Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI DENGAN


GANGGUAN AMAN NYAMAN PADA Nn. J DI RUANG EFRATA
RS. BAPTIS KEDIRI

OLEH :

RIKA PUTRI PERMATA

NIM : 01.3.21.00500

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI NERS
PROGRAM PROFESI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


1
STIKES RS BAPTIS KEDIRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : RIKA PUTRI PERMATA


NIM : 01.3.21.00500
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN DASAR
PROFESI (KDP) DENGAN GANGGUAN AMAN NYAMAN
PADA Nn. J DI RUANG EFRATA RS. BAPTIS KEDIRI

Menyetujui, Kediri, 1 November 2021


Pembimbing Mahasiswa

Putu Indraswari A, S.Kep., Ns., M.Kep Rika Putri Permata

2
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN

1.1 Tinjauan Medis


1.1.1 Pengertian
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
atau nyeri ) (Kemenkes, 2016)
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau
bisa juga keadaan aman dan tentram . Perubahan kenyamanan adalah keadaan
di mana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Kemenkes, 2016)

1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan yaitu :


1) Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
2) Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury
3) Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan
4) Keadaan imunitas

3
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
5) Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan
6) Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya

1.1.3 Fisiologi
Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang
otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian
dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom
menghasilkan respon fisiologis.

1.1.4 Manifestasi Klinis

a.Vakolasi

1. Mengaduh

2. Menangis

3. Sesak nafas

4. Mendengkur

b. Ekspresi Wajah

1. Meringis

2. Mengeletuk gigi

3. Mengernyit dahi

4. Menutup mata, mulut dengan rapat


4
5. Menggigit bibir

c. Gerakan Tubuh

1. Gelisah

2. Imobilisasi

3. Ketegangan otot

4. Peningkatan gerakan jari dan tangan

5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok

6. Gerakan melindungi bagian tubuh

d. Interaksi Sosial

1. Menghindari percakapan

2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri

3. Menghindar kontak social

4. Penurunan rentang perhatian

1.1.5 Komplikasi

a.Hipovolemik

b.Hipertermi

c.Masalah Mobilisasi

d.Hipertensi

e.Edema Pulmonal

f. Kejang

5
1.1.6 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui


apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang
dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri

1) Ringan (Skala nyeri 1-3 ) Secara objektif pasien masih dapat


berkomunikasi dengan baik
2) Sedang (Skala nyeri 4-6) Secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat
mengikuti instruksi yang diberikan
3) Berat ( Skala nyeri 7-9 )Secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi
yang diberikan.
4) Nyeri sangat berat (Skala 10 ) Secara objektif pasien tidak
mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara
memukul.

ii. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah,


dan lemah

2) Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin,


nadi lambat.
3) Auskultasi : tekanan darah menurun.

6
1.1.7 Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan
dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi
pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan
dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara
bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi
nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi
ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana
untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau
mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap
nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu
ditraksi visual (melihat pertandingan, menonton televise,dll),
distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik
air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual
(bermain kartu).
4) Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen)
yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan

7
tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang
dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun terdapat nyeri.
5) Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah
terjadinya penyakit baru seperti decubitus

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Pengkajian

a. Riwayat penyakit sekarang

Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.


Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan
hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi
insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa
aman dan nyaman klien.
b. Riwayat penyakit dahulu

Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung
pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien

c. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa


aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien
akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak
nyaman seperti nyeri.
8
1.2.1.2 Pemeriksaan fisik ( data fokus )
Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Rambut
Inspeksi: Warna( hitam, merah), jumlah(banyak, sedikit),kebersihan rambut.
Palpasi: Kering, berminyak, mudah rontok atau tidak.
2. Kepala
Inspeksi: Tidak ada lesi, kepala simetris
Palpasi: Ada nyeri tekan atau tidak
3. Mata
Inspeksi: Simetris, kelopak mata bengkak atau tidak, sklera mata putih atau
putih kekuningan (iterik), cowong atau tidak, konjungtiva merah muda atau
putih pucat (anemis), pupil mengecil (miosis), atau membesar (midriasis),
ukuran pupil kanan dan kiri sama (isokor) atau tidak anisokor.
4. Hidung
Inspeksi: bentuk hidung normal, hidung bersih, tidak ada polip.
Palapasi: Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan irontalis
sinus slenoidalis lacrimalisethmoidalis.
5. Mulut
Inspeksi: Mulut bersih, gigi ada karies atau tidak, bentuk gigi normal,
mukosa bibir kering, bibir pecah- pecah.
6. Telinga
Inspeksi: Bentuk simetris, ada lesi, telinga ada sekret.
Palpasi: Ada benjolan, ada nyeri tekan.
7. Leher
Insprksi: Bersih, tidak ada lesi
Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar kelenjar tiroid dan limfe.
8. Pemeriksaan Kulit dan Kuku

9
1) Kulit
Inspeksi: Kulit sawo matang, tidak ada lesi, kulit bersih
Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, turgor kulit <2
detik, tidak ada oedema, kulit kasar.
2) Kuku
Inspeksi: Berwarna merah muda, tidak ada lesi, kuku bersih
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
9. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1) Payudara
Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ada kemerahan, tidak ada lesi
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
2) Ketiak
Inspeksi: Ketiak bersih, tidak ada lesi
Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar limfa
10. Pemeriksaan Dada dan Thorax
1) Thorax
Inspeksi: Dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak ada
kemerahan, tidak ada lesi.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, fokal freminuts kanan
dan kiri simetris.
2) Paru
Inspeksi: Tidak ada nyeri tekan,
Perkusi: Sonor
Auskultasi: Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
11. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Tidak nampak iktus kordis, di ICS 5
Palpasi : Tidak teraba iktus kordis
Perkusi : Atas di ICS 2-3 midclavikula dextra

10
Kanan di ICS 2 dan 4 midklavikula dekstra
Kiri di ICS 2 midklavikula sinistra
Bawah di ICS 5 midklavikula sinistra
Auskultasi: Irama reguler, bunyi jantung normal, tidak ada bunyi jantung
tambahan.
12. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi: Tidak ada lesi, perut agak membesar.
Palpasi : Ada nyeri tekan
Perkusi : Perut tidak acites, tympani
Auskultasi : Bising usus <10 x / menit
13. Pemeriksaan Kelamin dan Genetalia Sekitarnya
1) Genetalia
Inspeksi: Tidak ada sekret, tidak ada peradangan
2) Anus
Inspeksi: Tidak ada hemoroid, dan tidak kemerahan sekitar anus
Palpasi: Tidak ada benjolan.
14. Pemeriksaan Neurologi
Reflek pupil : + / + isokor, tingkat kesadaran komposmentis
Reflek patella : + / +
GCS : 4 – 5 – 6
4 : Reflek mata membuka spontan
5 : Reflek verbal baik
6 : Reflek motorik baik
Klien tidak mengalamiu gangguan persyarafan

1.2.1.3 Pemeriksaan Penunjang


a. USG

USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman
11
pada bagian perut
b. Rontgen

Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat


mengganggu rasa nyaman klien

1.2.2 Diagnosa Keperawatan


a. Gangguan rasa aman nyaman bd gejala penyakit
b. Defisit nutrisi bd Ketidakmampuan mencerna makanan

Gangguan Rasa Nyaman D.0074


Kategori psikologis
Subkategori Nyeri dan kenyamanan
Definisi : perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan social
Penyebab :
1. Gejala penyakit
2. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
3. Ketidak adekuatan sumber daya (mis. Dukungan finasial,sosial dan
pengetahuan)
4. Kurangnya privasi
5. Gangguan stimulus lingkungan
6. Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
7. Gangguan adaptasi kehamilan
Gejala dan Tanda Mayor Objektif
Subjektif 1. Gelisah
1. Mengeluh tidak nyaman
Gejala dan Tanda Minor Objektif
Subjektif 1. Menunjukan gejala distress
1. Mengeluh sulit tidur 2. Tampak merintih/menangis

12
2. Tidak mampu rileks 3. Pola eliminasi berubah
3. Mengeluh kedinginan/ 4. Postur tubuh berubah
kepanasan 5. Iribilitas
4. Merasa gatal
5. Mengeluh mual
6. Mengeluh lelah
Kondisis Klinis Terkait
1. Penyakit kronis
2. Keganasan
3. Distress psikologis
4. Kehamilan
Intervensi Utama
1. Manajemen Nyeri 3. Terapi relaksasi
2. Pengaturan posisi

Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI )


Status Kenyamanan L.08064
Definisi : keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis ,spiritual,sosial
budaya dan lingkungan
Ekspektasi meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Kesejahteraan fisik 1 2 3 4 5
Kesejahteraan 1 2 3 4 5
psikologis
Dukungan sosial dari 1 2 3 4 5
keluarga
Dukungan sosial dari 1 2 4 5
teman
Perawatan sesuai 1 2 3 4 5
kenyakinan budaya
13
Perawatan sesuai 1 2 3 4 5
kebutuhan
Kebebasan melakukan 1 2 3 4 5
ibadah
Rileks 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
meningkat menurun
Keluhan tidak nyaman 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebisingan 1 2 3 4 5
Keluhan sulit tidur 1 2 3 4 5
Keluhan kedinginan 1 2 3 4 5
Keluhan kepanasan 1 2 3 4 5
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintih 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Menyalahkan diri 1 2 3 4 5
sendiri
Konfusi 1 2 3 4 5
konsumsi alcohol 1 2 3 4 5
Penggunaan zat 1 2 3 4 5
Percobaan bunuh diri 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Sedang Cukup membaik
k membaik membaik
Memori masa lalu 1 2 3 4 5
Suhu ruangan 1 2 3 4 5
Pola eliminasi 1 2 3 4 5
Postur tunbuh 1 2 3 4 5
Kewaspadaan 1 2 3 4 5
Pola hidup 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)


1.2.3 Manajemen Nyeri 1.08238

14
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Tindakan
Obeservasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor efek smaping penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi usik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
15
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Pengaturan posisi 1. 01019


Definisi
Menempatkan bagian tubuh untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan/ psikologis
Tindakan
Obeservasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
Terapeutik
1. Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang tepat
2. Tempatkan pada posisi yang terapeutik
3. Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
4. Atur posisi tidur yang disukai
5. Atur posisi untuk mengurangi sesak (Misalnya semi Fowler)
6. Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
7. Berikan bantal yang tepat pada leher
8. Motivasi melakukan ROM Aktif atau pasif
9. Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
10. Ubah posisi setiap 2 jam
Edukasi
1. Informasikan pada saat akan dilakukan perubahan posisi
Kolaborasi
1. Kolaaberasi dalam pemberian premidasi sebelum mengubah posisi, jiks perlu

Terapi Relaksasi 1. 09326


Definisi
Menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala

16
ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot atau kecemasan.
Tindakan
Obeservasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketdakmampuan berkonsentrasi atau
gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang efektif digunakan
3. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pecahayaan dan suhu
ruangan nyaman, jika memungkinkan
2. Gunakan suara lembut pada pasien
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia ( mis:
Musik meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
2. Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relakssi

b. Defisit nutrisi bd Ketidakmampuan mencerna makanan

Defisit Nutrisi D.0019


Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab:
1. Ketidak mampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. Stres, keengganan untuk makan)
Gejala dan tanda mayor :

17
Subjektif Objektif
(Tidak Tersedia) 1. Berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal
Gejala dan tanda minor:
Subjektif Objektif
1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebih
8. Diare
Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke 9. Luka bakar
2. Parkinson 10. Kanker infeksi
3. Mobius syndrome 11. AIDS
4. Cerebral palsy 12. Penyakit Crohn’s
5. Cleft lip 13. Infeksi
6. Cleft palate 14. Enterokolitis
7. Amyotopic lateral sclerosis 15. Fibrosis kistik
8. Kerusakan neuromuskular

Standar Luaran Keperawatan Indonesia( SLKI)


Diagnosa Keperawatan
Status Nutrisi L.03030
Definisi: keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Ekspetasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Porsi makan yang 1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
pengunyah
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
menelan
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi 1 2 3 4 5
keinginan untuk
18
meningkatkat
nutrisi
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang pilihan
makanan y5ang
sehat
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang pilihan
minum yang sehat
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang standar
asupan nutrisi yang
tepat
Penyiapan dan 1 2 3 4 5
penyimpanan
makanan yang
aman
Penyiapan dan 1 2 3 4 5
penyimpanan
minuman yang
aman
Sikap terhadap
makanan/minuman
sesuai dengan
tujuan kesehatan
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Perasaan cepat 1 2 3 4 5
kenyang
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Berat badan 1 2 3 4 5
Indeks Massa 1 2 3 4 5
Tubuh (IMT)
Frekuensi makanan 1 2 3 4 5
Bising Usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit 1 2 3 4 5

19
trisep
Membran mukosa 1 2 3 4 5

Nafsu Makan L.03024


Definisi : keingiinan untuk makan
Ekspetasi Membaik
Kriteria hasil
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Keinginan 1 2 3 4 5
makanan
Asupan 1 2 3 4 5
makanan
Asupan cairan 1 2 3 4 5
Energi untuk 1 2 3 4 5
makan
Kemampuan 1 2 3 4 5
merasakan
makanan
Kemampuan 1 2 3 4 5
menikmati
makanan
Asupan nutrisi 1 2 3 4 5
Stimulus untuk 1 2 3 4 5
makan
Kelaparan 1 2 3 4 5

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


Diagnosa Keperawatan
Pemantauan nutrisi 1.03123

20
Definisi : mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan asupan
dan status gizi.
Tindakan
Observasi
− Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. Pengetahuan,
ketersediaan makanan, agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak
adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau pascaoperasi)
− Identifikasi perubahan berat badan
− Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar yang berlebihan, luka yang
sulit sembuh, dan pendarahan)
− Identifikasi kelainan pada rambut (mis. Kering, tipis, kasar, dan mudah
patah)
− Identifikasi pola makan (mis. Kesukaan/ketidaksukaan makanan, konsumsi
makanan, konsumsi makanan cepat saji, makan terburu-buru)
− Identifikasi kelainan pada kuku (mis. Berbentuk sendok, retak, mudah
patah, dan bererigi)
− Identifikasi kemampuan menelan (mis. Fungsi motorik wajah, refleks
menelan, dan reflek gag)
− Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. Peradangan, gusi berdarah, bibir
kering dan retak, luka)
− Identifikasi kelainan eliminasi (mis. Diare, darah, lendir, dan eliminasi
yang tidak teratur)
− Monitor mual muntah
− Monitor asupan oral
− Monitor warna konjungtiva
− Monitor hasil laboratorium (mis. Kadar kolestrol, albumin serum,
transferrin, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan elektrolit darah)
Terapeutik
− Timbang berat badan
− Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. Indeks massa tubuh,
pengukuran pinggang, dan ukur lipatan kulit)
− Hitung perubahan berat badan
− Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
− Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
− Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
− Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

1.2.4 Evaluasi

21
Tindakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan untuk mengetahui
apakah ada perubahan atau tidak

Daftar Pustaka

Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Ama Nyaman


Praktik Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.

Baiti. (2019), Laporan Pendahuluan Gangguan Aman Dan Nyaman.


https://www.academia.edu/38517302/LAPORAN_PENDAHULUAN_GANG
GUAN_AMAN_DAN_NYAMAN_docx diakses 31 oktober 2021 jam 19.31

Kemenkes. (2016). Kebutuhan dasar manusia I

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta:


Mediaction

Saud, dkk (2020). Laporan Pendahuluan Gangguan Aman Dan Nyaman.


https://pdfcoffee.com/lp-kdp-rasa-aman-dan-nyaman-pdf-free.html diakses
31 oktober 2021 jam 19.31

22
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC

23

Anda mungkin juga menyukai