Anda di halaman 1dari 10

GANGGUAN RASA AMAN

DAN NYAMAN

A. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


1. Pengertian
Potter & Perry, 2006, mengungkapkan kenyamanan / rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap
suatu ransangan.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.
Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas
dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja
untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2015).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya (Carpenito, 2013)
2. Fisiologi system / fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman
Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju
kebatang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi
sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada
sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
a. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
b. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury

1
c. Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan
d. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
e. Tingkat kesadarn
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan
f. Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya

B. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan


nyaman, menurut (Anonim, 2016).
1. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan
yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia
2. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien
3. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata
pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan
pasien rawat inap
C. Manifestasi Klinis
a. Vakolasi
1) Mengaduh
2) Menangis
3) Sesak nafas
4) Mendengkur

2
b. Ekspresi Wajah
1) Meringis
2) Mengeletuk gigi
3) Mengernyit dahi
4) Menutup mata, mulut dengan rapat
5) Menggigit bibir
c. Gerakan Tubuh
1) Gelisah
2) Imobilisasi
3) Ketegangan otot
4) Peningkatan gerakan jari dan tangan
5) Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
6) Gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi Sosial
1) Menghindari percakapan
2) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3) Menghindar kontak social
4) Penurunan rentang perhatian

D. Komplikasi yang muncul pada klien dengan gangguan rasa aman


dan nyaman menurut (Nurarif A.H, 2016).
1. Hipovolemik
2. Hipertermi
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Edema Pulmonal
6. Kejang

3
E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat
mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh
pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti:
1. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi (Asmadi, 2015).
2. Menggunakan skala nyeri
a. Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
b. Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
c. Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.
d. Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.

F. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi: Ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan
lemah
2. Palpasi: Pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi
lambat.
3. Auskultasi: Tekanan darah menurun.

G.Penatalaksanaan klien dengan gangguan rasa aman dan nyaman


menurut (Kemenkes, 2016).
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam
imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,

4
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien
dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri
melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah
stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri
ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan
(bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman
walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah
terjadinya penyakit baru seperti decubitus

H. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman


dan Nyaman
1. Pengkajian

5
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan
hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan
mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan
mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
3. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan klien sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah
sakit
4. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit
sebelumnya
5. Pemeriksaan fisik: Data fokus
a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c. Tanda- tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
d. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang
tidak nyaman

6
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang bagi klien dengan gangguan rasa aman dan
nyaman menurut (Nurarif A.H, 2016) :
a. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman
pada bagian perut
b. Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien
7. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Wilkinson J.M &
Ahern N.R, 2011).
Diagnosa 1: Resiko jatuh
Diagnosa 2: Gangguan rasa nyaman bd kurang pengendalian
lingkungan
8. Intervensi
a. Diagnosa 1 Resiko Jatuh
Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
1) Perilaku pencegahan jatuh : tindakan individu atau pemberi
asuhan untuk meminimalkan faktor resiko yang dapat memicu
jatuh dilingkungan individu
2) Kejadian jatuh : tidak ada kejadian jatuh
3) Pengetahuan : pemahaman pencegahan jatuh
4) Pengetahuan : keamanan pribadi
5) Pelanggaran perlindungan tingkat kebingungan Akut
6) Deteksi Risiko
7) Lingkungan rumah Aman
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
1) Intervensi: lakukan monitoring tanda-tanda vital
Rasional: Untuk mengetahui perubahan pada vital sign klien
2) Intervensi: Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh (misalnya, lantai yang licin)

7
Rasional: Dapat meningkatkan keamanan pasien dari tingkat
resiko jatuh yang lebih tinggi
3) Intervensi: Berikan pencahayaan yang memadai untuk
meningkatkan visibilitas
Rasional: penerangan yang baik dapat meningkatkan patient
safety
4) Intervensi: Lakukan pemasangan handref
Rasional: dapat mencegah pasien jatuh dari tempat tidur
b. Diagnosa 2 Gangguan rasa nyaman
Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
1) Mampu menongtrol kecemasan
2) Status lingkungan yang nyaman
3) Kontrol gejala
4) Status kesehatan meningkat
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
1) Intervensi: Lakukan Monitoring tanda-tanda vital
Rasional: Mengetahui perubahan pada vital sign klien
2) Intervensi: Gunakan pendekatan yang menenangkan
Rasional: Untuk menjalin hubungan saling percaya
3) Intervensi: Ajarkan teknik menenangkan diri
Rasional: Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang
mengalami distres akut
4) Intervensi: Minimalkan dari suara bising
Rasional: Suara bising dapat meningkatkan stres pada klien
5) Intervensi: Batasi pengunjung
Rasional: Agar klien mampu meningkatkan pola istirahat
6) Intervensi: Atur pencahayaan saat pasien beristirahat
Rasional: Pencahayaan yang baik dapat meningkatkan tingkat
kenyamannan klien
7) Intervensi: Ajarkan cara peningkatan koping

8
Rasional: Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi
stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan
tuntutan dan peran hidup

9
Daftar Pustaka

Asmadi. (2015). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman


Nyaman Praktik Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.

Carpenito. (2013). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan


Nyaman.

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta:


Mediaction

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Edisi 9. Jakarta: EGC

10

Anda mungkin juga menyukai