OLEH :
NIM : 01.3.21.00500
LEMBAR PENGESAHAN
2
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN
3
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
5) Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan
6) Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya
1.1.3 Fisiologi
Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang
otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian
dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom
menghasilkan respon fisiologis.
a.Vakolasi
1. Mengaduh
2. Menangis
3. Sesak nafas
4. Mendengkur
b. Ekspresi Wajah
1. Meringis
2. Mengeletuk gigi
3. Mengernyit dahi
c. Gerakan Tubuh
1. Gelisah
2. Imobilisasi
3. Ketegangan otot
d. Interaksi Sosial
1. Menghindari percakapan
1.1.5 Komplikasi
a.Hipovolemik
b.Hipertermi
c.Masalah Mobilisasi
d.Hipertensi
e.Edema Pulmonal
f. Kejang
5
1.1.6 Pemeriksaan penunjang
6
1.1.7 Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan
dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi
pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan
dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara
bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi
nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi
ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana
untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau
mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap
nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu
ditraksi visual (melihat pertandingan, menonton televise,dll),
distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik
air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual
(bermain kartu).
4) Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen)
yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan
7
tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang
dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun terdapat nyeri.
5) Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah
terjadinya penyakit baru seperti decubitus
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung
pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien
9
1) Kulit
Inspeksi: Kulit sawo matang, tidak ada lesi, kulit bersih
Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, turgor kulit <2
detik, tidak ada oedema, kulit kasar.
2) Kuku
Inspeksi: Berwarna merah muda, tidak ada lesi, kuku bersih
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
9. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1) Payudara
Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ada kemerahan, tidak ada lesi
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
2) Ketiak
Inspeksi: Ketiak bersih, tidak ada lesi
Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar limfa
10. Pemeriksaan Dada dan Thorax
1) Thorax
Inspeksi: Dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak ada
kemerahan, tidak ada lesi.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, fokal freminuts kanan
dan kiri simetris.
2) Paru
Inspeksi: Tidak ada nyeri tekan,
Perkusi: Sonor
Auskultasi: Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
11. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Tidak nampak iktus kordis, di ICS 5
Palpasi : Tidak teraba iktus kordis
Perkusi : Atas di ICS 2-3 midclavikula dextra
10
Kanan di ICS 2 dan 4 midklavikula dekstra
Kiri di ICS 2 midklavikula sinistra
Bawah di ICS 5 midklavikula sinistra
Auskultasi: Irama reguler, bunyi jantung normal, tidak ada bunyi jantung
tambahan.
12. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi: Tidak ada lesi, perut agak membesar.
Palpasi : Ada nyeri tekan
Perkusi : Perut tidak acites, tympani
Auskultasi : Bising usus <10 x / menit
13. Pemeriksaan Kelamin dan Genetalia Sekitarnya
1) Genetalia
Inspeksi: Tidak ada sekret, tidak ada peradangan
2) Anus
Inspeksi: Tidak ada hemoroid, dan tidak kemerahan sekitar anus
Palpasi: Tidak ada benjolan.
14. Pemeriksaan Neurologi
Reflek pupil : + / + isokor, tingkat kesadaran komposmentis
Reflek patella : + / +
GCS : 4 – 5 – 6
4 : Reflek mata membuka spontan
5 : Reflek verbal baik
6 : Reflek motorik baik
Klien tidak mengalamiu gangguan persyarafan
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman
11
pada bagian perut
b. Rontgen
12
2. Tidak mampu rileks 3. Pola eliminasi berubah
3. Mengeluh kedinginan/ 4. Postur tubuh berubah
kepanasan 5. Iribilitas
4. Merasa gatal
5. Mengeluh mual
6. Mengeluh lelah
Kondisis Klinis Terkait
1. Penyakit kronis
2. Keganasan
3. Distress psikologis
4. Kehamilan
Intervensi Utama
1. Manajemen Nyeri 3. Terapi relaksasi
2. Pengaturan posisi
14
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Tindakan
Obeservasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor efek smaping penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi usik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
15
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
16
ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot atau kecemasan.
Tindakan
Obeservasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketdakmampuan berkonsentrasi atau
gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang efektif digunakan
3. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pecahayaan dan suhu
ruangan nyaman, jika memungkinkan
2. Gunakan suara lembut pada pasien
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia ( mis:
Musik meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
2. Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relakssi
17
Subjektif Objektif
(Tidak Tersedia) 1. Berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal
Gejala dan tanda minor:
Subjektif Objektif
1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebih
8. Diare
Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke 9. Luka bakar
2. Parkinson 10. Kanker infeksi
3. Mobius syndrome 11. AIDS
4. Cerebral palsy 12. Penyakit Crohn’s
5. Cleft lip 13. Infeksi
6. Cleft palate 14. Enterokolitis
7. Amyotopic lateral sclerosis 15. Fibrosis kistik
8. Kerusakan neuromuskular
19
trisep
Membran mukosa 1 2 3 4 5
20
Definisi : mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan asupan
dan status gizi.
Tindakan
Observasi
− Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. Pengetahuan,
ketersediaan makanan, agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak
adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau pascaoperasi)
− Identifikasi perubahan berat badan
− Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar yang berlebihan, luka yang
sulit sembuh, dan pendarahan)
− Identifikasi kelainan pada rambut (mis. Kering, tipis, kasar, dan mudah
patah)
− Identifikasi pola makan (mis. Kesukaan/ketidaksukaan makanan, konsumsi
makanan, konsumsi makanan cepat saji, makan terburu-buru)
− Identifikasi kelainan pada kuku (mis. Berbentuk sendok, retak, mudah
patah, dan bererigi)
− Identifikasi kemampuan menelan (mis. Fungsi motorik wajah, refleks
menelan, dan reflek gag)
− Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. Peradangan, gusi berdarah, bibir
kering dan retak, luka)
− Identifikasi kelainan eliminasi (mis. Diare, darah, lendir, dan eliminasi
yang tidak teratur)
− Monitor mual muntah
− Monitor asupan oral
− Monitor warna konjungtiva
− Monitor hasil laboratorium (mis. Kadar kolestrol, albumin serum,
transferrin, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan elektrolit darah)
Terapeutik
− Timbang berat badan
− Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. Indeks massa tubuh,
pengukuran pinggang, dan ukur lipatan kulit)
− Hitung perubahan berat badan
− Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
− Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
− Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
− Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
1.2.4 Evaluasi
21
Tindakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan untuk mengetahui
apakah ada perubahan atau tidak
Daftar Pustaka
22
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC
23