Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS IMPAKSIS

GIGI BERHUBUNGAN DENGAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN


NYAMAN DI RUANGAN ASTER RS UNDATA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : HIKMA
NIM : 2022031010

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ira Martini, S.Kep.,Ns Ns. Ni Nyoman Udiani,S.Kep.,M.Kes


NIP. 198403242010012008 NIK. 20200902022

PROGRAM STUDI NERS


PROFESI NERS UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2022
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

A. KONSEP KEBUTUHAN DASAR


1. Pengertian Kebutuhan Aman Dan Nyaman
Potter dan Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketetraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dalamberespon terhadap suatu rangsangan.

Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.


Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari
kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang berkerja untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).

2. Anatomi Fisiologi Sistem/fungsi normal rasa aman dan nyaman


Respon nyeri (Nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah ujung saraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada stimulus kuat yang
berespon hanya terdapat pada stimulus kuat yang secara pontensial merusak.
a. Mekanik (mekano sensitif) Kerusakan ujung saraf bebas akibat
trauma karena benturan atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif): Rangsangan panas atau dingin yang
berlebihan
c. Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin,
serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim
proteolitik.
Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri
a. Serabut delta A (menusuk dan tajam): Pada kulit dan otot bermielin
halus, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.
b. Serabut delta C (panas & terbakar): Dalam otot, tidak bermielin, garis
tengah 0,4 1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik (Andarmoyo, Sulistyo,
2013).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya. International Association for Study of Pain (IASP),
nyeri adalah sensasi subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
3. Perubahan Fungsi
a. Perubahan emosi
Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudah
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
b. Perubahan Status mobilisasi
Status fisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot,
dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko cedera
c. Gangguan Persepsi Sensori
Adanya gangguan persepsi sensori yang akan mempengaruhi adaptasi
terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan
penglihatan
d. Perubahan Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran yang menurun, pasien koma menyebabkan respon
terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
e. Perubahan Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.

4. Pemeriksaan fisik
Ekspresi wajah
a. Menutup mata rapat-rapat
b. Membuka mata lebar-lebar
c. Menggit bibir dibawah
Verbal
a. Menangis
b. Berteriak
Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Pernapasan
Ekstremitas
Amati gerakan tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa yang
tidak nyaman

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan dengan skala nyeri
b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
misalnya diabdomen
c. Rontgen untuk mengetahui tulang yang abnormal
d. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik
lainnya
e. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah diotak .
f. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang
pemeriksaan fisik lainnya
g. Pemeriksaan radiografi panoramik untuk melihat gigi impaksi
h. Pemeriksaan foto toraks
i. cone beam computed tomography. Pencitraan ini dapat memberikan
gambaran tiga dimensi dari sudut dan posisi gigi molar tiga, serta
hubungannya dengan struktur anatomis lain yang berdekatan
dengannya.

6. Tindakan Penanganan
a. Penatalaksanaan keperawatan
1) Monitor tanda-tanda vital
2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3) Distraksi dan ajarkan tehnik relaksasi
4) Kompres hangat
b. Penatalaksanaan medis
1) Pemberian analgetik
Obat Pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara
total. Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada
dalam keadaan sadar
2) Pemberian obat ANS (anti inflamasi non seteroid)
Aspirin dan ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di
ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat
mediator inflamasi yang dihasilkan luka

B. Konsep Keperawatan Teori

Data-data yang dikumpul atau dikaji meliputi :


1. Data Umum Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data
tentang biodata pasien (umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik
maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui
hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat
pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang
masalahnya/penyakitnya.
2. Keluhan Utama Dan Riwayat Keluhan Utama Merupakan keluhan yang
dirasakan pasien, sehingga menjadi alasan pasien dibawa ke Rumah Sakit.
3. Riwayat Penyakit (Keluhan) Sekarang Merupakan kronologis dari penyakit
yang diderita saat ini mulai awal hingga di bawa ke RS secara lengkap
meliputi:
a. P : Provocative or Palliative :
1) Apa penyebab timbulnya keluhan atau gejala…?
2) Hal apakah yang memperberat dan mengurangi keluhan…?
3) Apa yang dilakukan pada saat gejala mulai dirasakan…?
4) Keluhan psikologis yang dirasakan…?
b. Q : Quality or Quantity :
1) Bagaimana gambaran sifat keluhan yang dirasakan, dilihat, didengar…?
2) Seberapa sering merasakan keluhan tersebut…?
c. R : Region or Radiation :
1) Dimana lokasi atau area yang dikeluhkan…?
2) Bagaimana penjalaran keluhannya…?
d. S : Skala or Severity :
1) Bagaimana skala yang dirasakan jika keluhan kambuh skala 1 – 10…?
e. T : Timing and Treatment:
1) Kapan keluhan mulai dirasakan…?
2) Apakah keluhan terjadi mendadak atau bertahap…?
3) Seberapa lama keluhan berlangsung ketika kambuh…?
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Dalam pengkajian ini, perawat perlu mengetahui data-data mengenai rekam
kesehatan pasien masuk rumah sakit.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Menanyakan riwayat penyakit keluarga adalah salah satu bagian dari
anamnesis. Informasi yang diperoleh dari anamnesis merupakan bagian yang
penting dalam menentukan diagnosis. Perawat perlu mengkaji tentang faktor
herediter atau riwayat kanker pada keluarga.

1. Diagnosa (SDKI)
a. Gangguan rasa nyaman(D.0074)
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
c. Ansietas (D.0080)
2. INTERVENSI
No Diagnosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
1 Gangguan rasa Status Kenyamanan Perawatan Kenyamanan 1. Mengetahui hal menyebabkan
nyaman Setelah dilakukan intervensi Observasi ketidaknyamanan pada pasien
keperawatan selama 3 x 24 1. Identifikasi gejala yang 2. Mengetahui tingkat pengetahuan
jam diharapkan status tidak menyenangkan tentang ketidaknyamanan pasien
kenyamanan membaik 2. Identifikasi pemahaman 3. Mengetahui apakah ada pengaruh dari
dengan kriteria hasil : tentang kondisi, situasi spiritual dan emosional pada tingkat
1. Kebisingan menurun dan perasaannya kenyamanan dan keamanan pasien
2. Keluhan sulit tidur 3. Identifikasi masalah 4. Agar pasien dapat rileks
menurun emosional dan spritual 5. Pasien dapat merasa aman dan
3. Kesejahteraan fisik Terapeutik nyaman di tempat ia di rawat
meningkat 4. Berikan posisi yang 6. Agar pasien terbantu dengan
nyaman dukungan keluarga
5. Ciptakan lingkungan yang 7. Agar pasien dapat merasa aman dan
nyaman nyaman dengan cara berlaksasi secara
6. Dukungan keluarga dan mandiri
pengasuh terlibat dalam 8. Teknik relaksasi pernafasan dapat
terapi/pengobatan meningkat oksigenasi serta membuat
otot-otot pada tubuh menjadi rileks
9. Pemberian analgetik diberikan untuk
pasien yang mengalami gangguan rasa
Edukasi nyaman(nyeri).
7. Ajarkan terapi relaksasi
8. Ajarkan latihan pernafasan
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
analgesik, antipruritus,
jika perlu
2 Nyeri akut berhubungan Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238) 1. dapat mengetahui karakteristik nyeri
dengan agen pencedera Setelah dilakukan intervensi Observasi yang dialami pasien
fisiologis (D.0077) keperawatan selama 3 x 24 1. Identifikasi lokasi, 2. pasien dapat memeberitahukan kepada
jam diharapkan tingkat karakteristik, durasi, frekuensi, perawat terhadap nyeri yang dirasakan
nyeri menurun dengan kualitas, intensitas nyeri menggunakan ekspresi
kriteria hasil : 2. Identifikasi nyeri non verbal 3. dapat mengurangi faktor yang dapat
a. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat nyeri
b. Meringis menurun memperberat nyeri 4. dapat mengurangi serta meringankan
c. Mual dan muntah Terapeutik nyeri yang di alami pasien
menurun 4. Berikan teknik non 5. istirahat dan tidur bisa menjadi teknik
farmakologis untuk pengalihan nyeri yang dialami pasien
mengurangi nyeri (teknik 6. pasien dapat mengetahui tentang nyeri
relaksasi nafas dalam, guided yang dirasakannya
imaginery) 7. pasien dapat mengurangi nyeri dengan
5. Fasilitas istirahat dan tidur mandiri
Edukasi 8. Pasien dapat mempraktekkan teknik
6. Jelaskan penyebab, periode nonfarmakologis untuk mengurangi
dan pemicu nyeri nyeri yang dialami
7. Jelaskan strategi meredakan 9. Analgetik sebagai teknik farmakologis
nyeri untuk mengurangi nyeri.
8. Anjurkan melakukan teknik
non farmakologis secara
mandiri
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian
analgetik

3 Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas (1.09314) 1. Untuk mengetahui apakah pasien
(L.09093) Observasi memiliki ansietas ringan, sedang,
Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi saat tingkat atau berat
keperawatan selama 3x24 ansietas beruba 2. Dapat menjadi indikator untuk
jam diharapkan tingkat 2. Identifikasi menentukan tingkat ansietas dari
ansietas membaik dengan kemampuan mengambil pasien
kriteria hasil : keputusan 3. Dapat mengetahui apakah ansietas
1. Verbalisasi khawatir 3. Monitor tanda-tanda pasien semakin bertambah atau
akibat kondisi yang
dihadapi menurun ansietas semakin menurun.
2. Perilaku gelisa Terapeutik 4. Bina hubungan saling percaya
menurun 4. Ciptakan suasana dapat menimbulkan perasaan
3. Perilaku tegang terapeutik untuk nyaman dan bisa membuat pasien
menurun menumpuhkan terbukan dengan perawat
kepercayaan 5. Menemani dan mengajak pasien
5. Temani pasien untuk untuk bercerita dapat mengalihkan
mengurangi kecemasan, pasien dari kecemasan yang
jika perlu dialaminya
6. Pahami situasi yang 6. Dapat menentukan hal yang dapat
membuat ansietas memperberat ansietas dari pasien,
Edukasi dan mencegah ansietas semakin
7. Anjurkan berat
mengungkapkan 7. Agar pasien dapat terbuka dengan
perasaan dan persepsi perasaan serta kondisi saat ini yang
8. Latih kegiatan menyebabkan pasien ansietas
pengalihan untuk 8. Dapat mengalihkan ansietas yang
mengurangi ketegangan dialami pasien
9. Latih teknik relaksasi 9. Teknik relaksasi dapat membuat
Kolaborasi pasien rileks dan dapat melupakan
10. Kolaborasi pemberian ansietas yang dialaminya
obat antiansietas, jika
perlu 10. Obat ansietas hanya diperlukan jika
pasien memiliki cemas yang berat,
dan dengan persetujuan dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Kariasa Made, 2019, Asuhan Keperawatan Klien Epilepsi, FIK-UI, Jakarta.

Luckman and Sorensen S, 2018, Medikal Surgical Nursing Psychology Approach, Fourt
Ed, Philadelpia London.

Price S. A and Wilson L. M, 2020, Pathofisiology, Clinical Concepts of Desease


Process, Second Ed, St Louis, New York.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indinesia Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1.Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indinesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai