Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

RASA AMAN DAN NYAMAN

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh:

IKHSAN MA’RUF RAMDANI C.O105.19.038

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

CIMAHI

2023
A. KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
1. Definisi
Kenyamanan/ rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu ransangan.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien,
perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya.

2. Fisiologi sistem rasa aman dan nyaman


Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang otak
dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress.
Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan


a. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
b. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
c. Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti ganggum
penciman dan penglihatan
d. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
e. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan memurun terhadap rangsangan
f. Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya

4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman
a. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan
yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia
b. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien
c. Pencahayaan
Rumah sakit mempakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata
pencahayaan dalam mang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat
inap

5. Manifestasi Klinis
a. Vakolasi : Mengaduh, Menangis, Sesak nafas, Mendengkur.
b. Ekspresi Wajah : Meringis, Mengeletuk gigi, Mengemyit dahi Menutup mata,
mulut dengan rapat, Menggigit bibir
c. Gerakan Tubuh : Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, Peningkatan gerakan jari
dan tangan, Gerakan ritmik atau gerakan menggosok, Gerakan
melindungi bagian tubuh
d. Interaksi Sosial : Menghindari percakapan, Fokus hanya pada aktivitas untuk
menghilangkan nyeri, Menghindar kontak social, Penurunan
rentang perhatian.
6. Pathway

Agen cidera biologis, fisik, kimiawi


Fraktur, kontusio, kerusakan sistem saraf
Dilatasi Serviks
Gejala Terkait Penyakit

Mengalami infeksi
Immobilisasi Tubuh
Kontraksi
Iritasi Gastrointestinal
Takut, cemas, gelisah

GANGGUAN KENYAMANAN FISIK

Nyeri Akut Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Kronis

7. Komplikasi
a. Hipovolemik
b. Hipertermi
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e. Edema Pulmonal
f. Kejang
8. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui
apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan yaitu skala nyeri 1-3 Secara objektif pasien masih
2) Sedang yaitu skala nyen 4-6: Secara objektif pasien dapat dapat berkomunikasi
dengan baik menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
3) Berat yaitu skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
4) Nyeri sangat berat yaitu skala nyeri 10: Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.

9. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah
b. Palpasi pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat.
c. Auskultasi: tekanan darah menurun.

10. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman
atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien
menciptakan kesan dalam pikiran. berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara
bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah Hipnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat
mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat
pertandingan, menonton televise.dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music,
suara gemericik air), distraksi pernafasan (bernafas ritmik), distraksi intelektual
(bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf
perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid
(morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur
atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus.

B. KONSEP ASUHAN DASAR KEPERAWATAN

I. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya
penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
b. Riwayat dahulu penyakit
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman
dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko
terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
2. Pemeriksaan fisik: data fokus
a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah
b. Lisan
1) Menangis
2) Berteriak
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
2) nadi
3) Pernapasan
d. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak
nyaman
3. Pemeriksaan Penunjang
a. USG digunakan untuk penunjang data apabila ada rasa tidak nyaman pada bagian
perut
b. Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat mengganggu
rasa nyaman klien
II. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH KEP


DS : Agen Cidera, Kerusakan Gangguan Rasa
 Mengeluh tidak nyaman saraf, fraktur, dilatasi Nyaman
 Mengeluh sulit tidur serviks, gejala terkait
 Mengeluh kedinginan atau penyakit
kepanasan
 Merasa gatal Infeksi, immobilisasi

 Mengeluh mual tubuh, kontrkasi, iritasi

 Mengeluh lelah gastrointestinal, ansietas

DO:
 Gelisah Gangguan kenyamanan

 Menunjukan gejala distres fisik


 Tampak merintih/ menangis
 Pola eliminasi berubah Gangguan Rasa
 Postur tubuh berubah Nyaman
 Iritabilitas
DS : Agen Cidera, Kerusakan Nyeri Akut
 Mengeluh nyeri saraf, fraktur, dilatasi
DO : serviks, gejala terkait
 Tampak meringis penyakit
 Bersikap protektif
 Gelisah Infeksi, immobilisasi

 Rekuensi nadi meningkat tubuh, kontrkasi, iritasi

 Sulit tidur gastrointestinal, ansietas

 Tekanan darah meningkat


Gangguan kenyamanan
 Pola nafas berubah
fisik
 Nafsu makan berubah
 Proses berfikir terganggu
Nyeri Akut
 Menarik diri
DS : Agen Cidera, Kerusakan Nyeri Kronis
 Mengeluh nyeri saraf, fraktur, dilatasi
 Merasa depresi serviks, gejala terkait
 Merasa takut mengalami penyakit
cidera berulang
DO : Infeksi, immobilisasi

 Tampak meringis tubuh, kontrkasi, iritasi

 Gelisah gastrointestinal, ansietas

 Tidak mampu
menuntaskan aktivitas Gangguan kenyamanan

 Brsikap protektif fisik

 Wsspada
Nyeri Kronis
 Pola tidur berubah
 Anoreksia
 Fokus menyempit
 Berfokus pada diri sendiri

III.Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman b.d gejala peyakit d.d DS dan DO

2. Nyeri akut b.d Agen pencedera d.d DS dan DO

3. Nyeri Kronis b.d kerusakan jaringan aktual/ fungsional d.d DS dan DO


IV. Intervensi Keperawatan

N DIAGOSA TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
O. KEPERAWATAN (SMART)

1. Gangguan rasa nyaman b.d Setelah dilakukan INTERVENSI UTAMA


gejala peyakit d.d DS intervensi kepera MANAJEMEN NYERI
watan selama 1x24 Observasi Observasi
(Mengeluh tidak nyaman,
jam maka status  Identifikasi lokasi, frekuensi,  Mencari lokasi, frekuensi kualitas
Mengeluh sulit tidur, kenyaman frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan intensitas skala nyeri pada
Mengeluh kedinginan atau meningkat dengan  Identifikasi skaia nyeri klien
Kriteria hasil:  Identifikasi respons nyeri non verbal  Untuk mengetahui skala nyeri pada
kepanasan, Merasa gatal,
 Kesejahteraan  Identifikasi faktor yang klien
Mengeluh mual, Mengeluh fisik, dan memperberat dan memperingan  Untuk mengetahui respon yang
lelah) dan DO (Gelisah, psiklogis nyeri dikeluarka oleh klien
Menunjukan gejala distres,
meningkat  Identifikasi pengetahuan dan  Menacari tahu apa penyebab yang
 Keluhan tidak keyaninan tentang nyeri menimbulkan nyeri berat dan
Tampak merintih/ menangis,
nyaman, gelisah,  Identifikasi budaya pengaruh ringan
Pola eliminasi berubah, kebisingan, terhadap respons nyeri  Menggali pengetahuan klien
Postur tubuh berubah, keluhan sulit  Identifikasi pengaruh nyeri pada terhadap nyeri
Iritabilitas) tidur menurun kualitas hidup  Mencari tahu segala penyebab dan
 Memori masa  Monitor peningkatan terapi factor yang menimbulkan rasa
lalu, suhu komplementer yang sudah diberikan nyeri pada klien
ruangan, pola  Monitor efek samping penggunaan  Memantau setiap peningkatan
eliminasi analgetik terapi komplementer yang sudah
membaik diberikan
 Selalu memantau efek yang timbul
dalam penggunaan analgestik
Terapeutik  Terapetik
 Berikan teknik nonfamakologis  Untuk mengalihkan perhatian klien
untuk mengurangi rasa nyari (mis. terhadap nyeri
TENS, hipnosis, akupresur, terapi  Mengontrol segala lingkungan
musik, biofeedback, terapi pijal, yang menimbulkan klien mersa
aromaterapl, teknik yang terbimbing, nyeri
kompres hangat / dingin, Bemmain)  Anjurkan untuk istirahat dan tidur
 Kontrol lingkungan yang untuk mengurangi rasa nyeri
memperberat rasa nyeri (mis. suhu  Selalu meninjau apa penyebab
ruangan, pencahayaan) nyeri pada klien untuk
 Fasilitasi istirahat dan tidur mengeytahui Tindakan selanjutnya
 Petimbangan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi nyeri nyeri
Edukasi Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan  Memberikan pengetahuan nyeri
pemicu nyeri untuk pasien sehinnga mengetahui
 Jelaskan strategi meredakan nyeri apa yang harus dilakukan
 Anjurkan memonitor nyeri secara  Memebrikan rencana apa saja yang
mandiri harus dilakukan klien untuk
 Anjurkan menggunakan analgetik mengurangi rasa nyeri
secara tepat  Selalu anjurkan untuk memantau
 Ajarkan teknik nonfamakologis nyeri mandiri
untuk mengurangi rasa nyeri  Mengajarkan klien Teknik
nonfarmakologi guna membantu
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi Kolaborasi
 Kolaborasi mempersembahkan  Pemberian obat penahan nyeri
analgetik, jika perlu apabila diperlukan
INTERVENSI PENDUKUNG
TERAPI RELAKSASI

Observasi Observasi
 Identifikasi penurunan tingkat  Untuk mengetahui tingkat energi,
energi, ketidakmampuan ketidakmampuan berkonsentrasi,
berkonsentrasi, atau gejala lain yang atau gejala lain yang mengganggu
mengganggu kemampuan kognitif kemampuan kognitif
 Identifikasi teknik relaksasi yang  Untuk mengetahui teknik relaksasi
pernah efektif digunakan yang pernah efektif digunakan
 Identifikasi kesediaan, kemampuan,  Mengetahui kesediaan,
dan penggunaan teknik sebelumnya kemampuan, dan penggunaan
 Periksa ketegangan otot, frekuensi teknik sebelumnya
nadi, tekanan darah, dan suhu  Mengetahui ketegangan otot,
sebelum dan sesudah latihan frekuensi nadi, tekanan darah, dan
 Monitor respons terhadap terapi suhu sebelum dan sesudah latihan
relaksasi  Mengetahui respons terhadap terapi
Terapeutik relaksasi
 Ciptakan lingkungan tenang dan Terapeutik
tanpa gangguan dengan pencahayaan  Memberikan rasa nyaman kepada
dan suhu ruang nyaman, jika pasien
memungkinkan  Menambahkan pengetahuan
 Berikan informasi tertulis tentang tentang persiapan dan prosedur
persiapan dan prosedur teknik teknik relaksasi
relaksasi  Memberikan rasa nyaman kepada
 Gunakan pakaian longgar pasien
 Gunakan nada suara lembut dengan  Memberikan manfaat nada suara
irama lambat dan berirama lembut dengan irama lambat dan
 Gunakan relaksasi sebagai strategi berirama
penunjang dengan analgetik atau  Untuk membantu sebagai strategi
tindakan medis lain, jika sesual penunjang dengan analgetik
Edukasi Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,  Memberikan pengetahuan tujuan,
dan jenis relaksasi yang tersedia manfaat, batasan, dan jenis
(mis. musik, meditas napas dalam, relaksasi yang tersedia
relaksasi otot progresif)  Mengetahui secara rinci intervensi
 Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
relaksasi yang dipilih  Bermanfaat untuk kenyaman posisi
 Anjurkan mengambil posisi nyaman  Menjadikan pasien rileks dan
 Anjurkan rileks dan merasakan merasakan sensasi relaksasi
sensasi relaksasi  Menganjurkan mengulangi atau
 Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
melatih teknik yang dipilih  Memberikan gambaran teknik
 Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam,
relaksasi (mis. napas dalam, peregangan, atau imajinasi
peregangan, atau imajinasi terbimbing)
terbimbing)
2. Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan INTERVENSI UTAMA
pencedera d.d DS intervensi kepera MANAJEMEN NYERI
watan selama 1x24 Observasi Observasi
(Mengeluh nyeri) dan DO
jam maka tingkat  Identifikasi lokasi, frekuensi,  Mencari lokasi, frekuensi kualitas
(Tampak meringis, nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan intensitas skala nyeri pada
Bersikap protektif, dengan Kriteria  Identifikasi skaia nyeri klien
hasil:  Identifikasi respons nyeri non verbal  Untuk mengetahui skala nyeri pada
Gelisah, Rekuensi nadi
 Kemampuan  Identifikasi faktor yang klien
meningkat, Sulit tidur, menuntaskan memperberat dan memperingan  Untuk mengetahui respon yang
Tekanan darah meningkat, aktivitas nyeri dikeluarka oleh klien
Pola nafas berubah, Nafsu meningkat  Identifikasi pengetahuan dan  Menacari tahu apa penyebab yang
 Keluhan nyeri, keyaninan tentang nyeri menimbulkan nyeri berat dan
makan berubah , Proses
meringis, sikap  Identifikasi budaya pengaruh ringan
berfikir terganggu, protektif, gelisah, terhadap respons nyeri  Menggali pengetahuan klien
Menarik diri) kesulitas tidur,  Identifikasi pengaruh nyeri pada terhadap nyeri
menarik diri kualitas hidup  Mencari tahu segala penyebab dan
menurun  Monitor peningkatan terapi factor yang menimbulkan rasa
 Frekuensi nadi, komplementer yang sudah diberikan nyeri pada klien
pola napas,  Monitor efek samping penggunaan  Memantau setiap peningkatan
tekanan darah, analgetik terapi komplementer yang sudah
proses berfikir diberikan
membaik  Selalu memantau efek yang timbul
dalam penggunaan analgestik
Terapeutik  Terapetik
 Berikan teknik nonfamakologis  Untuk mengalihkan perhatian klien
untuk mengurangi rasa nyari (mis. terhadap nyeri
TENS, hipnosis, akupresur, terapi  Mengontrol segala lingkungan
musik, biofeedback, terapi pijal, yang menimbulkan klien mersa
aromaterapl, teknik yang terbimbing, nyeri
kompres hangat / dingin, Bemmain)  Anjurkan untuk istirahat dan tidur
 Kontrol lingkungan yang untuk mengurangi rasa nyeri
memperberat rasa nyeri (mis. suhu  Selalu meninjau apa penyebab
ruangan, pencahayaan) nyeri pada klien untuk
 Fasilitasi istirahat dan tidur mengeytahui Tindakan selanjutnya
 Petimbangan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi nyeri nyeri
Edukasi Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan  Memberikan pengetahuan nyeri
pemicu nyeri untuk pasien sehinnga mengetahui
 Jelaskan strategi meredakan nyeri apa yang harus dilakukan
 Anjurkan memonitor nyeri secara  Memebrikan rencana apa saja yang
mandiri harus dilakukan klien untuk
 Anjurkan menggunakan analgetik mengurangi rasa nyeri
secara tepat  Selalu anjurkan untuk memantau
 Ajarkan teknik nonfamakologis nyeri mandiri
untuk mengurangi rasa nyeri  Mengajarkan klien Teknik
nonfarmakologi guna membantu
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi Kolaborasi
 Kolaborasi mempersembahkan  Pemberian obat penahan nyeri
analgetik, jika perlu apabila diperlukan

INTERVENSI PENDUKUNG
TERAPI DISTRKASI
Observasi Observasi
 Identifikasi pilihan teknik distraksi  Menentukan Teknik distraksi yang
yang diinginkan diinginkan
Terapeutik Terapeutik
 Gunakan terapi distraksi (Membaca  Terapi distraksi dapat
buku, menonton televisi, bermain, menggunakan cara dan media apa
aktiitas terapi, membaca cerita, saja
bernyanyi) Edukasi
Edukasi  Untuk memberikan pengetahuan
 Jelaskan manfaat dan jenis distraksi tentang manfaaf dan jenis distrkasi
bagi panca indra  Diharpakn dapat mengurangi rasa
 Anjurkan menggunakan teknik nyeri yang sedang menimpa pasien
sesuai dengan tingkat energi,  Berguna untuk mengalihkan
kemampuan, usia, tingkat perhatian dengan melakukan
perkembangan aktivitas yang di inginkan
 Anjukan membuat daftar aktivitas  Agar dapat melakukan secara
yang menyenangkan mandiri atau dibantu dengan
 Anjurkan berlatih teknik distraksi keluarga
3. Nyeri Kronis b.d Setelah dilakukan INTERVENSI UTAMA
kerusakan jaringan aktual/ intervensi kepera MANAJEMEN NYERI
watan selama 1x24 Observasi Observasi
fungsional d.d DS
jam maka tingkat  Identifikasi lokasi, frekuensi,  Mencari lokasi, frekuensi kualitas
(Mengeluh nyeri, Merasa nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan intensitas skala nyeri pada
depresi, Merasa takut, dengan Kriteria  Identifikasi skaia nyeri klien
hasil:  Identifikasi respons nyeri non verbal  Untuk mengetahui skala nyeri pada
mengalami cidera
 Kemampuan  Identifikasi faktor yang klien
berulang) dan DO menuntaskan memperberat dan memperingan  Untuk mengetahui respon yang
(Tampak meringis, aktivitas nyeri dikeluarka oleh klien
meningkat  Identifikasi pengetahuan dan  Menacari tahu apa penyebab yang
Gelisah, Tidak mampu
 Keluhan nyeri, keyaninan tentang nyeri menimbulkan nyeri berat dan
menuntaskan aktivitas, meringis, sikap ringan
 Identifikasi budaya pengaruh
Bersikap protektif, protektif, gelisah, terhadap respons nyeri  Menggali pengetahuan klien
Waspada, Pola tidur kesulitas tidur,  Identifikasi pengaruh nyeri pada terhadap nyeri
menarik diri kualitas hidup  Mencari tahu segala penyebab dan
berubah, Anoreksia, Fokus menurun  Monitor peningkatan terapi factor yang menimbulkan rasa
menyempit, Berfokus pada  Frekuensi nadi, komplementer yang sudah diberikan nyeri pada klien
diri sendiri) pola napas,  Monitor efek samping penggunaan  Memantau setiap peningkatan
tekanan darah, analgetik terapi komplementer yang sudah
proses berfikir
membaik diberikan
 Selalu memantau efek yang timbul
dalam penggunaan analgestik
Terapeutik  Terapetik
 Berikan teknik nonfamakologis  Untuk mengalihkan perhatian klien
untuk mengurangi rasa nyari (mis. terhadap nyeri
TENS, hipnosis, akupresur, terapi  Mengontrol segala lingkungan
musik, biofeedback, terapi pijal, yang menimbulkan klien mersa
aromaterapl, teknik yang terbimbing, nyeri
kompres hangat / dingin, Bemmain)  Anjurkan untuk istirahat dan tidur
 Kontrol lingkungan yang untuk mengurangi rasa nyeri
memperberat rasa nyeri (mis. suhu  Selalu meninjau apa penyebab
ruangan, pencahayaan) nyeri pada klien untuk
 Fasilitasi istirahat dan tidur mengeytahui Tindakan selanjutnya
 Petimbangan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi nyeri nyeri
Edukasi Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan  Memberikan pengetahuan nyeri
pemicu nyeri untuk pasien sehinnga mengetahui
 Jelaskan strategi meredakan nyeri apa yang harus dilakukan
 Anjurkan memonitor nyeri secara  Memebrikan rencana apa saja yang
mandiri harus dilakukan klien untuk
 Anjurkan menggunakan analgetik mengurangi rasa nyeri
secara tepat  Selalu anjurkan untuk memantau
 Ajarkan teknik nonfamakologis nyeri mandiri
untuk mengurangi rasa nyeri  Mengajarkan klien Teknik
nonfarmakologi guna membantu
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi Kolaborasi
 Kolaborasi mempersembahkan  Pemberian obat penahan nyeri
analgetik, jika perlu apabila diperlukan

INTERVENSI PENDUKUNG
TERAPI MUROTAL

Observasi Observasi
 Identifikasi aspek yang akan diubah  Untuk mengetahui aspek yang akan
atau dipertahankan (mis. sikap, diubah atau dipertahankan
fisiologis, psikologis) Identifikasi  Untuk mengetahui jenis terapi yang
aspek yang akan difokuskan dalam digunakan berdasarkan keadaan
terapi (mis. stimulasi, relaksasi, dan kemampuan pasien
konsentrasi pengurangan nyeri) (mendengarkan atau membaca Al-
 Identifikasi jenis terapi yang quran)
digunakan berdasarkan keadaan dan  Untuk mengetahui media yang
kemampuan pasien (mendengarkan dipergunakan
atau membaca Al-quran)  Untuk mengetahui lama dan durasi
 Identifikasi media yang pemberian sesuai kodisi pasien
dipergunakan (mis. speaker, Monitor perubahan yang
earphone, handphone) difokuskan
 Identifikasi lama dan durasi Terapeutik
pemberian sesuai kodisi pasien  Memerikan kenyamanan dengan
Monitor perubahan yang difokuskan Posisikan dalam posisi dan
Terapeutik lingkungan yang nyaman Batasi
 Posisikan dalam posisi dan ransangan eksternal selama terapi
lingkungan yang nyaman Batasi dilakukan
ransangan eksternal selama terapi  Memberikan volume yang
dilakukan (mis. lampu, suara, digunakan sesuai dengan keinginan
pengunjung, panggilan telepon) pasien
 Yakinkan volume yang digunakan  Melakukan Putaran rekaman yang
sesuai dengan keinginan pasien telah ditetapkan
 Putar rekaman yang telah ditetapkan  Mendampingi selama membaca Al-
 Dampingi selama membaca Al- quran,
quran, jika perlu Edukasi
Edukasi  Memberikan pengetahuan tujuan
 Jelaskan tujuan dan manfaat terapi dan manfaat terapi
JURNAL
RASA AMAN DAN NYAMAN

METODE INTERVENSI
NO. JUDUL TAHUN KESIMPULAN
PENELITIAN

Asuhan Keperawatan Pada


Pasien Post Op Appendiktomi Tindakan Back Massage
Dengan Gangguan Rasa Aman dilakukan pada klien post op
Tindakan teknik
1. Nyaman Nyeri Melalui 2023 Desain Deskriptif Appendiktomi sangat efektif
Back Massage
Tindakan Teknik Back terhadap terhadap penurunan
Massage Di Rumah Sakit TK II intensitas nyeri.
Putri Hijau Medan

Senam Dismenorea dapat menjadi


Penerapan Senam Dismenorea
terapi komplementer dalam
Pada Remaja Yag Mengalami
Senam manajemen nyeri karena selain
2. Gangguan Pemenuhan 2022 Desain Deskriptif
Dismenorea mampu menurunkan nyeri juga
Kebutuhan Rasa Aman Dan
dapat dilakukan dengan mudah
Nyaman
dan tanpa biaya yang mahal.

Eektifitas Terapi Rendam Kaki


Dapat diterapkan terapi rendam
Air Hangat Dan Massage Pada
kaki air hangat dan massage kaki
Klien Hipertensi Dengan Terapi rendam
3. 2022 Review Kasus kepada penderita hipertensi dan
Masalah Keperawatan kaki Air hangat
sebagai pengobatan alternative
Gangguan Rasa Nyaman Dan
untuk menjaga nyeri.
Nyeri
Asuhan Keperawatan Pasien Terapi relaksasi benson dapat
Pos Op Sectio Caesarea Dalam Terapi Relaksasi menjadi interrvensi dan diterapkan
4. 2022 Desain Deskriptif
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Benson kepada pasien Post Op Caesarea
Aman Dan Nyaman Nyeri dengan keluhan nyeri

Asuhan Keperawatan Pasien


Dapat diterapkan teknik relasasi
CKD dalam pemenuhan Teknik Relaksasi
5. 2019 Desain Deskriptif Dzikir untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan rasa aman nyaman Dzikir
rasa aman nyaman dan ansietas.
dan ansietas
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jkarta: Salemba Medika.

Anonim (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik


Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta: EGC

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

Nurarif AH dan Kusuma, H (2016) Asuhan Keperawan Praktis. Jakarta: Mediasi

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4.
Jakarta: EGC

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai