Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEBUTUHAN DASAR RASA AMA DAN NYAMAN

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1 :

1. Citra Nur Setiani

2. Dwi Indriyani

3. Fitri Lailina Marisa

4. Nisa Aulia A

5. Novi Setiani

6. Octa Lorenza

7. Khanitati Zulaikha

8. Wulan Sari

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ANNUR 2021/2022


LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN

I. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

A. Pengertian

Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu


keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah
keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon
terhadap suatu ransangan. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.
Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan
baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut (Asmadi, 2008). Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya (Carpenito, 2006)

B. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman

Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang otak
dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress.
Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan

a. Emosi Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan

b. Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun


memudahkan terjadinya resiko injury

c. Gangguan persepsi sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan


yangberbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan

d. Keadaan imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit

e. Tingkat kesadarn Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap


rangsangan
C. Gangguan tingkat pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan
keamanan dapat diprediksi sebelumnya

Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman

a. Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang
terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia  

b. Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien

c. Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata
pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat
inap.

Manifestasi Klinis :

a. Vakolasi

1. Mengaduh

2. Menangis

3. Sesak nafas

4. Mendengkur 

b. Ekspresi Wajah

1. Meringis

2. Mengeletuk gigi

3. Mengernyit dahi

4. Menutup mata, mulut dengan rapat

5. Menggigit

c. Gerakan Tubuh

1. Gelisah

2. Imobilisasi

3. Ketegangan otot

4. Peningkatan gerakan jari dan tangan


5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok

6. Gerakan melindungi bagian tubuh

d. Interaksi Sosial

1. Menghindari percakapan

2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri

3. Menghindar kontak social

4. Penurunan rentang perhatian

e. Komplikasi

a. Hipovolemik

 b. Hipertermi

c. Masalah Mobilisasi

d. Hipertensi

e. Edema Pulmonal

f. Kejang

f. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah


ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan
timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :

a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi  

b. Menggunakan skala nyeri

1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi
dengan baik

2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi
nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan

3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
4)  Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.

g. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi : ditemukan kulit indivitampak pucat, panas, gelisah, dan lemas

b. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba panas, nadi cepat

c. Auskultasi : tekanan darah menurun

D. Penatalaksanaan

a. Relaksasi

merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan tress. Teknik
relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri
stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan
dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat
mngurangi rasa nyerinya.

b. Teknik imajinasi

Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan denganmemberikan


individu informasi tentang respon fisiologis misalnyatekanan darah.Hipnosis diri dapat
membantu mengubah persepsi nyerimelalui pengaruh sugesti positif dan dapat
mengurangi ditraksi.Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana
untukmeningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.

c. Teknik Distraksi

Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyerike stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual(melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran(mendengarkan music, suara gemericik air),
distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu)

d. Terapi dengan pemberian analgesic

Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeriseperti


pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf perifer
di daerah luka dan menurunkan tingkataninflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein)
yang dapatmeningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyamanwalaupun
terdapat nyeri.
e. Immobilisasi

Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saatkontraktur atau
terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegahterjadinya penyakit baru seperti decubitus.

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Riwayat keperawatana.

a. Riwayat penyakit sekarang

Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.Lingkungan klien


mencakup semua faktor fisik dan psikososialyang mempengaruhi atau berakibat terhadap
kehidupan dankelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkunganini akan
mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yangakan mempengaruhi rasa aman
dan nyaman klien.

b. Riwayat penyakit dahulu

Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasisecara langsung pada reseptor
sehingga mengganggu rasa nyamanklien

c. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguanrasa aman dan


nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakitmaka klien akan beresiko terkena
penyakit sehingga menimbulkanrasa tidak nyaman seperti nyeri.

