurun ditensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria,
Terapeutik
Edukasi
cairan harian
Kolaborasi
2. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan Managemen jalan napas (I.01011 hal.186)
posisi tubuh yang diharapkan masalah pola nafas 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
kelemahan otot pernapasan, 1. Ventilasi semenit meningkat 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
(D.0005 hal.26) 3. Tekanan ekspirasi meningkat 4. Berikan fisioterapi dada, bila perlu
Edukasi
indikasi
Kolaborasi
DIAGNOSA
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
No KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
(SDKI)
10. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran,
kelemahan, diharapkan masalah intoleransi 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
malnutrisi (D.0056 tidak ada 3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
6. Tekanan darah diastolik ketika 7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat akan
5. Evaluasi
kesehatan klien dengan tujuan yang telah di tetapkan dan di lakukan secara
7. Jakarta. Elsevier
Jakarta: EGC.