2. Pemeriksaan fisik: data fokus

a. Ekspresi wajah

1) Menutup mata rapat-rapat


2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah

b. Verbal

1) Menangis
2) Berteriak
c) Tanda- tanda vital

1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan

c. Ekstremitas

Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak nyaman

d. Pemeriksaan Penunjang

a. USG

USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak

nyaman pada bagian perut

b. Rontgen

Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang

dapat mengganggu rasa nyaman klien

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa 1: Ansietas

1. Definisi

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon

autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap

bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang

memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan

individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

2. Batasan karakteristik

a. Perilaku

1) Penurunan produktivitas
2) Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup

3) Gerakan yang tidak relevan

4) Gelisah

5) Memandang sekilas

6) Insomnia

b. Afektif

1) Gelisah

2) Kesedihan yang mendalam

3) Distres

4) Ketakutan

5) Perasaan tidak adekuat

c. Fisiologis

1) Wajah tegang

2) Insomnia

3) Peningkatan keringat

4) Peningkatan ketegangan

5) Terguncang

3 Faktor yang berhubungan

a. Terpajan toksin

b. Hubungan keluarga/hereditas

c. Transmisi dan penularan interpersonal

d. Krisis situasi dan maturasi

e. Stres

f. Penyalahgunaan zat

g. Ancaman kematian
Diagnosa 2: Nyeri akut

1. Definisi

Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya


kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan
intensitas ringan sampai berat

2. Batasan karakteristik

a. Subjektif

Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan

Isyarat

b. Objektif

1) Posisi untuk menghindari nyeri

2) Perubahan tonus otot

3) Perubahan selera makan

3. Faktor yang berhubungan

Agen-agen penyebab cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik dan

psikologis)

Diagnosa 3: Gangguan rasa nyaman

1. Definisi

Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
ligkungan dan sosial.

2. Batasan karakteristik

a. Menangis
b. Gangguan pola tidur

c. Takut

d. Ketidakmampuan untuk rileks

e. Melaporkan perasaan tidak nyaman

f. Melaporkan distress

g. Melaporkan kurang puas dengan keadaan

3. Faktor yang berhubungan

a. Gejala terkait penyakit

b. Sumber yang tidak adekuat

c. Kurang pengendalian lingkungan

d. Kurang privasi

e. Kurang control situasi

C. Perencanaan

Diagnosa 1: Ansietas

1. Tujuan dan kriteria hasil: berdasarkan SDKI

a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan

sampai sedang dan selalu menunjukkan pengendalian diri

terhadap ansietas.

b. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang

dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak

pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan selalu)

2. Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan SIKI

a. Intervensi : Lakukan bimbingan antisipasi


Rasional : Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan krisis perkembangan
dan situasional

b. Intervensi : Ajarkan teknik menenangkan diri

Rasional : Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres akut

c. Intervensi : Ajarkan cara peningkatan koping

Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,


perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup

Diagnosa 2: Nyeri akut

1. Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria) : berdasarkan SDKI

a. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh

indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang,

kadang-kadang, sering atau selalu)

b. Mengenali awitan nyeri

c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan

2. Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan SIKI

a. Intervensi : Ajarkan manajemen nyeri

Rasional : Untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri

ketingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi

oleh pasien

b. Intervensi : Ajarkan manajemen alam perasaan

Rasional : Untuk memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan

dan pemeliharaan pada pasien yang mengalami

disfungsi alam perasaan baik depresi maupun

peningkatan alam perasaan

Diagnosa 3: Gangguan rasa nyaman

1. Tujuan dan kriteria hasil: berdasarkan SDKI


a. SDKI

1) Perasaan kurang senang

2) Lega dan sempurna dalam dimensi fisik

3) Psikospiritual

4) Lingkungan dan sosial

b. Kriteria hasil

1) Mampu menongtrol kecemasan

2) Status lingkungan yang nyaman

3) Konrol gejala

4) Status kesehatan meningkat

2. Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan SIKI

a. Intervensi : Gunakan pendekatan yang menenangkan

Rasional : Untuk menjalin hubungan saling percaya

b. Intervensi : Ajarkan teknik menenangkan diri

Rasional : Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang

mengalami distres akut

c. Intervensi : Ajarkan cara peningkatan koping

Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi

stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat

pemenuhan tuntutan dan peran hidup

E. Evaluasi

Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Evaluasi proses dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan

evaluasi hasil berdasarkan rumusan tujuan terutama kriteria hasil.

Hasil evaluasi memberikan acauan tentang perencanaan lanjutan


terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai